ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR: KEP-100/MBU/2002
(Studi pada Perusahaan BUMN Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Fida Islami Nabila Ahmad
Prof. Dr. Moeljadi, SE., SU., M.Sc., CFP., CRA Program Studi Manajemen Keuangan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya [email protected]
ABSTRACT
This study aims to evaluate the financial performance of State-Owned Enterprises (SOE) mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014-2018. The type of research is used based on the level of explanation, including descriptive research. This research is a replication study, uses a sample of 3 companies, PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, and PT Timah Tbk and uses quantitative data that is the company's financial statements sourced from the Indonesia Stock Exchange’s official website. The analysis is conducted using financial ratios that can be measured using liquidity ratios, solvency, activity, and profitability, and are measured based on Ministerial Decree Number: KEP-100/MBU/2002. From the results of this test is, PT Aneka Tambang Tbk showed good performance at the level of liquidity and solvency, and PT Bukit Asam Tbk showed a good performance at the level of activity and profitability. Based on the Decree of the Minister of SOE Number: KEP-100/MBU/2002 for the assessment of the soundness of the financial aspects of PT Aneka Tambang Tbk in the 2014-2017 period, it received an unhealthy predicate, and in 2018 the predicate was healthy. PT Bukit Asam Tbk with the title of healthy in 2014-2018. And PT Timah Tbk in 2014 with the title of healthy, the year 2015 is unhealthy, and the 2016-2018 period is healthy.
Keywords: Financial Performance, Financial Ratio, BUMN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan BUMN sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Jenis penelitian yang digunakan berdasarkan tingkat eksplanasi termasuk penelitian deskriptif. Penelitian ini bersifat replikasi, menggunakan sampel sebanyak 3 perusahaan yaitu PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, dan PT Timah Tbk dan menggunakan data kuantitatif yaitu laporan keuangan perusahaan yang bersumber dari website resmi BEI.
Analisis yang dilakukan menggunakan rasio keuangan yang dapat diukur menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas, serta diukur berdasarkan Surat Keputusan Menteri Nomor: KEP-100/MBU/2002. Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa dari ketiga perusahaan BUMN sektor pertambangan, PT Aneka Tambang Tbk menunjukkan kinerja yang baik pada tingkat likuiditas dan solvabilitas, dan PT Bukit Asam Tbk menunjukkan kinerja yang baik pada tingkat aktivitas dan profitabilitas. Berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 untuk penilaian tingkat kesehatan pada aspek keuangan PT Aneka Tambang Tbk periode 2014- 2017 mendapatkan predikat kurang sehat, dan tahun 2018 dengan predikat sehat. PT Bukit Asam Tbk dengan predikat sehat pada tahun 2014-2018. Dan PT Timah Tbk pada tahun 2014 dengan predikat sehat, tahun 2015 kurang sehat, dan periode 2016-2018 predikat sehat.
Kata kunci: Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, BUMN
PENDAHULUAN
Perusahaan sebagai organisasi yang melibatkan banyak pihak (pemegang saham, manajemen, karyawan, pemasok, konsumen, pemerintah, dan kreditur) tentunya memiliki kepentingan yang berbeda.
Namun, pada dasarnya, perusahaan didirikan untuk memaksimalkan laba yang dihasilkan. Sebuah perusahaan harus menerapkan suatu strategi yang mampu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan guna menghadapi dan mempertahankan daya saingnya, maka diperlukan suatu penilaian kinerja untuk menjaga stabilitas dan efisiensi perusahaan agar dapat berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan tujuan yang telah disepakati.
Perusahaan dikatakan berhasil apabila dapat bersaing serta mempertahankan kinerja keuangannya dengan efisien dan mencapai target yang diinginkan. Maka dapat dicermati jika kinerja perusahaan baik, penggunaan keuangan mampu dimanfaatkan secara maksimal dan jika kinerja perusahaan buruk, menekan
penggunaan keuangan secara minimum. Menurut Trianto (2017), salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan menyajikan gambaran mengenai posisi keuangan dari kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Posisi keuangan perusahaan ditunjukkan dalam laporan neraca. Dalam laporan neraca menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu.
Laporan keuangan akan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, dengan dilakukannya analisis laporan keuangan. Salah satu jenis alat ukur yang dapat digunakan dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan menurut Kasmir (2017) merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan
keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan.
Kemudian angka yang
diperbandingkan dapat berupa angka- angka dalam satu periode maupun beberapa periode. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
Mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan.
Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambil keputusan.
Kasmir (2017) menggolongkan rasio keuangan menjadi empat, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.
BUMN merupakan badan usaha milik negara yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh negara.
Menurut Undang-Undang nomor 19 tahun 2003 pasal 1 tentang Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Sedangkan perusahaan perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk 2 perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.
BUMN sebagai perusahaan miliki negara juga memerlukan analisis laporan keuangan untuk mengukur kinerjanya. Hasil dari pengukuran sangat bermanfaat bagi masyarakat, yang merupakan tujuan utama dari pendirian BUMN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 tahun 2003 pasal 2 poin c yaitu maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah “menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak”. Dalam sistem perekonomian nasional, BUMN ikut berperan menghasilkan barang dan/atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya
kemakmuran masyarakat. BUMN juga mempunyai peran strategis sebagai pelaksana pelayanan publik, penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta besar, dan turut membantu pengembangan usaha kecil/koperasi.
Pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha pada hampir seluruh sektor perekonomian, seperti pertanian, pertambangan, perikanan, perkebunan, kehutanan, manufaktur, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik, industri dan perdagangan, serta konstruksi.
Penilaian kinerja perusahaan BUMN menggunakan peraturan yang sudah dibakukan yaitu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP- 100/MBU/2002. Penilaian kesehatan BUMN meliputi penilaian kinerja dari aspek keuangan dan non keuangan.
Ditinjau dari aspek keuangan kinerja perusahaan dapat diukur dengan analisis laporan keuangan perusahaan yang akan memberikan informasi penting bagi perusahaan mengenai posisi keuangan perusahaan, sedangkan aspek non keuangan terdiri dari aspek operasional dan aspek
administrasi. Penilaian pada aspek non keuangan sulit untuk diidentifikasi karena penilaian ini meliputi pendapat yang berbeda antara satu orang dengan yang lain.
Perusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan yang termasuk dalam perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, dan PT Timah Tbk yang bergerak dalam menghasilkan komoditas biji nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, dan batubara. Ketiga perusahaan memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia.
Mengingat luasnya lahan konsesi pertambangan dan besarnya jumlah cadangan dan sumber daya yang di miliki, mereka membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra internasional untuk dapat memanfaatkan cadangan yang ada menjadi tambang yang menghasilkan keuntungan.
Pada perkembangannya, BUMN sektor pertambangan tidaklah selalu mengalami peningkatan dalam kinerja keuangannya dan memberi keuntungan bagi negara. Jika disajikan
dalam beberapa periode maka akan terlihat kenaikan atau penurunan pada laporan keuangan perusahaan BUMN sektor pertambangan pada tahun 2014 sampai 2018, sehingga dapat diketahui gambaran kondisi perusahaan dalam beberapa periode dan keterkaitan antara pos yang satu dengan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya laporan keuangan akan ditampilkan melalui tabel dibawah ini.
Tabel 1. Pergerakan Aktiva Perusahaan BUMN Sektor
Pertambangan
Tahun ANTM PTBA TINS 2014 22.004.083 14.860.611 9.843.818 2015 30.356.850 16.894.043 9.279.683 2016 29.981.535 18.576.774 9.548.631 2017 30.014.273 21.987.482 11.876.309 2018 33.306.390 24.172.933 15.117.948 Sumber: Bursa Efek Indonesia, Data Diolah, 2019.
Tabel 2. Pergerakan Ekuitas Perusahaan BUMN Sektor
Pertambangan
Tahun ANTM PTBA TINS 2014 12.049.916 8.525.078 4.499.801 2015 18.316.718 9.287.547 5.371.068 2016 18.408.795 10.552.405 5.653.685 2017 18.490.403 13.799.985 6.061.493 2018 19.739.230 16.269.696 6.521.881 Sumber: Bursa Efek Indonesia, Data Diolah, 2019.
Tabel 3. Pergerakan Penjualan Perusahaan BUMN Sektor
Pertambangan
Tahun ANTM PTBA TINS 2014 9.420.630 13.077.962 7.371.212 2015 10.531.504 13.733.627 6.874.192 2016 9.106.260 14.058.896 6.968.294 2017 12.653.619 19.471.030 9.217.160 2018 25.241.268 21.166.993 11.049.946 Sumber: Bursa Efek Indonesia, Data Diolah, 2019.
Tabel 4. Pergerakan Laba Bersih Perusahaan BUMN Sektor
Pertambangan
Tahun ANTM PTBA TINS 2014 (743.529) 1.863.781 672.991 2015 (1.440.852) 2.037.111 101.561 2016 64.806 2.024.405 251.969 2017 136.503 4.547.232 502.417 2018 874.426 5.121.112 531.349 Sumber: Bursa Efek Indonesia, Data Diolah, 2019.
Berdasarkan fenomena tersebut, dapat dilihat bahwa kenaikan jumlah aktiva, ekuitas, serta penjualan tidak memengaruhi laba bersih pada PT Aneka Tambang pada tahun 2015 dan pada PT Bukit Asam pada tahun 2016. Sedangkan penurunan aktiva, ekuitas, serta penjualan pada PT Timah Tbk pada tahun 2015 dengan rata-rata penurunan sebesar 5,2%
memengaruhi penurunan laba sampai 84% besarnya. Adanya fluktuasi pada trend laporan keuangan ketiga perusahaan dalam beberapa periode tertentu, mengharuskan adanya analisis
dan evaluasi terkait kinerja atau kesehatan perusahaan sebagai Badan Usaha Milik Negara agar tercapainya manfaat dan tujuan yang telah ditetapkan.
LANDASAN TEORI Jenis-jenis Rasio Keuangan
Menurut Kasmir (2017) penggolongan rasio keuangan dibagi menjadi empat, antara lain:
a. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi lain dari rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan).
b. Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.
Dalam arti luas dikatakan bahwa
rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
c. Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, sediaan, penagihan piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Penggunaan rasio aktivitas adalah dengan cara mebandingkan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode.
d. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.
Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu, baik menyangkut aspek pengumpulan atau penghimpunan dana maupun penyaluran atau distribusi dana. Kinerja keuangan biasanya diukur melalui indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas (Jumingan, 2006).
Menurut Fahmi (2014) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan yang dianalisis menggunakan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui sehat tidaknya kondisi keuangan suatu perusahaan, yang juga mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting, agar sumber daya dapat digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.
Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN (SK Menteri BUMN No: KEP- 100/MBU/2002
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP- 100/MBU/2002 yang tercantum pada pasal 2 yaitu penilaian tingkat kesehatan BUMN berlaku bagi seluruh BUMN non jasa keuangan maupun BUMN jasa keuangan kecuali Perseroan Terbuka dan BUMN yang dibentuk dengan undang-undang tersendiri. Pasal 3 Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002, penilaian tingkat kesehatan BUMN digolongkan menjadi
Tabel 5. Penilaian Kesehatan Berdasarkan SK Menteri BUMN No:
KEP-100/MBU/2002 Kategori Interval
SEHAT
AAA (TS) > 95
AA 80 < TS 95
A 65 < TS ≤ 80
KURANG SEHAT
BBB 50 < TS ≤ 65
BB 40 < TS ≤ 50
B 30 < TS ≤ 40
TIDAK SEHAT
CCC 20 < TS ≤ 30
CC 10 < TS ≤ 20
C TS ≤ 10
Sumber: SK Menteri BUMN No: KEP- 100/MBU/2002
Nilai kesehatan BUMN oleh Mentri BUMN dijadikan sistem
penilaian kinerja sebagaimana tercantum dalam SK Menteri BUMN No: KEP100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN.
Sistem penilaian tesebut didasarkan pada penilaian terhadap kinerja perusahaan untuk periode tertentu yang meliputi penilaian sebagai berikut.
Tabel 6. Daftar Aspek and Bobot Penilaian Tingkat Kesehatan
Indikator Infra Non Infra 1. Aspek keuangan 50 70 2. Aspek operasional 35 15 3. Aspek administrasi 15 15 Sumber: SK Menteri BUMN No: KEP- 100/MBU/2002
Berikut beberapa indikator dan bobot pada aspek keuangan untuk menilai kinerja keuangan.
Tabel 7. Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan No Indikator
Bobot Infra Non
Infra 1 Imbalan kepada pemegang
saham (ROE) 15 20
2 Imbalan investasi (ROI) 10 15
3 Rasio kas 3 5
4 Rasio lancar 4 5 5 Collection periods 4 5 6 Perputaran persediaan 4 5 7 Perputaran total aset 4 5 8 Rasio modal terhadap total
aktiva 6 10
Total Bobot 50 70 Sumber: SK Menteri BUMN No: KEP- 100/MBU/2002
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan tingkat eksplanasi termasuk penelitian deskriptif. Pada penelitian ini tidak menggunakan hipotesis karena peneliti hanya menggambarkan, menjelaskan, atau membuat prediksi serta mendapatkan hasil dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Penelitian ini bersifat replikasi, karena peneliti mengadopsi variabel yang dianalisa sama dengan penelitian sebelumnya. Untuk objek penelitian, peneliti mengambil objek yang baru, begitu juga dengan periode data perusahaan yang akan diteliti pun berbeda dengan penelitian terdahulu. Berlokasi di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Brawijaya yang bertempat di Gedung F Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan BUMN sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014
hingga 2018, antara lain PT. Aneka Tambang, PT. Bukit Asam, dan PT.
Timah. Adapun dalam teknik penarikan sampel kinerja yaitu menggunakan non probability sampling yaitu teknik sampling (teknik pengambilan sampel) yang tidak memberikan peluang/
kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Aplikasi non probability sampling ini dengan sampel jenuh yaitu pengambilan sampel yang menggunakan seluruh anggota populasi sebagai sampel. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak tiga perusahaan BUMN di sektor pertambangan antara lain PT. Aneka Tambang, PT. Bukit Asam dan PT. Timah.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 8. Hasil Perhitungan ROE Perusahaan BUMN Sektor Pertambangan Periode 2014-2018
Tahun Kode Perusahaan
ANTM PTBA TINS
ROE SK OR
ROE SK OR
ROE SKO R 2014 (6.23%) 0 23.29% 20 11.38% 16 2015 (7.87%) 0 21.93% 20 1.89% 4 2016 0.35% 2 19.18% 20 4.46% 7 2017 0.74% 2 32.95% 20 8.29% 12 2018 4.43% 7 31.48% 20 8.15% 12 Sumber: Data Diolah, 2019
Tabel 9. Hasil Perhitungan ROI Perusahaan BUMN Sektor Pertambangan Periode 2014-2018
Tahun Kode Perusahaan ANTM PTBA TINS ROI SK
OR
ROI SK OR
ROI SK OR 2014 9.16% 7.5 31.14% 15 20.34% 15 2015 3.88% 4 26.83% 15 12.27% 10.5 2016 6.11% 5 28.01% 15 16.90% 13.5 2017 8.81% 6 41.75% 15 17.12% 13.5 2018 15.07% 13.5 39.15% 15 15.08% 13.5 Sumber: Data Diolah, 2019
Tabel 10. Hasil Perhitungan Cash Ratio Perusahaan BUMN Sektor Pertambangan Periode 2014-2018
Tahun Kode Perusahaan
ANTM PTBA TINS
Cash Ratio
SK OR
Cash Ratio
SK OR
Cash Ratio
SK OR 2014 67.80% 5 113.01% 5 9.86% 1 2015 186.36% 5 63.28% 5 16.59% 3 2016 175.16% 5 72.87% 5 18.42% 3 2017 99.97% 5 78.78% 5 39.90% 5 2018 78.00% 5 127.67% 5 12.70% 2 Sumber: Data Diolah, 2019
Tabel 11. Hasil Perhitungan Current Ratio Perusahaan BUMN Sektor Pertambangan Periode 2014-2018
Tahun Kode Perusahaan
ANTM PTBA TINS
Current Ratio
SK OR
Current Ratio
SK OR
Current Ratio
SK OR 2014 164.21% 5 207.51% 5 186.53% 5 2015 259.32% 5 154.35% 5 181.54% 5 2016 244.24% 5 165.58% 5 171.10% 5 2017 162.13% 5 246.34% 5 205.64% 5 2018 154.19% 5 237.85% 5 149.03% 5 Sumber: Data Diolah, 2019
Tabel 12. Hasil Perhitungan Collection Periods Perusahaan BUMN Sektor
Pertambangan Periode 2014-2018
Tahun Kode Perusahaan ANTM PTBA TINS CP
(hari) SK OR
CP (hari)
SK OR
CP (hari)
SK OR 2014 41.36 5 40.17 5 71.97 4.5 2015 15.53 5 42.41 5 23.63 5 2016 33.44 5 59.33 5 43.01 5 2017 28.01 5 100.17 4 58.52 5 2018 13.36 5 47.96 5 65.20 4.5 Sumber: Data Diolah, 2019
Tabel 13. Hasil Perhitungan Perbaikan Collection Periods Perusahaan BUMN Sektor Pertambangan Periode 2014-2018
Tahun Kode Perusahaan ANTM PTBA TINS Perba
ikan SK OR
Perba ikan
SK OR
Perba ikan
SK OR
2014 - - - - - -
2015 25.83 4 - - 48.34 5
2016 - - - - - -
2017 5.43 1.2 - - - - 2018 14.65 2.4 52.21 5 - - Sumber: Data Diolah, 2019
Tabel 14. Hasil Perhitungan Perputaran Persediaan Perusahaan BUMN Sektor
Pertambangan Periode 2014-2018
Tahun Kode Perusahaan ANTM PTBA TINS PP SK
OR
PP SK OR
PP SKOR 2014 68.26 4.5 28.84 5 167.57 3 2015 60.74 4.5 32.77 5 164.73 3 2016 55.65 5 28.62 5 120.96 3.5 2017 36.80 5 21.67 5 99.38 4 2018 29.32 5 26.75 5 140.79 3.5 Sumber: Data Diolah, 2019
Tabel 15. Hasil Perhitungan Perbaikan Perputaran Persediaan Perusahaan BUMN
Sektor Pertambangan Periode 2014-2018
Tahun Kode Perusahaan
ANTM PTBA TINS
Perba ikan
SKOR Perba ikan
SKOR Perba ikan
SKOR
2014 - - - - - -
2015 7.52 1.8 - - 2.84 0.6 2016 5.09 1.2 4.15 1.2 43.77 5 2017 18.85 3 6.95 1.8 21.58 3.5
2018 7.48 1.8 - - - -
Sumber: Data Diolah, 2019
Tabel 16. Hasil Perhitungan TATO Perusahaan BUMN Sektor Pertambangan Periode 2014-2018
Tahun Kode Perusahaan ANTM PTBA TINS TATO SK
OR
TATO SK OR
TATO SK OR 2014 56.80 2.5 97.47 4 75.76 3.5 2015 45.28 2.5 88.72 3.5 74.74 3 2016 38.07 2 83.28 3.5 73.46 3 2017 46.14 2.5 89.27 3.5 78.03 3.5 2018 86.15 3.5 90.30 4 74.42 3 Sumber: Data Diolah, 2019
Tabel 17. Hasil Perhitungan Perbaikan TATO Perusahaan BUMN Sektor Pertambangan Periode 2014-2018
Tahun Kode Perusahaan ANTM PTBA TINS Perbai
kan SK OR
Perba ikan
SK OR
Perba ikan
SK OR
2014 - - - - - -
2015 11.52 4 8.75 3.5 1.02 3 2016 7.21 3.5 5.44 3.5 1.28 3
2017 - - - - - -
2018 - - - - 3.61 3 Sumber: Data Diolah, 2019
Tabel 18. Hasil Perhitungan TMS Terhadap TA Perusahaan BUMN Sektor
Pertambangan Periode 2014-2018
Tahun Kode Perusahaan
ANTM PTBA TINS
TMS terhadap
TA SK OR
TMS terhadap
TA SK OR
TMS terhadap
TA SK OR 2014 54.12% 8.5 58.54% 8.5 57.51% 8.5 2015 60.34% 8 54.98% 8.5 57.88% 8.5 2016 61.40% 8 56.80% 8.5 59.21% 8.5 2017 61.61% 8 62.76% 8 51.04% 8.5 2018 59.27% 8.5 67.29% 8 43.14% 9 Sumber: Data Diolah, 2019
Tabel 19. Penilaian Tingkat Kesehatan Aspek Keuangan Perusahaan BUMN Sektor Pertambangan Periode 2014-2018
Tahun Kode Perusahaan
ANTM PTBA TINS
Total Skor : 70%
Kate gori
Total Skor :
70%
Kateg ori
Total Skor :
70%
Kategori
2014 54.29 BBB 96.43 AAA 80.71 AA 2015 50.71 BBB 95.71 AAA 60 BBB 2016 55 BBB 95.71 AAA 71.42 A 2017 55 BBB 93.57 AA 80.71 AA
2018 75 A 95.71 AAA 75 A Sumber: Data Diolah, 2019.
Penurunan dan peningkatan tingkat kesehatan perusahaan, terjadi karena adanya perubahan nilai rasio
tiap tahunnya sehingga memengaruhi nilai interval yang merubah skor penilaian. Rasio yang memengaruhi perubahan pada skor penilaian tingkat kesehatan perusahaan diantaranya adanya return on equity, return on investment, cash ratio, current ratio, collection periods, perputaran persediaan, perputaran total aset, dan tota modal sendiri terhadap total aset.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Hasil perhitungan menggunakan rasio likuiditas, PT Aneka Tambang Tbk merupakan perusahaan yang memiliki kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo yang jauh lebih baik dari PT Bukit Asam Tbk dan PT Timah Tbk. Hasil perhitungan menggunakan rasio aktivitas, PT Bukit Asam Tbk merupakan perusahaan yang mampu mengelola persediaan dan aset perusahaan atas penjualan berputar secara lebih baik dari perusahaan PT Aneka Tambang Tbk dan PT Timah Tbk. Hasil
perhitungan menggunakan rasio profitabilitas, PT Bukit Asam Tbk merupakan perusahaan yang mampu menghasilkan laba lebih baik dari perusahaan PT Aneka Tambang Tbk dan PT Timah Tbk.
Hasil perhitungan menggunakan rasio solvabilitas, PT Aneka Tambang Tbk merupakan perusahaan yang memiliki kemampuan dalam mengelola hutang jangka panjang yang lebih baik dari PT Bukit Asam Tbk dan PT Timah Tbk.
2. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP- 100/MBU/2002 untuk penilaian tingkat kesehatan pada aspek keuangan PT Aneka Tambang Tbk periode 2014-2018 mendapatkan predikat kurang sehat pada tahun 2014-2017 dan predikat sehat pada tahun 2018.
Tingkat kesehatan pada aspek keuangan PT Bukit Asam Tbk periode 2014-2018 mendapatkan predikat sehat setiap tahun, kemudian PT Timah Tbk periode 2014-2018 mendapatkan predikat sehat pada tahun 2014 kemudian 2016-2018, sedangkan pada tahun
2015 PT Timah Tbk mendapat predikat kurang sehat.
Saran
1. Bagi manajemen
Untuk selalu melakukan evaluasi kinerja perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan agar dapat mengetahui prospek perusahaan ke depan serta untuk mempertimbangkan strategi yang akan diterapkan.
2. Bagi investor dan calon investor Untuk selalu melakukan analisis terhadap kinerja keuangan. Hal ini penting dilakukan untuk mengurangi risiko pada saat melakukan investasi.
3. Bagi peneliti lainnya
Untuk melakukan analisis terhadap kinerja perusahaan dengan berbagai perspektif. Agar penelitian lebih dalam dan menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, A.L. and Handayani, S.R., 2013. ‘Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan’.
Jurnal Administrasi Bisnis, 2(1), pp.12-20.
Agung, Anak Agung Putu, 2012, Metodologi Penelitian Bisnis, UB Press, Malang.
Brigham, Eugene F. & Houston, Joel F. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Sebelas. Buku 1. Salemba Empat, Jakarta.
Buku Pedoman Skripsi, 2018, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Bursa Efek Indonesia, 2019, Jakarta, diakses pada tanggal 28 Mei 2019,
http://www.idx.co.id
Chasanah, I.U., 2015. ‘Analisis Rasio Keuangan Dan Trend Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT.
Kimia Farma (Persero) TBK Periode 2007-2013)’ Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Fahmi,Irham, 2014, Analisis Kinerja Keuangan, Alfabeta, Bandung.
Harahap, Sofyan Safri, 2013, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hery, 2014, Analisis Laporan Keuangan, Bumi Aksara, Jakarta.
Hutasoit, Nani Aryanti, 2008,
‘Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Ditinjau dari Aspek Keuangan Berdasarkan SK Menteri BUMN No KEP-
100/MBU/2002 (Studi Kasus pada PT. Perusahaan Gas Negara Tbk dan PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk)’
Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Jumingan, 2014, Analisis Laporan Keuangan, Bumi Aksara, Jakarta.
Kasmir, 2017, Analisis Laporan Keuangan, RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2019. APBN KiTa Januari 2019. Informasi APBN Kita 2019. Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Jakarta, diakses pada 29 Juni 2019,
https://www.kemenkeu.go.id/a pbnkita
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor:KEP-
100/MBU/2002 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, diakses pada 17 Juni 2019, http://jdih.bumn.go.id/
Kusumawardani, Dwi Sesanti, Achmad Husaini, dan Maria Goretii Wi Endang N. P. 2014.
‘Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Badan Usaha Milik Negara (Studi pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-
2012)’, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 9 No. 2 April 2014.
Latuconsina, Y.N.A. & Rizal, N.A.,
‘Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Bumn Sektor Pertambangan Di Indonesia Dan China Dilihat Dari Rasio Keuangan’, Jurnal Penelitian Pendidikan, 18(1), pp.77-86.
Millati, Halimah, 2018, ‘Studi Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Pada Jakarta Islamic Index’ Skripsi, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia, Bogor.
Munawir, 2014, Analisis Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta.
Murwanti, Sri dan Retno Budi Astuti.
2011. ‘Analisis Penilaian Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Pendekatan Rasio (Studi Kasus Pada PT.
Unilever Indonesia, Tbk.)’, Jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Vol. 15 No. 1 Juni 2011.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 Tahun 2015.
2015. Ikatan Akuntansi Indonesia, diakses pada 4 Juli 2019,
http://www.iaiglobal.or.id/v03/
standar-akuntansi-
keuangan/pernyataan-sak-7- psak-1-penyajian-laporan- keuangan
Perusahaan BUMN di Bursa Efek Indonesia, 2019, diakses pada 2 Mei 2019,
http://www.sahamok.com/emit en/bumn-publik-bei
PT Antam Tbk, 2019, Jakarta, diakses pada 16 Juni 2019,
http://www.antam.com
PT Timah Tbk, 2019, Jakarta, diakses pada 16 Juni 2019,
http://www.timah.com
Pulloh, J., Wi Endang BP, M.G., & A.
Zahroh.A., 2016. ‘Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Hm Sampoerna Tbk Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)’, Jurnal Administrasi Bisnis, 33(1), pp.89-97.
Ratna, Dessy Dwi, Darminto, dan Devi Farah Azizah. 2014. ‘Analisis Rasio Keuangan Sebagai Salah Satu Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk yang Terdaftar di BEI Tahun 2010- 2012)’, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 12 No. 2 Juli 2014.
Siwi, A.R., 2018. ‘Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Keuangan (Studi pada Perusahaan BUMN Sektor Konstruksi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2017)’ Skripsi, Universitas Brawijaya, Malang.
Sugiono, Arief, 2013, Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan, Grasindo, Jakarta.
Sugiono, Arief & Edy Untung, 2016, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan Edisi Revisi, Grasindo, Jakarta.
Sugiyono, 2017, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, CV Alfabeta, Bandung.
Syamsuddin, Lukman, 2016, Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan, RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Syamsul Arif, R. Rustam Hidayat, dan Achmad Husaini. 2013.
‘Penggunaan Analisis Rasio Keuangan dengan Metode Time Series untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan’, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 1 No, 1 April 2013.
Trianto, A., 2017. ‘Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan
Perusahaan Pada Pt. Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung Enim’, Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini, 8(3).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara, diakses pada 17 Juni 2019, http://jdih.kemenkeu.go.id/
Werner R. Muhardi, 2013, Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham, Salemba Empat, Jakarta.
Wijaya, F., Hidayat, R.R. and Sulasmiyati, S., 2017.
‘Penggunaan Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Badan Usaha Milik Negara (Studi Kasus Pada PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012- 2015)’, Jurnal Administrasi Bisnis, 45(1), pp.102-110.