TUGAS INDIVIDU
A Real Option Budget Framework for Asset Management Funding Models in Higher Education Institutions
(Soojin Yoon, Choungryeol Lee, Nader Naderpajouh, Makarand Hastak, 2023:1-14)
Laporan Hasil Riview Jurnal Disusun untuk memenuhi tugas
Matakuliah Perencanaan dan Penganggaran Pendidikan Semester Satu, Tahun Akademik 2024/2025
Oleh :
Anggriani Supriana Sianturi (24011640010)
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2024/2025
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah review jurnal dengan judul "A Real Option Budget Framework for Asset Management Funding Models in Higher Education Institutions."
Makalah ini membahas tentang kerangka anggaran berbasis opsi nyata untuk mendukung pendanaan manajemen aset di institusi pendidikan tinggi. Topik ini saya pilih karena relevansinya dengan tantangan pengelolaan keuangan yang efisien di sektor pendidikan tinggi.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan masukan sangat saya harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan baru bagi pembaca.
.
Yogyakarta, November 2024
Anggriani Supriana Sianturi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...i
BAB I. RINGKASAN ISI JURNAL...1
1.1. Abstrak...1
1.2. Pendahuluan... 1
1.3. Metodologi... 1
1.4. Pembahasan...2
1.5. Kesimpulan... 2
BAB II. PEMBAHASAN...3
2.1. Manajemen Pendanaan dalam Pendidikan Tinggi...3
2.2. Teori “Real Option” dalam Pengelolaan Risiko Anggaran...4
2.3. Tiga Langkah Penerapan Real Option pada DeM...5
BAB III. PENUTUP...6
DAFTAR PUSTAKA... 7
BAB I
RINGKASAN ISI ARTIKEL 1.1. Abstrak
Penelitian memperkenalkan model pendanaan inovatif dalam pengelolaan aset pada pusat tanggung jawab (responsibility center management) RMC yang bersifat desentralisasi.
Model tersebut memanfaatkan teori opsi nyata untuk memperkirakan kebutuhan anggaran di masa depan sekaligus mengelola resiko secara objektif dan berbasis kuantitatif. Kerangka mencakup tiga tahapan utama (1) estimasi biaya, (2) pemodelan opsi, (3) analisis manfaat pendaaan.
1.2. Pendahuluan
Penelitian ini menyoroti adopsi model manajemen pusat tanggung jawab (RCM) oleh perguruan tinggi di AS, yang memberikan lebih banyak otonomi kepada unit akademik dalam mengelola pendapatan dan pengeluaran mereka. Meski desentralisasi ini efektif, model RCM memiliki keterbatasan seperti ketidakpastian anggaran dan kurangnya manajemen risiko.
Penelitian ini mengajukan kerangka kerja baru berbasis teori opsi nyata untuk memperbaiki perencanaan anggaran dengan mempertimbangkan risiko. Selama lima dekade terakhir, model anggaran inkremental menjadi metode utama di institusi pendidikan tinggi di AS, tetapi kini banyak perguruan tinggi beralih ke model RCM karena penurunan hibah federal dan tekanan fiskal. Model RCM kontemporer memungkinkan administrasi pusat mempertahankan kendali atas alokasi dana sambil memberikan kebebasan lebih besar kepada unit akademik. Teori opsi nyata digunakan dalam kerangka ini untuk memberikan fleksibilitas manajerial dan mengelola risiko secara adaptif. Pendekatan ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih sistematis dan menciptakan keseimbangan antara otonomi unit akademik dan kontrol administrasi pusat.
1.3. Metodologi
Kerangka model pendanaan yang diusulkan bertujuan untuk meningkatkan alokasi dana dalam model RCM kontemporer dengan Real Option Analysis (ROA). Terdapat tiga fase:
(1) estimasi biaya menggunakan Indeks Kondisi Fasilitas (FCI), (2) model opsi yang memberikan hak kepada unit akademik untuk menggunakan opsi nyata guna mengamankan pendanaan, dan (3) manfaat pendanaan yang diukur melalui arus kas dan NPV berdasarkan
4
FCI. Batas atas dan bawah dalam model opsi mencegah keuntungan berlebihan dan melindungi administrasi pusat dari peningkatan biaya yang berlebihan
1.4. Pembahasan
Penelitian ini menerapkan model pendanaan untuk pemeliharaan tertunda (DeM) pada fasilitas kampus akademik. Data dari 25 bangunan di sebuah universitas di Indiana dari tahun 2011 hingga 2017 digunakan. Proses estimasi biaya DeM dilakukan menggunakan Indeks Kondisi Fasilitas (FCI) dan model double exponential smoothing untuk memprediksi biaya DeM masa depan. Model opsi nyata digunakan untuk mengelola pendanaan DeM, dengan batas atas dan bawah untuk mencegah keuntungan berlebihan dan melindungi administrasi pusat.
Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa harga opsi DeM meningkat dengan panjang periode opsi dan tingkat bunga, tetapi menurun dengan peningkatan volatilitas biaya. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan tingkat bunga 3,5%, administrasi pusat memperoleh NPV sebesar
$6.951.747, sementara unit akademik memperoleh NPV sebesar $43.782.605 dari model pendanaan berbasis opsi DeM. Ini menunjukkan bahwa kontribusi kedua pihak dalam mengatasi backlog DeM terukur dengan baik berdasarkan mekanisme berbasis opsi nyata untuk manfaat bersama.
1.5. Kesimpulan
Penelitian ini mengkaji model anggaran desentralisasi RCM, yang memberikan otonomi kepada unit akademik dalam mengelola pendapatan dan pengeluaran. Pendekatan baru dengan teori opsi nyata diusulkan untuk meningkatkan alokasi dana dan mengelola risiko ketidakpastian biaya pemeliharaan tertunda (DeM). Studi kasus melibatkan 25 bangunan di sebuah universitas di AS. Model ini mengukur kontribusi unit akademik dan administrasi pusat dalam pendanaan DeM, dengan administrasi pusat memperoleh NPV sebesar $6.951.747 dan unit akademik memperoleh NPV sebesar $43.782.605. Manfaat utama dari model ini adalah kemampuannya mengelola backlog DeM dengan keuntungan bersama bagi administrasi pusat dan unit akademik, memberikan alat untuk melindungi dari ketidakpastian biaya DeM, serta mempererat hubungan melalui kolaborasi dalam pendanaan.
5
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Manajemen Pendanaan dalam Pendidikan Tinggi
Pendidikan berperan penting mengembangkan sumber daya manusia, dengan mengubah cara berpikir dan mengambil keputusan seseorang menjadilebih baik dan bermanfaat. Kemampuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi syarat utama mencapai visi misi sitem pendidikan nasional yang berdaya saing. Pendidikan harus menjadi prioritas utama. Manajemen pembiayaan yang baik menjadi kunci keberhasilan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitasnya (Anwar Abidin, 2017).
Pentingnya pengendalian institusi untuk mengelola sumber daya keuangan dengan memperhitungkan alokasi sumber daya yang efisien, kemitraan strategis, dan pendanaan berbasis kinerja yang berkontribusi pada pengelolaan keuangan (Hong, 2023).
Responsibility Center Management (RMC) adalah model penganggaran Dimana setiap unit yang mengahasilkan pendapatannya sepenuhnya bertanggung jawab atas pengelolaan pendapatan dan pengeluaran mereka sendiri. Otonomi keuangan memberikan fleksibilitas dan kebebasan yang lebih besar kepada institusi dalam mengelola sumber daya mereka. Hal ini memberikan kesempatan lebih banyak untuk lebih responsive terhadap perubahan dan kebutuhan operasional dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya (Hong, 2023). Responsibility Center Management (RMC) memiliki transparansi penuh terhadap pendapatan dan biaya. Unit yang berhasil mengelola anggaran dengan baik dan menghasilkan lebih banyak pendapatan memungkinkan untuk mendapat insentif tambahan. Untuk mendanai fungsi pusat administrasi dan proyek strategis, unit akan membayar pajak internal kepada administrasi pusat universitas. Besaran pajak disesuaikan dengan pendapatan yang dihasilkan. Responsibility Center Management (RMC) memiliki tantangan dalam penerapannya seperti (1)ketidakpastian anggaran, karena pendapatan unit dapat berfluktuasi terdapat resiko ketidakpastian anggaran yang dapat mempengaruhi stabilitas unit, (2) penyelarasan tujuan, memastikan bahwa tujuan unit individual selaras dengan misi visi universitas, (3) beban administrasi, manajemen desentralisasi dapat meningkatkan beban administrasi Karenga setiapunit harus memiliki kapasitas untuk mengelola keuangan mereka sendiri ((Yoon et al., 2023). Dengan tantangan yang ada pada Responsibility Center Management (RMC) peneliti mengusulkan kerangka
6
model pendanaan baru menggunakan teori “Real Option” untuk membantu perencanaan anggaran yang efisien.
2.2. Teori “Real Option” dalam Pengelolaan Risiko Anggaran
Real option merupakan konsep yang digunakan untuk meningkatkan pengambilan keputusan inestasi dengan memberika fleksibilitas kepada manajer untuk merespon perubahan kondisi pasar dan ketidakpastian. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan strategi yang akan digunakan untuk mengoptimalkan kinerja. Real Option memungkinkan untuk menangani ketidakpastian dengan lebih baik dan tetap memberikan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan investasi (Ghahremani et al., 2012). Real option diterapkan untuk meningkatkan efektivitas manajemen anggaran di institusi pendidikan tinggi khususnya dalam pengelolaah pemeliharaan tertunda (Deferred Maintenance, DeM). Real Option adalah konsep yang berasal dari keuangan, yang memberikan saran bahwa keputusan investasi atau pengeluaran dapat dipandang sebagai opsi yang boleh dibatalkan tergantung pada kondisi pasar atau keadaan yang berkembang di masa depan. Real option digunakan untuk mengelola ketidakpastian biaya dalam perencanaan anggaran fasilitas pendidikan.
Pada teori real option, opsi dipandang sebagai hak bukan sebagai kewajiban.
Universitas bisa memiliki “opsi” untuk memperbaiki fasilitas ketika biaya pemeliharaan meningkat, tetapi hanya jika opsi tersebut menguntungkan. Sebaliknya jika biaya tetap terkontrol, universitas bisa memilih untuk menunda atau membatalkan rencana pemeliharaan. Real option digunakan untuk mengelola ketidakpastian biaya dalam model Responsibility Center Management (RMC) kontemporer di Universitas. Ada dua kerangka kerja pada real option/opsi nyata yaitu call options dan put options yang dipakai untuk mengelola pengeluaran untuk pemeriliharaan tertunda ((Deferred Maintenance, DeM) (Yoon et al., 2023).
Call option (Opsi Call), memberikan hak kepada unit akademik untuk meminta dana tambahan dari administrasi pusat jika biaya pemeliharaan melebihi batas anggaran yang ditetapkan. Hal ini berfungsi agar unit akademik tidak terhambat oleh biaya pemeliharaa yang tiba-tiba meningkat. Jika biaya melebihi perkiraan unit akademik dapat
“memanggil” dana tambahan dengan opsi ini. Tujuan dari call option ini adalah memberikan kebebasan kepada unit untuk menangani lonjakan biaya tanpa resiko keuangan yang besar. Kerangka kerja kedua adalah Put Option (Opsi put), memberikan hak kepada administrasi pusat untuk memberikan intensif kepada unit akademik agar mempercepat pemeliharaan, sebelum biaya pemeliharaan menjadi naik di masa depan. Hal
7
ini berfungsi untuk menjaga agar unit akademik tidak menunda pemeliharaan dan memotivasi mereka untuk bertindak lebih awal dengan menyediakan intensif finansial.
Opsi ini bertujuan untuk mendorong unit menyelesaikan pememliharaan lebih cepat dan mengurangi backlog pemeliharaan.
2.3. Tiga Langkah Penerapan Real Option pada DeM
Penerapan model opsi nyata untuk mengelola biaya pemeliharaan tertunda (DeM) di institusi pendidikan tinggi dengan cara yang lebih efisien dan fleksibel. Biaya DeM adalah biaya yang diperlukan untuk memperbaiki fasilitas yang telah rusak atau tidak terawat.
Ketidakpastian dalam proyeksi biaya pemeliharaan dan ketergantungan pada alokasi anggaran yang terbatas dapat membuat universitas kesulitan untuk menangani backlog pemeliharaan.
Langkah-langkah dalam Penerapan Opsi Nyata 1. Estimasi Biaya Pemeliharaan Tertunda (DeM)
Menggunakan Facility Condition Index (FCI) untuk menilai kondisi bangunan dan memperkirakan biaya pemeliharaan yang dibutuhkan. Model ini memprediksi biaya DeM yang akan datang menggunakan metode time-series forecasting.
2. Model Opsi Nyata
a) Call Option: Unit akademik dapat menggunakan opsi call untuk meminta dana tambahan ketika biaya pemeliharaan melebihi batas yang telah diproyeksikan.
b) Put Option: Administrasi pusat dapat memberikan insentif kepada unit akademik untuk mengurangi backlog pemeliharaan dengan memberi opsi put yang memberi mereka dana tambahan untuk mempercepat pemeliharaan.
3. Manfaat Pendanaan
Melalui penggunaan Net Present Value (NPV), model ini menghitung manfaat finansial dari penggunaan opsi nyata untuk memastikan bahwa dana yang dialokasikan untuk pemeliharaan dapat digunakan dengan cara yang efisien, mengurangi risiko ketidakpastian biaya.
Real option memberikan fleksibilitas kepada unit akademik dan adminstrasi pusat untuk membuat keputusan, berdasarkan kondisi yang terus berubah. Hal ini bertujuan untuk melakukan manajemen risiko terhadap ketidakpastian biaya pemeliharaan. Real option juga menyediakan insentif yang adil untuk kedua pihak, mendorong Tindakan yang cepat dari unit akademik dan perlindungan anggaran bagi administrasi pusat.
8
BAB III PENUTUP
Manajemen pendanaan pendidikan tinggi memerlukan model yang fleksibel dan efisien. Responsibility Center Management (RCM) memberi otonomi keuangan pada unit akademik, tetapi menghadapi tantangan seperti ketidakpastian anggaran dan beban administrasi. Untuk itu, teori Real Option diusulkan untuk mengelola risiko anggaran pemeliharaan tertunda (Deferred Maintenance/DeM). Melalui Call Option, unit akademik dapat meminta dana tambahan jika biaya melebihi proyeksi, sedangkan Put Option memberi insentif untuk mempercepat pemeliharaan. Langkah penerapan meliputi estimasi biaya, penerapan opsi, dan analisis Net Present Value (NPV) untuk efisiensi dana. Pendekatan ini membantu universitas mengelola risiko, mempercepat pemeliharaan, dan menjaga stabilitas anggaran
Real Option memiliki potensi besar dalam pengelolaan dana abadi di perguruan tinggi Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan seperti backlog pemeliharaan, ketergantungan pada dana pemerintah, dan manajemen risiko anggaran. Dengan pendekatan ini, universitas dapat lebih fleksibel dalam mengelola sumber daya dan membuat keputusan investasi yang lebih bijaksana. Penerapan Real Option melibatkan penggunaan Indeks Kondisi Fasilitas (FCI) untuk menilai kondisi fasilitas, serta implementasi model opsi nyata seperti call option dan put option untuk mengatasi lonjakan biaya pemeliharaan dan memberikan insentif penyelesaian tepat waktu. Analisis Net Present Value (NPV) juga digunakan untuk mengukur dampak keuangan dari keputusan pemeliharaan. Meskipun terdapat tantangan seperti keterbatasan data dan kebutuhan akan pelatihan manajemen, penerapan model ini dapat memberikan efisiensi pendanaan, pemeliharaan tepat waktu, dan transparansi anggaran yang lebih baik di perguruan tinggi Indonesia.
9
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Abidin, A. (2017). MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TINGGI DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU (Studi Kasus Pada Perguruan Tinggi Swasta Menengah di Surabaya). Jurnal Penjaminan Mutu, 3(1), 87.
https://doi.org/10.25078/jpm.v3i1.95
Ghahremani, M., Aghaie, A., & Abedzadeh, M. (2012). Capital Budgeting Technique Selection through Four Decades: With a Great Focus on Real Option. International Journal of Business and Management, 7(17), P98. https://doi.org/10.5539/ijbm.v7n17P98
Hong, L. T. T. (2023). Research on financial autonomy and financial management in public higher education. International Journal of Business, Economics & Management, 6(2), 112–122. https://doi.org/10.21744/ijbem.v6n2.2126
Yoon, S., Lee, C., Naderpajouh, N., & Hastak, M. (2023). A real option budget framework for asset management funding models in higher education institutions. Journal of Building Engineering, 80, 107719. https://doi.org/10.1016/j.jobe.2023.107719
10