• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Nn.R DENGAN LAPARATOMY EKSPLORASI APPENDECTOMY ATAS INDIKASI APPENDICITIS AKUT DI RUANG INSTALASI KAMAR BEDAH RUMAH SAKIT HERMINA TASIKMALAYA

N/A
N/A
Yuni S Yuliana

Academic year: 2024

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Nn.R DENGAN LAPARATOMY EKSPLORASI APPENDECTOMY ATAS INDIKASI APPENDICITIS AKUT DI RUANG INSTALASI KAMAR BEDAH RUMAH SAKIT HERMINA TASIKMALAYA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Nn.R DENGAN LAPARATOMY EKSPLORASI APPENDECTOMY

ATAS INDIKASI APPENDICITIS AKUT DI RUANG INSTALASI KAMAR BEDAH

RUMAH SAKIT HERMINA TASIKMALAYA

Disusun oleh : Oktarina (Rumah Sakit Hermina Palembang)

Ian Andriana (Rumah Sakit Hermina Grand Wisata) Revy Nugraha (Rumah Sakit Hermina Bitung)

Selistiana (Rumah Sakit Hermina Kendari)

Nurul Fitriani (Rumah Sakit Hermina Tasikmalaya)

(2)

Appendectomi

Appendisitis adalah peradangan yang terjadi di appendix vermiformis. Appendisitis merupakan penyebab tersering nyeri akut abdomen yang memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah terjadinya perforasi apendiks (Sialaban, 2020). Salah satu penyebab terjadinya

apendisitis yaitu adanya obstruksi atau penyumbatan pada lumen appendiks yang disebabkan oleh fekalit (massa feses yang keras) dan ditandai dengan nyeri tekan abdomen pada kuadran kanan bawah atau titik Mc. Burney (setengah

jarak antara umbilicus dengan tulang kanan) (Rizky, 2021).

(3)

Etiologi

Obstruksi Lumen appendic oleh:

 Fecalith (masa feses yang keras)

 Hiperplasia dari folikel limfoid

 Benda asing (biji cabai, biji jeruk, biji jambu)

 Tumor appendics

(4)

Klasifikasi

Obstruksi Lumen appendic oleh:

 Apendisitis akut, radang mendadak di umbai cacing yang memberikan tanda, disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum local

 Apendisitis rekurens yaitu jika ada riwayat nyeri berulang di perut bagian kanan bawah yang mendorong dilakukannya apendiktomi. Kelainan ini terjadi bila serangan apendisitis akut pertama sembuh spontan

 Apendisitis kronis memiliki semua gejala riwayat nyeri perut kanan bawah

lebih dari dua minggu (sumbatan di lumen apendiks, adanya jaringan parut

dan ulkus lama di mukosa), dan keluhan hilang setelah apendiktomi

(5)

Manifestasi Klinik

Gejala awal yang khas merupakan gejala klasik apendiksitis:

• Nyeri pada titik kuadran kanan bawah

• Mual, muntah

• Nafsu makan menurun

• Konstipasi

• Demam

(6)
(7)

Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan Laboratorium

• Pemeriksaan Radiologi (USG abdomen, CT-Scan)

(8)

TINJAUAN KASUS

(9)

ASUHAN KEPERAWATAN

Identitas Pasien:

Nama : Nn. R

Jenis Kelamin : Perempuan

TTL / Usia : 24 September 2005 (18 tahun)

Alamat : Sukajaya RT. 01 / RW. 04 Cibeureum, Tasikmalaya

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Suku Bangsa : Sunda Pendidikan : SMA Pekerjaan : Pelajar

KELUHAN UTAMA :

Pasien mengeluh nyeri pada perut bawah bagian kanan sejak 2 hari SMRS, Nyeri

dirasakan terus menerus, nyeri hingga jalan membungkuk. Keluhan disertai demam (+), mual (+), muntah (-) nyeri ulu hati (+) flatus (+) BAK normal, BAB belum sejak 2 hari

Riwayat kesehatan sekarang :

Pasien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah

Riwayat kesehatan dahulu : tidak ada

Riwayat Kesehata keluarga :tidak

(10)

Pemeriksaan Fisik

Lokasi

Dalam Batas Normal

Jika tidak dalam batas normal, jelaskan

Ya Tidak

Kepala √

Leher √

Dada √

Abdomen √ Nyeri tekan, perut kanan bawah

Genetalia √

Integumen t

√ Ekstremita s

(11)

Pemeriksaan Penunjang

(12)

ANALISA DATA

PRE OPERASI

No Data Etiologi Masalah

1. DS:

Pasien mengatakan nyeri perut kanan bawah

P: Nyeri saat bergerak Q: Seperti diremas R: Perut Kanan Bawah S: Skala nyeri 5

T: frekuensi terus menerus DO:

- Skala nyeri 5

- Klien tampak meringis, dan memegang perut bagian kanan bawah

- TTV:

TD: 108/72 mmHg Nadi: 104 x/menit RR: 20 x/menit Suhu: 37,0 c SpO2: 99%

Inflamasi Appendic

Penekanan serabut saraf

Stimulasi saraf nyeri

Sensasi nyeri dijalankan ke ssp melalui serabut saraf sensorik

Saraf motoric

Nyeri di persepsikan

Nyeri akut

Nyeri Akut

(13)

ANALISA DATA

PRE OPERASI

No Data Etiologi Masalah

2. DS:

- Pasien mengatakan cemas akan tindakan yang akan dilakukan - Pasien mengatakan belum pernah

operasi

- Pasien selalu menanyakan prosedur operasi

DO:

Skala cemas 3 (0-5)

- Ekspresi wajah tegang.

- TTV:

TD: 108/72 mmHg Nadi: 104 x/menit RR: 20 x/menit Suhu: 37,0 c SpO2: 99%

Proses Penyakit

Tindakan operasi

Kekhawatiran kegagalan

Ansietas

(14)

ANALISA DATA

INTRA OPERASI

No Data Etiologi Masalah

3. DS:

- Pasien mengatakan tidak pernah tersengat listrik atau tersiram air panas di kaki

- Pasien mengatakan tidak ada bekas luka atau tato di kaki

DO:

Pasien Tidak terdapat luka, bekas luka atau tato.

- Terpasangnya alat elektromedik ( monitor, ventilator, patien plate ) terpasang di paha kanan 1/3 distal - Posisi pasien saat pembedahan

(supine)

Tindakan operasi

Pemasangan alat elektromedik (monitor, patien plate, ventilator)

Tidak ada perubahan posisi selama operasi berlangsung

Resiko kekakuan sendi, luka tekan, luka bakar

Resiko cedera intra operatif

Resiko Cedera

(15)

ANALISA DATA

INTRA OPERASI

No Data Etiologi Masalah

4. DS: - DO:

- Hb 11,7 g/dl - Leukosit 18.59 - Perdarahan 50cc - TTV:

TD: 106/77 mmHg Nadi: 106 x/menit RR: 1 9 x/menit Suhu: 37,3 c SpO2: 99%

Tindakan Pembedahan Tanda-tanda vital menurun

Resiko perdarahan

Resiko Perdarahan

(16)

ANALISA DATA

POST OPERASI

No Data Etiologi Masalah

5. DS:

- Pasien menyatakan kaki terasa baal dan masih sulit digerakkan

DO:

- Pasien terlihat masih sulit menggerakkan kedua kaki nya - Pasien terlihat belum dapat

menekuk kedua lutut - TTV:

TD: 118/78 mmHg Nadi: 8 5 x/menit RR: 2 0 x/menit Suhu: 36,8 c SpO2: 99%

Tindakan pembedahan Efek Anestesi (spinal)

Ekstremitas tidak dapat digerakkan (baal)

Gangguan mobilitas fisik

Gangguan mobilitas fisik

(17)

ANALISA DATA

POST OPERASI

No Data Etiologi Masalah

6. DS:

- Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi mulai terasa saat mencoba bergerak

P: Nyeri saat bergerak Q: Seperti disayat-sayat R: Perut Kanan Bawah S: Skala nyeri 4 (0-10) T: Nyeri hilang timbul, saat bergerak dan di pegang DO:

- Pasien terlihat meringis menahan nyeri

- TTV:

TD: 118/78 mmHg, Nadi: 8 5 x/menit, RR: 2 0 x/menit, Suhu:

36,8 c, SpO2: 99%

Tindakan Pembedahan Terputusnya kontuinitas jaringan

Mengeluarkan zat-zat proteolik (bardikinin, histamin, prostaglandin)

Respon nyeri Nyeri akut

Nyeri akut

(18)

ANALISA DATA

POST OPERASI

No Data Etiologi Masalah

7. DS:

- Pasien menyatakan kaki terasa baal dan masih sulit digerakkan

- Pasien mengatakan masih lemas belum bisa bergerak banyak

DO :

- Pasien terlihat masih sulit menggerakkan kedua kaki nya - Pasien selesai operasi masih dalam

pengaruh obat bius (anestesi spinal) - Score resiko jatuh pasca tindakan 12

Efek Anestesi

Kondisi Pasca operasi

Ekstremitas tidak dapat digerakkan

Resiko Jatuh

Resiko Jatuh

8. DS:

- Pasien menanyakan tentang perawatan luka post operasi untuk di rumah DO:

- Balutan luka operasi tertutup kasa, tidak ada rembesan

- Leukosit 18.59

Luka operasi (tindakan pembedahan)

Terputusnya kontuinitas jaringan

Pemajanan mikroorganisme Resiko Infeksi

Resiko Infeksi

(19)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

PRE OPERASI

No DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi (inflamasi appendicitis). (D.0077)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x1 jam diharapkan tingkat nyeri (L.08066) dapat menurun dengan Kriteria Hasil : 1. Keluhan nyeri menurun.

2. Meringis menurun 3. Sikap protektif menurun 4. Gelisah menurun

Manajemen nyeri (I.08238)

Identifikasi lokasi , karakteristik, durasi, frekuensi, kulaitas

nyeri, skala nyeri, intensitas nyeri

Identifikasi respon nyeri non verbal.

Identivikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri

Berikan posisi nyaman

2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran

kegagalan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan1x1 jam tingkat

ansietas (L.01006) menurun dengan Kriteria Hasil :

Verbalisasi kebingungan menurun.

Verbalisasi khawatir akibat menurun.

Prilaku gelisah menurun.

Prilaku tegang menurun.

Monitoring tanda verbal dan non verbal kecemasan

Ciptakan suasana terapeutik

Orientasikan lingkungandan tim operasi

Bimbing pasien untuk berdoa

Dampingi pasien untuk mengurangi kecemasan

Anjurkan keluarga untuk

mendampingi selama pre operasi

(20)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

INTRA OPERASI

No DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI

3. Risiko Cedera dibuktikan dengan terpapar alat medis (electrocauter /

patient plate)

:Setelah dilakukan tindakan 1x1 jam diharapkan tingkat

cedera menurun dengan kriteria hasil :

1. Perdarahan menurun 2. Luka/lecet menurun 3. Kejadian cedera menurun

Identifikasi adanya cidera pada tubuh pasien sebelum dan sesudah Tindakan operasi

Pastikan posisi pasien saat operasi baik dan aman

Sapkan peralatan alat bantu posisi yang lengkap, aman dan siap pakai

Lakukukan desinfeksi daerah operasi dengan cairan bethadine (tidak menggunakan alcohol)

Gunakan alat couter dan patient plate yang

compatible (satu paket)

4. Resiko perdarahan berhubungan dengan prosedur pembedahan (D.0012)

Setelah dilakukan Tindakan 1x1 jam diharapkan tingkat perdarahan menurun dengan kriteria hasil:

1. HB membaik

2. Hematokrit membaik 3. TD membaik

4. Frekuensi nadi membaik 5. suhu tubuh membaik

Monitor nilai HT/ Hb sebelum dan setelah kehilangan darah

Monitoring tanda adanya perdarahan / syok

Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu

Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu

(21)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

POST OPERASI

No DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI

5. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan gangguan sensori persepsi (baal) efek anestesi (D.0054)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x2 jam diharapkan mobilitas fisik meningkat dengan kriteria hasil:

pasien dapat melakukan ambulasi dan mobilisasi awal seperti miring kanan dan miring kiri

Pasien dapat melakukan ambulasi sederhana misalnya duduk ditempat tidur

 Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya

 Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi

 Monitor TTV sebelum memulai ambulasi

 Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi

 Anjurkan melakukan ambulasi dini

 Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis: berjalan dari tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)

(22)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

POST OPERASI

No DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI

6. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisik

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x2jam

diharapkan tingkat nyeri

(dapat menurun dengan Kriteria Hasil : 1. Keluhan nyeri menurun.

2. Meringis menurun 3. Sikap protektif menurun 4. Gelisah menurun

Identifikasi lokasi , karakteristik, durasi, frekuensi, kulaitas nyeri, skala nyeri, intensitas nyeri

Identifikasi respon nyeri non verbal.

Identivikasi factor yang

memperberat dan memperingan nyeri

Berikan posisi nyaman

Kolaborasi pemberian analgetik bila perlu.

7. Risiko Jatuh dibuktikan dengan efek sekunder

anastesi

Setelah dilakukan tindakan 1x2 jam diharapkan tingkat jatuh menurun dengan kriteria hasil :

Jatuh dari tempat tidur menurun

Jatuh saat dipindahkan menurun

Jatuh saat duduk menurun

Identifikasi kebutuhan kesalamatan

pasien (berdasarkan Tingkat fungsi fisik dan kognitif)

Pasang alat pengaman

Berikan tempat tidur yang rendah dan alat-alat bantuan

Berikan alat untuk memanggil perawat

Respons setiap panggilan dengan segera

(23)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

POST OPERASI

No DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI

8. Risiko Infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasive

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x2 jam

tingkat infeksi Menurun dengan Kriteria Hasil :

Kebersihan tangan meningkat.

Kebersihan badan meningkat.

Demam, kemerahan, nyeri, bengkak menurun.

Kadar sel darah putih meningkat

Pertahankan teknik aseptic

Gunakan APD sesuai standar

Monitor kondisi luka operasi

Cuci tangan sebelum

dan sesudah dari tempat pasien

(24)

EVALUASI KEPERAWATAN

11/01/2024 Jam 19.00 wib (pre operasi)

S: Pasien mengatakan nyeri perut kanan bawah, Nyeri saat bergerak, nyeri seperti diremas, perut Kanan Bawah, Skala nyeri 5, frekuensi terus menerus, Pasien mengatakan cemas akan tindakan yang akan dilakukan, Pasien mengatakan belum pernah operasi dan menanyakan prosedur operasi

O: Klien tampak meringis, dan memegang perut bagian kanan bawah, Ekspresi wajah terlihat tegang, skala cemas 3 (0-5), skala nyeri 5 (0-10)

TTV: TD: 108/72 mmHg, Nadi: 104 x/menit, RR: 20 x/menit, Suhu: 37,0 c SpO2: 99%

A: Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi (inflamasi appendicitis) belum teratasi Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi teratasi

P: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x1 jam diharapkan nyeri dan cemas berkurang:

- observasi KU dan TTV

- Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam

- Memperkenalkan team operasi, prosedur, dan bius yang akan dilakukan - Ajak pasien dan keluarga untuk berdoa sebelum masuk ruang operasi - Kolaborasi dengan keluarga untuk menjaga pasien setelah operasi selesai

(25)

EVALUASI KEPERAWATAN

11/01/2024 Jam 21.00 wib (Intra

operasi)

S: -

O: Pasien erpasangnya alat elektromedik ( monitor, ventilator, patien plate ), terpasang di paha kanan 1/3 distal, Posisi pasien saat pembedahan (supine), hasil laboratorium Hb 11,7 g/dl, Leukosit 18.59. TTV: TD:

106/77 mmHg, Nadi: 106 x/menit, RR: 1 9 x/menit, Suhu: 37,3 c, SpO2: 99%, perdarahan 50 cc

A: Resiko cidera intraoperatif berhubungan dengan terpapar alat medis (cauter/ patient plate) teratasi Resiko perdarahan berhubungan dengan prosedur pembedahan teratasi

P: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x1 jam diharapkan resiko cedera dan resiko perdarahan tidak terjadi:

- observasi KU dan TTV selama operasi

- Observasi adanya tanda cedera dan perdarahan

(26)

EVALUASI KEPERAWATAN

11/01/2024 Jam 22.00 wib (post operasi)

S: Pasien menyatakan kaki terasa baal dan masih sulit digerakkan, Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi perut kanan bawah mulai terasa saat mencoba bergerak, nyeri seperti disayat-sayat, skala nyeri 4(0-10), nyeri hilang timbul, Pasien mengatakan masih lemas belum bisa bergerak banyak, Pasien menanyakan tentang perawatan luka post operasi untuk di rumah

O: Pasien terlihat masih sulit menggerakkan kedua kaki nya, Pasien selesai operasi masih dalam pengaruh obat bius (anestesi spinal), Pasien terlihat belum dapat menekuk kedua lutut, Pasien terlihat meringis menahan nyeri, Pasien terlihat masih sulit menggerakkan kedua kaki nya, Balutan luka operasi tertutup kasa, tidak ada rembesan, Score resiko jatuh pasca tindakan 12, Skala nyeri 4 (0-10), TTV: TD: 118/78 mmHg, Nadi: 8 5 x/menit, RR: 2 0 x/menit, Suhu: 36,8 c, SpO2: 99%

A: Gangguan mobilisasi berhubungan dengan gangguan sensori persepsi (baal) efek anestesi belum teratasi.

Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (Prosedur oprasi) belum teratasi Resiko jatuh berhubungan dengan efek sekunder anastesi teratasi

Risiko Infeksi dibuktikan dengan efek prosedur infasive belum teratasi

P: setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x2 jam diharapkan gangguan mobilitas fisik meningkat, nyeri akut menurun, resiko jatuh dan resiko infeksi tidak terjadi lanjutkan intervensi:

- Observasi KU dan TTV

- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi

- Ajarkan pasien untuk ambulasi dini seperti menggerakkan jari- jari kaki dan miring kanan, miring kiri - Ajarkan tehnik tarik nafas dalam

- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapy

(27)

Terimakasih

Referensi

Dokumen terkait