• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepatuhan ibu hamil terhadap konsumsi tablet besi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Kepatuhan ibu hamil terhadap konsumsi tablet besi"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

Suplementasi tablet zat besi (Fe) diberikan pada ibu hamil sebagai upaya mencegah anemia akibat kekurangan zat besi. Pemberian suplementasi tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil merupakan salah satu upaya mengatasi anemia akibat kekurangan zat besi.

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SARAPAN PAGI SEIMBANG BERPENGARUH TERHADAP STATUS GIZI REMAJA PUTRI

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang sarapan seimbang terhadap perubahan status gizi remaja putri. Namun ada kekurangannya karena tidak semua remaja putri bisa menerapkan sarapan seimbang.

Tabel 1. Data Sosiodemografi Remaja Putri
Tabel 1. Data Sosiodemografi Remaja Putri

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN BENCANA KEBAKARAN HUTAN DENGAN JUMLAH PENYAKIT PERNAPASAN DI KALIMANTAN

TENGAH PADA TAHUN 2019

Bencana kebakaran hutan dan lahan adalah terbakarnya kawasan hutan/lahan baik dalam skala besar maupun kecil. Penyakit yang dapat ditimbulkan akibat kebakaran hutan antara lain infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma bronkial, bronkitis, pneumonia, iritasi. Selain dampak kesehatan, bencana kebakaran hutan juga dapat berdampak pada aspek sosial ekonomi yaitu hilangnya mata pencaharian, rasa aman dan keharmonisan masyarakat lokal.4.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan indeks pencemaran udara akibat kebakaran hutan dengan kejadian penyakit pernafasan. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kejadian kebakaran hutan dengan peningkatan penderita penyakit pernafasan pada periode data per hari. Hasil penelitian ini memberikan nilai signifikansi p=0,058 yang berarti tidak ada hubungan antara bencana kebakaran hutan dengan PPOK.

Hasil penelitian ini menghasilkan signifikansi p = 0,759 yang berarti tidak ada hubungan antara kebakaran hutan dengan asma. Hasil penelitian ini menghasilkan signifikansi p=0,594 yang berarti tidak ada hubungan antara kebakaran hutan dengan ISPA. Gambaran Kebakaran Hutan dengan Kejadian ISPA dan Pneumonia di Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi Tahun 2008.

Tabel 1. Hubungan antara Jumlah Pasien di Sampit dan Palangkaraya dengan Tingkat Polusi  Per Minggu
Tabel 1. Hubungan antara Jumlah Pasien di Sampit dan Palangkaraya dengan Tingkat Polusi Per Minggu

LAPORAN KASUS HEPATOBLASTOMA SUBTIPE CAMPURAN EPITELIAL DAN MESENKIMAL

  • Anamnesis (Alloanamnesa) tanggal 24 November 2011
  • Pemeriksaan Fisik Status generalisata
  • Pemeriksaan Penunjang
  • Diagnosis - Teratoma
  • Tindakan
  • Pemeriksaan Penunjang Lanjutan Pemeriksaan hispatologi dilakukan
    • Prognosis

Hepatoblastoma merupakan tumor ganas hati yang mengandung campuran komponen epitel dan mesenkim. 1 Kasus hepatoblastoma biasanya terjadi pada usia 3 tahun. Beberapa laporan kasus prematuritas dapat meningkatkan risiko hepatoblastoma 1,2 Beberapa pasien terkadang menunjukkan gejala virilisasi akibat produksi hormon seks ektopik yang disertai dengan peningkatan hormon Alphafetoprotein (AFP). Pemeriksaan MRI dan CT scan berguna untuk menunjukkan lokasi tumor dan perluasannya. 1 Secara makroskopis, tumor umumnya padat, berbatas jelas, dan soliter.

Komponen epitel terdapat pada daerah gelap dan terang, daerah terang terdapat pada sel yang mengandung glikogen, sedangkan pada daerah gelap terdapat sel dengan sitoplasma granular eosinofilik yang bersifat kelenjar dan berbentuk tabung. Pemeriksaan mikroskopis hati pada pembesaran 200x menunjukkan hepatosit ganas, komponen embrio, dan komponen janin (kanan) tersusun trabekuler. Di bawah perbesaran mikroskopis, sel-sel hepatosit tersusun dalam lempengan-lempengan yang terdiri dari satu atau dua lapisan sel.

Hal ini berkaitan dengan tingkat agresivitas tumor, terutama pada tipe undifferentiated small cell hepatoblastoma 5-7 Gejala klinis pada anak seringkali bervariasi tergantung pada ukuran tumor, metastasis, dan lokasi metastasis. Beberapa stadium telah dilaporkan pada kasus hepatoblastoma, salah satunya adalah Kelompok Kanker Anak dan Onkologi Anak yang membagi klasifikasi tumor berdasarkan reseksi pasca operasi. Pada kasus ini ditemukan bayi usia 3 bulan mengalami penurunan HB dan peningkatan ureum, SGOT, SGPT dan ESR dengan gambaran histopatologi hepatoblastoma campuran janin, embrional dan mesenkim.

Gambar 1. CT scan: Massa dengan ukuran  sangat besar mulai dari cavum pelvis kanan   sampai  epigastrium,  ada  kistik  dan  kalsifikasi
Gambar 1. CT scan: Massa dengan ukuran sangat besar mulai dari cavum pelvis kanan sampai epigastrium, ada kistik dan kalsifikasi

MANIFESTASI OKULAR PADA COVID-19 Indah Septiana 1 , Vina Pramayastri 2

Beberapa laporan mengindikasikan bahwa konjungtivitis dan manifestasi mata lainnya, serta virus SARS-CoV, ditemukan pada air mata pasien yang terinfeksi.5,6 WHO melaporkan bahwa dari 55.924 pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19, 0,8% pasien dengan kongesti konjungtiva. 7 Selain itu, terdapat laporan mengenai seorang petugas kesehatan di Wuhan yang tertular COVID-19 saat bekerja, meskipun ia mengenakan alat pelindung diri (APD) seperti gaun dan masker N95, namun tidak menggunakan pelindung mata. Penelitian lain juga melaporkan bahwa beberapa pasien COVID-19 dengan lesi parenkim paru bilateral memiliki gejala mata seperti kongesti konjungtiva dan keluarnya cairan konjungtiva, hiperlakrimasi, dan nyeri mata. Manifestasi mata dari Covid-19. Konjungtivitis bukanlah gejala klinis yang sering ditemukan pada Covid-19, namun dapat memberikan gejala mata merah atau gambaran konjungtivitis virus.14 Diketahui bahwa Covid-19 bermanifestasi di bagian lain, misalnya di bagian tubuh lain. saluran pencernaan dan jaringan mata.15,16 Menurut Wu et al (2020), di Rumah Sakit Pusat Hubei, mereka menemukan bahwa 12 dari 38 pasien dengan

Dari pasien tersebut, 1 pasien mengalami epifora sebagai gejala awal dan tidak ada yang mengalami penglihatan kabur. 5 Zhang dkk (2020) melaporkan 1 kasus pasien COVID-19 dengan masalah utama konjungtiva hiperemik dan epifora pada kedua mata dengan penglihatan normal terkoreksi, epitel kornea normal, bilik mata depan tenang, dan tidak nyeri atau pembesaran kelenjar getah bening preauricular 17 Pada penelitian tersebut didapatkan hasil smear konjungtiva dan nasofaring positif, sedangkan Wu dkk (2020) melaporkan hanya 2 dari 12 pasien dengan hasil smear positif. pemeriksaan konjungtiva dan nasofaring 5,17 Pada COVID-19, Anda mungkin menemukan leukosit meningkat atau normal. Zhou Y (2020) melaporkan bahwa COVID-19 dapat dideteksi dari konjungtiva penderita COVID-19.18 Hal ini menandakan bahwa virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui mata. Berdasarkan uraian di atas, meskipun bukan menjadi dasar pemeriksaan utama diagnosis COVID-19, namun mata dapat dijadikan sebagai sumber sampel pemeriksaan penunjang diagnosis COVID-19.

Mengingat virus ini terdapat pada cairan tubuh penderita, bukan tidak mungkin virus ini juga ditemukan pada air mata.2, 5, 6, 10 Xia dkk. 2020) melaporkan dalam penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Universitas Zhejiang, bahwa virus SARS-CoV 2 ditemukan pada sampel air mata dan sekresi konjungtiva pasien positif COVID-19 tanpa gejala pernapasan. 4 Pada penelitian ini sampel diambil pada saat awal munculnya COVID-19 setelah 3 hari, pasien menunjukkan gambaran konjungtivitis virus dengan kongesti konjungtiva. 4 Zhuo dkk. 2020) melaporkan bahwa dari 63 pasien terkonfirmasi COVID-19, 3 orang memiliki hasil PCR konjungtiva positif, meskipun tidak ada yang menderita konjungtivitis.18. Kewaspadaan dan deteksi dini sangat penting untuk menekan penyebaran COVID-19 pada pasien maupun dari pasien ke tenaga medis. Laporan Misi Gabungan WHO-Tiongkok untuk Penyakit Virus Corona 2019 (COVID-19). Online) 16-24 Februari 2020 di https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/who-china-joint-mission-on-covid-19-final-report.pdf.

Tabel 1.  Manifestasi Okular pada COVID-19
Tabel 1. Manifestasi Okular pada COVID-19

TATALAKSANA PROTEIN ENERGY WASTING PADA PENYAKIT GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS

Oleh karena itu, perencanaan pola makan yang tepat diperlukan bagi pasien penyakit ginjal kronis untuk meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi perkembangan gagal ginjal. Keluhan lemas setelah HD pada pasien ini kemungkinan besar disebabkan oleh anemia atau kekurangan darah. Keadaan hipoalbumin pada penderita penyakit ginjal kronik disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler glomerulus, sehingga protein bocor ke filtrat glomerulus.

Penatalaksanaan non farmakologi pada pasien ini adalah tirah baring, serta penatalaksanaan nutrisi untuk mengatur kebutuhan energi dan diet protein untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien CKD, padahal status gizi berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) pasien ini baik. atau berat normal. Pemberian protein tinggi pada pasien CKD dengan terapi hemodialisis bermanfaat sebagai kompensasi tubuh ketika protein keluar pada saat hemodialisis sehingga pasien tidak mengalami PEW.19. Asupan protein pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis harus benar-benar diperhatikan untuk mencegah terjadinya kesakitan dan kematian.

Pasokan energi dan protein pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis adalah energi 30 – 35 kkal/KgBB/hari dan protein 1,2g/KgBB/hari untuk memastikan keseimbangan nitrogen positif. Transfusi RRC diberikan sebanyak 1 buah labu kuning dan asam folat 3 kali sehari untuk mengatasi anemia pada pasien. Saran kepada penulis lain, untuk melaporkan kasus gizi pada pasien CKD predialisis, pasien CKD dengan dialisis peritoneal dan pasca transplantasi ginjal.

Gambar 1. Grafik monitoring ureum dan kreatinin selama pasien dirawat
Gambar 1. Grafik monitoring ureum dan kreatinin selama pasien dirawat

ANALISIS ANGKA KUMAN PADA ALAT MAKAN DI KANTIN KAMPUS X KOTA PALEMBANG

Makanan seringkali menjadi penyebab foodborne disease karena berbagai faktor, namun yang dianggap sebagai risiko utama kontaminasi makanan adalah makanan yang bersentuhan langsung dengan permukaan peralatan makan.4 Peralatan makan dapat menjadi media perantara perpindahan bakteri ke dalam makanan. inilah salah satu faktor penyebab penyakit. 1096/ MENKES/ PER/ VI/ 2011, parameter mikrobiologi peralatan makan harus diuji untuk mengetahui derajat kebersihan peralatan makan. Populasi penelitian ini terdiri dari alat makan dengan jumlah sampel sebanyak 15 alat makan yang terdiri dari 2 sendok, 5 mangkok, dan 8 piring.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah peralatan makan yang rutin digunakan untuk makan, kemudahan dalam mengelap peralatan makan dan kesediaan pemilik untuk mengizinkan dan meminjamkan peralatan makan. Selanjutnya dihitung jumlah lempeng total dengan mengalikan jumlah koloni yang berkisar antara 25-250 koloni, dikalikan faktor pengenceran dan dibagi dengan diameter permukaan alat makan. Menurut PERMENKES RI No 1096 Tahun 2011, nomor kuman atau nomor pelat total suatu alat makan harus bernilai 0 (nol) sehingga dapat dikategorikan sebagai alat makan yang memenuhi syarat 10 Menurut Kartika dkk. 2017), syarat pangan siap saji harus mempunyai nilai jumlah kuman 0/gr. Misalnya makanan dan peralatan makan tidak mengandung kuman E.coli. 11.

Selain itu, air bekas mencuci alat makan juga menjadi sumber pencemaran makanan.6 Meski terlihat bersih, namun tidak menjamin alat makan yang digunakan tidak terkontaminasi bakteri patogen berbahaya, seperti terlihat pada Gambar 1. Menurut Ananda dan Khairyati (2017), pada tahap pencucian alat makan yang tidak sempurna dan tidak memenuhi standar higiene sanitasi akan menyebabkan tingginya kadar mikroba pada alat makan tersebut. Faktor yang berhubungan dengan jumlah mikroba dan keberadaan Escherichia coli pada peralatan makan (studi penelitian di Panti Sosial Panti Asuhan Kyai Ageng Majapahit).

Tabel 1. Hasil Perhitungan Angka Lempeng Total Usap Peralatan Makan
Tabel 1. Hasil Perhitungan Angka Lempeng Total Usap Peralatan Makan

EFEK COENZYME Q10 TERHADAP JUMLAH SEL INFLAMASI PADA MODEL TIKUS PULPITIS AKUT

Sel makrofag akan berperan dalam fagositosis LPS atau produk bakteri lainnya, termasuk fagositosis neutrofil yang mengalami apoptosis.7 Peningkatan neutrofil dan sel makrofag akan merangsang peningkatan produksi sitokin pro inflamasi, sehingga kondisi inflamasi yang berlebihan dapat menyebabkan stres oksidatif. Hal serupa juga ditemukan pada penelitian Todorovic dkk.12 yang menunjukkan bahwa pemberian Coenzyme Q10 dapat menurunkan stres oksidatif dan mempercepat penyembuhan luka pada luka pasca pencabutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian koenzim Q10 terhadap jumlah sel neutrofil dan sel makrofag pada jaringan pulpa pada tikus model pulpitis.

Jumlah sel neutrofil dan makrofag dilakukan di bawah mikroskop cahaya (Olympus) dengan perbesaran lensa 400 kali. Pada penelitian ini, hasil deskriptif jumlah sel neutrofil dan makrofag hari ketiga pada masing-masing kelompok ditunjukkan pada Tabel 1. Hasil Mann Whitney (Tabel 2), pada kelompok A1 (koenzim Q10) dengan A2 (eugenol) baik dengan menghitung neutrofil maupun jumlah sel, makrofag tidak berbeda nyata.

Pada fase awal inflamasi terjadi peningkatan sel neutrofil dan makrofag yang disebut sel fagositik karena fungsinya untuk mengeliminasi patogen asing. 7 Jika jumlah sel fagositik pada inflamasi akut terlalu banyak maka akan mengakibatkan kerusakan pada sel-sel tersebut. jaringan tuan rumah. Efek antioksidan Coenzyme Q10 diperoleh dari kemampuan Coenzyme Q10 dalam memodulasi produksi Nuclear Associated Factor 2 (Nrf2).17 Nuclear Associated. Kandungan metoksifenol pada eugenol memiliki aktivitas anti inflamasi dan analgesik 21 Namun eugenol memiliki tingkat toksisitas yang tinggi terhadap sel pulpa walaupun pada konsentrasi yang rendah 22 Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh pemberian koenzim Q10 dan eugenol memiliki perbedaan yang tidak signifikan. .

Tabel 1. Rerata ± Simpangan Baku Jumlah Neutrofil dan Makrofag
Tabel 1. Rerata ± Simpangan Baku Jumlah Neutrofil dan Makrofag

Gambar

Tabel 1. Data Sosiodemografi Remaja Putri
Tabel 2. Menu Sarapan Pagi Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol
Tabel  2. Hubungan antara Jumlah Pasien di Sampit dan Palangkaraya dengan Tingkat Polusi  Per Hari
Tabel 1. Hubungan antara Jumlah Pasien di Sampit dan Palangkaraya dengan Tingkat Polusi  Per Minggu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memperbaiki konsumsi tablet besi merupakan salah satu bantuan terpenting yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas status gizi pada ibu hamil 10 Berdasarkan hasil penelitian ini