Joumal of Business and Banking
PENDAHULUAN
Investor harus menyadari bahwa berinvestasi
di
Pasar Modal disamping akan memperoleh keuntunganjuga ada kemungkinan
akan mengalamikerugian. Untuk
meningkatkankinerja portofolio, investor
senantiasamengikuti
prircip
"keepyour
alhpa high andyour
betalow "
yang berarti bahwa investorakan selalu mempertimbangkan
berapa tingkatrisiko
(beta) dan keuntungan(a/pla)
yang akan diperoleh (Totok dan Sigit, 2006 : 297).
Jika dilihat dari preferensi
investor terhadaprisiko,
makaprilaku
investor dapat dikelompokkanmenjadi investor yang
risk seeker (menyukairisiko),
investor yangrisk nuetrality (investor yang netral
terhadaprisiko), dan investor yang risk
averter(menghindari risiko). Terkadang
investoryang risk
seeker diakibatkanoleh
keadaanpsikologi dan
pengetahuanyang
investormiliki
tentang investasi.Faktor demografis investor seperti jenis
usia,
statusperkawinan,
pendapatan, jenis kelamin, pendidikan, kekayaan diperkirakanVolume 2, No. 2, November 2012, pages 123
-
138IIUBUNGAN FAKTOR DEMOGRAFI DENGAN BIAS PEMIKIRAN INVESTOR DIPASAR MODAL
Nana
Anisa
STIE Perbanas SurabaYaE-mait : 200E2 I 03E0@students.perbanas.ac.id Jalan Nginden Semolo 34-36 Surabaya 601 18, Indonesia
ABSTRACT
This
aim stu tries to
explainabout
behaviorof individual
investorthat
investsfunds in
capital markei. The psychologiesof
investors alfect them to take riskin
their infestations. Thep*pov of
thissndy
is to examine the relationship between demogtaphicfactors
and think-'ini
Oias investor
in capital
marlrets. The method of datacollection in
this research is using qiesrionnaires. A quesiionnaire survey was conducted and_ responses were obtainedfrom
I 50investors
from
Surabaya. The sampiing technique isiudgmental
(purposive) sampling andsnowball'sampling. Tie data
obtained was then analyzed usingtwo statisticdl
techniques, namely One itoll-lNOV,l
and Independent T-Test to answer theproblem.
The result shows that;feight
dernographicfactors
(gender, ethnic, age,marital
status, education, occupation,famtiy
size,,prniing prr'
^onth) inly
occupationfactor
hassignificant relationship
with thinking bias investor in capital market.Key wonls: Demographic, Thinking Bias, Occupation.
akan mempengaruhi investor
dalam berinvestasi.Salah satu penelitian
perilaku keuanganterkait faktor
demografr gender.Penelitian
ini dilakukan Barber dan
Odean(2001) dibursa Amerika Serikat
yangmemberikan
bukti empiris bahwa
laki-laki lebih berani menanggung risiko dibandingkan perempuan.Studi yang dilakukan
Bhadaridan Deaves (2006) memberikan bukti empiris
bahwa laki-laki
berpendidikantinggi
yang mendekati masa pensiun dan telah menerima nasihat investasi, sertamemiliki
pengalaman investasi cenderung overconfidence. Perilaku overconfidence lebih menonjol pada investor yang belum menikah dibanding dengan yang sudahmenikah, dan investor yang
berusialebih
mudah danmemiliki
pendapatan lebihtinggi
cenderungmemiliki portofolio
sahamyang lebih
berfluktuasi (Barber dan Odean,2001).
Overco nfi dence
terkadang membuat investor overesrimate terhadap pengetahuan yangdi miliki,
underestimate terhadap risiko dan melebih-lebihkan kemampuan dalam halmelakukan kontrol atas apa yang
terjadi (Nofsinger,2005: 10).r23
ISSN 2088-7841
Selain penelitian diatas
terdapatpenelitian terkait faktor demografi
yangdapat mempengaruhi keputusan
dalam berinvestasi yang dikaitkanfaktor
psikologi.Salah satu penelitian yang terkiit
fakt-orpsikologi
adalahpenelitian yang
dilakukanoleh fu. Iramani dan Dhyka
Bagus (200g)yang mengkaji tentang
..Faktor-faktor PenentuPerilaku Investor dalam
Transaksi Sahamdi
Surabaya', terdapatenam
faktoryang muncul
antaralain
kenyamanan dankeamanan, bias pemikiran.
keberanian, kepercayaandiri.
interaksi sosial dan emosi serta biaspenilaian. Faktor
bias pemikiranberkaitan dengan kesalahan ut"u
bias berpikir yang dilakukan oleh investor dalam melakukan transaksijual beli
saham. Biaspemikiran ini terbentuk dari
indikator vividness bias,anchoring,
lossaversion
dan data mining.Penelitian yang dilakukan
MauriceKendall
_(1953) menyatakan bahwa
pola harga sahamtidak dapat diprediksi
karena beryerak secaraacak
(randomness). Hargasaham sangat fluktuasi tergantung
pada informasi baru yang diterima tetapi informasi tersebuttidak diketahui
kapanakan
diteri- manya sehingga informasi dan harga sahamitu
disebut unpredictable (Mohamad Samsul,2006:269). Menjadikan harga
sebagai pertimbangan satu-satunya dalam mengambil keputusanjual beli
saham merupakan biaspemikiran investor (Roth, 2007) .
RERANGKA TEORITIS DAN HIPO-
TESISPenelitian Pendahuluan Grable et
al
(2006)Menurut penelitian yang dilakukan
olehGrable et al (2006)
merupakan penelitianyang mengenai toleransi risiko,
biasproyeksi,
kejelasan(vividness)
dan Equity Prices yang bertujuan untuk menguji asumsibahwa toleransi risiko adalah input
statis dalamalokasi
asetframework Analisis ini berdasarkan observasi dan
perilakukeuangan. Data sampel diperoleh dari survei
sistem online university
supported(www.rce.rutgers.edu/riskquiz/).
SampelHubungan Faktor Demografi ... (Nana Anisa)
avral.
_!7
57 yang kemudian
dikurangimenjadi 1355 responden karena tidak sesuii
karakteristik. Menemukan bahwa
rencana investasiyang
bermasalah karena investor overes.tim_atesterhadap toleransi
risikonya agartingkat portofolionya tidak
mengalamil(erugran. Investor yang
overeslimatesmerupakan bias dalam pemikiran
atauvividness bias.
Rr. Iramani
danDhyka
Bagus (200g) Menurut penelitian yang dilakukanotitr
Rr.Iramani dan Dhyka Bagus (200g) membahas
tentang
_ faktor-faktor psikologi
yang menjelaskanperilaku investor aitam -lual beli
sahamdi Bursa Efek
Indonesiaian perbedaan signifikan
faktor_faktor pembentukperilaku
antara investorlaki-laki
dan investor perempuan. penelitian ini menggunakan sampel investor
yang menginvestasikan dananya pada Bursa 'EfekIndonesia yang berlokasi atau
bertempattinggal di Surabaya dan
sekitamya.Berdasarkan
uji
bedayang
telah dilakukanmaka disimpulkan bahwa tidak
adaperbedaan signifikan faktor
pembentukperilaku antara perilaku investor laki-laki dan investor
perempuandalam
melakukan transaksi saham.Kiran
dan Rao (2004)Menurut Penelitian Kiran dan Rao
(2004) yang melakukan survey terhadap investor diIndia
dengan menggunakan kuisioner. Dari96 responden yang terpilih
disimpulkanbahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan dari seorang investor maka semakin bersikapmenghindari risiko dari investasi
yangdilakukan (risk averter), sehingga
dapaidijelaskan bahwa investor
dengan tingkat pendidikan yanglebih tinggi juga memiliki rasa
percayadiri yang tinggi pula
dalam berinvestasidan
bersikaplebih
berhati-hatidalam
melakukan keputusan investasi (rislraverter).
Semakintinggi pendidikan
makainvestor cenderung menghindari
loss sehingga bisadikatakan
lossoversion
yang merupakan bias dalam pemikiran.Kenneth and
Nofsinger
(2007)Menurut penelitian
Kenneth and Nofsinger(2007) yang menjelaskan tentang
pasarJournal ofBusiness and Banking
saham tahun 1990an merupakan penggelem- bungan harga saham
di
seluruh dunia. Pasarnaik atau sering disebut bullish
yaitukenaikan harga saham, dan pada pasar turun
atau sering disebut dengan bearish yaitu
dimana harga saham turun. Seorang investor sering melakukan kesalahan transaksi sahampada bullish market atau pasar
banteng.Membuat keputusan investasi dengan meli- hat kenaikan harga saham
(bullish)
ataupun saat harga saham turun (bearlslz) merupakanbias pemikiran investor (anchoring).
Peri- laku investor dalam melakukan perdagangan terkunci pada harga. baik hargadi
masa lalu maupun harga pada saatini
(Roth. 2007).Landasan
Teori
Pasar
Modal,
Investasi danInvestor
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yangmemiliki
kelebihan dana dengan pihakyang membutuhkan dana dengan
caramemperjualbelikan sekuritas.
Sedangkantempat dimana terjadinya
jual beli
sekuritasdisebut Bursa Efek. Fungsi Bursa
Efekadalah menjaga komunitas pasar
dan menciptakan harga efek yangwajar
melalui mekanisme permintaan dan penawaran.Investor adalah masYarakat
Yangmemberikan dana kepada
perusahaandengan
membeli
saham atauobligasi
yangditerbitkan dan dijual oleh
perusahaan.Investor pada umumnya bisa
digolongkanmenjadi dua, yaitu investor
individual(individual / retail
investors)dan
investor institusional(institutional
investors).Investor
individual terdiri dari individu- individu
yang melakukan aktivitas investasi.Sedangkan
investor institusional
biasanyaterdiri dari
perusahaan-perusahaan asuransi,lembaga penyimpan dana (bank
danlembaga simpan pinjam), lembaga
dana pensiun, maupun perusahaan investasi. Pada umumnya,perilaku
investor terhadap risiko adatiga
macam(Abdul Halim. 2005 :
42),yaitu:
Risk
Averter
Investor yang tidak menyukai risiko
ataupenghindar risiko (Rrrk Averter)
adalah investor yang apabila dihadapkan pada duaVolume 2, No. 2, November 2012,pages 123
-
138pilihan
investasiyang
memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi denganrisiko yang lebih
rendah.Biasanya jenis investor ini
cendegungmempertimbangkan keputusan investasinya secara matang dan terencana.
Risk Seeker
Investor yang menyukai
risiko
(Risk Seeker)adalah investor yang apabila
dihadapkan pada duapilihan
investasi yang memberikantingkat
pengembalianyang sama
dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih sukamengambil investasi dengan risiko yang lebih tinggi. Biasanya investor jenis ini bersikap agresif dan spekulatif
dalampengambilan keputusan investasi
karenainvestor tahu bahwa hubungan
tingkat pengembalian danrisiko
adalah positif.Risk
Neutral
Investor yang netral
terhadaprisiko
(Rrs/rNeun'al) adalah investor yang akan meminta kenaikan
tingkat
pengembalianyang
samauntuk
setiap kenaikanrisiko.
Investor jenisini
umumnyacukup fleksibel
dan bersikaphati-hati Qtrudent) dalam
pengambilan keputusan investasi.Instrumen
PasarModal
Dalam berinvestasi
di
PasarModal
terdapatbeberapa instrumen yang umunnya
dimanfaatkan oleh investor
dalamberinvestasi adalah sebagai berikut : Saham
Menurut Mohamad Samsul (2006 :
45),saham adalah tanda bukti memiliki
perusahaan dimanapemiliknya
disebut juga sebagai pemegang saham Qshareholder atau stockholder). Terdapat duajenis
saham yaitusaham preferen (preferred stock)
adalahjenis saham yang memiliki hak
terlebih dahuluuntuk
menerimalaba dan memiliki hak laba kumulatif.
Saham biasa (commonstock) adalah jenis saham yang
akan menerima laba setelah laba bagian preferen dibayarkan.Bukti Right
Merupakan sekuritas yang memberikan hak
kepada pemegang saham lama
untuk 125ISSN 2088-7841
membeli saham baru perusahaan pada harga
yang telah ditetapkan selama
periode tertentu.Waran
Adalah hak untuk membeli saham
padawaktu dan harga yang sudah
ditentukan sebelumnya. Keputusan perusahaan menjual waran ditetapkan pada waktu RUPS.Obligasi
Bond dikeluarkan penerbitnya sebagai surat
tanda bukti hutang. Obligasi
merupakan sekuritas yang memuatjanji untuk
membe-rikan
pembayaran tetap sesuaijadwal
yangtelah ditetapkan.
Obligasi konversi
Bond ini memiliki karakteristik
seperti obligasi biasa yang mempunyainilai nom!
nal. memberikan kupon dan
mempunyaijatuh tempo. Obligasi ini dapat
ditukardengan saham biasa.
Kontrak berjangka
Merupakan suatu perjanjian yang dibuat hari
ini
yang mengharuskan adanya transaksidi
masa mendatang.
Kontrak
opsiAdalah suatu perjanjian yang
memberipemiliknya hak. tetapi bukan
kewajibanuntuk membeli atau menjual sualu
asettertentu
pada hargatertentu
selama waktu tertentu.Relaadana
Merupakan suatu
jenis
instrumen investasiyang juga tersedia
di
PasarModal
Indonesia disamping saham,obligasi dan
sebagainya.Dapat
di
artikanjuga
sebagai wadah yangberisi
sekumpulan sekuritasyang
dikelolaoleh
perusahaaninvestasi dan dibeli
olehinvestor. (Enduardus Tandelin,
2010:48).Jenis-jenis reksadana dapat dikelompokkan
meliputi
Reksadana pasar uang, ReksadanaPendapatan Tetap, Reksadana
Saham,Reksadana Campuran, dan
ReksadanaTerproteksi.
Faktor
PsikologiInvestor:
BiasPemikiran Faktor psikologi yang membenuk
perilakuinvestor dalam studi yang dilakukan
Rr.Iramani dan Dhyka Bagus (2008)
terdapat enam faktor yangterbenn*:
(1) kenyamananHubungan Faktor Demografi ... (Nana Anisa)
dan keamanan dengan
indikator
Status Quo,Herd-Likz Behovior
dan Mental Accounting,(2) bias pemikiran yang terdiri
denganindikator vividness bias, anchoring,
lossaversion dan data mining, (3)
keberanianmenghadapi risiko yang terdiri
denganindikator
considering thepast
danfear
ondgreed, (4)
kepercayaandiri yang
terdiridengan indikator overcon/idence,
(S) interaksi sosial dan emosi yang terdiri dengan indikator socrai interaction dan emotion.Dan
(6) bias penilaian yang terdiri
dengan ndikator fami I i a r ity
dan r e pr e s e nt a t iv e ne s s.Salah satu
dari ke
enamfaktor
tersebut diantaranyaadalah bias pemikiran.
Faktorbias pemikiran
berkaitan dengan kesalahanatau bias berpikir yang dilakukan
oleh investor dalam melakukan transaksijual
belisaham. Investor sering overestimate terhadap kejadian-kejadian
tertentu yang teringat di
memori pikiran investor sehingga lebih fokuspada data yang penting dan
mengabaikan data yang kurang penting (Tilson, 2005). Halini
menunjukkante{adi
salah pemikiran yangdilakukan oleh investor dengan
hanya menganggapdata yang penting saja
yang berhargadalam mengambil
keputusanjual
beli saham,
sedangkandata yang
kurangpenting
diabaikan. Padahal perdagangan diBursa bersifat randomness atau
acaksehingga semua kemungkinan bisa
sajaterjadi. Artinya,
sangat dimungkinkan data.kurang penting yang diabaikan oleh investor
menjadi
sangat berguna pada saat tertentu.Bias pemikiran lain yang dilalrukan
olehinvestor adalah menjadikan harga
sebagai pertimbangan satu-satunya dalam mengambil keputusanjual
beli saham (Roth, 2007).Terdapat empat
indikator variabel
biaspemikiran, menurut penelitian
yangdilakukan Rr. Iramani dan Dhyka
Bagus (2008) adalah sebagai berikut:Vividness Bias
Perilaku investor yang overestimate terhadap kejadian-kejadian tertentu yang teringat dan
terekam dalam memori atau
pengalaman yangdimiliki
serta mengabaikan data yang penting dan lebih fokus pada data-data yang kurang penting (Tilson, 2005)Joumal of Business and Banking
Anchoring
Perilaku investor dalam
melakukanperdagangan terkturci pada harga, baik harga
di
masalalu
maupunharga pada
saatini (Roth, 2007). Harga menjadi
satu-sahrnya pertimbangandalam melakukan aksi jual ataupun beli walaupun informasi
tentangharga tidak relevan dalam
pengambilan keputusan.Loss Aversion
Dalam melakukan transaksi
jual beli
sahamdi bursa, investor akan
memperoleh gain (keuntungan) atau /oss (kerugian). Investorakan lebih
merasaterluka jika
mengalami/oss daripada mendapatkan gain
dalarnjumlah yang
sama(Roth, 2007).
Perasaansedih atau terluka karena
mengalami /ossbisa
sampaidua kali lebih
besar daripada mendapatkangain
dalamjumlah
yang sama (Tilson, 2005)D*a Mining
Data masa lalu (histttrical data)
yangdigunakan
investor untuk
menemukan pola dalam rangka memprediksi masa depan.Faktor Demografi Investor
Faktor demografi mempengaruhi
perilaku investor dalam berinvestasidi
Pasar Modal'Berikut dijelaskan faktor demografi
yangmempengaruhi perilaku investor
dalam berinvestasi di Pasar Modal:Jenis Kelamin, mempengaruhi
perilaku investor,studi yang dilakukan oleh
Barber dan Odean (2001) memperoleh bukti empiris bahwalaki-laki
cenderung lebih percayadiri (Overconfidence) dibanding
perempuan,sehingga
dijelaskan laki-laki lebih
beranimenanggung risiko dalam
melakukaninvestasi dibanding perempuan.
Sehingga perempuan sebagai investor cenderung bias pemikiran.Etnis, berpengaruh terhadap
perilakuinvestor, penelitian yang
dilakuakanZinkhan dan Kirande (1990)
mendapatkan hasil bahwa mahasiswa Spanyol lebih beranimengambil risiko dibanding
mahasiswaAmerika, dan mahasiswa laki-laki
lebihberani mengambil risiko
dibandingmahasiswi perempuan.
Orang China
lebihberani
mengambilrisiko tinggi dari
setiapVolume 2, No. 2, November 2012, pages 123
-
138aksi perjudian kasino
(Ozorio
dan Ka-ChioFong, 2002). Sehingga dijelaskan
sukubangsa (etnis) mempengaruhi
perilakuinvestor dalam berinvstasi di Pasar Modal.
Usia,
dapat berpengaruh terhadap perilakuinvestor dalam berinvestasi,
dalampenelitian Riley (1992)
mengemukakanbahwa dari 584
respondenyang terpilih, faktor usia
sangat berpengaruhkuat
padarisiko yang diambil dalam
berinvestasi.Dimana pada usia lebih dari 65 tahun, orang akan menghindari
risiko.
Sehingga dapatdi jelaskan bahwa faktor usia
berpengaruhterhadap perilaku investor
dalamberinvestasi
di
PasarModal.
Semakin tuausia investor semakin overestimate terhadap kejadian masa
lalu
sehingga cenderung bias pemikiran investor.Status
Pernikahan,
dapat dijelaskan bahwa status perkawinan berpengaruh terhadap biaspemikiran investor dalam
berinvestasi,investor yang sudah menikah
cenderung menghindaririsiko dalam
berinvestasi dantingkat
kepercayandirinya
dapat dikatakanmengalami penunrnan karena
ketakutanmendapatkan ioss. Berbeda dengan investor
yang belum berkeluarga Yang
dalamberinvestasi cenderung menyukai
risiko,sehingga investor yang belum
menikahdapat dikatakan memiliki
tingkatkepercayaan
diri
yangtinggi
(Ranganathan, 2004).Pendidikan, Kiran dan Rao
(2004)melakukan survey terhadap investor
di
Indiadengan
menggunakankuesioner. Dari
96responden yang
terpilih
disimpulkan bahwasemakin tinggi tingkat pendidikan
dari seorang investor maka semakinrisk
averteratau berhatihati
terhadaprisiko,
sehingga cenderung menghindari /ossdari
pada gainyang cenderung bias dalam pemikiran.
Jenis Pekerjaan, diduga
mempengaruhiperilaku
investor, penelitian yang dilakukan oleh Kiran&
Rao (2004) menyatakan bahwadari 9 faktor demografi yang diteliti
olehKiran & Rao (2004) yaitu salah
satunya yangterbukti
berhubungan dengan perilakupemodal terhadap risiko investasi
adalahjenis pekerjaan dari pemodal.
Rendahnyar27
rssN 2088-784 r
risiko
jenis
pekerjaan menghasilkan rendah- nya pendapatan sehingga investor cenderung risk averter untuk menghindari /oss. Investoryang lebih
merasaterluka jika
mengalami/oss dibandingkan
gain
dalamjumlah
yangsama (Roth, 2007) menunjukkan
bias pemikiran investor.Jumlah Tanggungan, sehingga
dapatdijelaskan bahwa investor yang memiliki
jumlah anggota keluarga
cenderung menghindaririsiko.
sedangkan investor yangtidak mempunyai tanggungan
keluarga cenderunglebih
menyukairisiko
dan dapat dikatakan bahwa investor tersebut cenderungoverconfidence dalam
berinvestasi(Lewellen et. al. 1977). Investor
yangmemiliki jumlah
anggota keluarga. semakintakut mengalami loss dibandingkan
gain sehingga cenderung bias pemikiran.Pengeluaran Per Bulan, Penelitian
yang dilakukan oleh Bhandari dan Deaves (2006)memperoleh hasil bahwa semakin
tinggi pendapatanmaka investor semakin
lebih percayadiri dalam
berinvestasi. Sehinggadapat dijelaskan bahwa investor
yangpengeluaran per bulanya tinggi
berartimemiliki tingkat
pendapatanyang
tinggi pula dan dalam berinvestasi investor tersebutmemiliki kepercayaan yang
berlebihan.Jumlah pengeluaran
merefleksikanpendapatan yang diperoleh
sehingga mempengaruhiperilaku investor.
Semakinrendah
pendapataninvestor semakin rrst
overter menunjukkan bias
pemikiraninvestor.
Hipotesis
Penelitian
Berdasarkan rerangka pemikiran
pada Gambarl,
hipotesisyang
akandiuji
dalampenelitian
ini
dirumuskan sebagai berikut:Hl : ada
hubunganjenis kelamin
denganbias pemikiran investor di Pasar Modal
HZ : ada hubungan etnis dengan
bias pemikiran investordi
Pasar ModalH3 : ada hubungan usia dengan
bias pemikiran investordi
Pasar ModalH4
: ada hubungan status pemikahan dengan bias pemikiran investor di Pasar ModalH5 :
ada hubungan pendidikan dengan biasHubungan Faktor Demografi ... (Nana Anisa)
pemikiran investor di Pasar Modal
H6 :
ada hubunganjenis
pekerjaan dengan bias pemikiran investordi
Pasar ModalH7 : ada hubungan jumlah
tanggungandengan bias pemikiran investor di
PasarModal
H8 :
ada hubungan pengeluaranper
bulandengan bias pemikiran investor di
PasarModal
METODE PENELITIAN
RancanganPenelitian
Jika ditinjau
berdasarkanjenis data
yang akan digunakan dalampenelitian ini
maka, penelitianini
merupakanprimary
research,yaitu penelitian yang
menggunakan dataprimer atau data dikumpulkan
secara langsung oleh peneliti dari sumber data yang dibutuhkan. Penelitianini
merupakan crosssectional research (Cooper dan
Schindler,2006 : 194), karena data
tentang perilaku pemodaldiambil
pada saat tertentu, dimanapelaksanaan penelitian dilakukan
untuk mengamativariasi antar
sampel. Penelitianini juga merupakan penelitian
penjelasan(explanatory research) karena
tujuannyaadalah
untuk
menjelaskan hubungan kausal antaravariabel melalui
pengujian hipotesis(Malhotra.20l0 : l0t).
Indentifikasi Variabel
Variabel penelitian
merupakanobyek
daripenelitian. Beberapa variabel
yangdigunakan dalam penelitian
ini
adalah :Faktor demografi sebagai
variabel independenyang meliputi indikator
jeniskelamin, etnis, usia, status
perkawinan,pendidikan, jenis pekerjaan, jumlah
tanggungan, pengeluaran per bulan.Faktor psikologi
sebagai variabel dependen yakni bias pemikiran investor yangmemiliki
indikatormeliputi
ttividness bias, anchoring, loss aversion dan data mining.Populasi, Sampel, dan
Teknik
SamplingPopulasi dalam penelitian ini
adalah para investor yang berinvestasi pada sektor Pasar Modal khususnyadi
wilayah Surabaya. Padatahap
pertamateknik
pengambilan sampelJournal ofBusiness and Banking
Faktor-faktor
Demografi Investorl.
Jenis Kelamin2.
Etnis3.
Umur4.
Status Pernikahan5.
Pendidikan6.
Jenis Pekerjaan\ 7.
Jumlah tanggungan", 8.
Pengeluaran Per bulanyang digunakan adalah
purposive
samplingyang
Ueraasarkankriteria
sebagai berikut:(t; lnrtstor yang telah
menginvestasikan dananyaminimal
selamatiga bulan
padasektor Pasar Modal. (2) Investor
bukanmerupakan broker dan atau dealer.
piAa tahap berikutnya
pengambilansampel dilakukan dengan
menggunakanmetode snowball sampling
(MudrajadKuncoro. 2003: 120). Dimana
responden pertamadipilih
dengan metode purp.osive,aan kemudian responden
selanjutnya diperoleh dari informasi yang diberikan oleh respondenpertama. Jumlah sampel
yangakin dipilih untuk penelitian ini
adalahminimal
150 responden atau investor.Teknik
analisis dataAnalisis data
menggunakanalat uji
OneWay ANOVA untuk menguji
hiPotesisberikut :
Ho : Tidak ada hubungan antara
faktordemografi (etnis, usia, pendidikan,
jenis pekerjaan,jumlah
tanggungan, pengeluaran per bulan) dengan bias pemikiran investor di Pasar Modal.Hr : Ada
hubungan antarafaktor
demografi(etnis, usia, pendidikan, jenis
pekerjaan,jumlah
tanggungan, pengeluaranper
bulan)dengan bias pemikiran investor di
PasarModal.
Dengan
kriteria
sebagai berikut :Volume 2, No' 2, November 2Ol2,pages 123
-
138Gambar
I
Rerangka Pemikiran
′
︱
︲
︱
︱
︑
\
Ho
ditolak
:Fhit> F
tabel(o; k-l; N-k)
atau signifikan < 0,05H" diterima : Fhit < F tabel (o; k-1; N-k)
atau signifikan > 0,05Analisis data menggunakan alat Uji
Independent
T-test untuk
menguji hipotesis berikut :Ho : Tidak ada hubungan antara
faktordemografi (enis kelamin ,
statuspernikahan) dengan bias pemikiran investor di Pasar Modal.
Hr : Ada
hubungan antarafaktor
demografi(enis kelamin, status pernikahan)
dengan bias pemikiran investor di Pasar Modal'Adapun kriteria pengujian
sebagaiberikut:
Ho
ditolak
: tnit>
t1o6s1(alZ
Int * n2' 2)
atauthit
(
-ttabel(alT ;
n1a Ir2 - Z)-ata:u signifikan <0,05
Ho diterima
i
-ttub.r @12 ; rr1*
rt2-
2) S tr,it <ttaaer
(al2l
nr*
nz -2)
atau signifikan > 0,05.ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif, digunakan
untukmenggambarkan hasil penelitian
di
lapanganyang hasilnya dapat dilihat
padaTabel l.
Terutama yang berkaitan dengan
faktordemografi
respondenyakni
Jenis Kelamin,Usia, Etnis,
Status Penikahan, Pendidikan,Pekerjaan, Jumlah Tanggungan
dan Pengeluaran Per Bulan.t29
Faktor Bias Pemikiran Investor
l.
vividness bias2.
loss aversion3.
anchoring4.
data ntiningISSN 2088‐7841 Hubungan Faktor Demografi ... (Nana Anisa)
Tabel
I
Deskripsi Responden
Karakteristik Persentase
Jenis_Kelamin Perempuan Laki-laki Etnis
Jawa Tionghoa Sunda Melayu Lainnya Usia
< 25 tahun
> 25
-
40 tahun> 40
-
55 tahun> 55 tahun Status Pernikahan
Belum Menikah Menikah
Pendidikan
-
SMP SMA Diploma Sarjana (S I )Pascasarjana (S2lS3) Jenis Pekerjaan
PNS
Karyawan Swasta Wiraswasta Karyawan BUMN Lainnya
Jumlah Anggota Keluarga
I
2 J
>4
Pengeluaran per bulan
< Rp L000.000
Rp 1.000.000 - < Rp 5.000.000 Rp 5.000.001 - < Rp 15.000.000
> Rp 15.000.000
44 06 89 55 1 3 2
t9 87 29
l5
50 100
I
l5 l5
il0
9
29%
7l%
s9%
37%
t%
2%
t%
t3%
58o/o
t9%
l0o/o
33%
67o/o
t%
t0%
t0%
73%
60/o賜 粥協 協賜 獅 協筋 獅 四%
%賜一
11 11 0ン
︐′ つる つι И一 0ノ くυ O
﹀ 7 0
´ 4 7 3 2 1 4 3 3 3 1 8 4
Sumber : Data diolah.
Dari 150 investor diketahui
terdapat7l% investor laki-laki dan
perempuan sebesar 29%.Dari
segi usia, usia>
25-
40tahun merupakan usia terbanyak
sebesar58% di pasar modal. Dengan
rata-rataberetnis
Jawa
sebesar 590lodan
Tionghoa 37%. Dan pendidikan Sarjana sebesar 73%,investor rata-rata sudah menikah
sebesar67Y;. Pekeqaan karyawan swasta
sering ditemui dalam pasar modal dengan proporsi ' 47o/o dan Wiraswasta sebesar26%. Dilhat
dari
sisijumlah
tanggungan,investor
rata- ratajumlah
tanggunganI
dengan proporsi28Y0.
Dan
investor dengan pengeluaran perJournal ofBusiness and Banking Vo:ume2,No.2,November 2012,pages 123‑138
Tabe1 2
Hasil Uii Validitas terhadap 6 1tem
Variabel Indikator ltem Validitas Signifikan
Bias Pemikiran Data Mining Anchoring Dato Mining
Vividness bias Loss aversion
Fl F2 F3 F4 F5 F6
0,138 0,646 0,698 0,605 0,499
0︐09.
0︐000 0︐000 0︐000 0︐000 刷
Anchor
Sumber : Hasil Uji SPSS Terhadap Indikator Bias Pemikiran'
,072
Tabe1 3
Hasil Uii Reliabilitas dengan 4 1tem Valid
Variabel Indikator Item
Alpha if
item deletedBias Pemikiran
Cronbach Alpha
Anchoring Data Mining
Vividness bias Loss aversion
F2 F3 F4 F5
0,3807 0,3645 0,4422 0,6163 0,5336 Cronbach
A
itenl F5Sumber : Hasil Uji SPSS Terhadap lndikator Bias Pemikiran.
5.000.000
memiliki
proporsi sebesar 580/o.Analisis Inferensial (Uii Statistik)
Analisis inferensial yang
digunakan untuk menjawab permasalahan serta membuktikanhipotesis dalam penelitian ini
adalah One WayANOVA
dan Independent T-test. Padaalat uji One
WayANOVA
digunakan padafaktor demografi etnis. usia.
pendidikan.pekerjaan, jumlah tanggungan
dan pengeluaranper bulan.
Sedangkanalat uji
IndependentT-test digunakan pada
faktordemografi jenis kelamin dan
statuspemikahan.
Uji One Way ANOVA ini
digunakankarena variabel yang
diteliti
adalah variabel dependen (faktorpsikologi)
yang merupakandata kuantitatif yang dikaitkan
dengan variabel independen (faktor demografi) yang berupadata kualitatif. Pengujian
hipotesisdilakukan dengan melihat nilai
signifikansinya. Jika signifikan pada
0,05 (sign<
0.05) maka hipotesis yang diajukandalam penelitian ini dapat diterima
dan sebaliknya. Sedangkanuji
independent T-fesf
digunakanuntuk variabel yang terdiri
dari2
kategori sepertipria
dan wanita pada jenis kelamin.Pengujian
HipotesisAnalisis data awalnya dilakukan
denganmenganalisis
item
pernyataan menggunakanuji validitas dan reliabilitas yang
dibantu dengan menggunakanprogram
SPSS versi I1.5 untuk melihat valid tidaknya
itempertanyaan dan reliabelnya
penelitiansehingga dapat dilanjutkan atau tidak.
Uji Validitas
danReliabilitas
Sebelum
dilakukan
pengujian hipotesis,uji validitas dan reliabilitas dilakukan
untukmengetahui bahwa item
pernyataanvalid atau tidak dan penelitian harus
dikatakan reliabel.Hasil uji validitas dan
reliabilitasterhadap 150 sampel pada Tabel
2 menunjukkan bahwauji
validitas dari 6 item pernyataan terdapat hanya2
item yang tidak dikatakanvalid yakni item
dengan indikatorvariabel data mining
danachoring (Fl &
F6), sehingga kedua item
pemyataanini
131
163
ISSN 2088‑7841 Hubungan Faktor Demograrl oana Anisal
Tabe1 4
Hasil Uji Hipotesis terhadap Jenis Kelamin&Status
Variabel
Fhit Signilikansi
KeteraoganJenis kelamin dengan Bias Pemikiran 0,027 2,993
0,963 Ho diterima O,613 Ho diterima Bias Pemikiran
dengan Uji Independent T-Test.
Tabe1 5 Hasil Uii HipOtesis
Variabel
Signifikansi
KeteranganEtnis dengan Bias Pemikiran Usia dengan Bias Pemikiran Pendidikan dengan Bias Pemikiran Jenis pekerjaan dengan Bias Pemikiran Jumlah tanggungan dengan Bias Pemikiran Pengeluaran per bulan dengan Bias Pemikiran
0,463 0,596 0,280 2,443 0,1:0 0,622
0,763 Ho ditcrima O,619 Ho diterima O,890 Ho diterima O,049 Ho ditolak O,954 Ho diterima O,602 Ho diterima Sumber : Hasil Uji SPSS dengan Uji One Way ANOVA.
tidak diikutkan dalam pengujian selanjutnya.
Item
tersebut dikatakantidak valid
karena signifikan lebih besar dari 0.05.Sedangkan hasil
uji reliabilitas
terhadap keempat item (F2, F3, F4, F5) pada Tabel 3 membuktikan bahwa penelitian tidak reliabel karena CronbachAlpha
< 0.06.Bila
item F5dengan indikator variabel loss
aversiondihapus dari item pemyataan
makamenghasilkan Cronbach Alpha >
0,06 sehingga penelitian dapat dilanjutkan karena penelitian sudah reliabel.Pengujian Hipotesis
denganUji
Indepen-denl T- lest
Pengujian ini dilakukan untuk
mengujihubungan
faktor demografi jenis
kelamindan status pemikahan terhadap
biaspemikiran investor di pasar
modal.Pengujian
ini
menggunakanuji
IndependentT+est karena variabel terdiri dari
2kelompok tidak lebih.
Hasil
uji
pada Tabel 4 menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan status pemikahan denganbias pemikiran
investor.Hal ini
dapat ditunjukkan dengan sign>
0,05yakni
sebesar0,963 dan 0,613
sehingga hipotesis penelitian dengan demografi jenis kelamin dan status pemikahan "ditolak".Pengujian Hipotesis
denganUji One
WayANOVA
Pengujian ini dilakukan untuk
mengujihubungan faktor demografi (etnis,
usia,pendidikan,
pekerjaan,jumlah
tanggungandan pengeluaran investor) terhadap
bias pemikiran investor di pasar modal.Alat uji
yang digunakan untuk menguji adalahOne
IYayANOVA karena
variabel yangditeliti terdiri
lebih dari 2 kategori yangdimana
datanya merupakandata kualitatif
dengan data kuantitatif.
Adapun hasil uji pada Tabel
5menjelaskan bahwa tidak ada
hubungansignifikan antara faktor demografi
etnis,usia, pendidikan, jumlah
tanggungan danpengeluaran per bulan terhadap
biaspemikiran investor. Hal ini
berbeda padajenis pekerjaan, yang dimana
terdapat hubungan antarajenis
pekerjaan terhadapbias pemikiran. hal ini dibuktikan
dengan signjenis
pekerjaan 0,049<
0,05 sehinggahipotesis penelitian terhadap faktor jenis
pekedaan
"diterima".
Secara umum, semua
hiPotesispenelitian tidak dapat diterima
kecualihipotesis dengan faktor demografi
jenispekerjaan. Hal ini disebabkan
karenamayoritas investor dalam
mengambilJournal ofBusiness and Banking Volume 2,No.2,November 2012,pages 123‑138
Tabe1 6
Faktor Demograrl Jenis KelaΠlin
Tanggapan (Yo) Ind var
TS
Anc DM
VB
P L P L P L
22,7 34,9 40,9 36,8 31,8 16,1
47,7 38,7 40,9 44,3 20,5 36,8
29,5 26,4 18,2 18,8 47,7 47,1 Sumber: Hasil Uji SPSS crosstab.
Tabe1 7
Faktor Demograrl Etnis
Tanggapan
(7")
Ind var Etnis
TS S
Anc
Dm
VB
Jw Tio Snd Mlyu Lain Jw Tio Snd Mlyr.t Lain Jw Tio Snd
Mlyu
Lain26,9 36,3 0 66,7 50 33,8 43,6 0 66,6 50 21,4 20 0 0 50
44,9 36,4 0 33,3
50 50,6 32,7 0 33,3 50 30,3 32,7 100 33,3 50
28 27,2 100 0 0
15,7 23,7 100 0 0 48,3 47,2 0 66,6 0 Sumber: HasilUji SPSS crosstab.
keputusan investasi memiliki
pemikiranyang
relatif
sama sehingga jawaban investor sebagai respondendinilai
kurang variatif.Pembahasan
Pada
indikator anchoring
dandata
mining investor cenderung mengarah ragu. Investor perempuan danlaki-laki
cenderung vividnessbias
karenajawaban
mengarah setuju. Halini menunjukkan tidak ada
perbedaanterhadap jenis kelamin dengan
bias pemikiran(Tabel6).
Investor pada indikator
vividness biasterlihat etnis Jawa, Tionghoa dan
Melayumengarah setuju dalam menjawab indikator vividness bias', sehingga
tidak
ada hubunganantara
etnis
denganbias pemikiran
(Tabel 7).Semakin bertambah usia
seseorangmaka akan cenderung vividness bias karena
terdapat kejadian atau
pengalaman yangterekam dalam memori mereka
sehinggamempengaruhi keputusan dalam mengambil
risiko terlihat tidak
ada hubunganjenis
usia dengan bias pemikiran (Tabel 8).Investor yang belum menikah dan sudah menikah cenderung ragu terhadap anchoring
dan data mining, terlihat juga
bahwainvestor yang belum menikah dan
yangsudah menikah
cenderungvividness
bias.Hal ini
menunjukkantidak ada
perbedaan antara investor yang belum menikah dengan133
n S
ISSN 2088‐7841 Hubungan Faklor Demografi ... (Nana Anisa)
Tabel 8
Faktor
Demografi UsiaInd var
Dm
VB
く=25
>25‐く=40
>40‐く=55
>55
く=25
>25‐く→ 0
>40‐く=55
>55
く=25
>25‐く=40
>40‑く=55
>55
10,6 35,6 34,5 26,7 26,4 39,1 37,9 46,7 15.8 20,7 17,2
68,4 41,4 20,7 46,7 57,9 42,5 41,4 33,3 31,6 33,3 37,9
21,1
23 44,8 26,7 15,8 18,3 20,7 20 52,6 45,9 44,8
Sumbcr:HaJl UJi SPSS crosまab
Tabe1 9
Faktor DemograrI Status Pernikahan
Ind var
0 1 6 0 0 6 つ4 2J ll つん くυ И十 6
4 5 3
U 7′ う乙 つ乙 5 3 3 3 24
35 28 43
︲8 22
A n c
D M
M BIm M BIm M BIm
Sumber: Hasil Uji SPSS crosstab.
yang
sudah menikah dalam menjawab bias pemikiran (Tabel 9).Investor berdasarkan
tingkat
pendidikan cenderungvividness bias
karena jawaban cenderung mengarahsetuju
namunhal ini tidak berlaku pada pendidikan SMP
danPascasarjana
yang
cenderung ragu terhadap vividness bfus. Sehingga berdasarkan tingkatpendidikan tidak ada perbedaan
dalammenjawab bias pemikiran (Tabel 10).
Pada
jenis
pekerjaan, karyawan swastacenderung ragu dalam menjawab
biaspemikiran dibandingkan jenis
pekerjaanlainnya, hal ini terlihat pada
indikatoranchoring dan vividness bias.
Karyawan swasta cenderungtidak
bias dalamberpikir hal ini didukung
denganjawaban
investorterhadap indikator data mining
yangmengarah
tidak
setuju danindikator
terbaikbias pemikiran yakni
vividnessbias
yangmengarah
ragu.
Perbedaanitu juga
terlihatpada wiraswasta dimana memiliki
prosentase terbesar
di
antarajenis
pekerjaanlain dalam menjawab indikator
vividnessbias. Karena itu dapat dijelaskan
ada perbedaan antarajenis
pekerjaan terhadap indikator bias pemikiran (Tabel I 1).Tidak terlihat perbedaan
presepsiinvestor
berdasarkankarakteristik
jumlah tanggungan dalam menj awab bias pemikiransehingga dapat dijelaskan bahwa
tidak terdapat hubungan antara jumlah tanggungan dengan bias pemikiran (Tabell2).
Pada karakteristik
berdasarkan Pengeluaran Per bulan,tidak
ada perbedaanantara karakteristik
pengeluaran perbulanterhadap vividness bias karena
investor cenderung mengarahsetuju
sehingga tidakJoumal ofBusiness and Banking Volume 2, No' 2, November 2012' pages t23
-
138Tabel
l0
Faktor Demograli Pendidikan
Pendidikan Ind var
Dm
VB
< SMP SMA Diploma Sarjana Pascasarjana S SMP SMA Diploma Sarjana Pascasarjana S SMP
SMA Diploma Sarjana
0 26,7 26,7 31,8 44,4 0 40 40 36,4 0 20 6,7 23,7
100 3f ,3 53,3 40,9 t
),)
0 33,3 53,3 46,4 I
t,l
100 26,7
J J,J 29,1
0 40 20 1'1 )
))7
100 26,7 6,7 t7,3 33,3 0 53,3 60 47,3
I
l.l
1Tabel
1l
Faktor Demografi Jenis Pekerjaan
Ind var Pendidikan
Dm
0 35,2 23
33,3 0 42,2 23,t 40,7 58,4 0 26,7 12,8 18,5
0 35,2 51,3 37 58,3 0 40,8 56,4 37
J J,J 100 40,8 15,4 JJ,J 25
100 29,6 25,6 29,6 8.3 100 t6,9 20,5
)))
8,3 0 32,4 71,8 48,1 VB
PNS Swasta Wiraswasta BUMN Pensiunan PNS Swasta Wiraswasta
BUMN Pensiunan PNS Swasta Wiraswasta BUMN
Pensiunan t6.7
s-.u"t,
uu.it u.ji SPSS crosstab.ada hubungan antara pengeluaran per bulan dengan bias pemikiran investor (Tabel 13 )'
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN DAN KETERBATASAN
Dapat disimpulkan bahwa hanya jenis pekerjaan yang terbukti sesuai
hipotesis penelitian.Hal ini
disebabkan karena tidakada perhedaan presepsi diantara
biaspemikiran investor terhadap
semua faktor demografi kecuali jenis pekerjaan.Berikut ini
merupakan beberapa keter- batasan-keterbatasan berdasarkan penelitianyang telah dilakukan:(l)
Sebagian besarkuesioner tidak dapat langsung
diberikan kepada investor dikarenakan kebijakan dari135
ISSN 2088‐7841
Hubungan Faklor Demografi ... (Nana Anisa)
Tabel 12
Faktor
Demografi Jumtah Tanggungan Ind varJml
tagg1 2息 ,6 47,6 23,8
2 26,4 52,g
20,53 $,6 23,1
33',4>4 )<1
Dm -; 2 ;i,,1 38,2 i1i 41,2 1';,i
2O',5
3 48,7 33,3 is
vB .1 ;i,: 2 n,E i:,,1 1?,3
47,1
41',,23 25,7 20.5
s? R>4 229
Tabel 13
Faktor
Demograli Pengeluaran per Bulan Ind var PengeUbln│ヽ●̀‐ ヽへ
P lJι 30 40 30
RPIjt‐く
Rp5it 29,9 48,3 21,8
Rp5it‐く
Rplttt 32,6 32,7 34,7
>Rp15it 50 o 50
Dm く
Rpljt 40 50 1oRpljt‐く
Rpttt 39,1 46 14,9
Rpttt‐く
Rpl"t 34,6 38,8 26,5
>Rp 1 5Jt 50 25 25
VB
くRpljt 0 70 30Rp!jt‐く
Rp5it 21,8 27,6 50,6
Rp5it‐くRpl釣
1 22,5 30,6 47
Sumber:Hasll uii SPSSぎ :IIJf11‑―――――――‑ 25 6o 25
perusahaan
sekuritas, sehingga
respondentidak
sepenuhnya memahami kuesioner. (2) Penelitianini
hanya mengamati karakteristikdemografis investor yang
dihubungkan dengansalah satu faktor psikologis
yaitufaktor bias pemikiran investor di
PasarModal. (3)
Penelitianini
hanya mengamatiinvestor di sektor
PasarModal
khususnya wilayah kota Surabaya.Berdasarkan penelitian yang
telahdilakukan, berikut ini adalah saran
yang dapat diberikan bagi pihak yangterkait
danbagi peneliti berikutnya : (1) Bagi
brokersebaiknya
memahami
hubungan peke{aandengan bias pemikiran investor,
sehinggadapat mempermudah dalam
memasarlanproduk yang sesuai dengan
karakteristikdemografis investor yang nantinya
akanmempengaruhi
jenis investasi dan
tingkatrisiko. (2) Untuk penelitian
selanjutnyadisarankan untuk memberikan
kuesionertersebut langsung kepada investor
dan apabila ada perusahaan sekuritas yang tidakmengizinkan kuesioner tersebut
diberikansecara langsung, sebaiknya
melakukankonfirmasi melalui telepon atas
isian 136Journal ofBusiness and Banking
responden agar responden
dipastikanmemahami
maksud dari isi kuisoner.
(3)Untuk penelitian selanjutnya
disarankanuntuk
mengamatikarakteristik
demografisinvestor yang dihubungkan
dengan faktor psikologi lain seperti bias motivasi, toleransiresiko dan lainnya. (4) Untuk
penelitianselanjutnya disarankan untuk
mengamatiperilaku investor di sektor pasar
modalselain di wilayah kota
Surabaya sehinggamendapatkan gambaran
karakteristik investordi
berbagai daerah, karena investordengan wilayah berbeda
dimungkinkanmemitiki
karakteristik yangtidak
sama. (5)Secara metodologi. terdapat
keterbatasan penelitianjika data interval
berskala lima.Hal ini akan menyebabkan
investorcenderung mengarah
ragu
dimana nantinya akan mempersulit dalam menganalisis hasilpenelitian. Maka disarankan
penelitimenggunakan data interval skala enam'
DAFTARRUJUKAN
Abdul
Halim,
2005, Analisis Investasi, Edisi Kedua, Salemba EmPat, Jakarta.A. Kim, Kenneth and Nofsinger, John
R.2007,
'The
behaviorof
Japaneseindi' vidual
investorsduring bull
and bearmarkets'. The Journal of
BehavioralFinance
Yol.8,
No. 3. 138-153'Aswar, Saifuddin,
1997, Reliabilitas
danValiditas, Yogyakarta:
PustakaPelajar.
Barber, M. and Odean Terrance,
2001,'Boys Will Be Boys :
Gender,Overconfidence,
And
Common StockInvestment', The Quaterly Jurnal of
Economics,
Behavioral
TheJournal of
Finance.Yol. l:
5-11.Bhadari.
Gokul
and Deaves, Richard,2006,'The
demographicsof
overconfiden- ce', Salemba Erlangga.Cooper, DR, and Schindler, PS
2006,Bussiness
Research Methods, Ninlh
Edition,Mc
GrawHill
Intemational.Enduardus
Tandelin. 2010, Portofitlio
danInvestasi, Yogyakarta :
PenerbitKanisius.
George
M.
Zinkhan andKiran W.
Karande,Volume 2, No. 2, November 2012, pages t23
-
1381990, 'Cultural and
GenderDifferences in Risk-Taking
Behavior Among America and Spanish DecisionMakers',
TheJournal of Social
PsY-chologt, Vol.
131 :741-742.Grable, J, Ruth H.
Lytton, O'neil
B, Joo S-Hand Klock D 2006, 'Risk
tolerance,projection bias, vividness and
equity price',
TheJournal
Of Investing: 68-
74.
Kiran D, and Rao US 2004, 'Identi$ing Investor Group
SegmentsBased
onDemographic and
PsychograPhic Characteristics'.MBA Proiect
Report,Sri Sathya Sai Instinrteof
Higher Leaming.Malhotra, 2i10, Marketing Research,
6th Edition, Pearson PrenticeHall.
Mudrajat Kuncoro. 2003, Metode
Risetuntuk
Bisnisdan
Ekonomi, Jakarta : Penerbit Salemba Erlangga'Mohamad Samsul, 2006, Pasar
Modal
danManajemen Portofolio,
Penerbit Erlangga.Nofsinger, Jhon R 2005, Psychologi of
Iwesting,
Second Edition, New Jersey, Precentice-Hall Inc.Ozorio
andKa-Chio Fong. 2002,
'ChineseCasino Gambling Behavior:
RiskTaking in Casino vs
Investment',UNLV Gaming
Research&
ReviewJournal, Volume 8. Issue 2.
Ranganathan,
Kavitha. 2004. A Study Of Fund Selection Behaviour Of
Individual, Madurai
KamarajUniversity.
Riley, W, and KV Chow., 1992,
'AssetAllocation and Individual fusk Aversion',
Financial Analysts Journal.Roth, Allan S 2007, Behavioral
Finance,Article
Wealth Logic,LLC.
Rr. Iramani dan Dhyka Bagus
Permana,2008,'Faktor-faktor
Penentu PerilakuInvestor dalam Transaksi
Sahamdi
Surabaya' JurnalAplikasi
Manajemen,Vol. 6 (3),
Desember 2008:255'262,
Pasca Sarjana, STIE
PerbanasSurabaya.
Sekaran,
U, 2006,
Research Methodsfor
t37
rssN 2088-784 r
Business:
A Skill Bulding
Approach, Singapore, JohnWiley &
Sons.Sigit Triandaru dan Totok
Budisantoso.2006. Bank dan Lembaga
BukanKeuangan. Yogyakarta :
Penerbit Salemba Empat.Tilson. Whitney, 2005,
Applying
BehavioralHubungan Faktor Demografi ... (Nana Anisa)
Finance