• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Asing Santri SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Asing Santri SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Jurusan Manajemen Pendidikan Islam

pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin

Makassar Oleh:

AMARSYAH 20300116079

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2022

(2)

i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Amarsyah

NIM : 20300116079

Tempat/Tanggal Lahir : Jeneponto, 23 Juli 1999

Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Alamat : Patallassang

Judul : Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Bahasa Asing pada Santri SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini adalah hasil karya penulis sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata-Gowa, 18 Februari 2022

Amarsyah

(3)
(4)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu „Alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberkan kita limpahan rahmat dan ilmu-Nya, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Serta salam dan sholawat senantiasan penulis curahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad saw., sebagai teladan bagi kita semua atas perjuangannya dalam memperjuangkan agama Islam hingga sampai zaman Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhai Allah swt.

Skripsi dengn judul “Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Asing Santri SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar “ ini penulis hadirkan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Islam Negeri Makassar. Ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Makassar.

Penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Ibrahim dan ibunda Harlina yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang serta tidak pernah lelah terus mendoakan dan mendukung setiap

(5)

iii

langkahku. Semoga Allah swt. selalu melimpahkan Rahmat, kesehatan, karunia, dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi baik yang telah diberikan kepada penulis. Serta ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Hamdan Juhannis,.MA,Ph.D., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar dan Wakil Rektor I Prof. Dr. Mardan, M.Ag, Wakil Rektor II Prof. Dr. Wahyuddin Naro, M.Pd, Wakil Rektor III Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M.Ag., Wakil Rektor IV Dr. Kamaluddin Abu Nawas, M.Ag., atas segala fasilitas yang diberikan dalam menimba ilmu didalamnya.

2. Dr. H. A. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan beserta Wakil Dekan I Dr. Shabir U, M.Ag., Wakil dekan II Dr. M. Rusdi, M.Ag., dan Wakil Dekan III Dr. H. Ilyas, M.Pd.,M.Si., atas segala fasilitas yang diberikan serta senantiasa mmberikan dorongan, bimbingan, dan nasihat kepada penulis.

3. Ridwan Idris, S.Ag., M.Pd., dan Dr. Mardhiah, S.Ag., M.Pd., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Pendidikan Islam beserta staf Prodi yang selalu siap memberikan fasilitas, layanan, izin, dan kesempatan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

4. Dr. Hj. Musdalifah, M.Pd dan Ridwan Idris, S.Ag., M.Pd selaku pembimbing I dan II dalam penulisan skripsi ini yang selalu siap meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, serta dorongan kepada penulis.

(6)

iv

5. Dr. H. Syamsul Qamar., M.Th. I dan Dr. Hj. Ermi Sola, M.Pd. selaku penguji I dan II yang telah memberikan arahan, pengetahuan baru, dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Nasir Ameth, SE selaku kepala sekolah serta guru SMP Pesantren IMMIM Putra yang telah banyak membantu selama proses pelaksanaan penelitian dalam memberikan data dan informasi kepada peneliti.

7. Semua Dosen di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam yang telah mengajari kami kebaikan dan ilmu sekaligus menjadi orang tua kami selama kuliah di UIN Alauddin Makassar.

8. Seluruh staf Akademik dan Administrasi yang senantiasa membantu dan memberikan pelayanan yang maksimal sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

9. Teman seperjuangan Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam angkatan 2016 yang sama-sama menyelesaikan studi.

10. Sahabat dekat saya Firmanysah yang telah banyak membantu saya dalam memberikan masukan selama proses penyusunan skripsi, serta teman-temanku tidak sempat peneliti sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga dapat

(7)

v

menjadi sumbangsi dalam penyusunan skripsi dimasa mendatang, serta menjadi sesuatu yang bernilai ibadah di sisi-Nya,Aamiin.

Penulis

Amarsyah

(8)

vi DAFTAR ISI

PENGESAHAN SKRIPSI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan maslah ... 13

C. Fokus Penelitian dan Deskrisi Fokus ... 14

D. Penelitian Terdahulu ... 14

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ... 16

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 19

A. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 19

1. Pengertian Kepemimpinan ... 19

2. Kepala Sekolah……... 20

3. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah ... 21

4. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 24

5. Pendekatan Kepemimpinan ... 27

B. Kemampuan Bahasa Asing ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 47

B. Sumber Data ... 47

C. Teknik Pengumpulan Data ... 48

D. Teknik Analisis Data ... 49

E. Pengujian Keabsahan Data ... 50

BAB IV: HASIL PENELITIAN ... 52

A. Sejarah SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar ... 52

B. Profil SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar ... 53

(9)

vii

C. Hasil Penelitian ... 56

1. Kemampuan Bahasa Asing Santri ... 56

2. Upaya kepala sekolah dalam Meningkatkan Bahasa Asing Santri ... 59

3. Faktor pendukung Peningkatan Bahasa Asing Santri ... 72

4. Faktor penghambat Peningkatan Bahasa Asing Santri .... 78

BAB V PENUTUP ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 93

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : ... 19 Tabel 4.1 : ... 44 Tabel 4.2 : ... 44

(11)

ix ABSTRAK Nama : Amarsyah

Nim : 20300116079

Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam

Judul Skripsi : Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Asing Santri SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Perkembangan bahasa asing santri di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar dan 2) Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan berbahasa asing santri SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data berasal dari Kepala Sekolah dan tenaga pendidik yang membina bahasa asing. Metode pengimpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan menggunakan analisis data pada saat wawancara dengan langkah-langkah berupa pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan, peneliti menggunakan triangulasi sumber.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan bahasa asing santri saat ini mengalami penurunan disebabkan oleh beberapa faktor terlebih lagi saat pandemi sekarang. Kurangnya perhatian santri terhadap pembelajaran selama melaksanakan pembelajaran daring serta masih rendahnya rasa kepercayaan diri santri dalam menggunakan bahasa asing yang menjadi beberapa faktor sehingga bahasa santri saat ini mengalami penurunan. Penyebab faktor tersebut karena santri masih takut salah dalam penggunaaan bahasa Arab dan Inggris selain itu kurang efektifnya pembelajaran selama proses daring berlangsung. Adapun upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan bahasa asing yaitu kepala sekolah dibantu dengan kepesantrenan dalam melaksanakan program-program bahasa yaitu melaksanakan Muhadorah, pembelajaran bahasa di subuh hari serta beberapa program yang dibuat kepala sekolah sendiri seperti membuat zona bahasa, menambah fasilitas yang dapat membantu santri dalam mengembangkan bahasa asing. Saran peneliti ini diantaranya 1) Bagi kepala sekolah SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar, sebagai seorang yang berperan penting di sekolah, seharusnya memiliki ide dan pemikiran yang baru bagaimana cara meningkatkan kemampuan santri dalam berbahasa asing. 2) Bagi guru bahasa sekolah SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar harus memiliki lebih banyak metode yang dapat menambah variasi belajar dalam meningkatkan kemampuan berbahsa asing santri.

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bahasa asing sangat penting untuk berkomunikasi dengan orang lain, baik yang ada di dalam negeri lebih lagi yang ada di luar negeri. Saat ini seharusnya sudah menjadi keharusan bagi setiap peserta didik untuk menguasai bahasa asing, bukan hanya bagi mereka yang masuk dalam kelas bahasa saja, melainkan menguasai bahasa asing akan mempermudah untuk mendapatkan lapangan pekerjaan. Dalam dunia bisnis. Hampir sebahagian besar perusahaan, mencari kandidat dengan memiliki kemampuan berbahasa asing yang baik.

Dalam perannya sebagai alat komunikasi, bahasa asing menjadi sangat penting untuk dikuasai dengan baik. Dengan dikuasainya bahasa asing, seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan baik. Pendidikan bermutu berkenaan dengan seberapa mendalam pendidikan memberikan nilai tambah kepada peserta didik, khususnya guru dan murid.1 Tujuan pendidikan adalah tercapainya perubahan perilaku pada diri peserta didik setelah dilakukan proses pembelajaran sebagai media implementasi pendidikan.2

Agar tercapainya pendidikan yang memuaskan di dalam suatu lembaga pendidikan di butuhkan pemimpin yang cerdas dan mampu mengayomi setiap bawahannya. Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

1 Jejen Musfah, Pendididkan Holistik Pendidikan Lintas Perspektif (Jakarta: Kencana, 2012), h. 198.

2 Umuar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan (Jakarta:Rineka Cipta,2005), h. 23

(13)

manajemen berbasis sekolah. Kepemimpinan berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif.3 Kepala sekolah juga harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai induvidu maupun sebagai kelompok. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadapa pencapaian tujuan organisasi. Menurut Mulyasa, merumuskan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.4 Toha mengatakan bahwa kepemimpinan (leadership) adalah merupakan hubungan antara seseorang dengan orang lain, pemimpin mampu mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama dalam tugas yang berkaitan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.5 Menurut Wahjosumidjo, kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi.6

Jadi menurut penulis kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan, keberhasilan suatu lembaga pendidikan juga sangat di pengaruhi oleh suatu kepemimpinan. Agar tercapainya kepemimpinan yang baik

3 Ns Roymond H. Simamora. Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan, (Jakarta: Buku Kedokteran, 2008), h.31

4 E Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah,(Cet. VII: Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) H. 107

5 Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajemen Suatu Pendekatan Perilaku, (Jakarta : PT.Grafindo Persada, 1999), h 89

6 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002) h 4

(14)

3

dan benar harus di butuhkan pemimpin yang bisa memahami apa saja yang di perlukan oleh bawahannya dan mampu memberikan masukan yang membangun serta mau memerima semua masukan yang di berikan kepadanya.

Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 tahun 2007 tentang standar kompetensi kepala sekolah bagian B yang didalamnya terdapat beberapa indikator-indikator kompetensi kepemimpinan yaitu, kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervise, dan kompetensi sosial.7

Manajemen berasal dari bahasa latin, yakni dari kata manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kedua kata tersebut digabungkan menjadi manager yang berarti menangani. Manager diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen.8

Menurut Yulk kemampuan manajerial merupakan kemampuan menggerakkan orang lain dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien.9 Adapun yang termasuk indikator-indikator kemampuan manajerial kepala sekolah adalah sebagai berikut:

Perencanaan merupakan proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak di capai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan

7 Rusman, Manajemen Kurikulum, (Cet, I; Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 7

8 Prajudi, Atmosudirjo. (2004). Pengantar Administrasi dan Manajemen Diakses pada tanggal 20 Desember 2021, dari www.duniabisnis.com

9 Soebagio, Admodiwiro, Manajemen Pelatihan, (Jakarta: Ardadizya Jaya, 2002), h. 100.

(15)

seefisien dan seefektif mumgkin.10 Perencanaan sering disebut jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keaadan yang diharapkan terjadi di masa yang akan datang. Dengan demikian, perencaan yang baik memperhatikan sifat-sifat kondisi yang akan datang, dimana keputusan yang efektif di laksanakan.11 Perencanaan merupakan suatu rangkaian kegiatan berpikir yang bersinambungan dan rasional untuk memecahkan suatu permasalahan secara sistematik, efektif, dan efisien.12 Jadi penulis berpendapat bahwa perencanaan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan, merencanakan, menganalisis, merumuskan dan menimbang agar proses pendidikan tetap berjalan lebih efektif dan efisien.

Pelaksanaan adalah sesuatu yang berhubungan dengan pemerintahan untuk mengajak pengawai agar mau dan secara sadar akan tugas yang dibebankan kepadanya, oleh karena itu diperlukan kemampuan seperti: keahlian dan kecakapan memimpin, ketekunan, keulekan, pengalaman, wawasan yang luas, kesabaran, pengetahuan tentang watak pribadi pegawai.13 Pelaksaan adalah menggerakkan semua bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja aktif untuk mencapai tujuan, pelaksaan juga berkaitan erat dengan manusia dan merupakan suatu masalah yang paling kompleks serta paling sulit dilakukan dari semua fungsi manajemen.14

10Kadar Ustman dan Nathirin, Perencanaan Pendidikan, (Kudus: STAIN Kudus, 2008), hal. 1

11Saiau, S, Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut Pasdhur Rahman, Andragogi:

Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam, 2(1), hal. 82

12Umartirtarajarja dan Lasulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 37

13Dean, S. Kepemimpinan Dalam Organisasi dan Manajemen, (Bandung: Sinar Baru, 2005), hal. 115

14Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hal 41

(16)

5

Pelaksaan yaitu seluruh proses pemberian motivasi kerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mampu bekerja dengan ikhlas secara emplisit yang berarti bahwa pemimpin organisasi di tengah bawahanya dapat memberikan sebuah bimbingan, instruksi, nasehat, dan koreksi jika diperlukan.15 Jadi penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pelaksaan adalah suatu proses yang di dalamnya ada pemberian motivasi, pengarahan dan pembimbingan, dan menjalin komunikasi yang baik antara pemimpin dan bawahan.

Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang pengawas (supervisor) guna membantu seorang guru dalam memberikan arahan pada pelaksanaan kegiatan pendidikan, yakni dalam proses pengajaran dan pembelajaran.16 Pengawasan adalah suatu aktifitas dalam usaha mengendalikan, menilai dan mengembangkan kegiatan organisasi agar sesuia dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.17 Pengawasan dapat juga diartikan sebagai proses kegiatan monitoring untuk menyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi terlaksana seperti memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian tujuan.18 Jadi penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pengawasan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melihat, mengecek, menilai, mengoreksi, mencocokan kegiatan yang dilaksanakan dengan perencanaan yang

15 Munir. Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kecana, 2006), hal. 139

16Tadjudin, Pengawasan Dalam Manajemen Pendidikan, Jurnal: Ta’allum, Vol 01 Nomor 2, 2013, hal. 196

17 Soewartojo, Korupsi, Pola Kegiatan dan Penindakannya Serta Peran Pengawasan Dalam Penanggulangannya, (Jakarta: Restu Agung, 2010), hal. 135.

18Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, (Jakarta: CV. Haji Masagung, 2008), hal. 143.

(17)

sudah ditetapkan dan melakukan perbaikan apabila pekerjaan yang dilakukan tidak sesuia dengan rencana.

Manajerial ialah merencanakan, mengatur, memimpin dan mengendalikan pelaksanaan organisasi untuk mencapai suatu sasaran.19 Kepala sekolah perlu dapat memahami indikator keterampilan manajerial kepala sekolah. Indikator pertama kemampuan manajerial kepala sekolah adalah kemampuan analitis, berpikir rasional, keberanian mengungkapkan pendapat ilmiah, kemampuan menganalisis berbagai peristiwa, kemampuan memprediksi tugas, kemampuan mengenali berbagai peluang dan masalah sosial. Kedua kemampuan hubungan adalah kemampuan untuk berkolaborasi, memotivasi dan memimpin organisasi. Ketiga kemampuan khusus dapat secara sistematis memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas. Kemampuan dalam menangani metode, proses dan teknik, kemampuan dalam menangani sarana dan prasarana yang diperlukan.20 Menurut Riduwan, indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur kompetensi manajerial kepala sekolah yang pertama perencanaan, kedua pengorganisasian, ketiga pelaksanaan, dan yang keempat pengawasan.21

Dalam Kamus Bahasa Indonesia kemampuan berasal dari kata mampu.

Mampu merupakan kesanggupan dan kecakapan seseorang melakukan sesuatu.22 Seseorang dikatakan memiliki kemampuan jika dapat melakukan sesuatu yang

19 Suryani, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung: Yrama Widya, 2001), h. 2019

20 Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, (Jakarta:Rineka Cipta, 2009), h. 96-99.

21 Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2009), h.

155

22 Dendi Sugono, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 909.

(18)

7

seharusnya dilakukan. Menurut Ivancevich kemampuan merupakan bakat seseorang untuk melakukan tugas mental atau fisik.23 Sedangkan menurut Kunandar kemampuan merupakan suatu yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.24 Kemampuan manjerial merupakan kecakapan dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas.25

Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan, pikiran, dan perasaan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.26 Bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.27 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik.28

Untuk mengembangkan kemampuan berbicara Asing (Arab dan Inggris) terapat beberapa aspek kemampuan yaitu kemampuan mengucapkan, penguasaan kosakta, dan pengenalan kalimat sehingga tampak jelas mengenaik tingkat kemampuan berbahasa.29 Aspek yang dapat dilakukan dalam meningkatkan

23 John M. Ivancevich, Human Resource Manargement, (New York: MoGraw-Hill/Irwin, 2007), h. 85

24 Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Grafindo Persada, 2008), h. 52

25 Depdiknas, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.247.

26 Depdiknas, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 3

27 Harun Rasyid, dkk. Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Penerbit Multi Pressindo, 2009), h. 126

28 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 88

29 Harun Rasyid, dkk. Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Penerbit Multi Pressindo, 2009), h. 134

(19)

kemampuan berbahasa yaitu membuat rangkaian kata, memperkaya pembendaharaan kata, mengenalkan kalimat melalui cerita dan nyanyian.30 Adapun indikator-indikator bahasa asing adalah sebagia berikut:

1. Kemampuan menyimak

Kemampuan menyimak merupakan suatu proses perubahan wujud bunyi (bahasa) menjadi wujud makna. Kemampuan menyimak sebagai bentuk pengakhiran berbahasa yang sifatnya reseftif, menerima informasi dari orang lain (pembicara) dalam bentuk lisan.31 Menyimak adalah suatu aktivitas yang mengkacup kegiatan mendengar dari bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereasikan atas makna yang terkandung dalam bahan simakkan.32 Menyimak ialah suatu proses yang mengcakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksikan atas makna yang terkandung di dalamnya.33 Jadi penulis berpendapat bahwa menyimak merupakan kemampuan seseorang untuk menyimpulkan makna sesuatu secara lisan yang di dengarkan tanpa harus menerjemahkan kata demi kata.

2. Kemampuan Berbicara

Kemampuan berbicara merupakan suatu proses dalam mnenyampaikan informasi kepada orang lain di dalam bentuk bunyi bahasa tuturan, dan merupakan

30 Suhartono, Pengembangan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini, (Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional, 2005), h. 138

31Sujai, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Semarang: Walisongo Pres, 2008), hal. 19

32Rahayu dan Astuti, Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Kelas 7 SMP Negeri Kota Briter Melalui Game, Jurnal: Pendidikan, Vol.2 (2), hal. 56

33 Rustan Kadir, Implikasi Komunikasi Interpersonal Dalam Mengembangkan Bahasa Asing Santri, Skripsi: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Gowa, 2013, hal. 76

(20)

9

proses perubahan wujud bahasa menjadi wujud tuturan.34 Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan, mengatakan serta menyatakan pikiran, gagasan, dan perasaan.

Pendengar menerima informasi melalui rangkaia nada dan tekanan.35 Kemampuan berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. 36 jadi penulis berpendapat bahwa kemampuan berbicara adalah keterampilan untuk mengucapkan untaian kata sehingga apa yang ada di dalam pikiran dapat d terima oleh pendengar.

3. Pembendaharaan Kosakata

Kosakata adalah pembendaharaan kata atau kumpulan kata dari suatu bahasa.

Kosakata merupakan hal yang paling penting pada proses peningkatan aspek perkembangan bahasa anak. Semakin banyak kosakata yang dimiliki maka akan banyak pula bahasa yang akan diungkapkan.37

Menurut Kridalaksana kosakata adalah (1) komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembaca, penulis, atau suatu bahasa; (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan singkat dan praktis.38

34Muhammad Mastna, Evaluasi Pembaelajan Bahasa Arab 1, (Tangerang Selatan: UIN Jakarta Pres, 2013), hal. 23

35Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), hal. 15

36Maidar. G, Pembinaan Berbicara Bahasa Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 2016), hal. 34

37 Nurjannah, Peningkatan Kemampuan Penguasaan Kosakata Melalui Kartu Huruf Bergambar Siswa Kelas II SDN 5 Soni, Jurnal Kreatif Tadulako, Vol. 4 No. 2 September 2014, h. 2-3

38 Kridalaksana, Kamus Linguistik Edisi Ketiga. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2008) hal. 74

(21)

Pemakaian kata-kata dalam kegiatan berbahasa, pada umumnya terbatas pada kata-kata yang sering digunakan. Masyarakat bahasa tidak dapat menggunakan semua kata-kata yang ada dalam suatu bahasa. Maka dalam hal ini kosakata dapat dikelompokkan atas dua bagian, yaitu kosakata “aktif” dan kosakata “pasif”.

Kosakata aktif adalah kosakata yang sering digunakan dalam berbicara atau menulis, sedangkan kosakata pasif adalah kosakata yang jarang dipakai atau tidak pernah dipakai seseorang dalam berbicara ataupun menulis.39 Jadi dari beberapa pendapat di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kosakata merupakan pembendaharaan kata yang dimiliki seseorang dalam proses berbahasa, baik lisan maupun tulisan.

Dalam proses berbahasa, terdapat kosakata yang sering digunakan oleh seseorang dalam kegiatan berbahasa sehari-hari (kosakata aktif) dan kosakata yang jarang atau tidak pernah digunakan seseorang dalam berkomunikasi (kosakata pasif).

Sebahagian orang mengetahui pentingnya penguasaan bahasa asing, akan tetapi kesadaran untuk mengetahui dan mempelajarinya sangat kurang dan tidak selalu berjalan secara benar. Terlebih lagi era globalisasi, tentunya sangat penting bagi generasi penerus bangsa untuk mempelajari dan memperdalam seluruh ilmu pengetahuan terkhusus pada ilmu bahasa asing. Maka penguasaan bahasa asing merupakan sebuah keharusan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi. Al-Quran sangat ditekankan tentang pentingnya mempelajari bahasa. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Ibrahim ayat 4.

39 Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Bandung: Angkasa, 2012) h. 17-18

(22)

11

...هِم ْوَق ِناَسِلِب الَِّإ ٍلوُسَر ْنِم اَنْلَس ْرَأ اَم َو

Artinya: “Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya…”(Q.S. Ibrahim:4)

Menurut penafsiran ibnu kafsir bahwa hal ini termasuk kasih saying Allah kepada makhluk-Nya, Allah mengutus para rasul dari kalangan mereka dan dengan bahasa mereka supaya mereka memahami apa yang di kehendaki dari mereka dana pa yang di sampaikan kepada mereka, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Dzarr r.a, berkata: Rasullullah Saw. bersabda: “Allah tidak mengutus seorang nabi pun melainkan dengan bahasa kaumnya.”40

Menurut tafsir Quraish Shihab mengatakan bahwa tidak seorang rasul pun yang kami utus sebelummu, wahai Muhammad, kecuali berbicara dengan bahasa yang di gunakan oleh kaumnya, agar mereka dapat memahami dan mengetahui dengan mudah hal-hal yang ia sampaikan.41

Menurut Buya Hamka menafsirkan bahwa kami tidak mengutus seorang rasulpun kepada umat terdahulu, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya dia dapat memberi penjelasan atas syariat Allah dengan terang kepada kaumnya. Maka

40 https:\\www.google.com\amp\s\alquranmulia.wordpress.com\2015\09\23\tafsir-ibnu-katsir- surah-ibrahim-ayat-4\amP\ (diakses pada tanggal 2 Maret 2022 pukul 14.00 WITA)

41 https:\\pecihitam.org\surah-ibrahim-ayat-2-4-terjemahan-dan-tafsir-al-quran\ (diakses tanggal 2 Maret 2022 pukul 14.30 WITA)

(23)

Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki pula.42

Makna dari ayat dan penafsiran-penafsiran di atas adalah Rasulullah tidak diutus kepada bangsa Arab saja tetapi diutus kepada ummat manusia secara umum, di mana bahasa yang dipakai umat manusia itu juga bermacam-macam.

Dilihat dari segi perkembangannya, pada tingkat menengah bahasa asing dipelajari oleh peserta didik secara menyeluruh. Akan tetapi, ada beberapa program khusus di sekolah yang lebih menekankan kepada pemahaman serta pembelajaran yang lebih mendalam. Ini menjadikan peserta didik benar-benar terbekali dengan skill yang baik ketika melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam tradisional yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat muslim dan ikut telibat dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam perkembangan selanjutnya banyak pesantren yang mendirikan sekolah umum dengan kurikulum sekolah umum yang ditetapkan oleh pemerintah seperti belajar bahasa asing (Arab dan Inggris). Namun hal ini tidak dapat menghapus pandangan miring yang selama ini melekat pada lembaga pendidikan pesantren yang selalu diidentik dengan kurang bermutu, baik daro segi akademik, kelembangaan maupun dalam pendidikan kebahasaan.

Perkembangan bahasa asing di SMP Pesantren IMMIM sebelumnya sangat baik, dilihat dari banyaknya program yang dibuat oleh kepala sekolah maupun pihak

42 http:\\tafsirweb.com\4050-surah-ibrahim-ayat-4.html (diakses pada tanggal 2 Maret 2022 pukul. 15.00 WITA)

(24)

13

kepesantren, dalam meningkatkan kemampuan berbahasa asing santri. Pada saat ini, adalah menjadi tantangan bagi kepala sekolah maupun pihak kepesantrenan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar setelah menyebarnya wabah covid-19 di Indonesia, yang mengharuskan setiap warga pondok pesantren harus mematuhi peraturan yang di sampaikan oleh pemerintah. Hal ini membuat kepala sekolah harus mencari cara agar peningkatan kemampuan berbahasa asing dapat berjalan secara maksimal karena banyak program yang tidak berjalan selama menyebarnya wabah covid-19.

Berdasarkan pengamatan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Asing Santri SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran kemampuan bahasa asing santri SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar?

2. Bagaimana upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan bahasa asing santri SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar?

3. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat peningkatan kemampuan bahasa asing pada santri SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar?

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian pada proposal ini adalah: Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Asing Santri SMP Pesantren IMMIM Putra

(25)

Makassar. Bahasa asing yang dimaksud dalam penulisan ini adalah bahasa Inggris dan bahasa Arab.

2. Deskripsi Fokus

a. Upaya kepala sekolah; upaya adalah suatu tindakan yang diambil kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing yang ditandai dengan indikator-indikator yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

b. Bahasa asing adalah bahasa yang wajib digunakan selama berada di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar bahasa yang dimaksud adalah bahasa Inggris dan bahasa Arab. Kemampuan berbahasa asing dapat ditandai dengan adanya indikator-indikator yaitu kemampuan menyimak, berbicara, dan pembendaharaan kata

D. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan dengan penelitian terdahulu dengan ini peneliti memposisikan beberapa reverensi yang mempunyai kaitan atau relevansi dengan penelitian ini untuk di jadikan panduan atau rujukan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mambaunnisa (2014) yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Berbahasa Asing (Arab-Inggris) Terhadap Prestasi Belajar Siswa”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan bashasa asing (Arab- Inggris) siswa kelas X di pondok pesantren Daer el-Qolam II adalah baik, yaitu sebesar 50,41%. Berdasarkan hasil penelitian perhitungan antara Variabel X dan Veriabel Y, menurut rumus product moment diperoleh angka 0,71, maka dapat dinyatakan bahwa antara kedua variabel tersebut terdapat hubungan yang erat. Ini

(26)

15

ditandai dengan adanya nilai korelasi berkisar 0,70-0,90 yang dapat disimpulkan bahwa korelasinya berkategori kuat (tinggi). Maka dapat ditarik kesimpulan prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan berbahasa sebesar 50,41%, dan sisanya 40,59% dipengaruhi oleh faktor lain, baik intern maupun ekstern siswa.43 Adapun sedikit persamaan dari penelitian sebelumnya dengan penelitian yang saya lakukan lebih mengarah pada peningkatan kecakapan bahasa asing peserta didik di sekolah

2. Penelitian yang dilakukan oleh Maksumah program pascasarjana (2017) yang berjudul “Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Bahasa Asing di Sekolah”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa langkah yang diambil strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu program bahasa yaitu: pembiasaan menggunakan metode pengasramaan, kegiatan ekstrakulikuler, mendatangkan native speaker, fasilitas kebahasaan yang mendukung, membuat perpustakaan mandarin, melayani dan menyediakan pelatihan bahasa mandarin bagi sekolah.44 Adapun perbedaan dari peneliti sebelumnya yaitu terletak pada peningkatan program bahasa. Peneliti sebelumnya mengembangkan program bahasa mandarin, sedangkan yang saya lakukan pada program bahasa Inggris dan Arab.

43 Mambaunnisa, Pengaruh Kemampuan Berbahasa Asing (Arab-Inggris) Terhadap Prestasi Belajar Siswa, Skripsi (Jakarta, Fak. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2014)

44 Nikmatul Maula Maksumah Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Bahasa Asing di Sekolah. Tesis (Malang, Program Magister Manajemen Pendidikan Islam, 2017)

(27)

3. Penelitian yang dilakukan oleh Kadir (2013) yang berjudul “Implikasi Komunikasi Interpersonal dalam Mengembangkan Bahasa Asing.” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat komunikasi verbal dan non-verbal yang digunakan dalam berkomunikasi, setidaknya ada empat bahasa yang diakui dan diregulasi dalam berkomunikasi secara verbal di pesantran Al-Ikhlas, yakni Bugis, Indonesia, Arab, dan Inggris. Sedangkan komunikasi non-verbal atau komunikasi yang menggunakan simbol, kode atau semacamnya, hanya digunakan untuk menunjang kelancaran komunikasi verbal. Pola komunikasi yang terbentuk meliputi komunikasi antar Pembina dan santri dan kominikasi antar-santri.45 Yang membedakan penelitian terdahulu dengan penelitian saya, penelitian terdahulu lebih berfokus kepada Implikasi Komunikasi Interpersonal dalam mengembangkan bahsa asing, sedangkan penelitian yang saya lakukan lebih terfokus kepada kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan kecakapan bahasa asing.

E. Tujuan dan Kegunaan Penenitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk dapat mengetahui kemampuan bahasa asing santri SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar.

45 Rustam Kadir, Implikasi Komunikasi Interpersonal dalam Pengembangan Bahasa Asing Santri. Skripsi, (Gowa, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2013).

(28)

17

b. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan bahasa asing pada santri SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar.

c. Untuk mengetahui faktor- faktor apa yang mendukung dan menghambat upaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan bahasa asing santri SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar.

2. Kegunaan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terkait. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kegunaan Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai bahan kajian pada pengembangan bahasa asing terkhusus pada bahasa Arab dan Bahasa Inggris 2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi landasan dalam mengembangkan

bahasa asing secara lebih lanjut dan bisa menjadi sebuah nilai tambah khasanah pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidkan di Indonesia.

b. Kegunaan Praktis

1. Bagi Peneliti, Sebagai syarat untuk meraih gelar sarjana kependidikan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Selain itu penelitian ini sangat bermnfaat bagi peneliti sebagai buah karya ilmiah.

2. Bagi Kepala Sekolah SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar, memberikan bantuan pemikiran dalam upaya kepemimpinan kepala sekolah dalam

(29)

meningkatkan bahasa asing santri SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar agar kemampuan bahasa asing santri bisa lebih baik lagi.

3. Bagi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, hasil penelitian ini dapat dijadikan sabagai bahan pustaka bagi mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar khususnya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dalam meningkatkan bahasa asing.

(30)

19 BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. Kepemimpinan Kepala Sekolah

1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam manajemen berbasis sekolah. Kepemimpinan berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Kepala sekolah juga harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai induvidu maupun sebagai kelompok.

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang- orang yang diarahkan terhadapa pencapaian tujuan organisasi. Menurut Mulyasa, merumuskan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.1

Toha mengatakan bahwa kepemimpinan (leadership) adalah merupakan hubungan antara seseorang dengan orang lain, pemimpin mampu mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama dalam tugas yang berkaitan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.2

Menurut Wahjosumidjo, kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi.3

1 E Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah,.h. 107

2 Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajemen Suatu Pendekatan Perilaku. h 89

3 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002) h 4

(31)

Abi sujak berpendapat bahwa kepemimpinan adalah pola hubungan antar induvidu yang menggunakan wewenang dan pengaruh terhadap orang lain atau sekelompok orang agar terbentuk kerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas.4

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan merupakan suatu usaha dalam menggerakkan induvidu atau sekolampok orang untuk mencapai suatu tujuan yang yang diinginkan bersama.

2. Kepala Sekolah

Seorang kepala sekolah yang efektif berdasarkan penelitian Nasional Association of Secondary School PrincipalsI merupakan paduan antara sifat-sifat pribadi dan gara kepemimpinan, yaitu: (1) memberikan contoh; (2) berkepentingan dengan kualitas; (3) bekerja dengan landasan hubungan kemanusiaan; (4) memahami masyarakat sekitar; (5) memiliki sikap mental yang baik dan stamina fisik yang prima; (6) berkepentingan dengan staff dan sekolah; (7) melakukan kompromi untuk mencapai kesepakatan; (8) mempertahankan stabilitas (9) mampu mengatasi stress;

(10) menciptakan struktur agar sesuatu bisa terjadi; (11) mentoilelir adanya kesalahan; (12) tidak menciptakan konflik pribadi; (13) memimpin melalui pendekatan yang positif; (14) tidak menjauhi atau mendahului orang-orang yang dipimpinnya; (15) mudah dihubungi oleh orang; (16) memiliki keluarga yang serasi.5

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti diuangkapkan supriadi bahwa: “Erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, dan perilaku

4 Abi Sujak, Kepemimpinan, Manajer (Eksistensinya dalam Perilaku Organisasi), (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), h 9

5 Soebagyo Atmodowiro, Manajemen Pendidikan Nasional, (Jakarta ; Ardadizya Jaya, 2003), h 112

(32)

21

peserta didik.” Dari itu kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara makro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah.6 Kepala sekolah adalah jembatan pemimpin yang tidak bisa diisio oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Siapapun yang akan diangkatn menjadi kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan-persyaratan tertentu seperti: latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat dan integritas.7 Menurut Wahjosumidjo, kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antar guru yang memberi pelajaran dan murit yang menerima pelajaran.8

Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah suatu jabatan seorang pimpinan yang didasarkan atas pertimbangan tertentu, penggerak dan juga berperan dalam melakukan kontrol terhadap segala aktivitas yang dilakukan guru, staf dan siswa, juga sekaligus meneliti persoalan-persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.

3. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah

Manajemen berasal dari bahasa latin, yakni dari kata manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kedua kata tersebut digabungkan menjadi manager yang berarti menangani. Manager diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen.9 Menurut Yulk yang dikutip Atmodiwirio kemampuan manajerial

6 E Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, hlm. 25.

7 Soetjipto, Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h 68

8 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), h. 83

9 Prajudi, Atmosudirjo. (2004). Pengantar Administrasi dan Manajemen Diakses pada tanggal 20 Desember 2021, dari www.duniabisnis.com

(33)

merupakan kemampuan menggerakkan orang lain dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien.10 Manajerial ialah merencanakan, mengatur, memimpin dan mengendalikan pelaksanaan organisasi untuk mencapai suatu sasaran.11 Kemampuan manjerial merupakan kecakapan dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas.12

Kemampuan manajerial adalah sebuah kemampuan uang harus di miliki oleh Kepala sekolah. Kemampuan manajerial di dasarkan pada tipe dari keterampilan yang di butuhkan untuk menunjukkan kenerjanya. Keterampilan ini biasanya berupa merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, menunitor yang termasuk kedalam tiga (3) kategori yang sangat penting terutama jika kapala sekolah menunjukkan fungsi dan aturan yang memadai seperti, kemampuan konseptual, hubungan manusia, dan kemampuan teknis.13 Kemampuan manajerial merupakan kemampuan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan , dan pengendalian sebagai fungsi manajemen. Kamampuan manajerial dapat membantu staf dalam merumuskan perbaikan pengajaran di sekolah dalam bentuk program yang lengkap. Kemampuan untuk membangkitkan dan memupuk kepercayaan diri sendiri dari guru-guru dan anggota staf lainnya. 14

Terdapat lima jenis keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang manejer yang mencakup; (1) Cultural flexibility merupakan keterampilan yang merujuk kepada

10 Soebagio, Admodiwiro, Manajemen Pelatihan. h. 100.

11 Suryani, Kamus Umum Bahasa Indonesia. h. 2019

12 Depdiknas, Kamus Umum Bahasa Indonesia. h.247.

13Thomas Suyatno, Faktor-Faktor Penentu Kualitas Pendidikan Sekolah Menengah Umum di Jakarta, Jurnal: Atminiistrasi Pendidikan, Vol XXIV (1), hal. 4

14Ahmad Subdrajat, Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah, (Surabaja: Erlangga, 2012), hal. 45

(34)

23

kesadaran dan kepekaan budaya, dimana seorang manejer di tuntut untuk dapat menghargai nilai keberagaman kultur yang ada di dalam organisasinya. (2) Communication skills merupakan keterampilan manejer yang berkenaan dengan kemampuan untuk berkomunikasi, baik dalam bentuk lisan, tulisan, maupun non verbal. (3) Human resources development skills merupakan keterampilan manejer yang berkenaan dengan pengembangan iklim pembelajaran, mendesain program pelatihan, pengembangan informasi dan pengalaman kerja, penilaian kerja, dan pengesuaian bahan-bahan pembelajaran. (4) Creativity merupakan keterampilan menejer yang tidak hanya berkenaan dengan pengembangan kreativitas dirinya sendiri, akan tetapi juga keterampilan untuk menyediakan iklim yang mendorong semua orang untuk menjadi kreatif. (5) Self managemet of learning merupakan keterampilan manejer yang merujuk kepada kebutuhan akan belajar yang berkesinambungan untuk mendapatkan berbagai pengetahuan dan keterampilan baru.15

Jadi kemampuan manajerial kepala sekolah merupakan suatu tindakan dalam kemampuan dan wewenang untuk mempengaruhi, menggerakkan serta mengarahkan agar mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa guna melaksakan tugas masing-masing demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai target yang telah ditentukan.

Kehadiran kepemimpinan kepala sekolah sangat penting karena merupakan motor penggerak bagi sumber daya sekolah terutama para guru dan karyawan sekolah.

15 James. Stronge, Kualitas Kepala Sekolah Yang Efektif, (Jakarta: PT. Indeks, 2013), hal. 48

(35)

4. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Dalam pengelolaan sekolah, kepala sekolah bisa memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat sesuai dengan karakter pribadi dan kondisi sekolah yang dipimpinnya. Hal ini menjadi salah satu faktor keberhasilan kepala sekolah jika menampilkan peran kepemimpinan yang baik. Berkaitan dengan peran kepemimpinan kepala sekolah tersebut, Sergiovanni mengemukakan bahwa ada lima peran kepemimpinan kepala sekolah, yaitu kepemimpinan formal, kepemimpinan administrative, kepemimpinan supervisi, kepemimpinan organisasi dan kepemimpinan tim. Kepemimpinan formal mengacu pada tugas kepala sekolah untuk merumuskan visi, misi dan tujuan organisasi sesuai dengan dasar dan aturan yang berlaku. Kepemimpinan administratif, yaitu mengacu pada tugas kepala sekolah untuk membina administrasi seluruh staf dan anggota organisasi sekolah.

Kepemimpinan supervise mengacu pada tugas kepala sekolah untuk membantu membimbing anggota agar bisa melaksanakan tugas dengan baik. Kepemimpinan organisasi mengacu pada tugas kepela sekolah dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif, sehingga para anggota bisa bekerja dengan penuh semangat dan produktif.

Kepemimpinan tim mengacu pada tugas kepala sekolah untuk membangun kerjasama yang baik di antara semua anggota agar bisa mencapai tujuan organisasi sekolah secara optimal.16

Adapun dalam peraturan Mentri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 tahun 2007 yang terdapat pada bagian B tentang standar kompetensi kepala sekolah terdapat beberapa indikator-indikator kompetensi yaitu, kompetensi

16 Alben Ambarita, Kepemimpinan Kepala Sekolah,(Yogyakarta: Graha Ilmu,2015), h. 88

(36)

25

kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervise, dan kompetensi sosial.17

a. Kompetensi kepribadian

1) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah;

2) Memiliki intergritas kepribadian sebagai pemimpin;

3) Memiliki keinginan yang kuat dalam mengembangkan diri sebagi kepala sekolah/madrasah;

4) Bersikap terbuka dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi;

5) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah;

6) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

b. Kompetensi manajerial

1) Menyusun perencaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkat perencanaan;

2) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan;

3) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendaya gunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal;

4) Mengelola perubahan mengembahan sekolah/madrasahmenuju organisasi pembelajaran yang efektif;

5) Menciptakan budaya dan ilkim sekolah/madrasah yang kondisif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik;

17 Rusman, Manajemen Kurikulum, (Cet, I; Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 7

(37)

6) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendaya gunaan sumber daya manusia secara optimal;

7) Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendaya gunaan secara optimal;

8) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah;

9) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru penempatan dan pengembangan baru dan pengembangan kapasitas peserta didik;

10) Mengelola pengelolaan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuia dengan arahan dan tujuan pendidikan nasional.

c. Kompetensi kewirausahaan

1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah;

2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi belajar yang efektif;

3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpim sekolah/madrasah;

4) Pantang menyerah atau selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang di hadapi sekolah/madrasah;

5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/biasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

d. Kompetensi supervisi

(38)

27

1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru;

2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat;

3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru;

e. Kompetensi social

1) Bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah;

2) Berpartisipasi dalam kegiatan social kemasyarakatan;

3) Memiliki kepekaan social terhadap orang atau kelompok lain;18 5. Pendekatan Kepemimpinan

Pendekatan kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pengikutnya. Menurut Thoha (1995) yang dikutip dalam buku E.

Mulyasa gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dalam hal ini usaha menselaraskan persepsi diantara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan yang akan mempengaruhi menjadi amat penting kedudukannya. Pendekatan kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seorang pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya. Untuk memahami gaya

18Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanal Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah Bagian B.

(39)

kepemimpinan, setidaknya dapat dikaji dari tiga pendekatan utama, yaitu pendekatan sifat, perilaku dan situasional.19

a. Pendekatan Sifat

Pendekatan sifat mencoba menerangkan sifat-sifat yang membuat seseorang berhasil. Pendekatan ini bertolak dari asumsi bahwa induvidu merupakan pusat kepemimpinan. Kepemimpinan dipandang sebagai sesuatu yang mengandung lebih banyak unsur induvidu, terutama pada sifat-sifat induvidu. Penganut pendekatan ini berusaha mengidentifikasi sifat-sifat kepribadian yang dimiliki oleh pemimpin yang berhasil dan yang tidak berhasil.

Menurut Mulyasa, pendekatan sifat berpendapat bahwa terdapat sifat-sifat tertentu, bahwa kekuatan fisik atau keramahan yang esensil, pada kepemimpinan yang efektif. Sifat-sifat pribadi yang tak terpisahkan ini seperti intelegensi, dianggap bisa dialihkan dari satu situasi ke situasi yang lain. Karena tidak semua orang memiliki sifat-sifat ini, hanyalah mereka yang memiliki ini yang bisa dipertimbangkan untuk menempati kedudukan pemimpin.

b. Pendekatan Perilaku

Setelah pendekatan sifat kepribadian tidak mampu memberikan jawaban yang memusakan, perhatian para pakar berbalik dan mengarahkan studi mereka kepada perilaku pemimpin. Studi ini memfokuskan dan mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatan mempengaruhi orang lain (pengikut). Pendekatan perilaku kepemimpinan banyak membahas keefektifan gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh pemimpin.

c. Pendekatan Situasional

19 E Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, h. 107

(40)

29

Pendekatan situasional hampir sama dengan pendekatan perilaku, keduanya menyoroti perilaku kepemimpinan dalam situasi tertentu. Dalam hal ini kepemimpinan lebih merupakan fungsi situasi daripada sebagai kualitas pribadi, dan merupakan suatu kualitas yang timbul karena interaksi orang-orang dalam situasi tertentu.20

d. Hakikat Kepemimpinan Kepala Sekolah

Dalam mengelola sekolah harus benar-benar dipimpin seorang kepala sekolah yang mempunyai acceptability, karena salah satu faktor keberhasilan pendidikan disekolah sangat ditentukan oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai motor penggerak aktivitas yang ada dalam mencapai tujuan.

Aktivitas kepala sekolah sebagai seorang manajer meliputi pengelolaan 3 M, yaitu manusia sebagai faktor penggerak utama aktivitas sekolah, kedua, Money yaitu sebagai modal aktivitas, ketiga, Method sebagai alat untuk mengarahkan manusia dan uang menjadi efektif dalam mencapai tujuan. Namun peran kepala sekolah sebagai manajer tidaklah cukup.21 Selain manajer, kepala sekolah harus bisa menjadi seorang pemimpin yang dapat menggerakkan bawahannya dan mengarahkan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Soetjipto membedakan antara pemimpin dan manajer. Pemimpin adalah orang yang melakukan hal-hal yang benar, dan manajer orang yang melakukan hal-hal dengan benar.22 Pemimpin berkaitan dengan reaksi,tujuan, itikad, wawasan, sasaran, maksud dan evektifitas hal-hal yang benar. Menajer berkaitan dengan

20 E Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, h. 108-112

21 E Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, h. 21

22 Soetjipto, Raflis Kosasi, Profesi Keguruan. h.65

(41)

efesiensi, cara melakukan, urusan sehari-hari jalan singkat untuk melakukan banyak hal dengan benar.

Hakikat kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga sangat cocok dengan misi sekolah sebagai organisasi terbuka dan menjadi agen perubahan (Agent Of Change), yang mana sekolah dituntut inovatif, aspiratif, dan tanggap terhadap perkembangan zaman. Dengan adanya program tersebut, kepala sekolah mempunyai kewenangan yang lebih besar dalam melakukan pengelolaan sekolah, sehingga dituntut lebih dalam memahami secara komprehensif manajemen kelas. Dengan dibekali kemampuan manajerial yang tinggi menjadikan sekolah efisien. Akan tetapi jika tidak dibarengi dengan kemampuan kepemimpinan yang efektif, maka kepala sekolah akan menjadi manajer yang tangguh tetapi menggunakan kekuasaannya dengan semena-mena, kurang memperhatikan aspek-aspek moral, etika dan sosial. Dalam hal ini harus diperhatikan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin harus memiliki prinsip utama saat melaksanakan tugasnya yaitu orang lebih penting ketimbang benda-benda mati.

Kepemimpinan kepala sekolah pada hakikatnya adalah kepala sekolah yang memahami dan menguasai kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang efektif.

Adapun salah satu rincian aspek dan indikatornya sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai Leader

Komponen Aspek Indikator

Leader 1) Memiliki kepribadian

yang kuat

- Sikap empati

- Memberikan sanksi bagi yang melanggar disiplin - Memberi contoh

keteladanan

(42)

31

2) Memahami kondisi guru, karyawan, dan siswa

- Memberikan

penghargaan bagi yang berprestasi

- Menghargai guru - Memberikan

gagasangagasan baru dalam pembelajaran 3) Memiliki visi dan

memahami misi sekolah

- Memberdayakan guru sebagai tim kerja dalam melaksanakan program kegiatan

- Membuat program

supervise dan

melaksanakan kepada guru yang mengajar di kelas

- Memberikan penugasan kepada guru untuk menyusun rencana kerja.

4) Kemampuan mengambil keputusan

- Mampu mengambil keputusan yang tepat dan cepat

- Memberikan evaluasi dan memberikan solusi pelaksanaan program kegiatan

- Melakukan pembinaan kepada guru melalui rapat dan memutuskan secara matang hasil rapat.

5) Kemampuan berkomunikasi

- Menciptakan hubungan yang harmonis dengan guru

- Menginstruksikan kepada guru untuk melaksanakan prosedur pencapaian tujuan

(43)

organisasi - Melaksanakan

transparansi kepada warga sekolah23.

Di atas merupakan kepemimpinan kepala sekolah yang sangat diharapkan pada era globalisasi. Kemampuan kepemimpinan dan manajerial harus menjadikan kedua sisi tersebut suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kinerja kepela sekolah.

Dan jika salah satu sisi mengalami kelemahan maka akan menimbulkan berbagai persoalan.

e. Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala sekolah yang efektif setidaknya harus mengetahui, menyadari, dan memahami tiga hal: (1) Mengapa pendidikan yang berkualitas diperlukan di sekolah;

(2) Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas sekolah;

dan (3) Bagaimana mengelola sekolah secara efektif untuk mencapai prestasi yang tinggi. Kemampuan menjawab ketiga pertanyaan tersebut dapat dijadikan tolok ukur sebagai standar kelayakan apakah seseorang dapat menjadi kepala sekolah yang efektif atau tidak.24 Indikator kepala sekolah efektif secara umum dapat diamati dari tiga hal pokok sebagai berikut: pertama; komitmen terhadap visi sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya, kedua; menjadikan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan memimpin sekolah, tiga; senantiasa menfokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan kinerja guru di kelas. Ungkapan tersebut sejalan dengan temuan Heck, dkk. bahwa prestasi akademik dapat diprediksi berdasarkan pengetahuan terhadap perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Hal tersebut dapat

23 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, h. 94

24 E Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Cet. V: Jakarta: Bumi Aksara, 2015) Hlm. 19

Gambar

Tabel 2.1          : .........................................................................................
Tabel 2.1 Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai Leader
Tabel 4.1 keadaan peserta didik SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar
Tabel 4.2 keadaan tenaga pendidik guru bahasa SMP Pesantren IMMIM Putra  Makassar

Referensi

Dokumen terkait

(3) Upaya kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan profesionalisme guru pendidikan agama islam di SMP Negeri 13 membuahkan hasil yang baik.. Yakni

Permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauh manakah peran kepala sekolah menjalankan tugas supervisi pendidikan untuk meningkatkan mutu guru di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta..

Implikasi penelitian adalah (1) Sebaiknya dalam Kemampuan Manajerial yang dilaksanakan Kepala Sekolah lebih meningkatkan perhatian terhadap Guru-guru yang ada di SMP Negeri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru SMP Negeri 1 Lendah sebagai berikut : (1) kompetensi pedagogik dilakukan dengan

Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dapat dijelaskan bahwa kemampuan manajerial kepala sekolah ditinjau dari aspek kemampuan

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Kepala SMP Al-Mukmin Percut Sei Tuan yang pada siklus I baru menerapkan 55,56% indikator TQM, namun pada siklus II telah menerapkan 100%

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan guru dalam kehadiran mengajar di kelas melalui waskat Kepala Sekolah pada SMP Negeri 4

Selain itu kepala sekolah berdasarkan observasi maupun berdasarkan wawancara yang telah dihimpun oleh peneliti dalam beberapa hari ini, kecenderungan selalu memberi