• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPADATAN POPULASI WALANG SANGIT (Leptocorisa acuta)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KEPADATAN POPULASI WALANG SANGIT (Leptocorisa acuta)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEPADATAN POPULASI WALANG SANGIT (Leptocorisa acuta) PADA TANAMAN PADI DI KENAGARIAN PANTI SELATAN

KECAMATAN PANTI KABUPATEN PASAMAN

ARTIKEL

AULIA TESA AMANDA NIM. 11010072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

KEPADATAN POPULASI WALANG SANGIT (Leptocorisa acuta) PADA TANAMAN PADI DI KENAGARIAN PANTI SELATAN

KECAMATAN PANTI KABUPATEN PASAMAN

Aulia Tesa Amanda, Jasmi1, Dan Rizki1

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Rice plants belonged grasses, rice plants are plants that are necessary as most of the staple crops of the world population. Rice plants are often attacked by pests that attack rice plants, insects known as plant pests of rice is ladybugs stink, leafhoppers, bedbug land and others. One insect pests that attack rice plants Leptocorisa acuta. L.

acuta better known as pianggang. This study aims to determine the population density Leptocorisa acuta rice pest in Panti Selatan Kenagarian district Panti kabupaten Pasaman. This study was conducted in august 2015 with a descriptive survey method. L. acuta directly collected at the study site by using insecnet that swinging in rice plants with 3 sweepan (right, left, front). The sampling is done 2 times taking on the phase of flowering and cook milk with a distance of taking 8 days. L. acuta obtained has characteristics that are light green in color, has a first antenna pairs, the total length of 2-14 mm and 1-2 mm body width, has 3 pairs of legs. The imago brown, has a slim body shape and remove odor. L. acuta rice pest population density in rice flowering phase 11,24 individual/point decision and phases of the individual cook milk 19,2 individual/point decision, the total density L. acuta rice pestin rice 15,22 individual/point decision.

Key words: Population density, Leptocorisa acuta, paddy Pendahuluan

Tanaman padi termasuk golongan rumput- rumputan dengan Familia Gramineae genus Oryza dengan species Oryza sativa (AAK, 1990). Padi (Oryza sativa) adalah tanaman penting yang berguna sebagai tanaman pokok sebagian besar penduduk dunia terutama Indonesia. Padi mempunyai arti yang khusus bagi Indonesia karena areal persawahan dapat menghidupi lebih dari 200 juta jiwa rakyat Indonesia (Baehaki, 1992).

Hama yang menyerang tanaman padi salah satunya adalah walang sangit (Leptocorisa acuta).

Bagian tanaman yang diserang oleh walang sangit adalah buah padi yang masih dalam keadaan masak susu dan daun padi (AAK, 1990) Meskipun sudah banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hasil padi tetap saja mendapat hambatan, terutama karena hama yang ditemukan pada tanaman padi.

Adapun hama tersebut antara lain wereng cokelat (Nilaparvata lugens), kepinding tanah (Schotophora vermiculata), ulat grayak (Spodoptera manurita), walang sangit (Leptocorisa acuta), dan hama putih (Nymphula depunctalis) (Baehaki, 1992).

Faktor-faktor yang mendukung peningkatan populasi walang sangit adalah terdapatnya hutan di sekitar sawah, dan penanaman yang tidak serempak di suatu hamparan sawah (Harahap dan Budi, 1988).

Perkembangan walang sangit juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dalam (yang dimiliki oleh serangga itu sendiri) dan faktor luar (yang berada di

lingkungan sekitarnya) (Jumar, 2000). Penelitian kepadatan populasi walang sangit (L. acuta Thumb) pada tanaman padi telah dilakukan di Kenagarian Koto Nan Tigo Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan (Dewidna, 2013), di Kambang Timur Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan (Elda, 2014) sedangkan penelitian di Kenagarian Panti Selatan Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman belum ada informasinya. Sehubungan dengan itu telah dilakukan penelitian kepadatan populasi walang sangit (L. acuta) pada tanaman padi di Kenagarian Panti Selatan Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman.

Bahan dan Metode

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey deskriptif yaitu dengan cara koleksi langsung terhadap walang sangit yang ada di lokasi penelitian.

Pengambilan sampel dilakukan pada tanaman padi yang mulai berbunga dan masak susu. Penangkapan walang sangit dilakukan dengan insecnet (jala serangga) dimulai pukul 07.00-selesai dan pukul 16.00-selesai dengan pengulangan pengambilan sampel 8 hari berikutnya pada lokasi yang sama.

Tanaman padi yang dijadikan titik sampel diambil dari masing-masing jalur pada bagian Utara, Selatan, Timur dan Barat. Jaraknya 2 m dari pematang sawah. Untuk menentukan jalur yang dilalui maka tiap jalur direntangkan tali. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel dengan menggunakan jala serangga (insecnet) yaitu

(4)

dengan cara mengayunkan insecnet pada serangga yang berda di tanaman padi tersebut. Agar serangga yang masuk pada jala serangga tidak keluar, maka jala dilipat secara cepat ke atas sehingga serangga berada di dasar jala.

Sampel diambil pada sisi Utara, Selatan, Timur, Barat dan bagian tengah, pengambilan sampel dilakukan masing-masing 5 titik. Pengambilan sampel dilakukan secara beraturan. Untuk pekerjaan di lapangan dibantu oleh 3 orang yang sudah diberitahu dengan teknik sistematik random sampling.

Pengambilan sampel pada padi fase berbunga pada bagian utara dan selatan dilakukan masing-masing 5 titik dengan jarak masing-masing 20 meter dan dibagian barat dan timur dilakukan masing-masing 5 titik dengan jarak 4 meter dan dibagian tengah dilakukan 5 titik ditarik garis transet dengan jarak masing-masing 20 meter.

Pengambilan sampel pada padi fase masak susu pada bagian utara dan selatan dilakukan masing- masing 5 titik dengan jarak masing-masing 15 meter dan dibagian barat dan timur dilakukan masing- masing 5 titik dengan jarak 9 meter dan dibagian tengah dilakukan 5 titik ditarik garis transet dengan jarak masing-masing 15 meter.

L. acuta yang masuk pada insecnet segera dilipat ke atas agar serangga berada di dasar insecnet dan tidak mudah keluar dari insecnet. Untuk memisahkan Leptocorisa acuta dengan serangga lain dipisahkan oleh peneliti sendiri, dengan bantuan Lup (kaca pembesar. Kemudian langsung dimasukkan ke dalam botol berisi Alkohol 70% dan diberi label.

Hasil dan pembahasan

Walang sangit (Leptocorisa acuta) yang ditemukan pada tanaman padi di Kenagarian Panti Selatan Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman, memiliki karakteristik yaitu pada stadium nimfa berwarna hijau muda, memiliki 1 pasang antenna, panjang total 2-14 mm dan lebar tubuh 1-2 mm, memiliki kaki 3 pasang. Pada stadium imago berwarna kecoklatan, memiliki 1 pasang antenna, panjang total 14-17 mm dan lebar tubuh 3-4 mm, memiliki bentuk tubuh yang langsing, serta dan mengeluarkan bau. Contoh L. acuta pada stadium nimfa dan imago ditampilkan pada Gambar 3 dan Lampiran 4.

a b

Gambar 3. Contoh individu L. acuta yang ditemukan pada tanaman padi di Kenagarian Panti Selatan Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman (a) nimfa (b) imago

Kepadatan populasi L. acuta pada tanaman padi di Kenagarian Panti Selatan ditampilkan pada Gambar 4 dan Lampiran 5-6. Jumlah individu L.

acuta stadium nimfa pada fase berbunga lebih tinggi pengambilan ke II dari pada pengambilan I dan fase masak susu pengambilan II lebih tinggi dari pada pengambilan ke I. Imago pada fase berbunga

pengambilan ke II lebih tinggi dari pada pengambilan ke II dan fase masak susu pengambilan I lebih tinggi dari pada pengambilan ke II.

Gambar 4. Jumlah individu L. acuta pada tanaman padi di Kenagarian Panti Selatan Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman nimfa imago

Total jumlah individu nimfa dan imago yang didapatkan pada fase berbunga dan masak susu di Kenagarian Panti Selatan Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman di tampilkan pada Gambar 5 dan Lampian 5-6. Pada fase masak susu nimfa lebih tinggi dari pada fase berbunga dan imago lebih tinggi pada fase berbunga dari pada fase masak susu. Kepadatan populasi L. acuta pada fase berbunga 281 individu dengan rata-rata 11,24 individu pertitik pengambilan sampel dan fase masak susu 480 individu dengan rata-rata 19,2 individu pertitik pengambilan sampel.

0

61

6

253

107 115 168

51 0

100 200 300

Berbunga I

Masak susu I

Berbunga II

Masak susu II nimfa imago

(5)

Gambar 5. Total jumlah individu L. acuta pada tanaman padi di Kenagarian Panti Selatan Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman nimfa imago

Hasil pengukuran faktor lingkungan pada tanaman padi di Kenagarian Panti Selatan relatif sama, tetapi pada kecepatan angin pengambilan I dan II pada fase berbunga dan masak susu mengalami perbedaan dengan kisaran pada fase berbunga 2,5 m/s dan fase masak susu dengan kisaran 3 m/s.

Tabel 1. Hasil pengukuran faktor lingkungan pada tanaman pada tanaman padi di Kenagarian Panti Selatan Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman.

Fase A Fase B Fase A Fase B

Suhu (oC) 26 27 27.5 28

Kelembaban % 82.5 81.5 80 81.5

Kecepatan angin m/s 7 6 4.5 3

Waktu koleksi

Pengambilan I Pengambilan II Parameter

Keterangan: Fase A= fase berbunga, Fase B= Fase masak susu.

Kepadatan populasi L. acuta tertinggi ditemukan pada fase masak susu (Gambar 5.

Lampiran 5-6) yaitu 480 individu dengan rata-rata 19,2 dan berbunga 11,24. Tingginya kepadatan populasi L. acuta di fase ini diduga karena makanan yang tersedia dalam kualitas dan kuantitas yang cukup. Jumar (2000) menyatakan jika makanan tersedia dalam kualitas yang cocok dan kuantitas yang cukup maka populasi serangga akan naik dengan cepat.

Padatnya populasi L. acuta yang ditemukan pada fase masak susu diduga suhu pada pengambilan sampel pada fase masak susu relatif cocok C-

C (lampiran 7). Khalsoven (1981) menyatakan bahwa suhu optimum untuk L. acuta adalah C - C. Jumar (2000) menyatakan bahwa pada suhu

tertentu aktivitas serangga akan tinggi dan pada suhu tertentu pula aktivitas serangga akan berkurang.

Pengambilan I L. acuta pada padi fase berbunga tidak ditemukan nimfa terlihat pada Gambar 4 dan Lampiran 5, hal ini diduga bahwa fase ini masih tahap mulai berbunga dan walang sangit baru meletakkan telurnya pada daun padi dan belum menetas. Menurut Pracaya (1991) perkembangan dari telur hingga dewasa lebih kurang 21 hari. Telur menetas kira-kira dalam satu minggu, telur pada umumnya diletakkan pada permukaan daun di dekat malai yang segera muncul sehingga pada waktu menetas nimfa dapat menghisap malai pada padi.

Jumlah nimfa tertinggi ditemukan pada fase masak susu terlihat pada Gambar 5 dan Lampiran 5-6 diduga karena ketersediaan makanan yang cukup.

Menurut Sidim (2009) dalam Manopo, dkk. (2012) populasi hama walang sangit meningkat ini dikarenakan makanan yang cukup tersedia untuk perkembangannya karena pada umumnya walang sangit menyerang tanaman padi sawah pada saat matang susu. Jumar (2000) menyatakan jika makanan tersedia dengan kualitas yang cocok dan kuantitas yang cukup, maka populasi serangga akan naik secara cepat.

Jumlah imago tertinggi berada pada fase berbunga, diduga adanya proses migrasi yang mempengaruhi keberadaan walang sangit pada suatu lokasi tertentu. Menurut Manopo, dkk (2012) walang sangit yang sudah bisa terbang akan bermigrasi ke tempat lain, selain itu jika ada petak sawah yang dipanen, walang sangit bermigrasi dari petak yang dipanen ke petak sawah lain yang masih ada tanaman padi, hal ini juga terkait dengan penanaman padi yang tidak serentak menurut Harahap dan Budi (1998) faktor-faktor yang mendukung peningkatan populasi walang sangit salah satunya dipengaruhi oleh penanaman yang tidak serempak.

Populasi walang sangit pada tanaman padi di Kenagarian Panti Selatan Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman pada fase berbunga 281 individu dengan rata-rata 11,24 individu pertitik pengambilan dan fase masak susu 480 individu dengan rata-rata 19,2 individu pertitik pengambilan. Menurut Suharto (2007) dalam Dewidna (2013) walang sangit dapat dikatakan hama jika telah melewati ambang batas yaitu tiap meter persegi areal padi ditemukan 5 ekor atau lebih walang sangit.

Simpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanaman padi di Kenagarian Panti Selatan Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman dapat disimpulkan bahwa 6

275 314

166

0 50 100 150 200 250 300 350

Berbunga Masak susu

nimfa imago

(6)

kepadatan populasi Leptocorisa acuta pada padi fase berbunga ditemukan 281 individu dengan rata-rata 11,24 individu per titik pengambilan dan fase masak susu 480 individu dengan rata-rata 19,2 individu per titik pengambilan. Kepadatan total L. acuta 15,22 per titik pengambilan dan kondisi cuaca pada saat penelitian Suhu udara 26- C, Kelembaban 80- 82,5%, dan kecepatan angin 3-7 m/s.

Ucapan terima kasih:

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Drs.

Nurnadi, M.Si., Drs. Ismed Wahidi M.Si., Febri Yanti, M.Pd. yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk penyelesaian artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 1990. Budidaya Tanaman Padi.

Yogyakarta: Kanisius

Baehaki. 1992. Berbagai Hama Serangga Tanaman Padi. Bandung: Angkasa

Dewidna, S. 2013 Kepadatan Populasi Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thumb) (Hemiptera:

Alydidae) Pada Tanaman Padi Di Kenagarian Koto Nan Tigo Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat

Elda, N. S. 2014. Kepadatan Populasi Walang Sangit (Leptocorixa acuta Thumb) Di Kenagarian Kambang Timur Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat

Harahap, I., Budi T. 1988 Pengendalian Hama Penyakit Padi. Jakarta:

Penebaran Swadaya

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta: Rineka Putra

Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crop in Indonesia. Resived and Transtated by Vander Laan. Ichtiar Baru, Jakarta.

Manopo, R., Christina L. Salaki, Juliet E.M Manahit, Emmy Senewe. 2012. Padat Populasi dan Intensitas Serangan Hama Walang Sangit (Leptorisa acuta Thumb) Pada Tanaman Padi Sawah Di Kabupaten Minahasa Tenggara.

http://www.google.com/url?q=http://downlo ad.portalgaruda.org/article. Diakses pada tanggal 13 Maret 2015

Pracaya. 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta:

Penebar Swadaya

Referensi