• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN TENTANG TATA KELOLA PELAYANAN KLINIS DI KLINIK DENTI SARI

N/A
N/A
Dede Yudi Satria

Academic year: 2023

Membagikan "KEPUTUSAN TENTANG TATA KELOLA PELAYANAN KLINIS DI KLINIK DENTI SARI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN

KEPALA KLINIK DENTI SARI NOMOR : 244/SK/DS/2023

TENTANG

TATA KELOLA PELAYANAN KLINIS DI KLINIK DENTI SARI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KLINIK DENTI SARI

Menimbang :

Mengingat :

a. bahwa pelayanan klinis Klinik dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pasien, memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;

b. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilakukan sesuai kebutuhan pasien, bermutu dan memperhatikan keselamatan pasien, maka perlu ditetapkan kebijakan tata kelola pelayanan klinis;

c. bahwa surat keputusan kepala klinik Nomor 103/SK/DS/2020 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis di Klinik Denti Sari sudah tidak sesuai dengan kondisi klinik saat ini;

d. bahwa sehubungan dengan pernyataan butir a, b dan c maka perlu ditetapkan Keputusan oleh Kepala Klinik Denti Sari tentang Tata Kelola Pelayanan Klinis di Klinik Denti Sari.

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2005 tentang standar pelayanan Keperawatan;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290 tahun 2008 tentang Persetujuan tindakan kedokteran;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 tahun 2012 tentang Sistem Rujukan kesehatan perorangan;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2013 tentang penyelenggaraan Imunisasi;

7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2015 Tentang Panduan Praktik Klinis bagi dokter gigi;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi;

(2)

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK DENTI SARI TENTANG TATA KELOLA PELAYANAN KLINIS DI KLINIK DENTI SARI

Kesatu : Memberlakukan Tata Kelola Pelayanan Klinis di Klinik Denti Sari dalam Lampiran sebagai berikut :

I. Pelayanan Klinis II. General Consent

Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.

10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2018 tentang kewajiban rumah sakit dan pasien;

11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 Tentang standar kegiatan Usaha dan produk pada penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 316) sebagaimana telah diubah dengan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha Dan Produk Pada penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 317);

12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022 Tentang Rekam Medis;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2022 Tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, unit Tranfusi Darah, tempat praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;

14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/320/2020 Tentang Standar Profesi Bidan;

15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1186/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;

16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1936/2022 Tentang Perubahan Atas

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.01.07/MENKES/1186/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.

17. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK01.07/MENKES/1983/2022 Tentang Standar Akreditasi Klinik 18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK

02.02/I/105/2023 Tentang Insturmen Survei Akreditasi Klinik

MEMUTUSKAN

(3)

Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini akan diadakan perbaikan seperlunya.

Ditetapkan di : Bojonggede Pada tanggal : 02 Januari 2023

KEPALA KLINIK DENTI SARI

Denti Sari Primawati

(4)

LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK DENTI SARI NOMOR : 244/SK/DS/2023

TANGGAL : 02 JANUARI 2023

TENTANG : TATA KELOLA PELAYANAN KLINIS DI KLINIK DENTI SARI DENTI SARI

PELAYANAN KLINIS

A. PENDAFTARAN PASIEN

1. Proses pendaftaran pasien memuat tentang prosedur pendaftaran yang jelas dan memperhatikan kebutuhan pasien.

2. Informasi yang wajib tersedia di tempat pendaftaran , meliputi : a. prosedur pendaftaran

b. jenis pelayanan yang terdapat di Klinik Denti Sari c. jam buka pelayanan di Klinik Denti Sari

d. tarif pelayanan e. jadwal dokter f. daftar jejaring

g. daftar rumah sakit kerjasama

h. informasi hak dan kewajiban pasien i. cara menyampaikan keluhan

j. prosedur rujukan berjenjang k. daftar apotek PRB

l. prosedur mengikuti PRB

3. Keselamatan pasien diperhatikan selama proses pendaftaran melalui proses identifikasi yang benar dan pemasangan CCTV untuk mencegah kekerasan fisik yang mungkin terjadi.

4. Petugas melakukan identifikasi dan memprioritaskan pasien yang memiliki hambatan fisik, Bahasa, dan budaya/kepercayaan dan hambatan lain dalam pelayanan

5. Hambatan bahasa asing yang dialami pasien dapat diatasi dengan bantuan penterjemah pribadi pasien , atau dengan bantuan google translate, sedangkan untuk hambatan bahasa daerah dapat dibantu staf yang ditunjuk.

6. Setiap pasien baru wajib memberikan persetujuan umum (general consent) pada saat proses pendaftaran.

7. Persetujuan umum dilakukan sekali oleh pasien atau diwakili oleh keluarga terdekat dan berlaku seumur hidup.

8. Informasi terkait hak dan kewajiban pasien diberikan pada saat proses pasien / keluarga memberikan persetujuan umum (general consent) , serta disediakan dalam bentuk tertulis yang bisa diakses pasien kapanpun jika dibutuhkan.

9. Hak dan kewajiban pasien meliputi : A. HAK-HAK PASIEN

1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Klinik

2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban Pasien

(5)

3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi

4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional

5. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter

6. Memilih dokter sesuai dengan keinginan nya dengan peraturan yang ada di klinik

7. Menyampaikan pengaduan, saran, kritik dan keluhan berkaitan dengan pelayanan

8. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan

9. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan dokter terhadap penyakit yang dideritanya

10. Keluarga dapat mendampingi saat menerima pelayanan kesehatan B. KEWAJIBAN PASIEN

1. Membawa kartu identitas (KTP/SIM/Kartu jaminan) atau mengetahui alamat dengan jelas untuk kunjungan pertama kali.

2. Membawa kartu berobat :

a. Pengguna layanan JKN membawa kartu BPJS/KIS

Pengguna layanan umum/asuransi membawa kartu berobat/kartu Asuransi 3. Mengikutin alur pelayanan klinnk

4. Mentaati aturan layanan dan mematuhi nasehat serta petunjuk pengobatan 5. Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang masalah kesehatannya

kepada tenaga kesehatan di klinik B. JENIS DAN JADWAL PELAYANAN

- JENIS PELAYANAN

1. Pelayanan yang dapat dilayani , meliputi : 2. Pelayanan Dokter Umum

3. Pelayanan Dokter Gigi 4. Pelayanan KIA

- Pelayanan Imunisasi;

- Pelayanan Keluarga Berencana - Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan 5. Pelayanan Farmasi

6. Pelayanan Medical Check Up 7. Pelayanan Laboratorium 8. Pelayanan Telekonsultasi 9. Pelayanan Home Visite

10. Pelayanan Kegiatan Promotif – Preventif

- JADWAL PELAYANAN

1. Dokter umum Senin - Sabtu

(6)

- Pagi : 07.30 WIB – 14.30 WIB - Sore : 15.45 WIB – 21.00 WIB Minggu

- Pagi : 07.30 WIB – 14.30 WIB - Sore : 15.45 WIB – 18.00 WIB 2. Dokter Gigi

Senin- Sabtu

- Pagi : 08.00-12:00 Senin, Kamis, Jumat

- Sore : 15.45 WIB – 18.00 WIB 3. KIA

Senin, Kamis, Sabtu

- Pagi : 08.00 WIB – 13.00 WIB - Sore : 16.00 WIB – 20.00 WIB Minggu

- Pagi : 08.00 WIB – 13.00 WIB - Sore : 16.00 WIB – 18.00 WIB

Pelayanan Imunisasi : Setiap bulan di tanggal 15 Pelayanan KB Senin-Minggu

4. Laboratorium Senin – Sabtu

- Pagi : 08.00 WIB – 14.00 WIB - Sore : 16.00 WIB – 20.00 WIB Minggu

- Pagi : 08.00 WIB – 14.00 WIB - Sore : 16.00 WIB – 17.00 WIB 5. Pelayanan Farmasi

Senin - Sabtu

- Pagi : 07.30 WIB – 14.30 WIB - Sore : 15.45 WIB – 21.00 WIB Minggu

- Pagi : 07.30 WIB – 14.30 WIB - Sore : 15.45 WIB – 18.00 WIB

6. Pelayanan Kegiatan Promotif – Preventif

- Edukasi Promotif pengunjung klinik diadakan setiap hari senin dan kamis pagi, - Edukasi promotif ke pasien prolanis diadakan setiap bulan sekali,

- Edukasi promotif ke pasien setiap pasien selesai konsultasi

- Edukasi melalui media sosial (Instrgram dan Whatsapp setiap seminggu sekali) C. TAHAPAN LAYANAN KLINIS

Tahapan layanan klinis meliputi : 1. Skrining visual

2. Triase 3. Pengkajian

a. Anamnesa

(7)

b. Pemeriksaan fisik

c. Keputusan layanan klinis d. Rencana layanan klinis

e. Pelaksanaan rencana layanan klinis f. Pelaksanaan rencana asuhan klinis D. SKRINING VISUAL

1. Skrining visual dilakukan untuk identifikasi terhadap kebutuhan pasien saat kontak pertama dengan pasien , yaitu dengan melihat secara langsung/visual keadaan atau kondisi pasien pada saat proses penerimaan oleh petugas keamanan;

2. Petugas keamanan menelpelkan label ke lengan pasien dengan keteria warna label sebagai berikut;

a. Merah adalah pasien yang ditemukan tanda kegawatdaruratan (Pasien tidak sadarkan diri atau Pingsan, tidak bernafas atau kesulitan bernafas, nadi tidak teraba atau henti jantung, kejang berulang atau kejang lama) diarahkan untuk langsung menuju ruang tindakan, dan pendaftaran dibantu oleh keluarga pasien atau petugas klinik.

b. Orange Adalah pasien beresiko gawatdarurat ( nyeri Hebat dan nyeri dada ) diarahkan untuk langsung menuju ruang tindakan, dan pendaftaran dibantu oleh keluarga pasien atau petugas klinik.

c. Kuning adalaah pasien beresiko tidak gawatdarurat ( Pasien tampak pucat, lemas, nyeri dada, lansia, bayi dan balita ) diarahkan langsung menuju ke ruang pendaftaran

d. Hijau adalah pasien yang tidak ditemukan tanda kegawatdaruratan atau dalam kondisi stabil diarahkan untuk melakukan pendaftaran terlebih dahulu sesuai prosedur yang berlaku.

3. Dokter melakukan asesmen awal dan tindakan medis untuk stabilisasi pasien kegawatdaruratan dan apabila kebutuhan medis pasien tidak sesuai dengan kemampuan klinik maka dilakukan rujukan vertical sesuai dengan prosedur yang berlaku.

E. PENGKAJIAN

1. Pengkajian melalui metoda IAR (information , asesmen , rencana asuhan).

2. Jenis pengkajian di Klinik Denti Sari terdiri dari a. Pengkajian awal

b. Pengkajian ulang (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi / CPPT) c. Pengkajian odontogram

d. Pengkajian pra bedah e. Pengkajian pra anestesi

3. Setiap pengkajian dilakukan oleh tenaga yang kompeten yaitu dokter, dokter gigi , perawat , bidan dan petugas pemberi asuhan lainnya.

4. Proses pengkajian wajib didokumentasikan didalam rekam medis untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu.

5. Pengkajian awal

a. Pengkajian awal dilakukan secara kolaboratif antara Petugas Pemberi Asuhan.

(8)

b. Dokter dan dokter gigi adalah dokter penanggungjawab pasien , dibantu oleh Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya yaitu perawat , bidan , dan tenaga Kesehatan lainnya

c. Pengkajian awal terdiri dari pengkajian keperawatan dan pengkajian medis;

d. Pengkajian awal dilakukan secara paripurna meliputi : 1. Anamesis / alloanamnesis

2. Riwayat kesehatan 3. Riwayat alergi

4. Riwayat penggunaan obat 5. Pemeriksan fisik

6. Pengkajian biopsiko –spritual 7. Skrining gizi

- Adakah penurunan berat badan yang tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir

? ( Tidak (0), tidak yakin/tidak tahu (1), Ya, 1-5 kg (2), Ya, 6-10 kg (3), Ya, 11-15 kg (4), Ya, >15 kg (5).

- Apakah Asupan makanan berkurang karena tidak nafsu makan?

- Hasil skrining gizi ( risiko rendah (0), risiko sedang (1), risiko tinggi(>=2) 8. Skrining nyeri

Skor nyeri : 1-10

Jenis nyeri : Tidak nyeri, Nyeri akut, Nyeri Kronis

Skala nyeri, lokasi, durasi dan frekuensi

Nyeri hilang bila : Minum obat, Istirahat, berubah posisi/ tidur, lain-lain.

9. Skrining risiko jatuh ( Get up and go):

1. Pengkajian (beri tanda ceklis)

No. PENILAIAN/PENGKAJIAN YA TIDAK

a. Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih) 1. Tidak seimbang/sempoyongan/limbung 2. Jalan dengan menggunakan alat bantu

(kruk, tripot, kursi roda, orang lain).

b. Menopang saat akan duduk : tampak memegang pinggiran kursi atau meja/ benda lain sebagai penopang saat akan duduk.

2. Hasil

No. Hasil Penilaian/ pengkajian keterangan 1. Tidak beresiko Tidak ditemukan a dan b

2. Resiko rendah Ditemukan salah satu dari a atau b

3. Risiko tinggi Ditemukan a dan b

(9)

3. Tindakan

No. Hasil kajian Tindakan Ya Tidak

1. Tidak beresiko Tidak ada tindakan 2. Resiko rendah Edukasi

3. Risiko tinggi - Diberikan kalung kuning - Edukasi

e. Pengkajian awal dilakukan untuk setiap pasien baru , kondisi kegawatdaruratan dan maksimal enam bulan sekali pada pasien lama atau apabila terjadi perubahan kondisi pasien secara signifikan.

f. Pengkajian awal harus tersedia maksimal 1 x 24 jam sejak pasien datang berobat.

6. Pengkajian ulang :

a. Pengkajian ulang dilakukan sebagai tindak lanjut evaluasi hasil terapi pada pengkajian awal sebelumnya

b. Pengkajian awal dilakukan secara kolaboratif antara Petugas Pemberi Asuhan.

c. Menggunakan metode IAR (Informasi , Asesmen , Rencana Asuhan) dan dicatat di dalam rekam medis

d. Informasi merupakan data medis yang dikumpulkan dari anamnesa (subyektif) dan pemeriksaan baik fisik ataupun penunjang (obyektif)

e. Asesmen merupakan diagnosa yang dibuat berdasarkan informasi yang didapat.

f. Rencana Asuhan merupakan rencana terapi yang akan diberikan kepada pasien , dimana termasuk didalamnya

a. Pemberian terapi obat b. Pemberian edukasi c. Pemeriksaan penunjang d. Rencana rujukan

e. Intruksi khusus berupa target dari keberhasilan terapi yang harus dievaluasi(pasien prolanis DM dan HT terkendali).

g. Pengkajian ulang harus tersedia maksimal 1 x 24 jam sejak pasien datang berobat.

h. Akumulasi dari pengkajian ulang dikemas dalam bentuk catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT).

7. Odontogram

a. Odontogram dilakukan pada setiap pasien Gigi dan Mulut.

b. Odontogram diisi kembali apabila koreksi gigi pasien sudah final atau selesai semua.

8. Pengkajian Pra Bedah

a. Pengkajian pra bedah dilakukan pada pasien yang membutuhkan pembedahan baik elektif maupun cito.

b. Pengkajian pra bedah dilakukan maksimal 1 x 24 jam sebelum pasien mendapatkan pembedahan.

c. Pembedahan yang dilakukan pada bagian tubuh memiliki dua sisi , wajib dilakukan penandaan lokasi operasi.

d. Sesaat sebelum dilakukan pembedahan dokter harus melaksanakan Surgical Safety Checlist yang dilakukan sebelum pembedahan , sebelum anestesi dan sebelum pasien dipulangkan atau dipindahkan.

(10)

9. Pengkajian Pra Anestesi

a. Pengkajian pra anestesi dilakukan pada pasien yang membutuhkan pembedahan dengan tindakan anestesi baik elektif maupun cito.

b. Pengkajian pra anestesi dilakukan sebelum pasien mendapatkan tindakan anestesi.

c. Selama proses anestesi dan pembedahan dan sesudah proses anestesi dan pembedahan pasien wajib dimonitoring kondisinya dan dilakukan intervensi apabila dibutuhkan dan dicatat dalam rekam medis yaitu dokumen monitoring tindakan pembedahan.

F. KEPUTUSAN LAYANAN KLINIS

1. Keputusan layanan klinis menghasilkan suatu diagnosa, baik diagnose penyakit , diagnose prosedur dan diagnosa keperawatan.

2. Diagnosa penyakit mengacu pada ICD 10 versi 2010 dan diagnosa prosedur mengacu pada ICD 9-CM.

G. RENCANA LAYANAN KLINIS

1. Rencana layanan klinis disusun berdasarkan hasil pengkajian yang berupa diagnosis.

2. Jika dibutuhkan , rencana layanan klinis dalam bentuk tindakan dan pengobatan dapat dilaksanakan secara terpadu (tim) oleh beberapa tenaga Profesional Pemberi Asuhan (PPA) dengan melibatkan pasien/keluarga

3. Penyusunan rencana layanan klinis mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, social, spiritual, dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.

4. Rencana layanan/asuhan klinis meliputi : a. Terapi pengobatan

b. Pendidikan/ penyuluhan/ edukasi c. Tindakan medis

d. Pemeriksaan penunjang e. Rujukan eksternal

5. Efek samping dan resiko pelaksanaan pelayanan pengobatan harus diinformasikan kepada pasien

6. Rencana layanan klinis harus dicatat dalam rekam medis H. PELAKSANAAN LAYANAN KLINIS

1. Pelaksanaan layanan klinis mengacu pada rencana layanan klinis dan dilaksanakan sesuai dengan Pedoman Praktik Klinis dan Standar Operasional Prosedur yang berlaku.

2. Dalam melaksanakan layanan klinis semua petugas harus melaksanakan kewaspadaan universal (standar).

3. Pelaksanaan layanan klinis dicatat / didokumentasikan didalam rekam medis.

I. PERSETUJUAN / PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN

Persetujuan tindakan kedokteran wajib dilaksanakan pada tindakan berisiko tingggi yang dituangkan dalam surat keputusan ;

Yang berhak memberikan persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran ,adalah sebagai berikut:

a. Pasien yang sudah berusia 18 tahun atau yang sudah menikah;

b. Keluarga terdekat pasien :

(11)

- Suami atau istri yang sah

- Orang tua atau pengampu yang sah - Anak kandung

- Saudara kandung

c. Dalam hal pasien pasien dalam keadaan kegawatdaruratan dan tidak terdapat keluarga terdekat , maka tidak dibutuhkan persetujuan.

Pasien atau yang mewakili wajib mendapatkan informasi terlebih dahulu dari dokter sebelum memberikan pernyataan persetujuan atau penolakan .

Pada pasien/yang mewakili memberikan penolakan tindakan kedokteran , maka petugas wajib memberitahukan kepada pasien mengenai :

a. Konsekuensi atas keputusannya tersebut b. Tersedianya alternative pengobatan, jika ada.

Persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran wajib dicatat / didokumentasikan didalam rekam medis

Daftar Tindakan – Tindakan yang perlu Informed Consent di Klinik Denti Sari

J. PENANGANAN DAN PELAYANAN PASIEN GAWAT DARURAT BERESIKO TINGGI

1. Pelayanan risiko tinggi , mencakup :

a. Pelayanan kegawatdaruratan (Emergency)

Daftar kasus gawat darurat yang bisa ditangani diklinik 1. Cedera kepala ringan

2. Luka robek grade 3

Grade 3 hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah.

3. Luka Bakar grade 1 grade 2

a. Grade 1 kulit mengalami kemerahan b. Grade 2

A. Kulit tidak merah tapi warna putih karna luka bakar dalam B. Timbul bula atau gelembung cairan

4. Kejang Demam , suhu > 39oC b. Pelayanan penyakit menular;

Pasien dengan penyakit menular untuk pemeriksaan awal, untuk pengobatan selanjutnya diberikan rujukan eskternal ke RS / Horizontal ke Puskesmas).

a. TBC b. HIV 2. Pasien Lansia

Pasien lansia dengan hasil skrining visual dengan stiker Merah/Orange/Kuning.

1. Pembedahan Minor ( Ekstraksi kuku, Cross insisi, Vulnus laceratum) 2. Pencabutan gigi

3. Pemasangan infus

4. Keluarga Berencana (Suntik kb 1 bulan, 3 Bulan, IUD ) 5. Pelayanan Bayi ( Tindik telinga, Imunisasi Bayi (Pasien baru) 6. Pemeriksaan IVA

7. Rujukan ke Gawat Daruratan

(12)

3. Pasien Hamil dengan hasil skiring visual dengan stiker kuning

4. Pasien Bayi/Balita dengan keluhan Demam (Suhu >38,5oC), lemas, muntah

Semua pelayanan dan pasien risiko tinggi didahulukan atau diprioritaskan dalam pelayanan.

Pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera (emergensi) harus dilakukan stabilisasi sebelum dirujuk ke fasilitas rujukan lebih tinggi (rumah sakit).

Harus disediakan tempat pemeriksaan yang memadai, peralatan yang berfungsi baik dan terkalibrasi (alat ukur) serta aman digunakan oleh petugas dan pasien.

K. RENCANA RUJUKAN

1. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses rujukan 2. Rujukan terdiri dari rujukan emergency, eksternal dan internal

3. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pemulangan/rujukan

4. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang menangani 5. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, Klinik wajib memberikan alternatif pelayanan.

6. Proses rujukan dilakukan berdasarkan kebutuhan pasien untuk menjamin kelangsungan layanan.

7. Persiapan pasien/keluarga yang akan dirujuk harus sesuai dengan prosedur

8. Informasi tentang rujukan disampaikan dengan cara yang mudah dipahami oleh pasien/keluarga pasien dan dievaluasi secara periodik tentang penyampaian informasi.

9. Informasi tentang rujukan tersebut mencakup alasan rujukan, sarana tujuan rujukan, dan kapan rujukan harus dilakukan.

10. Rujukan gawat darurat ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi dipandu oleh prosedur yang berlaku dan didasarkan atas kebutuhan medis pasien.

11. Informasi rencana rujukan wajib diinformasikan kepada pasien/keluarga , meliputi : a. Alasan rujukan;

b. Sarana tujuan rujukan;

c. Kapan rujukan tersebut harus dilakukan.

12. Rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi wajib mendapat persetujuan dari pasien.

13. Pasien/keluarga yang menolak dirujuk ke fasilitas kesehatan harus memberikan pernyataan penolakan tindakan kedokteran.

14. Apabila tersedia lebih dari satu fasilitas kesehatan rujukan , maka diberikan kesempatan kepada pasien untuk memilih.

15. Petugas memberikan surat rujukan (resume) dan melakukan komunikasi dengan fasilitas rujukan untuk memastikan ketersediaan sumberdaya yang dibutuhkan pasien.

16. Selama proses transfer , pasien dimonitoring oleh petugas yang kompeten (yang memiliki STR/SIP, Dokter/Bidan/Perawat) untuk selanjutnya dilakukan serah terima dengan fasilitas kesehatan yang dituju.

L. RUJUKAN KEGAWATDARURATAN

1. Rujukan gawat darurat ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi dipandu oleh prosedur yang berlaku dan didasarkan atas kebutuhan medis pasien.

2. Informasi rencana rujukan wajib diinformasikan kepada pasien/keluarga , meliputi;

(13)

a. Alasan rujukan;

b. Sarana tujuan rujukan;

c. Kapan rujukan tersebut harus dilakukan.

3. Rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi wajib mendapat persetujuan dari pasien.

4. Pasien/keluarga yang menolak dirujuk ke fasilitas kesehatan harus memberikan pernyataan penolakan tindakan kedokteran

5. Apabila tersedia lebih dari satu fasilitas kesehatan rujukan , maka diberikan kesempatan kepada pasien untuk memilih

6. Petugas memberikan surat rujukan (resume) dan melakukan komunikasi dengan fasilitas rujukan untuk memastikan ketersediaan sumberdaya yang dibutuhkan pasien 7. Selama proses transfer , pasien dimonitoring oleh petugas yang kompeten untuk

selanjutnya dilakukan serah terima dengan fasilitas kesehatan yang dituju.

M. RUJUKAN BUKAN KEGAWATDARURATAN

1. Rujukan bukan kegawatdaruratan dilakukan jika terdapat indikasi medis.

2. Indikasi medis yang dimaksud poin1 tersebut meliputi : a. Kasus spesialistik;

b. Kasus non-spesialistik dengan pertimbangan waktu (time), usia (age), komorbid (comorbidity), dan komplikasi (complication);

3. Pada pasien jaminan rujukan disesuaikan dengan ketentuan sebagaimana tertuang dalam Surat Perjanjian Kerjasama (SPK).

N. PELAYANAN ANESTESI

1. Pelayanan anestesi dipandu dengan prosedur yang berlaku.

2. Pelayanan anestesi yang tersedia di Klinik Denti Sari adalah anestesi local, blok , topix`cal dan infiltrasi.

3. Tindakan anestesi wajib dilakukan oleh dokter, dokter gigi, bidan dan perawat yang memiliki SIP di Klinik Denti Sari, atau dokter/dokter gigi pengganti yang memiliki SIP di fasilitas kesehatan lain.

4. Pasien wajib memberikan persetujuan tindakan kedokteran sebelum dilakukan tindakan dengan anestesi .

5. Pasien yang menjalani anestesi wajib dimonitoring sebelum, selama, dan sesudah tindakan.

6. Monitoring tindakan anestesi dicatat / didokumentasikan didalam rekam medis.

JENIS-JENIS SEDIAN ANESTESI DI KLINIK

NO JENIS SEDIAAN KEGIATAN NAMA OBAT

1. Anestesi permukaan

Oles

Pencabutan gigi susu mobiliti

Incisi abses

chloretil spray

topical gel strawberry 2. Anestesi

infiltrasi

Injeksi Hecting luka

Pencabutan gigi tetap

pencabutan gigi susu yang sulit dan belum

Lidocain Pehacain

(14)

TENAGA KESEHATAN YANG MEMPUNYAI KEWENANGAN MELAKUKAN ANESTESI

O. KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI (KIE) PASIEN

1. Pendidikan pasien dan keluarga dipandu dengan panduan yang berlaku dan diberikan komunikasi dan edukasi terhadap pasien dan keluarga.

2. Pendidikan pasien dan keluarga mencakup penyakit, penggunaan obat, peralatan medik, aspek etika di klinik dan perilaku hidup bersih dan sehat.

3. KIE pasien dan keluarga wajib dicatat / didokumentasikan didalam E- rekam medis dan jika pasien sudah paham dan mengerti KIE yang diberikan lalu menandatangani di Buku Logbook KIE.

P. KEGIATAN PROMOTIF , PREVENTIF DAN REHABILITATIF

1. Kegiatan promotif di Klinik Denti Sari dilakukan secara berkala dan berkelanjutan , meliputi :

a. Kegiatan senam;

mobiliti

Ekstraksi kuku 3. Anestesi blok

mandibula

Injeksi Pencabutan gigi tetap geraham rahang bawah

Lidocaine Pehacain

NO NAMA PETUGAS PROFESI

1. drg. Denti Sari Primawati Dokter gigi

2. drg. Kristina Wulandari Dokter gigi

3. dr. Widiyanti Dokter umum

4. dr. Utari dewi Dokter umum

5. dr. Theresia Apsari Dokter umum

6. dr. Linda Listiani Dokter umum

7. dr. Tedy Reyhan Dokter umum

8. dr. Randika Hermanda Dokter umum

9. Diana Komalasari Perawat

10. Febria Roza Bidan

11. Martika Musiyam Bidan

12. Tsalitsa Yunita Rahma nahari Bidan

(15)

b. Kegiatan penyuluhan langsung dan kelompok;

c. Kegiatan homevisit

d. Kegiatan edukasi melalui media social.

Edukasi Promotif pengunjung klinik diadakan setiap hari senin dan kamis pagi, edukasi promotif ke pasien prolanis diadakan setiap bulan sekali, edukasi promotif ke pasien setiap pasien selesai konsultasi dan edukasi melalui media sosial (Instrgram dan Whatsapp setiap seminggu sekali)

2. Kegiatan preventif di Klinik Denti Sari dilakukan secara berkala dan berkelanjutan , meliputi :

1. Screening Kesehatan

2. Screening Kesehatan untuk peserta PROLANIS Tiap 6 bulan 3. Screening Gula Darah Puasa dan 2 Jam PP

4. Imunisasi Dasar

5. Keluarga Berencana pada usia subur

6. Screening Kesehatan Wanita dan Pemeriksaan IVA 7. Rujukan Horizontal untuk kasus TBC, HIV, SIFILIS

3. Kegiatan rehabilitatif di Klinik Denti Sari dilakukan pada penyakit tertentu Asma Bronkial , meliputi :

- Terapi Nebulizer Q. PELAYANAN BEDAH

1. Pelayanan bedah mencakup kasus Klinik Umum ataupun Klinik Gigi.

2. Sebelum pembedahan wajib dilakukan permintaan Informed Consent.

3. Daftar pembedahan berisiko tinggi yang membutuhkan Informed Consent

Pembedahan Minor ( Ekstraksi kuku, Cross insisi, Vulnus laceratum)

Pencabutan gigi

Pemasangan infus

Keluarga Berencana (Suntik kb 1 bulan, 3 Bulan, IUD )

Pelayanan Bayi ( Tindik telinga, Imunisasi Bayi (Pasien baru)

Pemeriksaan IVA

Rujukan ke Gawat Daruratan R. PROGRAM NASIONAL

1. Program Nasional dilaksanakan sesuai dengan jenis pelayanan di klinik.

2. Program Nasional yang terdapat di Klinik Denti Sari Meliputi :

b. Pelayanan Kesehatan ibu dan Anak dengan penurunan jumlah kematian ibu dan bayi dengan cara ANC 6x dalam kehamilan;

Tri semester pertama sebanyak 1 x Tri semester kedua sebanyak 2x Tri semester ketiga sebanyak 3x

Pemerikasaan kualitas ibu hamil dengan 10T 1. T1 Timbang berat Badan

2. T2 Tensi

3. T3 Tinggi Fundus Uteri 4. T4 status TT

(16)

5. T5 tambah darah 6. T6 tes laboratorium 7. T7 status gizi (LILA) 8. T8 PMCTC

9. T9 temu wicara

10. T10 Tata laksana rujukan c. Imunisasi setiap bulan di tanggal 15 d. Rujukan pelayanan TB

e. Program penyakit tidak menular yaitu DM dengan pemeriksaan gula darah sewaktu f. Rujukan pelayanan persalinan.

S. MANAJEMEN KELUHAN

1. Manajemen keluhan pelanggan dipandu oleh panduan dan prosedur.

2. Disediakan informasi dan sarana (kotak saran) bagi pelanggan untuk menyampaikan keluhan.

3. Keluhan pelanggan ditindaklanjuti dengan melibatkan pasien dan atau keluarga dan didokumentasikan.

Ditetapkan di : Bojonggede Pada tanggal : 02 Januari 2023

KEPALA KLINIK DENTI SARI

Denti Sari Primawati

Referensi

Dokumen terkait

Proses Pencarian Rumah Sakit Rujukan Melakukan pemeriksaan awal Puskesmas Menghubungi Rumah Sakit Terima informasi kondisi medis pasien Referral Hospitals Cek kondisi medis