KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) Paket Pengadaan bibit Kambing Kacang
Tahun Anggaran 2023
Uraian Pendahuluan
1. Latar Belakang Ternak Kambing merupakan salah satu sumberdaya penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dan penting artinya bagi masyarakat. Seiring dengan hal tersebut peternakan kambing memiliki peluang yang cukup besar dengan semakin sadarnya masyarakat akan kebutuhan gizi yang perlu segera dipenuhi.
Pengembangan Sub Sektor Peternakan di Kota Singkawang dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat dan pihak swasta. Pemerintah berperan memfasilitasi bagi peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta tersebut, fasilitas pemerintah dituangkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pembangunan Sub sektor Peternakan dengan pola peberdayaan masyarakat yang bersumber dari dana APBD Kota Singkawang.
Meningkatkan prospek pengembangan budidaya ternak kambing yang cukup menjanjikan dan tersedianya sumberdaya(SDM/peternak dan SDA/Sumberdaya alam) yang memadai, maka upaya meningkatkan aspek kualitas dan kuantitas ternak kambing dalam negeri terus dikembangkan melalui penerapan Good Farming Practice secara menyeluruh dan mendorong tumbuh dan berkembangnya usaha peternakan kambing rakyat berbasis agribisnis.
Ternak kambing yang cocok dikembangkan untuk Kota Singkawang dan dinilai dapat dikembangkan dengan baik salah satunya adalah kambing kacang. Kambing Kacang adalah salah satu jenis kambing yang sudah sejak lama dibudidayakan dan bahkan dilakukan secara turun temurun. Ada cukup banyak manfaat yang akan didapat ketika beternak kambing yang satu ini, mulai dari diambil dagingnya atau jenis kambing pedaging, hingga diambil susunya,atau jenis kambing perah.
Kambing kacang yang tersebar luas dihampir seluruh penjuru indonesia ini, mempunyai ukuran tubuh yang relatif kecil, dan mempunyai telinga berukuran kecil, dan berdiri tegak. Keunggulan kambing jenis ini mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada dengan baik, dan mempunyai tingkat kelahiran yang juga baik.
Penyebaran ternak untuk tahun 2023 ini Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Singkawang melalui dana APBD mengajukan Pengadaan Bibit Ternak Kambing Kacang melalui kegiatan penyediaan Benih/Bibit Ternak dan Hijauan Pakan Ternak yang bersumber dalam 1 (Satu) Daerah Kabupaten/Kota lain yang akan disebarkan oleh Kelompok Masyarakat Kota.
Singkawang sesuai dengan Pengajuan serta lolos dari persyaratan saat cek lokasi penerima manfaat. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan populasi hewan ternak/bibit ternak, meningkatkan pendapatan petani peternak, menciptakan kesempatan kerja dan usaha masyarakat serta terbentuknya sentra-sentra baru kawasan pengembangan ternak kambing kacang di Kalimantan Barat.
2. Maksud dan Tujuan Maksud :
Meningkatkan kemampuan peternak/kelompok dalam mengembangkan saha hewan ternak/bibit ternak.
Tujuan :
Meningkatkan populasi hewan ternak/bibit ternak serta produksi daging dan produktifitas ternak di Kota Singkawang.
3. Sasaran/Output Target yang ingin dicapai adalah tersedianya Bibit Ternak Kambing Kacang sebanyak 9 ekor dengan rincian 36 ekor betina dan 16 ekor jantan.
4. Lokasi Pekerjaan Kota Singkawang
Singkawang, 27 Oktober 2023
Pejabat Pembuat Komitmen
Erwin Januardi, SP NIP. 19830106 200604 1 006
5. Sumber Pendanaan Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBD
6. Nilai Pekerjaan Rp 63.000.000,- (enam puluh tiga juta rupiah)
7. Nama dan Organisasi PA/KPA
Nama Pejabat PA/KPA: Dwi Yanti, ST, MT
Satuan Kerja: Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Singkawang
8. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen
Nama Pejabat Pembuat Komitmen:Erwin Januardi, SP
Satuan Kerja: Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Singkawang
Ruang Lingkup 9. Lingkup Pekerjaan Pengadaan Kambing Kacang 10. Spesifikasi Teknis dan
Volume Pekerjaan
Bibit Ternak Kambing Kacang
a. Persyaratan Kualitatif dan kuantitatif sesuai SNI 7352-2:2018 tentang Kambing Kacang yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional b. Setiap ternak yang akan dikirim telah di vaksin PMK sebanyak 2x c.. Setiap ternak memiliki SKKH
d. Setiap ternak memiliki SKLB 11. Volume Pekerjaan Kambing Jantan sebanyak 9 ekor
Kambing Betina 36 Ekor
12. Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan
Pengadaan ini dilaksanakan selama 60 hari kalender/bulan setelah di tandatangani Kontrak
13. Laporan Akhir Memuat: realisasi pelaksanaan pekerjaan.
Laporan Akhir harus diserahkan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 67-03-S1: Bibit ternak, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 7352-2:2018
ICS 65.020.30 Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia
Bibit kambing – Bagian 2 : Kacang
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 67-03-S1: Bibit ternak, dan tidak untuk dikomersialkan”
© BSN 2018
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 67-03-S1: Bibit ternak, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 7352-2:2018
© BSN 2018 i
Daftar Isi
Daftar Isi ... i
Prakata ... ii
Pendahuluan... iii
1 Ruang lingkup ... 1
2 Istilah dan definisi ... 1
3 Persyaratan mutu ... 1
3.1 Persyaratan umum ... 1
3.2 Persyaratan khusus ... 2
4 Cara pengukuran ... 4
4.1 Penentuan umur ... 4
4.2 Tinggi pundak ... 5
4.3 Panjang badan ... 5
4.4 Lingkar dada ... 5
4.5 Lingkar skrotum ... 6
Bibliografi ... 7
Tabel 1 – Persyaratan kuantitatif bibit kambing kacang jantan ... 4
Tabel 2 – Persyaratan kuantitatif bibit kambing kacang betina ... 4
Tabel 3 – Taksiran umur berdasarkan gigi seri permanen ... 5
Gambar 1 – Contoh bulu bibit kambing kacang ... 2
Gambar 2 – Contoh bentuk ekor dan punggung bibit kambing kacang ... 3
Gambar 3 – Contoh bentuk kepala, profil muka, telinga, tanduk dan jenggot bibit kambing kacang ... 3
Gambar 4 – Contoh cara pengukuran bibit kambing kacang ... 6
Gambar 5 – Cara pengukuran skrotum bibit kambing kacang ... 6
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 67-03-S1: Bibit ternak, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 7352-2:2018
© BSN 2018 ii
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) 7352-2:2018 dengan judul Bibit kambing - Bagian 2 : Kacang, merupakan Standar baru.
Standar ini disusun dengan tujuan untuk:
1. Memberikan jaminan kepada konsumen dan produsen tentang mutu bibit kambing kacang;
2. Meningkatkan produktivitas kambing kacang di Indonesia; dan 3. Meningkatkan kualitas genetik kambing kacang.
Standar ini disusun oleh Subkomite Teknis 67-03-S1 Bibit Ternak. Standar ini telah dibahas dalam rapat teknis dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus di Depok, Jawa Barat pada tanggal 20 Oktober 2017. Konsensus ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait, yaitu perwakilan dari produsen, konsumen, pakar, dan pemerintah, serta asosiasi, lembaga penelitian, dan perguruan tinggi.
Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 20 Desember 2017 sampai dengan 18 Februari 2018 dengan hasil akhir disetujui menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan dokumen dimaksud, disarankan bagi pengguna standar untuk menggunakan dokumen SNI yang dicetak dengan tinta berwarna.
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 67-03-S1: Bibit ternak, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 7352-2:2018
© BSN 2018 iii
Pendahuluan
Pembangunan peternakan dituntut untuk mampu meningkatkan daya saing, baik dalam keunggulan kompetitif maupun komparatif. Kambing kacang sebagai Sumber Daya Genetik (SDG) hewan lokal Indonesia merupakan salah satu rumpun ternak yang perlu dikembangkan karena memiliki prospek yang baik dari segi perkembangannya yang relatif cepat dan mudah beradaptasi dengan lingkungan setempat.
Kambing kacang merupakan salah satu rumpun ternak yang telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2840/Kpts/LB.430/8/2012 sehingga perlu dilakukan pemanfaatan yang berkelanjutan. Oleh karena itu perlu disusun standar bibit sebagai acuan bagi pelaku usaha peternakan kambing kacang.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 67-03-S1: Bibit ternak, dan tidak untuk dikomersialkan”
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 67-03-S1: Bibit ternak, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 7352-2:2018
© BSN 2018 1 dari 7
Bibit kambing – Bagian 2 : Kacang
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan mutu dan cara pengukuran bibit kambing kacang.
2 Istilah dan definisi
Untuk penggunaan dalam dokumen ini, istilah dan definisi berikut digunakan.
2.1
kambing kacang
salah satu rumpun kambing lokal Indonesia yang sebarannya sebagian besar di wilayah negara Republik Indonesia, mempunyai karakteristik bentuk fisik dan komposisi genetik serta kemampuan adaptasi di berbagai lingkungan di Indonesia
2.2
bibit kambing kacang
kambing kacang yang mempunyai sifat unggul dan mewariskannya serta memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan
2.3 rumpun
segolongan ternak dari suatu jenis yang mempunyai ciri fenotipe yang khas dan ciri tersebut dapat diwariskan pada keturunannya
2.4
dokter hewan berwenang
dokter hewan yang ditetapkan oleh menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan jangkauan tugas pelayanannya dalam rangka penyelenggaraan kesehatan hewan
2.5
penyakit hewan menular strategis
penyakit hewan yang dapat menimbulkan angka kematian dan/atau angka kesakitan yang tinggi pada hewan, dampak kerugian ekonomi, keresahan masyarakat, dan/atau bersifat zoonotik
3 Persyaratan mutu 3.1 Persyaratan umum
3.1.1 Sehat dan bebas dari penyakit hewan menular strategis yang dinyatakan oleh dokter hewan berwenang untuk melaksanakan tindakan kesehatan hewan dan menerbitkan surat keterangan kesehatan hewan.
3.1.2 Bebas dari segala bentuk cacat fisik dan cacat organ reproduksi.
3.1.3 Bibit kambing kacang jantan memiliki libido, kualitas dan kuantitas semen yang baik.
3.1.4 Bibit kambing kacang betina memiliki ambing normal dan simetris.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 67-03-S1: Bibit ternak, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 7352-2:2018
© BSN 2018 2 dari 7
3.2 Persyaratan khusus 3.2.1 Persyaratan kualitatif
a. bulu pendek dengan warna beragam dari coklat, hitam, putih atau kombinasi ketiganya seperti terlihat pada Gambar 1;
b. ekor pendek, kecil dan tegak seperti terlihat pada Gambar 2;
c. punggung lurus seperti terlihat pada Gambar 2;
d. kepala kecil dan ramping dengan profil lurus seperti terlihat pada Gambar 3;
e. telinga sedang dan mengarah ke samping atau ke bawah seperti terihat pada Gambar 3;
f. tanduk lurus sampai melengkung ke belakang seperti terlihat pada Gambar 3;
g. janggut jantan tumbuh bulu dengan baik dan betina tidak begitu lebat seperti terlihat pada Gambar 3.
Gambar 1 – Contoh bulu bibit kambing kacang
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 67-03-S1: Bibit ternak, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 7352-2:2018
© BSN 2018 3 dari 7
Gambar 2 – Contoh bentuk ekor dan punggung bibit kambing kacang
Gambar 3 – Contoh bentuk kepala, profil muka, telinga, tanduk dan jenggot bibit kambing kacang
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 67-03-S1: Bibit ternak, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 7352-2:2018
© BSN 2018 4 dari 7
3.2.2 Persyaratan kuantitatif
Persyaratan kuantitatif bibit kambing kacang jantan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 – Persyaratan kuantitatif bibit kambing kacang jantan
No Umur (bulan) Parameter Satuan Persyaratan (minimum)
1 12 – 18 Tinggi pundak cm 59
Panjang badan cm 57
Lingkar dada cm 66
Lingkar skrotum cm 19
2 >18 – 24 Tinggi pundak cm 60
Panjang badan cm 58
Lingkar dada cm 67
Lingkar skrotum cm 20
Persyaratan kuantitatif bibit kambing kacang betina dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 – Persyaratan kuantitatif bibit kambing kacang betina
No Umur (bulan) Parameter Satuan Persyaratan (minimum)
1 12 – 18 Tinggi pundak cm 56
Panjang badan cm 59
Lingkar dada cm 66
2 > 18 – 24 Tinggi pundak cm 58
Panjang badan cm 60
Lingkar dada cm 67
4 Cara pengukuran 4.1 Penentuan umur
Penentuan umur kambing dilakukan berdasarkan catatan kelahiran (recording) atau menaksir umur melalui jumlah gigi seri permanen. Cara penentuan umur berdasarkan gigi seri seperti terlihat pada Tabel 3.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 67-03-S1: Bibit ternak, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 7352-2:2018
© BSN 2018 5 dari 7
Tabel 3 – Taksiran umur berdasarkan gigi seri permanen
4.2 Tinggi pundak
Tinggi pundak diukur dengan menggunakan tongkat ukur dari permukaan yang rata sampai bagian tertinggi pundak melewati bagian scapulla secara tegak lurus, dinyatakan dalam sentimeter (cm), sebagaimana Gambar 4.
4.3 Panjang badan
Panjang badan diukur dengan menggunakan tongkat ukur dari bonggol bahu (tuber humeri) sampai ujung tulang duduk (tuber ischii), dinyatakan dalam sentimeter (cm), sebagaimana Gambar 4.
4.4 Lingkar dada
Lingkar dada diukur dengan melingkarkan pita ukur pada bagian dada di belakang bahu, dinyatakan dalam sentimeter (cm), sebagaimana Gambar 4.
No Gigi seri Umur (bulan) Contoh gambar
1 1 pasang permanen 12 – 18
2 2 pasang permanen >18 – 24
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 67-03-S1: Bibit ternak, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 7352-2:2018
© BSN 2018 6 dari 7
Keterangan :
a. Tinggi pundak b. Panjang badan c. Lingkar dada
Gambar 4 – Contoh cara pengukuran bibit kambing kacang 4.5 Lingkar skrotum
Lingkar skrotum diukur dengan melingkarkan pita ukur pada bagian terbesar skrotum, dinyatakan dalam sentimeter (cm), sebagaimana Gambar 5.
Gambar 5 – Cara pengukuran skrotum bibit kambing kacang c a
b
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 67-03-S1: Bibit ternak, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 7352-2:2018
© BSN 2018 7 dari 7
Bibliografi
[1] Undang-undang No. 18 Tahun 2009 Jo Undang-undang No. 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta.
[2] Peraturan Menteri Pertanian Nomor 102/Permentan/OT.140/072014 tentang Pedoman Pembibitan Kambing dan Domba yang Baik. Kementerian Pertanian. Jakarta.
[3] Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2840/kpts/lb.430/8/2012 tentang Penetapan Rumpun Kambing Kacang. Kementerian Pertanian. Jakarta.
[4] Batubara, A., F. Mahmilia, I Inounu, B. Tiesnamurti dan H. Hasinah. 2012. Rumpun Kambing Kacang di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Kementerian Pertanian.
[5] Heriyadi, D. 2001. Teknik Produksi Ternak Ruminansia. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
[6] Mahmilia, F. dan A. Tarigan. 2004. Karakteristik morfologi dan performans kambing kacang, kambing boer dan persilangannya. Prosiding Lokakarya Nasional Kambing Potong 2004. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 67-03-S1: Bibit ternak, dan tidak untuk dikomersialkan”
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 67-03-S1: Bibit ternak, dan tidak untuk dikomersialkan”
Informasi pendukung terkait perumus standar
[1] Komtek/Subkomtek perumus SNI Subkomite Teknis 67-03-S1 Bibit Ternak
[2] Susunan keanggotaan Subkomtek perumus SNI
Ketua : Fauziah M Hasani Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak, Kementerian Pertanian
Sekretaris : Netra Mirawati Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian
Anggota : 1. Penny S Harjosworo Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor
2. Ruri Sarasono PT. Permata Kreasi Media
3. Bambang Setiadi Puslitbangnak, Kementerian Pertanian 4. Esti Anelia Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak,
Kementerian Pertanian
5. Samhadi PINSAR Indonesia
6. Chalid Talib Puslitbangnak, Kementerian Pertanian
7. Dawami PT. Primatama Karyapersada
[3] Konseptor rancangan SNI
Gugus kerja pada Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak 1. Dr. Deni Heriyadi, M.Si.
2. Ir. I. Gede Budi Satria, Ph.D 3. Tri Melasari, S.Pt., M.Si.
4. Boethdy Angkasa, M.Si 5. Ir. Titiek Eko Pramudji, M.Sc 6. Gungun Gunara, S.Pt.
7. Sri Lestari Bayuningsih, Amd 8. Ir. Cisilia E Sariasih
9. FF. Bayu Ruikana, S.Pt., M.Sc.
10. M Fahmi Nuzarwan, S.Pt.
11. Ir. Esti Anelia 12. Dani Kusworo, S.Pt.
13. Muslimiah, S.Pt.
14. Sutaryono, S.ST 15. Jaja Rohyan, S.Pt.
16. Beni Hernawan, S.Pt.
[3] Sekretariat pengelola Subkomite Teknis Perumus SNI Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian