KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PAS-36.OT.02.02 TAHUN 2023
TENTANG
PELAKSANAAN LAYANAN PEMASYARAKATAN SETELAH BERAKHIRNYA STATUS PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
DI SATUAN KERJA PEMASYARAKATAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun
2023 tentang Penetapan Berakhirnya Status Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia dan Instruksi Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-02.OT.04 Tahun 2023 tentang Pelaksanaan Layanan Pemasyarakatan Setelah Berakhirnya Status Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) di Satuan Kerja Pemasyarakatan, perlu dilakukan penyesuaian kebijakan teknis pelaksanaan tugas dan fungsi Pemasyarakatan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan tentang Pelaksanaan Layanan Pemasyarakatan Setelah Berakhirnya Status Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Satuan Kerja Pemasyarakatan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2022 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6811);
2. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2023 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 32);
3. Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2023 tentang Penetapan Berakhirnya Status Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia;
4. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 41 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1365);
5. Instruksi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH- 02.OT.04 Tahun 2023 tentang Pelaksanaan Layanan Pemasyarakatan Setelah Berakhirnya Status Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) di Satuan Kerja Pemasyarakatan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN TENTANG PELAKSANAAN LAYANAN PEMASYARAKATAN SETELAH BERAKHIRNYA STATUS PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DI SATUAN KERJA PEMASYARAKATAN
KESATU : Pelaksanaan Layanan Pemasyarakatan Setelah Berakhirnya Status Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Satuan Kerja Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut Layanan Pemasyarakatan Pasca Covid-19 adalah pedoman bagi Satuan Kerja Pemasyarakatan dalam menyelenggarakan layanan Pemasyarakatan setelah status pandemi Covid-19 berakhir dan dirubah status faktualnya menjadi penyakit endemi di Indonesia.
KEDUA : Layanan Pemasyarakatan Pasca Covid-19 sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU meliputi:
1. Penerimaan Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan;
2. Pengeluaran Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan;
3. Pelayanan Sidang di Rutan/Lapas/LPKA; dan
4. Layanan Kunjungan atau Kegiatan yang Melibatkan Pihak Luar.
KETIGA : Layanan Pemasyarakatan Pasca Covid-19 dilaksanakan oleh Kepala Satuan Kerja Pemasyarakatan berdasarkan pedoman sebagaimana tercantum pada lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan ini.
KEEMPAT : Kepala Divisi Pemasyarakatan menyelenggarakan pembinaan, monitoring, pengawasan, dan pengendalian (Bintorwasdal) terhadap pelaksanaan Layanan Pemasyarakatan Pasca Covid-19 pada Satuan Kerja di Wilayah masing-masing.
KELIMA : Melaksanakan pelaporan setiap 3 (tiga) bulan sekali bagi:
1. Kepala Satuan Kerja Pemasyarakatan terkait pelaksanaan Layanan Pemasyarakatan Pasca Covid-19; dan
2. Kepala Divisi Pemasyarakatan terkait penyelenggaraan Bintorwasdal Layanan Pemasyarakatan Pasca Covid-19.
kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan melalui Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.
KEENAM : Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan ini mencabut dan menyatakan tidak berlaku seluruh ketentuan teknis layanan Pemasyarakatan pada masa transisi menuju endemi.
KETUJUH : Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 28 Agustus 2023
DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN,
DR. REYNHARD SILITONGA NRP 67090332
Lampiran
Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor : PAS-36.OT.02.02 TAHUN 2023 Tanggal : 28 Agustus 2023
PEDOMAN
PELAKSANAAN LAYANAN PEMASYARAKATAN SETELAH BERAKHIRNYA STATUS PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
DI SATUAN KERJA PEMASYARAKATAN
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemerintah secara resmi mencabut status pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai bencana nasional non alam melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 yang berlaku pada tanggal 21 Juni 2023. Keputusan tersebut ditetapkan setelah Pemerintah mempertimbangkan kondisi dan situasi pandemi Covid-19 secara nasional yang telah mengalami penurunan signifikan.
Berakhirnya status pandemi Covid-19 tersebut mempengaruhi dan memberikan dampak signifikan pada sektor pelayanan publik yang diselenggarakan Pemerintah.
Berdasarkan Instruksi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-02.OT.04 Tahun 2023 tentang Pelaksanaan Layanan Pemasyarakatan Setelah Berakhirnya Status Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) di Satuan Kerja Pemasyarakatan yang diamanatkan untuk mengakhiri kebijakan layanan transisi menuju endemi dan menyusun pedoman pelaksanaan layanan Pemasyarakatan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud
Sebagai pedoman bagi satuan kerja Pemasyarakatan dalam pelaksanaan layanan Pemasyarakatan setelah berakhirnya status pandemi Covid-19.
2. Tujuan
Pelaksanaan layanan Pemasyarakatan setelah berakhirnya status pandemi Covid- 19 dapat terselenggara dengan baik.
C. RUANG LINGKUP
Pedoman pelaksanaan layanan Pemasyarakatan setelah berakhirnya status pandemi Covid-19 meliputi:
1. Penerimaan Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan;
2. Pengeluaran Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan;
3. Pelayanan Sidang di Rutan/Lapas/LPKA; dan
4. Layanan Kunjungan atau Kegiatan Yang Melibatkan Pihak Luar.
D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2022 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6811);
2. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2023 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 32);
3. Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2023 tentang Penetapan Berakhirnya Status Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia;
4. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 41 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1365);
5. Instruksi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-02.OT.04 Tahun 2023 tentang Pelaksanaan Layanan Pemasyarakatan Setelah Berakhirnya Status Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) di Satuan Kerja Pemasyarakatan;
BAB II
PELAKSANAAN LAYANAN PEMASYARAKATAN
A. Penerimaan Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan
Kepala Rutan/Lapas/LPKA dapat menyelenggarakan penerimaan Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Penerimaan Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan dilaksanakan sesuai dengan standar operasional prosedur yang berpedoman pada Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-170.PK.01.01.02 Tahun 2015 tentang Standar Registrasi dan Klasifikasi Narapidana dan Tahanan;
2. Penerimaan Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan dilaksanakan pada hari dan jam kerja yang berlaku pada Rutan/Lapas/LPKA setempat;
3. Penerimaan Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan wajib dilaksanakan skrining kesehatan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur;
4. Melaksanakan koordinasi secara intensif dengan Aparat Penegak Hukum dan stake holder terkait.
B. Pengeluaran Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan
Kepala Rutan/Lapas/LPKA dapat menyelenggarakan pengeluaran Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan guna keperluan proses persidangan, pengalihan penahanan, kepentingan penyidikan, penangguhan penahanan, pengeluaran demi hukum, bebas demi hukum, terkait keperluan lain, pemindahan, atau dikarenakan meninggal dunia. Pelaksanaan pengeluaran sebagaimana dimaksud diatas, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pengeluaran Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan untuk:
a. keperluan proses persidangan;
b. pengalihan penahanan;
c. kepentingan penyidikan;
d. penangguhan penahanan;
e. pengeluaran demi hukum;
f. bebas demi hukum;
g. terkait keperluan lain;
h. pemindahan; dan i. meninggal dunia;
dilaksanakan sesuai dengan standar operasional prosedur yang berpedoman pada Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-170.PK.01.01.02 Tahun 2015 tentang Standar Registrasi dan Klasifikasi Narapidana dan Tahanan.
2. Pengeluaran Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan dilaksanakan pada hari dan jam kerja yang berlaku pada Rutan/Lapas/LPKA setempat.
3. Untuk keperluan proses persidangan, pengalihan penahanan, kepentingan penyidikan, penangguhan penahanan, bebas demi hukum, pemindahan, dan meninggal dunia, selain berdasarkan ketentuan angka (1) dan angka (2) pengeluaran Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan juga dilaksanakan dengan melakukan identifikasi dan penelitian keabsahan surat/penetapan dari pejabat yang berwenang.
4. Untuk keperluan pengeluaran demi hukum, selain ketentuan angka (1) dan angka (2) pengeluaran Tahanan/Anak juga dilaksanakan setelah melakukan koordinasi dengan pejabat yang berwewenang menahan terkait habis masa penahanan.
5. Untuk pengeluaran terkait keperluan lain dilaksanakan sesuai dengan ketentuan angka (1) dan angka (2), pengeluaran Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan terkait keperluan lain dapat dilakukan untuk:
a. mengunjungi keluarga inti dikarenakan sakit keras atau meninggal dunia;
b. menjadi wali nikah bagi anak kandung; atau
c. melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan hak keperdataan.
C. Pelayanan Sidang di Rutan/Lapas/LPKA
Kepala Rutan/Lapas/LPKA dapat mengeluarkan Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan untuk keperluan proses persidangan sebagaimana ketentuan diatas atau memfasilitasi penyelenggaraan Sidang Online sesuai standar operasional prosedur dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan sidang online, Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan dapat didampingi oleh penasihat hukum.
2. Dalam pelaksanaan sidang online, dapat dihadiri Keluarga inti Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan ataupun pendamping.
3. Melaksanakan koordinasi secara intensif dengan Kejaksaan dan Pengadilan terkait pelaksanaan sidang perkara pidana melalui online (media teleconference).
D. Layanan Kunjungan Atau Kegiatan Yang Melibatkan Pihak Luar
Kepala Rutan/Lapas/LPKA dapat menyelenggarakan kembali layanan kunjungan atau kegiatan yang melibatkan pihak luar dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Layanan Kunjungan
a. Layanan kunjungan tatap muka, dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pelaksanaan layanan kunjungan bagi Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan dilaksanakan sesuai dengan standar operasional prosedur yang berpedoman pada Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-36.OT.02.02 Tahun 2020 tentang Standar Pelayanan Pemasyarakatan;
2) Setiap Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan mendapatkan kesempatan menerima kunjungan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) minggu pada jam kerja;
3) Kunjungan bagi Tahanan/Anak, diberikan setelah mendapatkan izin dari pihak yang menahan;
4) Membuat jadwal kunjungan untuk menghindari penumpukan pada hari tertentu;
5) Penyelenggaraan layanan kunjungan secara tatap muka dilaksanakan dengan memperhatikan kepentingan keamanan dan ketersediaan sarana prasarana.
b. Layanan kunjungan online, dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Setiap Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan mendapatkan kesempatan melaksanakan kunjungan online sebanyak 2 (dua) kali dalam 1 (satu) minggu;
2) Pelaksanaan kunjungan online bagi Tahanan/Anak/Narapidana/Anak Binaan dilakukan pencatatan dan pengawasan oleh petugas kunjungan;
3) Menyediakan sarana dan prasarana pelaksanaan kunjungan online.
2. Kegiatan Yang Melibatkan Pihak Luar
Penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan pihak luar dalam rangka Pelayanan Tahanan/Anak atau Pembinaan Narapidana/Anak Binaan dilaksanakan dengan ketentuan:
a. Kepala Rutan/Lapas/LPKA menyelenggarakan kegiatan Pelayanan/Pembinaan yang melibatkan pihak luar sesuai dengan syarat dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Kepala Rutan/Lapas/LPKA membuat jadwal Pelayanan/Pembinaan yang melibatkan pihak luar agar tertib administrasi, dengan tetap memperhatikan kepentingan keamanan.
BAB III PENUTUP
Pedoman ini disusun sebagai petunjuk bagi seluruh Petugas Pemasyarakatan dan untuk dilaksanakan dengan rasa penuh tanggung jawab.
Jakarta, 28 Agustus 2023
DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN,
Dr. REYNHARD SILITONGA NRP 67090332