• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemitraan Usaha Burung Puyuh Perspektif Fikih Muamalah (Studi Kasus Pada Kelompok Ternak Bina Sentosa Desa Tambak Sogra Kec. Sumbang, Kab. Banyumas) - Repository UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Kemitraan Usaha Burung Puyuh Perspektif Fikih Muamalah (Studi Kasus Pada Kelompok Ternak Bina Sentosa Desa Tambak Sogra Kec. Sumbang, Kab. Banyumas) - Repository UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Berdasarkan permasalahan di atas, jenis penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah penelitian lapangan. Transliterasi kata bahasa Arab yang digunakan dalam penyusunan tesis ini berpedoman pada Keputusan Bersama antara Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Nama huruf arab nama huruf latin. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan bimbingan dalam penyelesaian disertasi ini.

Syufa'at, M.Ag., dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini. Pak. dan Ibu dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto yang telah memberikan berbagai ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tn. Supriyanto, selaku ketua KTBS, serta seluruh responden yang telah memberikan informasi tentang Kelompok Ternak Bina Sentosa (KTBS) di Desa Tambaksogra.

Kedua orang tua saya, Bapak Supardi dan Ibu Maryam, yang telah memberikan doa dan dukungan moril, material dan spiritual kepada penulis selama menempuh pendidikan hingga selesainya penulisan skripsi ini. Adikku tercinta Yuli Tresnaati dan Alfi Nah Diana serta teman-temanku Yuli Pujiyati, Qurotun 'Ainiyah, Etililatuluzahro, Lulu Merna Nabila, Diyan Yulandari yang selalu memberikan motivasi, semangat dan semangat dalam penyusunan tugas ini. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan secara khusus.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, baik dalam penulisan maupun materi.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Penegasan Istilah
  • Telaah Pustaka
  • Kerangka Teoritik
  • Sistematika Penulisan

Di Desa Tambak Sogra, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, terdapat praktik dagang dengan sistem kemitraan penangkaran burung puyuh yaitu Kelompok Ternak Bina Sentosa (KTBS). KTBS merupakan wadah kerjasama para pelaku usaha yang ingin mengembangkan peternakan puyuh, khususnya puyuh petelur. Kemitraan KTBS terjalin antara pengurus KTBS dan anggota kelompok (disebut peternak plasma) dengan kesepakatan tertentu untuk mengembangkan usaha pembibitan puyuh petelur.

Operasional usaha KTSB melibatkan beberapa pihak antara lain pengurus, peternak plasma, pengumpul dan perusahaan yang bergerak di bidang pemeliharaan burung puyuh baik broiler maupun broiler. Modal bibit yang disetorkan calon peternak plasma di atas kapal KTSB digunakan untuk membeli/membeli bibit unggas DOQ5, pakan starter dan pembesaran, vitamin dan obat-obatan. Bibit puyuh 5 ekor disebut DOQ (Day Old Quail), yaitu anak puyuh yang baru menetas dengan ukuran sebesar ibu jari, berat 8-10 gram dan berbulu halus, DOQ akan dijadikan bibit dalam usaha produksi puyuh, biasanya dipasok di usia. dari 7, 25, 30 hari sesuai permintaan.

Setelah lahan dan kandang siap, selanjutnya bibit puyuh dipelihara dalam jangka waktu tertentu di bawah pengawasan dan pengawasan pengurus KTSB agar peternak plasma siap mandiri dalam pemeliharaan, pengembangan, penanganan dan proses produksi telur sebagai produk bisnis. KTBS menyediakan benih pada umur tertentu (7 hari/25 hari/30 hari) sesuai pesanan pemulia plasma yang akan dipelihara. Untuk peternak plasma yang masih baru biasanya diberikan DOQ yang berumur 30 hari agar lebih mudah dan aman dalam pemeliharaannya.

Kewajiban utama KTBS sebelum peternak plasma dapat mandiri dalam sistem kemitraan ini adalah memantau proses pemeliharaan dan penelitian kesehatan ternak, pemberian vitamin, pakan starter7, pakan telur (lay)8, termasuk pembagian hasil produksi dengan kesepakatan. bahwa setelah menghasilkan burung puyuh berupa telur, setiap peternak plasma dengan sistem kemitraan dengan KTSB wajib menjual hasil produksinya berupa telur puyuh dan burung puyuh afkir (burung puyuh yang tidak lagi bertelur) kepada KBS, yang didahului dengan uang muka. Argo Media Pustaka, Cet 1 2005), hlm. 11-13. Pakan telur 8 lapis yang diberikan pada burung puyuh selama masa produksi diberikan sebanyak 1-3 kali. uang muka) dengan jumlah sesuai kesepakatan/kontrak awal sebagai tanda kelanjutan kerjasama.9. Sedangkan kewajiban utama peternak plasma mandiri adalah melakukan pemeliharaan, antara lain menyediakan pakan untuk pembesaran (starter) secara tepat waktu, serta pakan telur (petelur) untuk puyuh, menjual produknya berupa telur puyuh setelahnya. berumur ± 40 hari menurut harga pasar. hingga KTBS (kisaran harga telur puyuh ± Rp.

Oleh karena itu, peneliti mengangkatnya menjadi skripsi yang berjudul Kemitraan Usaha Burung Puyuh Dalam Perspektif Ilmu Hukum. Bagaimana praktik kemitraan usaha burung puyuh Kelompok Ternak Bina Sentosa di Desa Tambak Sogra Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas berdasarkan perspektif fikih muamalah. Usaha Burung Puyuh adalah suatu kegiatan pengembangan usaha di bidang peternakan berupa burung puyuh yang akan dibudidayakan untuk menghasilkan keuntungan berupa uang dari hasil penjualan produksi baik telur maupun daging dari burung puyuh.

Kelompok Usaha Bina Sentosa (KTBS) merupakan kelompok peternak yang melakukan kerjasama dalam usaha pembibitan puyuh yang meliputi pengadaan dan pemeliharaan bibit, pemeliharaan, perluasan, produksi telur dan pendistribusian produksi telur yang berlokasi di Desa Tambak Sogra Kabupaten Sumbang. , Kabupaten Banyumas. Mengetahui dan mendeskripsikan praktik kemitraan usaha burung puyuh pada Kelompok Ternak Bina Sentosa (KTBS) di Desa Tambak Sogra Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas dari perspektif fikih muamalah.

PENUTUP

Kesimpulan

Perjanjian kemitraan KTBS dengan peternak plasma pada dasarnya menggunakan perjanjian jual beli benih puyuh (DOQ) yang dilanjutkan dengan perjanjian pemeliharaan burung puyuh. Kerjasama ini berdasarkan kontrak lisan dan berdasarkan asas kekeluargaan berdasarkan rasa saling percaya antara pelanggan KTBS sebagai perusahaan mitra dengan peternak plasma yang menjadi mitra perusahaan. Penyerahan hasil produksi berupa telur puyuh ke KTBS untuk disalurkan ke konsumen.

Dalam perspektif fiqh muamalah termasuk dalam akad syirkah dimana kerjasama jual beli dimulai dari awal dan dilanjutkan dengan akad pemeliharaan karena dalam pelaksanaannya masih membutuhkan peran para pihak dalam pengelolaan usaha burung puyuh tersebut. . Perjanjian kerjasama pada dasarnya diperbolehkan dalam pelaksanaannya karena sesuai dengan rukun dan syarat jual beli. Ulama setempat berpendapat bahwa akad jual beli dan akad pemeliharaan burung puyuh itu sah selama tidak merugikan salah satu pihak, kecuali pengelolaan ini dianggap menguntungkan kedua belah pihak karena saling menguntungkan.

Saran-saran

Perjanjian tertulis untuk menjelaskan secara rinci isi perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh kelompok ternak Bina Sentosa (KTBS), untuk memberikan jaminan dan keamanan, serta kekuatan hukum bagi kedua belah pihak. Di sisi lain, para pihak juga dapat lebih berhati-hati dan teliti dalam meneliti proses kesepakatan agar tidak terjadi kesalahpahaman. Penggunaan sistem kemitraan bagi hasil berdasarkan perspektif fikih muamalah diharapkan mampu mengatasi permasalahan permodalan dan peluang usaha yang muncul selama ini karena akan mendorong kemampuan wirausaha di kalangan anggota kelompok maupun masyarakat yang lemah. dalam hal permodalan, sehingga usaha kecil dan mikro dapat memberikan kontribusi dalam produksi, lapangan kerja dan distribusi pendapatan.

Penutup

Pengadaan Bersama dalam Tinjauan Hukum Islam (Studi Kasus pada Asosiasi Pedagang Keripik Belut “Harapan Mulia” di Kecamatan Godean, Sleman), Disertasi Tidak Diterbitkan, Pustaka Stain Purwokerto (2013). Salamah Umi, “Kerja Sama Peternakan Sapi Perspektif Studi Kasus Hukum Islam di Paguyuban Peternak Sapi Aji, Desa Kajongan, Bojongsari, Purbalingga”.

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut, yaitu : analisis covid 19 pada tingkat