KETERBATASAN SUMBER BELAJAR DI SMP N 2 SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
ARTIKEL
Berta Danita Devi NPM: 09070084
PRORAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
The Limitedness of Learning Source at SMP N 2 South Siberut Mentawai Islands.
Berta Danita Devi,1Marleni, M.Pd,2Faishal Yasin, S.Sos.M.Pd3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABTRACT
This thesis is a study about the limitedness of learning source at SMP N 2South SiberutMentawai Islands. In supporting the learning activity that is oriented to the success of student’s activity, it is needed the adequate environment or setting as the support of vehicle or infrastructure facilities such as the school building, classroom, library, laboratory, park, and canteen. This research is intended to describe the limitedness of learning source at SMP N 2 south Siberut Mentawai Islands. The theory used in this research is cognitive. The kind of this research is qualitative with descriptive type, and the location of the research is at SMP N 2 South Siberut Mentawai islands. The informants of this research are the headmaster, six teachers, and four students. The techniques used in this research are the documentation, observation and interview technique. The accuracy of the data is examined by using data triangulation, that consist of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. The result of this research shows that:
the lack of laboratory and library facility at SMP N 2 South Siberut Mentawai Islands. It is also found the lack of room as the learning support such as art room, computer room, and canteen. The result of this research also shows the lack of human resource, which is the teacher as the educator, who has the limited comprehension of the subject concept to be taught to the students at SMPN 2 South Siberut. Moreover, in the outside of the school, there is no regional library, photo copy, internet network,. The limitedness of learning source described above, affect the result of student’s learning at SMPN 2 South Siberut Mentawai Islands.
Keywords: learning source limitedness.
1Mahasiswa Program Studi Penddikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2009
2 Pembimbing I Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
3 Pembimbing II Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
PENDAHULUAN
Sarana dan prasarana pendidikan dapat menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik sacara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi yang cukup canggih (Arikunto, 1988 : 81 – 82).Menurut Sanjaya (2008 : 55) bahwa sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajar seperti media pembelajaran, alat –alat pembelajaran dan perlengkapan sekolah. Menurut rumusan tim penyusun pedoman pembekuan media pendidikan Depertemen pendidikan dan kebudayaan yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Sedangkan prasana wajib memiliki yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang pendidikan, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang kantin, tempat berolahraga, tempat beribadah serta tempat lain yang menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Jadi, sarana dan prasarana Sekolah adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh serta pembinaan secara kontiniu terhadap benda- benda pendidikan agar senantiasasiap pakai dalam proses belajar mengajar sehingga efektif dan efesien guna membantu tercapainya tujuanpendidikan yang telah ditetapkan dalam Sekolah.
Untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang berorientasi aktivitas
siswa agar berhasil dengan baik memerlukan lingkungan atau setting sebagai dukungan fasilitas sarana atau prasarana belajar yang memadai seperti, gedung Sekolah, perpustakaan, laboratorium, taman, kantin Sekolah, ruang kelas yang memadai untuk terjadinya proses pembelajaran yang menimbulkan aktivitas siswa, serta terjadinya berbagai fasilitas media dan sumber belajar (Sanjaya, 2008:
176).
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial dan budaya) utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal. Seperti yang diketahui pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya akan berlangsung secara alamiah dengan konsekuensi bahwa tumbuh kembang itu mungkin berlangsung lambat dan menyimpang dari tujuan pendidikan (Tirtarahadja, 2000: 164).
Lingkungan belalajar menurut sanjaya (2008 : 146) bahwa lingkungan belajar faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Ada dua hal yang termasuk kedalam faktor lingkungan belajar yaitu lingkungan fisik dan lingkungan psikologis. Lingkungan fisik meliputi keadaan dan kondisi Sekolah, misalnya jumlah kelas, laboratorium, perpustakaan, kantin, kamar kecil yang tersedia serta dimana lokasi Sekolah itu berada, kemudian termasuk kedalam fisik ini juga keadaan dan jumlah guru. Keadaan guru misalnya kesesuaian bidang studi yang melatar belakangi pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diberikannya. Belajar pada hakekatnya suatu interaksi antara individu dengan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan stimulus terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan.
Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkahlaku. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yangpenting dalamproses belajar mengajar Hamalik (2011: 194)
Sekolah yang mempunyai hubungan yang baik secara internal, yang ditujukan
kerja sama antar guru saling menghargaidan saling membantu maka memungkinkan iklim belajar menjadi sejuk dan senang sehingga akan berdampak pada motivasi belajar siswa. Lingkungan sekolah yang sudah lengkap dengan sarana dan prasarana akan menciptakan pengetahuan baru siswa secara efektif dan efisien. Sebaliknya mana kalah hubungan tidak armonis, iklim belajar akan penuh dengan ketegangan dan ketidak nyamanan sehingga akan berpengaruh pada fungsi pendidikan dan kekurang sarana dan prasana maka proses pembelajaran akan terganggu dan penciptaan pengetahuan tidak akan diterima siswa secara maksimal.
Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan oleh Berta Danita Devi pada tanggal 5 - 7 januari 2015 di SMP N 2 siberut selatan, bahwa sumber belajar masih kurang seperti gedung sekolah sebagai penunjang pebelajaran, ruanganan sebagai melakukan aktivitas sekolah. Ruangan yang kurang di sekolah SMPN 2 Siberut Selatan seperti ruang seni, ruang labor komputer, ruang kantin, kekurangan buku paket di perpustakaan, kemudian tidak adanya pustaka daerah, tidak adanya foto copy dan jaringan internet yang mendukung siswa untuk belajar. Selain itu juga kekurangan guru sebagai pendidik, guru yang mengajar di SMPN 2 Siberut Selatan berjumlah sebanyak dua belas (12), orang namun sebagian guru mengajar lebih dari satu mata pelajaran sedangkan siswa berjumlah sebanyak seratus tiga puluh satu(131) orang.
Berdasarkan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan keterbatasan sumber belajar di SMP N 2 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentantawai.
2. Mendeskripsikan dampak keterbatasan sumber belajar terhadap hasil belajar siswa SMPN 2 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Koqnitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget, teori koqnitif merupakan perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengetahuan yakni dengan semua proses psikologi yang berkaitan bagaimana individu mampu berfikir secara logis, mempelajari, memperhatikan, memikirkan
lingkungannya sehingga anak didik bisa memahami dan merespon dunianya.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu suatu pendekatan yang berusaha menjelaskan realita social yang ingin diteliti secara mendalam dengan menggunakan data kualitatif berupa abstraksi, kata-kata, dan pernyataan (Iskandar, 2009: 51). Kemudian penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Kriteria infoman adalah Kepala Sekolah, guru-guru SMP yang mengajar sebanyak 5 orang, dan 4 orang siswa SMP N 2 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Metode pengumpulan data menggunakan Observasi, wawancara Study dokumentasi. Unit analisis pada penelitian ini adalah kelompok yaitu kepla Sekolah, Guru-guru yang mengajar serta siswa SMP N 2 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Analisi data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman.
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
1. Mendeskripsikan Keterbatasan Sumber Belajar di SMPN 2 Sibrut Selatan.
a. Lingkungan Fisik
Unutuk mendukung kegiatan pembelajaran yang berorientasi aktivitas siswa agar berhasil dengan baik memerlukan lingkungan sebagai dukungan fasilitas sarana atau prasarana yang memadai. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang dapat menciptakan siswa untuk belajar. Menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman untuk belajar mengajar di lengkapi dengan fasilitas penunjang pembelejaran seperti gedung sekolah, perpustakaan, ruang kelas, laboratorium, pusat sumber belajar dan sebagainya.
1. Gedung Sekolah
Gedung yang ada di sekolah SMP N 2 Siberut Selatan berjumlah sebanyak empat gedung sebagai tempat untuk melakukan aktivitas sekolah. Namun masih ada satu
gedung yang belum bisa dipakai karena belum selasai. Saat ini gedung yang dipakai ada tiga gedung yang terbagi tujuh ruangan, gedung tempat belajar ada 2 gedung, namun gedung sebagai sumber penunjang pembelajaran lainnya masih terbatas Seperti ruang seni, ruang komputer, ruang kantin, aulah itu seharusnya ada, ruang perpustakaan dan ruang laboratorium sebenarnya tidak digabung karena keterbatasan gedung sebagai sumber belajar untuk sementara digabung menjelang gedung selesai, dan gedung tersebut rencananya di pergunakan untuk rungan perpustakaan dan ruang seni.
Gedung yang di pakai sekarang ini ada tiga buah gedung yang terbagi tujuh ruangan. Dimana gedung 1 terdapat dua ruangan, keduan ruang tersebut di pakai untuk ruang belajar. Gedung 2 terdapat tiga ruangan satu ruang dipakai untuk ruang belajar, ruang kedua disekat menjadi beberapa ruangan satu untuk ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang bendahara,serta ruang majelis guru. Ruang ketiga dipakai untuk ruang perpustakaan dan laboratorium itu digabung menjadi satu ruangan kemudian di sudut ruangan ada toilet. Gedung 3 terdapat dua ruangan, keduan ruang tersebut dipakai untuk ruang belajar. Sementara gedung 4 ada dua buah ruangan tetapi gedung tersebut belum siap.
Jadi untuk ruang belajar dipakai lima lokal sebagai tempat melakukan proses pembelajaran. Itulah gedung sekolah SMPN 2 Siberut Selatan yang dipergunakan saat ini.
2. Ruang Seni
Ruang seni di SMPN 2 Siberut Selatan belum ada karena keterbatasan ruangan.
Ruangan seni sangat perlu diadakan dalam sebuah sekolah, karen siswa wajib melakukan praktek yang menyangkut dengan pelajaran yang ingin di praktekkan seperti pelajaran seni, bumen. Selain itu juga sebagai tempat untuk memajang hasil keterampilan siswa. Selama ini siswa melakukan praktek turuk laggai di sekolah tetapi mereka praktek dalam kelas itupun mengganggu kelas sebelah yang sedang melakukan proses belajar mengajar.
Ruangan seni ini harus ada, karena ketika siswa melakukan praktek itu mengganggu kelas sebelah yang sedang melakukan proses pembelajaran, tetapi karena kekurangan
ruangan siswa melakukannya dalam kelas saja sekalipun membuat kelas sebelah tidak nyaman. Rencana kepala sekolah akan menambah ruangan untuk menunjang proses pembelajaran.
3. Ruang Komputer
Ruang komputer di setiap sekolah harus ada, karena siswa tidak paham hanya belajar teori saja. Zaman sekarang siswa belajar tidak hanya belajar yang diberikan oleh guru saja saat proses belajar mengajar berlangsung, tetapi banyak jaringan-jaringan yang membuat siswa untuk menambah pengetahuan salah satunya ada paham cara mengoperasi komputer. Walaupun jaringan internetan tidak ada paling tidak siswa bisa mengopersi komputer belajar dari sekolah.
Sesuai hasil observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 16 Mei 2015 bahawa di sekolah SMPN 2 Siberut Selatan belum ada
untuk Labor komputer kerena keterbatasan gedung dan ruangan. Selama ini siswa hanya belajar teori yaitu mata pelajaran TIK. Guru bisa bercerita memperkenalkan komputer namun siswa tetap tidak paham bagaimana mengoperasikan komputer kerena siswa tidak pernah memegang komputer itu sendiri, paling hanya menggali istilah yang mereka tanyakan saat belajar teori. Tetapi tidak ada yang bisa disalahkan kerena keadaan sekolah yang belum sempurnah.
4. Ruang Kantin Sekolah
Kantin sekolah merupakan tempat siswa dan guru berbelanja. Melihat keterbatasan sumber belajar di SMPN 2 seperti ruangan, maka untuk ruang kantin di Sekolah SMPN 2 Siberut Selatan belum ada. Selama ini siswa berbelanja di kantin sederhana yang dibuat oleh orang yang ingin berjualan di lingkungan sekolah SMPN 2 Siberut Selatan. Kantin ini dibuat sederhana dan sengaja dibuat di lokasi atau lingkungan sekolah SMPN 2 Siberut Selatan karena mengingat supaya siswa tidak keluar dari lingkungan sekolah pada saat jam istirahat.
Jadi kantin ini sebagai sumber belajar dimana setiap jam istirahat siswa tetap berada dan belanja dikantin sederhana yang ada di SMPN 2 Siberut Selatan untuk mengantisipasi prilaku siswa yang tidak di inginkan di sekolah.
5. Perpustakaan
Salah satu sumber penunjang proses pembelajaran adalah perpustakaan.
Perpustakan adalah tempat atau sarana menyalurkan minat membaca siswa. Semua manfaat dapat dicapai dalam perpustakaan yang berhubungan dengan pendidikan dan perpustakaan sekolah sangat bermanfaat dalam membantu proses pembelajaran disekolah seperti untuk mencari referensi untuk tugas Menurut Ibrahim (2001: 10) perpustakaan bukan merupakan hal yang baru dikalangan masyarakat, dimana-mana telah diselenggarakan perpustakaan seperti di sekolah-sekolah baik di sekolah umum maupun sekolah kejuruan baik sekolah dasar maupun sekolah menengah.Perpustakaan sekolah memberikan kesempatan kepada para pemustaka agar dapat memperoleh berbagai sumber pemecahan masalah yang dijumpai dalam proses belajar mengajar.
Kebutuhan akan adanya perpustakaan sekolah timbul dari proses pendidikan itu sendiri, sehingga banyak hal yang perlu dilayani oleh perpustakaan sekolah seperti memperkaya bahan mengajar, melengkapi alat-alat peraga yang diharapkan dapat menunjang aktifitas belajar mengajar, menyediakan berbagai sumber informasi dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada tanggal 16 Mei 2015 bahwa perpustakaan ini sudah ada yang berisi dua buah lemari sebagai tempat penyimpanan buku- buku yang ada. Namun kedua lemari tersebut tidak penuh karena buku yang ada tidak banyak dan bahkan tidak semua bidang studi yang ada. Jumlah buku yang ada hanya 96 eksemplar, buku tersebut tidak semua bidang studi yang ada hanya beberapa bidang studi yang tersediah seperti bidang studi bidang studi Bahasa Indonesia, bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam, bidang studi Fisika, bidang studi Matematika, bidang studi English on Sky, bidang studi Biologi, atlas Sejarah, Atlas Indonesia dan dunia serta buku penunjang pembelajaran lainnya seperti buku Metodologi penelitian dan buku bacaan lainya. Sedangkan buku bidang studi yang tidak tersediah seperti bidang studi KWN, bidang studi IPS terpadu, bidang studi seni dan budaya serta bidang studi Agama, bidang studi TIK, bidang studi Penjaskes, bidang studi Bumen.
6. Ruang laboratorium IPA
bahwa Laboratorium yang ada di SMPN 2 Siberut Selatan bukan khusus untuk labor melakukan praktek karena kekurangan alat- alat- labor, tetapi ruang labor ini berisi berbagai alat-alat peraga seperti Peta, Orgen, gambar tengkorak manusia yang ditempel di dinding, alat olahraga. Ruangan ini berukuran 3x4 M dan Ruang ini jarang di pakai sebagaimana ruangan labor karena alat-alat labor belum ada bahkan tidak ada sama sekali. Alat labor sebagai sumber belajar dimana setelah siswa belajar teori, siswa bisa memperkuat pemahaman mereka melalui mempraktekkan langsung dengan menggunakan alat praktek sesuai teori yang dipelajari.
b. Lingkungan di luar Sekolah
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang dapat meningkatkan siswa untuk belajar. Peneliti juga menemukan data bahwa lingkungan diluar sekolah SMPN 2 Siberut Selatan ini tidak ada perpustakaan daerah, foto copy,dan jaringan internet untuk membantu siswa mencari tugas yang di berikan oleh guru.
1. Pustaka Daerah
Perpustakaan daerah juga membantu siswa untuk mencari berbagai tugas sekolah yang diberikan oleh guru karena perpustakaan daerah biasanyamenyediakan berbagaimacam buku. Sesuai hasil observasi yang peneliti lakukan dilapangan pada tanggal 15-16 mei 2015, bahwa di luar lingkungan SMPN 2 ini tidak ada perpustakaan daerah.
2. Foto Copy
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di lapngan pada tanggal 15 Mei 2015, bahawa selain pustaka daerahyang tidak ada tetapi juga foto copy tidak ada baik lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Selama ini untuk memoto copy surat- surat yang di anggap penting, mereka harus turun di Kecamatan Muara siberut itupun jalannya tidak bagus, jarak yang di tempuh sekitar 14 km atau dititip kepada orang yang turun kemuarah siberut.
3. Jaringan Internet
Dari hasil observasi dan wawancara tersebut bahwa si SMPN 2 Siberut Selatan selain pustaka daerah tidak ada, foto copy tidak ada jaringan internet juga tidak ada.
Kondisi tempat yang sangat jauh dari
kecamatan, makanya jaringan tidak sampai, untuk menelpon saja itu sangat susah. Dari keterbatasan sumber belajar di sekolah mungkin kalau lingkungan diluar sekolah memungkinkan, siswa bisa menambah pengetahuan selain dari sekolah tetapi semua serbah terbatas.
c. Lingkungan Sosial Guru
Guru merupakan salah satu komponen yang penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Tugas seorang guru tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran di depan kelas melainkan mampu membimbing, mengevaluasi serta membuat siswa tertarik dan semangat dalam proses pembelajaran ( Danim dan khairil, 2010:
44).
Di sekolah SMP N 2 Siberut Selatan memiliki tenaga pendidik berjumlah 12 orang dimana setiap guru tidak hanya memegang satu bidang studi melainkan lebih dari satu. Dalam melaksankan proses pembelajaran banyak kendalah yang mereka hadapi terutama dalam memahami konsep materi yang disampaikan yang tidak sesuai dasar pendidikan yang mereka miliki. Yang menjadi keluhan utama guru yang memegang lebih dari satubidang studi diajarkan itu pada sumber belajar yang sangat kurang atau tidak memadai seperti buku sebagai sumber belajar. Ada guru yang mengatakan bahwa merasa kewalahan saat mengajar, kadang guru tidak paham apa yang meraka ajarkan kepada siswa karena bukan bidang studinya. Dengan mengajarkan bidang studi lain guru di tuntut untuk belajar sendiri dari berbagai buku sumber, tetapi dilihat dari keterbatasan sumber belajar seperti buku yang kurang, makanya guru kewalahan untuk memahami konsep materi pembelajaran yang mereka ajarkan kepada siswa. Tetapi karena keterbatasan guru yang mengajar di sekolah SMP N 2 Siberut Selatan, maka terpaksa guru mengajar lebih dari satu bidang studi untuk menjaga kelanjaran proses pembelajaran.
Di sekolah SMP N 2 Siberut Selatan memiliki tenaga pendidik berjumlah 12 orang dimana setiap guru tidak hanya memegang satu bidang studi melainkan lebih dari satu. Dalam melaksankan proses pembelajaran banyak kendalah yang mereka
hadapi terutama dalam memahami konsep materi yang disampaikan yang tidak sesuai dasar pendidikan yang mereka miliki. Saat ini kekurangan guru adalah 4 orang yaituguru bidang studi penjaskes, guru bidang studi seni budaya, guru bidang studi agama islam dan bidang studi matematika.
1. Dampak Keterbatasan Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada penelitian ini, hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu ranah koqnitif, psikomotor, dan afektif.
Secara eksplisit ketiga ranah ini tidaka dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata pelajaran selalu mengandung ketiga ranah tersebut, namun penekananya selalu berbeda
peneliti hanya melihat dari ranah koqnitif saja yang berhubungan erat dengan kemampuan berfikir, termasuk kemampuan menghafal,memahami,mengaplikasikan,me nganalismenyntesis dan kemampuan mengepaluasi. Dengan demikian aspek koqnitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan, ketingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dilapangan bahwa keterbatasan sumber belajar seperti buku paket yang kurang maka terlihat aktivitas belajar siswa tidak aktif dalam proses belajar mengajar. Ketika proses belajar mengajar berlangsung dalam kelas siswa kurang merespon dari guru, siswa menunggu penjelasan semua dari guru saja. Jika di beri tugas oleh guru buku yang tidak tersediah di perpustakaan siswa tidak mampu menyelesaikan tugas akhirnya guru menjelaskan kembali. Dari keterbatasan tersebut ketika dilihat hasil ujian harian siswa rata-rata dibawa KKM yang ditentukan. Hal ini dapat dilihat hasil Ulangan Harian siswa dalam tabel berikut ini:
Nilai Rata-Rata Hasil Ulangan Harian Siswa 2015
No Mata Pelajar an
Kelas Rata-Rata Ulangan Harian
KKM
1 IPS - Kelas VII - -Kelas VIII - -Kelas IX
- 62,8 - 60,7 - 65,9
70
2 TIK - -kelasVII - kelas VIII - -kelas IX
- 58 - 63,7 - 65
70
3 B.
ING
- -Kelas VII - -Kelas VIII - -Kelas IX
- 63,9 - 65 - 65,9
70
Sumber: Guru bidang studi SMPN 2 Siberut Selatan 2015
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang keterbatasan sumber belajar di SMP N 2 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kekurangan ruangan sebagai sumber penunjang pembelajaran seperti ruang seni, ruang komputer, ruang kantin, kekurangan Guru serta kekurangan fasilitas laboratorium dan perpustakaan di SMPN 2 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai
2. Dari berbagai keterbatasan sumber belajar seperti keterbatasan gedung, ruangan, buku serta guru maka berdampak pada pemahaman siswa, dan hasil belajar siswa SMP N 2 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai tidak maksimal.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat saran-saran sebagai berikut:
1. Sebagai masukan bagi pihak sekolah agar menyediakan fasilitas atau gedung sekolah, perpustakaan, dan berbagai sumber lainnya sebagai penunjang proses pembelajaran. Hal ini diharapka agar guru dapat meningkatkan semangat serta pengetahuan siswa dalam belajar.
2. Bagi pemerintah daearah Kabupaten Kepulauan Mentawai terkhusus Dinas Pendidikan agar dapat melihat dan memberi fasilitas sekolah khususnya di SMP N 2 Siberut Selatan untuk memenuhi kebutuhan proses
pembelajaran. Seharusnya pemerintah daerah berpartisifasi dalam menyelenggrakan fasilitas atau perlengkapan sekolah untuk menunjang penciptaan pengetahuan baru.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1988. Organisasi dan AdministrasiPendidikan Teknologi danKejuruan.Jakarta : Rajawali Pers.
Danim dan Khairil.2010. Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Alvabeta.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Iskandar.2009. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press.
Moleong,Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja Rosda.
Ratnawulan dan Rusdiana. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV Pustaka Setia
Soemanto.2014. Psikologi
PerkembanganFungsi dan Teori.
Jakarta:PT Buku Seru
Sugiyono.2012.MetodePenelitianPendidikan .Bandung : Alfabet.
Wina, Sanjaya. 2008. Strstegi Pembelajaran.
Jakarta: Kencana.