KERANGKA ACUAN KEGIATAN WORKSHOP MODUL LAYANAN PrEP DI FASYANKES SWASTA DI KOTA SEMARANG
A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah salah satu negara dengan laju epidemi HIV yang tumbuh paling cepat di Asia, dengan perkiraan 640.000 orang yang hidup dengan HIV pada tahun 2021, berdasarkan data dari UNAIDS. Epidemi ini terutama terkonsentrasi pada populasi kunci, termasuk laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), waria, pekerja seks, dan orang pengguna narkoba suntik (Penasun).
Banyak faktor yang mendorong epidemi HIV di Indonesia, termasuk keterbatasan pengetahuan dan kesadaran tentang HIV AIDS, stigma dan diskriminasi terhadap populasi kunci, perilaku berisiko tinggi seperti penggunaan narkoba suntik, hubungan seks tanpa kondom, dan specific protection lainnya dalam bentuk PrEP (Pre Exposure Profilaxis) yang masih rendah. Meskipun pemerintah Indonesia telah melakukan upaya untuk meningkatkan akses ke layanan pengobatan dan pencegahan HIV, penggunaan PrEP masih rendah. Pada tahun 2020, diperkirakan hanya 7.500 orang di Indonesia yang menggunakan PrEP. Penyerapan PrEP yang rendah mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk pengetahuan dan kesadaran yang terbatas tentang PrEP di antara populasi kunci dan penyedia layanan kesehatan, kurangnya akses ke layanan PrEP, dan pendanaan serta sumber daya yang tidak memadai untuk program PrEP.
Melibatkan fasilitas kesehatan (faskes) swasta dan komunitas dalam penyampaian PrEP sangat penting untuk meningkatkan akses PrEP di Indonesia. Fasilitas kesehatan swasta menyediakan sebagian besar layanan kesehatan di Indonesia, sehingga jangkauan layanan PrEP lebih luas.
Diharapkan kedepannya akan lebih banyak populasi kunci dan/atau populasi berisiko yang mengakses layanan kesehatan melalui layanan swasta, baik klinik maupun apotik. Pelibatan komunitas yang bergerak di bidang sosial dan kesehatan khususnya penanganan HIV seperti Kalandara dan eLSA juga penting dilakukan dalam pemberian PrEP karena peran komunitas dalam kegiatan ‘outreach’ sebagai “enabler” untuk mengajak dan mengumpulkan sasaran pengguna layanan PrEP terutama pada populasi kunci dan/atau populasi berisiko sangat dominan. Selain itu, maraknya fenomenafriends with benefit serta kecenderungan perilaku seksual berisiko yang makin meningkat di kalangan remaja khususnya pada mahasiswa , memunculkan kebutuhan layanan pencegahan HIV khususnya PrEP yang dekat dengan remaja, misalnya klinik di universitas. Beberapa universitas juga memiliki UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang fokus pada pencegahan HIV/AIDS seperti StopHIVA di UNDIP dan Rumah Sahabat di UDINUS.
Di sisi lain, perlu adanya komitmen bersama untuk menyukseskan program PrEP. Diantaranya dari penyedia layanan fasilitas kesehatan swasta
bersama komunitas perlu mempersiapkan diri, melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran tentang PrEP hingga teknis pengelolaan layanan dan pemantauan program PrEP.
Studi telah menunjukkan bahwa melibatkan fasilitas kesehatan swasta dan komunitas dalam akses PrEP dapat meningkatkan penyerapan PrEP dan kepatuhan di antara populasi kunci. Sebuah studi di Kenya menemukan bahwa melibatkan fasilitas kesehatan swasta dan komunitas dalam pemberian PrEP menghasilkan peningkatan serapan dan kepatuhan PrEP di antara LSL dan pekerja seks perempuan. Hasil konsorsium HIV di Kamboja tahun 2022 juga menyebutkan adanya kolaborasi yang baik antara fasilitas kesehatan swasta dan komunitas dapat meningkatkan akses PrEP secara signifikan.
B. TUJUAN
Program kegiatan ini bertujuan untuk mengkaji dan memberikan rekomendasi Modul terkait perlunya akses layanan PrEP dalam pencegahan HIV di Indonesia melalui keterlibatan publik-swasta-komunitas. Modul ini menjelaskan tentang analisis situasi, identifikasi kesiapan layanan swasta, potensi yang dimiliki, hingga rekomendasi alur jejaring layanan PrEP yang melibatkan faskes publik, faskes swasta, dan juga peran serta komunitas baik populasi kunci dan/atau populasi berisiko tinggi dalam pelaksanaan layanan PrEP untuk meningkatkan cakupan dan kualitas layanan PrEP.
C. METODE KEGIATAN
1. Penyampaian materi dan penjelasan Modul terkait PrEP oleh narasumber ahli dan penulis.
2. Diskusi tanya jawab dan rekomendasi implementasi layanan PrEP
D. SASARAN KEGIATAN
Sasaran peserta dalam kegiatan ini, yaitu:
No Sasaran Jumlah
1 Dinas Kesehatan Kota Semarang 2 orang
2 Pengelola Program HIV Puskesmas layanan PrEP (Poncol, Kedungmundu, Lebdosari, Halmahera)
4 orang
3 Dokter, Perawat, dan Admin Klinik Satu Sehat 3 orang 4 Dokter, Perawat, dan Admin Klinik Satmoko 3 orang 5 Dokter, Perawat, dan Admin Klinik Tri Karya 3 orang
6 Dokter, Perawat, dan Admin Klinik Pratama UNDIP
3 orang
7 Dokter, Perawat, dan Admin Klinik UIN Walisongo
3 orang
8 Dokter, Perawat, dan Admin Klinik UNNES 3 orang 9 Dokter, Perawat, dan Admin Klinik UDINUS 3 orang 10 Dokter, Perawat, dan Admin Klinik Padepokan
Ganesha
3 orang
11 Dokter, Perawat, dan Admin Klinik PKBI 3 orang
12 Perwakilan PKBI Kota Semarang 1 orang
13 Tim Puslitkes LPPM UNDIP 9 orang
Total 43 orang
E. WAKTU DAN PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan Workshop Modul dilaksanakan pada,
Hari / Tanggal : 22-23 November 2023 Waktu : 09.00 s/d selesai
Lokasi : Hotel MG Setos (Jalan Inspeksi Kembangsari, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang)
F. OUTPUT KEGIATAN
Output kegiatan ini adalah disepakati bersama rancangan Modul Layanan PrEP di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer khususnya pada sektor swasta dan policy brief layanan PrEP sebagai upaya pencegahan HIV di kota Semarang.
G. RUNDOWN KEGIATAN Hari Pertama:
No Waktu Kegiatan Pelaksana
1 08.00 – 08.30 Registrasi Tim Puslitkes LPPM UNDIP
2 08.30 – 08.45 Pengisian Kuesioner MC 3 08.45 - 09.00 Pembukaan & Sambutan MC
Dr. dr. Sutopo Patria Jati, MM., M.Kes.
4 09.00 - 09.15 Pengantar implementasi prep di Indonesia dan harapan utk peran PPCP
UNAIDS Indonesia
5 09.15 – 10.00 Pemaparan Materi 1:
Kebijakan dan Cakupan Layanan PrEP di Kota Semarang
Dinas Kesehatan Kota Semarang
6 10.00 - 10.45 Pemaparan Materi 2:
Best Practice Layanan PrEP di Puskesmas
Puskesmas Poncol
7 10.45 – 12.00 Workshop Finalisasi Modul Sesi 1
Tim Puslitkes LPPM UNDIP
8 12.00 - 13.00 Penutupan & ISHOMA Tim Puslitkes LPPM UNDIP
Hari Kedua:
No Waktu Kegiatan Pelaksana
1 08.00 – 08.30 Registrasi Tim Puslitkes LPPM UNDIP
2 08.30 – 10.30 Workshop Finalisasi Modul Sesi 2
Tim Puslitkes LPPM UNDIP
3 10.30 - 10.45 Coffee Break
4 10.45 - 12.00 Diskusi terkait Policy Brief Tim Puslitkes LPPM UNDIP
5 12.00 - 13.00 Penutupan & ISHOMA Tim Puslitkes LPPM UNDIP
H. PEMBIAYAAN
Biaya penyelenggaraan kegiatan ini bersumber dari dana mitra UNAIDS Indonesia dan Puslitkes LPPM UNDIP Tahun Anggaran 2023.
I. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan ini sebagai salah satu rangkaian kegiatan penyusunan dokumen concept note layanan PrEP di fasilitas pelayanan di Kota Semarang sebagai acuan pelaksanaan kegiatan.