• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords: Semiotika, Roland Barthes, Film, and Night Worker ABSTRAK Penelitian ini berjudul “ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA FILM SEBELUM PAGI DATANG”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Keywords: Semiotika, Roland Barthes, Film, and Night Worker ABSTRAK Penelitian ini berjudul “ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA FILM SEBELUM PAGI DATANG”"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Sebeleum Pagi Datang

“Studi Semiotika Makna Representasi Pekerja Malam pada Film Pendek Sebelum Pagi Datang”

Dian Melina

Universitas BSI Bandung, [email protected] ABSTRACT

This study entitled "ANALYSIS OF ROLAND BARTHES SEMIOTICS ON FILM BEFORE MORNING COME". Semiotics is a theory that gives a sign where the sign has the meaning and the signs are then interpreted as a form of understanding life.

Humans through their intellectual abilities try to interact using signs as a tool for various purposes, one of which is to communicate with others as a form of adaptation to the environment.This study aims to find out how a film conveys a message that can be applied in daily life that has important and motivating values in the daily lives of people who have different jobs to make positive changes.

The method in this study uses qualitative research methods using Roland Barthes's Semiotic theory which contains important elements, namely Denotation, Connotation and Myth.The results of this study, the film Before Morning Comes has many signs that are classified as Denotasi, Konotasi, and Myth which contain the meaning of social values. Where this film provides a message for the community to make good relations in the social environment. In addition, the film Before Pagi Datang also provides examples of social behavior that has a variety of opinions to respect each other in the social environment.

Keywords: Semiotika, Roland Barthes, Film, and Night Worker

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA FILM SEBELUM PAGI DATANG”. Semiotika adalah sebuah teori yang memberikan tanda yang dimana tanda itu memilki makna dan tanda-tanda tersebut kemudian dimaknai sebagai wujud dalam memahami kehidupan. Manusia melalui kemampuan akalnya berupaya berinteraksi dengan mengunakan tanda sebagai alat untuk berbagai tujuan, salah satu tujuan tersebut adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain sebagai bentuk adaptasi dengan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sebuah film menyampaikan pesan yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki nilai penting dan bisa memotivasi dalam kehidupan sehari-hari seorang manusia yang memiliki pekerjaan yang berbeda-beda untuk melakukan perubahan yang positif. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan teori Semiotika Roland Barthes yang mengandung unsur penting yaitu Denotasi, Konotasi dan Mitos. Hasil penelitian ini, film Sebelum Pagi Datang mempunyai banyak tanda yang diklasifikasikan sebagai Denotasi, Konotasi, dan Mitos yang mengandung makna nilai-nilai sosial. Dimana film ini memberikan

(2)

sebuah pesan bagi masyarakat untuk melakukan hubungan baik dalam lingkungan sosial. Selain itu, film Sebelum Pagi Datang juga memberikan contoh prilaku sosial yang memiliki beragam pendapat untuk saling menghargai satu sama lain dalam lingkungan sosial.

Kata Kunci: Semiotika, Roland Barthes, Film, dan Pekerja Malam

PENDAHULUAN

Pekerja/buruh adalah manusia yang juga mempunyai kebutuhan sosial, sehingga perlu sandang, kesehatan, ketentraman, dan sebagainya untuk masa depan keluarganya. Mengingat pekerja sebagai pihak yang lemah dari majikan yang kedudukannya lebih kuat, maka perlu mendapatkan perlindungan atas hak-haknya.

Mengingat jangka waktu kerja selama 24 jam tentu saja berpengaruh bagi keselamatan dan kesehatan para pekerjanya.

Terutama bagi pekerja wanita yang bekerja diwaktu malam hari, karena tingkat resikonya lebih tinggi.

Mengingat seharusnya pada jam tersebut para pekerja atau orang- orang pada umumnya sedang beristirahat. Berbicara masalah para pekerja yang memilih waktu berkerja di malam hari bertentangan dengan waktu bekerja pada umumnya.

Banyak pandangan orang yang tidak menyukai waktu bekerja malam, pada dasarnya waktu malam diperlukan untuk beristirahat, namun masih banyak masyarakat yang memilih untuk bekerja dimalam hari.

Secara umum seseorang mempunyai banyak motif yang melatar belakangi dirinya untuk mau bekerja, diantaranya untuk dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, untuk memperoleh pengakuan sebagai

kesuksesan dimasyarakat.dalam hukum perburuhan, bekerja dapat berupa pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain. Pekerjaan yang diusahakan sendiri maksudnya adalah bekerja atas modal dan tanggung jawab sendiri, sedangkan bekerja pada orang lain maksudnya adalah bekerja dengan bergantung pada orang lain, yang memberi perintah dan mengutuskanya, karena ia harus tunduk dan patuh pada orang lain yang memberikan pekerjaan tersebut.

Tuntutan ekonomi yang mendesak dan kebutuhan hidup yang semakin hari semakin meningkat, membuat kenyataan di masyarakat bahwa pekerja kini tidak terbatas kaum pria saja yang secara kodrat berkewajiban sebagai pencari nafkah, namun kaum wanita juga ikut berperan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi baik untuk dirinya sendiri maupun masyarakat. Berkaitan dengan wanita yang bekerja ini, Pasal 5 Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa: “Setiap tenaga kerja mempunyai kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan”. dari ketentuan Pasal 5 ini membuka peluang bagi wanita untuk memperoleh pekerjaan dibidang apapun selama yang bersangkutan bekeinginan dan mampu melakukan pekerjaan tersebut. Selanjutnya di Pasal 6 menyatakan bahwa: “Setiap

(3)

pekerja atau buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha”.

Setiap hari, setiap tempat, bahkan setiap waktu, di sekeliling manusia terhampar dengan jelas potret-potret nyata yang berkisah tentang kehidupan masyarakat atau realitas sosial. Semuanya menjadi mudah untuk disaksikan baik secara langsung maupun melalui media.

Ibaratnya, siapa pun tidak harus menatap untuk bisa melihat, tidak harus menyimak untuk bisa mendengar, dan tidak harus meraba untuk bisa menyentuh. Setiap orang pasti menginginkan profesi yang layak untuk memenuhi kainginan dan cita-citanya. Fenomena-fenomena tersebut membuat pembicaraan tentang kebutuhan sosial menjadi menarik dan juga patut diangkat dan diteliti. Untuk mengunggah kritis atas kenyataan seorang pekerja malam tersebut, telah banyak anak-anak bangsa melalui gerakan-gerakan sosial baik melalui kekuatan organisasi non pemerintah, akademisi, serta para intelektual dan seniman. Satu hal yang menarik ditengah perkembangan media informasi dan komunikasi serta industri perfilman yang kian pesat.

Selain sebagai produk seni yang memiliki kebebasan dalam berekspresi.

Melalui media film kekuasaan atau kelompok tidak hanya punya daya paksa tetapi juga mempunyai daya pukau yang sangat kuat dan mendominasi. Kekuasaan yang dimaksud adalah dengan media film, orang tidak bisa menolak secara langsung isi pesan di dalam film.

Cerita di dalam sebuah film mempunyai kemampuan untuk

mempengaruhi penontonnya baik dari cerita fiksi maupun yang di angkat dari sebuah realitas yang nyata terjadi. Film sebagai media komunikasi sosial bertujuan untuk menampilkan pesan-pesan sosial yang mempermudahkan seorang kreator dalam menyampaikan pesan kepada khalayak. Film juga memiliki nilai lebih dibandingkan media lainnya. Dengan film, realitas yang diangkat dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga mampu mempengaruhi emosi khalayak.

Tehnik pengambilan gambar, narasi cerita, aktor yang berperan, settingan waktu serta tehnik permainan emosi yang dilakukan kreator.

Perkembangan seni film di Indonesia mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat, dan saat ini permfilman di negeri Indonesia sudah mampu menujukkan keberhasilannya, untuk menampilkan film yang lebih dekat dengan budaya bangsa Indonesia.

Dunia perfilman saat ini telah mampu merebut perhatian masyarakat. Lebih lebih setelah berkembangnya teknologi komunikasi massa yang dapat memberikan konstitusi bagi perkembangan dunia perfilman.

Meskipun masih banyak bentuk- bentuk media massa lainnya, film memiliki efek ekslusif bagi para penontonnya. Dari puluhan sampai ratusan penelitian itu semua berkaitan dengan efek media massa film bagi kehidupan manusia, sehingga begitu kuatnya media mempengaruhi pikiran, sikap dan tindakan penonton. (Faridl, 2000 : 96)

Film dapat diartikan sebagai gambar bergerak yang diperangkati oleh warna, suara dan buah kisah, atau

(4)

film juga bisa disebut gambar hidup.

Para sineas barat biasanya menyebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenernya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa dikenal didunia para sineas sebagai selulid. Pengertian secara harfiah film (sinema) adalah chinemathographie yang berasal dari cinema+tho = phytos (cahaya) + graphie = graph (tulisan = gambar = citra), jadi pengertian nya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera. (Pranajaya, 1999 : 11) Film memiliki nilai seni tersendiri karena film tercipta sebagai sebuah karya dari tenaga-tenaga kreatif yang professional dibidangnya. Film sebagai benda seni sebaiknya dinilai dengan secara artistik bukan rasional. Film dapat dikelompokkan ke dalam dua pembagian besar, yaitu kategori film cerita dan non cerita.

Film cerita adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang dan dimainkan oleh actor dan aktris. Film non cerita merupakan kategori film yang mengambil kenyataan sebagai subjeknya. Jadi merekam kenyataan daripada fiksi tentang kenyataan.

(Effendi, 2003 : 207)

Film sama dengan media artistik lainnya memiliki sifat-sifat dasar dari media lainnya, yang terjalin dalam susunannya yang beragam.

Film memiliki kesanggupan untuk memainkan ruang dan waktu,

mengembangkan dan

mempersingkatnya, menggerak majukan dan memundurkan secara

bebas dalam batasan-batasan wilayah yang cukup lapang. Meski antara media film dan lainnya terdapat kesamaan-kesamaan, film adalah sesuatu yang unik. (Sumarno, 1996 : 10)

Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar.

Tentunya banyak sekali cerita menarik yang bisa dikupas di masing-masing kehidupan sosial.

Negara Indonesia memang plural, yang mana masyarakatnya memiliki berbagai macam latar belakang.

Perfilman Indonesia belum banyak yang mengangkat tema tentang para pekerja malam seperti yang ada di dalam film “Sebelum Pagi Datang”.

Film pendek Sebelum Pagi Datang telah meraih penghargaan Plaza Indonesia Film Festival 2016. Selain itu film ini juga menjadi Box Office pada tahun 2017. Film “Sebelum Pagi Datang” karya Asaf Kharisma ini menceritakan tentang dua pekerja malam, seorang pekerja seks komersial dan tukang sapu jalanan, berbincang tentang kehidupan dengan latar Jalan Surabaya di Menteng, Jakarta Pusat.

Perbincangan semakin mendalam seiring dengan berjalannya malam. Setting dalam film ini difokuskan disebuah halaman toko.

Media Massa

Media massa adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.

(5)

Menurut Hafied Cangara dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi menjelaskan bahwa media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi.

(Cangara,2002:134) Film

Film adalah gambar hidup yang biasa disebut movie. Film secara kolektif sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematic atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulusa, biasa dikenal didunia para sineas sebagai seluloid.

Pengertian secara harfiah film (sinema) ialah cinemathographie yang berasal dari cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya ialah melukis gerak dengan cahaya.

Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus yang biasa disebut dengan kamera.

Pada tingkat penanda, film merupakan sebuah teks yang membuat serangkaian citra fotografi dan mengakibatkan adanya ilusi gerak dan tindakan dalam kehidupan nyata. Sedangkan dalam tingkat penanda film merupakan cermin

kehidupan metaforis.

(Danesi,2010:134)

Definisi tersebut menjelaskan bahwa topik yang diangkat dalam sebuah film dapat dijadikan pokok pembahasan semiotika media karena didalam jenis film terdapat sistem signifikasi yang ditanggapi orang- orang masa kini dan melalui film

mereka mencari hiburan, inspirasi dan wawasan pada tingkat interpretant.

Film (gambar bergerak) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual dibelahan dunia ini.

Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi dan film video laser setiap minggunya. (Ardianto,2007:143) Film memiliki sejarah yang panjang dalam kajian para ahli komunikasi.

Sebagai mendia massa, film digunakan sebagai media yang mereflesikan realitas atau bahkan membentuk realitas. Cerita yang ditayangkan melalui sebuah film dapat berbentuk fiksi atau nonfiksi.

Melalui sebuah film, informasi dapat dikonsumsi dengan mendalam karena bentuk film adalah media audio visual. Media ini banyak digemari orang karena dapat dijadikan sebagai hiburan.

Kemampuan film dapat menjangkau banyak segmen sosial, maka kemudian para ahli berpendapat bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayak. Sejak saat itulah, merebak berbagai penelitian yang melihat dapat dari sebuah film terhadap khalayak.

Tiga kategori utama dalam film adalah film fitur, film dokumentasi dan film animasi yang secara umum dikenal sebagai film kartun. Film fitur merupakan karya fiksi, yang strukturnya selalu berupa narasi, yang dibuat dalam tiga tahap, tahap praproduksi, tahap produksi dan tahap post produksi (editing). Film dokumenter merupakan film nonfiksi yang menggambarkan situasi kehidupan nyata dengan setiap

(6)

individu menggambarkan perasaan dan pengalamannya dalam situasi yang apa adanya, tanpa persiapan, langsung kepada kamera atau pewawancara. Film animasi merupakan film dengan pemakaian teknik ilusi gerak dan serangkaian gambaran benda dua atau tiga dimensi. (Danesi, dalam Nugraha 2010:134)

Dengan adanya tiga kategori film tersebut, artinya film tidak dibuat semaunya. Melainkan memiliki kategori disetiap produksi pembuatannya. Walaupun saat ini sudah banyak dimodifikasi kearah yang lebih kreatif lagi, namun tetap kategori utama dalam sebuah film adalah yang telah dijelaskan diatas.

Kelebihan film adalah karakternya yang audio visual menjadikan film lebih kuat dalam menyampaikan pesan kepada khalayak yang multikultural dan lintas kelas sosial.

Kekurangan film adalah sangat multitafsir. Dimana diperlukan analisa tersendiri untuk memahami unsur-unsur semiotik yang ditampilkan dalam film. Kemampuan film menembus batas-batas kultural disisi lain justru membuat film yang membawa unsur tradisional susah untuk ditafsirkan bahkan menjadi salah tafsir oleh penonton yang berasal dari budaya lain. Sedangkan kekurangan lain dari film adalah film yang dibuat dalam universalitas akan turut membentuk apa yang disebut common culture yang dapat mengikis lokalitas masyarakat tertentu. Film juga memberikan efek pada penontonnya terutama anak-anak, sehingga untuk jenis film tertentu seperti horror, kekerasaan dan pornografi akan menjadi pengaruh negatif bagi penonton anak-anak.

Dari segi industri dan komersialisasi,

film telah dijadikan sebagai media yang dikomodifikasi.

Berdasarkan yang telah diuraikan di atas mengenai film, maka penelitian ini berkaitan pada hal tersebut, karena peneliti melakukan analisis terhadap film karya Institut Kesenian Jakarta yaitu Sebelum Pagi Datang. Film Sebelum Pagi Datang memiliki penyampaian pesan terhadap realitas yang ada dalam kehidupan dimana dalam film ini mencoba untuk menyampaikan pemikiran mengenai perbedaan pandangan hidup dalam sebuah pekerjaan.

Film Sebelum Pagi Datang

Film “Sebelum pagi Datang” dirilis pada tahun 2016. Kisah film

“Sebelum Pagi Datang” sendiri disutradarai oleh Asaf Kharisma.

Film yang mengangkat kisah tentang seorang wanita yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial. Film

“Sebelum Pagi Datang” mengambil lokasi syuting didaerah ruko Jl.

Surabaya Jakarta Pusat. Film

“Sebelum Pagi Datang” adalah film yang bergenre drama dengan durasi 14 menit, termasuk dalam film pendek (short film). Film yang mengandung nilai-nilai kehidupan dalam sebuah pekerjaan di dalam alur ceritanya karena tidak hanya untuk tontonan belaka, namun bisa juga menjadi tuntunan. film ini menceritakan tentang dua pekerja malam, seorang pekerja seks komersial dan tukang sapu jalanan, berbincang tentang kehidupan dengan latar Jalan Surabaya di Menteng, Jakarta Pusat. Perbincangan semakin mendalam seiring dengan berjalannya malam. Mereka memandang kehidupan dengan cara yang sangat berbeda dan saling menemukan

(7)

pandangan baru tentang kehidupan itu sendiri.

Kajian Teoritis Teori Semiotika

Semiotika merupakan ilmu atau metode ilmiah untuk melakukan analisis terhadap tanda dan segala hal yang berhubungan dengan tanda.

Tanda merupakan bagian yang penting dari bahasa, karena bahasa itu sendiri terdiri dari kumpulan lambang-lambang, dimana di dalam lambang-lambang itu terdapat tanda- tanda. Oleh karenanya tentu ada kaitan yang erat antara semiotika dengan proses komunikasi, mengingat semiotika merupakan unsur pembangun bahasa dan bahasa merupakan media dalam proses komunikasi.

Semiotika adalah teori analisis berbagai tanda dan pemaknaan, secara umum, semiotika didefinisikan sebagai teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda- tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang

digunakan untuk

mengkomunikasikan informasi.

Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal, ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis disetiap kegiatan dan perilaku manusia.

Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut

“tanda” dengan demikian semiotika mempelajari hakekat tentang keberadaan tanda, baik itu dikonstruksikan oleh simbol dan kata-

kata yang digunakan dalam konteks sosial. (Sobur,2003:87)

Dari definisi diatas menjelaskan bahwa semiotika dipakai sebagai pendekatan untuk menganalisa, baik itu berupa teks gambar ataupun simbol di dalam media cetak ataupun elektronik terutama dalam sebuah film. Dengan asumsi media itu sendiri dikomunikasikan dengan simbol dan kata.

Teori Semiotika Roland Barthes Roland Barthes mengatakan bahwa semiologi merupakan ilmu tentang bentuk-bentuk , tetapi bentuk yang dimaksud di sini adalah makna dari sebuah tanda. Ia mengkaji tanda- tanda tersebut kemudian menyatakan terdapat dua aspek besar semiotika yaitu penanda dan petanda. (Prasetya, 2019:22)

Berdasarkan pada penjelasan yang di uraikan di atas, dapat penulis pahami bahwa semiologi adalah sebuah kajian ilmu yang mememiliki pembahasan megenai bentuk yang tampak, dimana bentuk dalam hal ini memiliki maksud makna dari sebuah tanda yang ada. Tanda tersebut dikaji dengan dua aspek berdasarkan kajian semiotika Barthes yaitu penanda dan petanda.

Roland Barthes bekerja untuk Center National de Recherche Scientifique (Pusat Nasional untuk Penelitian Ilmiah). Melalui lembaga tersebut, Ia banyak mengabadikan diri dalam berbagai penelitian di bidang sosiologi dan leksikologi, disini Barthes banyak menulis tentang sastra. Pada tahun 1960 dia menjadi asisten dan kemudian menjadi Directur d’Etudes (direktur Studi) dari seksi keenam Ecole Pratique des Hautes Etudes, sambil mengajar

(8)

tentang sosiologi tanda, simbol dan representasi kolektif serta kritik semiotika. Kemudian, pada tahun 1976, Barthes dianggap sebagai professor untuk “Semiology Literer

di College de frence. (Sobur, 2013:

64)

Salah satu area penting yang dibahas oleh Barthes dalam studinya tentang tanda yaitu peran pembaca (the reader). Konotasi walaupun merupakan sifat asli tanda, membutuhkan keaktifan pembacara agar berfungsi. Tanda konotatif yang di dalam mythologies-nya secara tegas ia bedakan dari denotatif atau

Sebagai penerus dari pemikiran Saussure, Roland Barthes menekankan interkasi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Konsep pemikiran dari Barthes yang operasional ini dikenal dengan Tatanan Pertandaan (Order of Signification). Secara sederhana berikut ini penjelasan dari kajian semiotika Roland Barthes: (Kriyanto dalam Prasetya, 2019:14)

1. Denotasi merupakan makna sesungguhnya, atau sebuah fenomena yang tampak dengan panca indera, atau dapat dikatakan deskripsi dasar dari apa yang tampak. Seperti halnya lampu lalu lintas, secara denotasi hanya sebuah lampu yang memiliki warna merah, kuning dan hijau serta berada di jalan tepatnya di empat persimpangan jalan.

2. Konotasi merupakan makna- makna kultural yang muncul atau bisa juga dikatakan sebagai makna yang ada karena kontruksi budaya sehingga ada sebuah

pergeseran, tetapi tetap melekat pada simbol tanda tersebut. Pada tataran konotasi, lampu lalu lintas memiliki makna yang beragam dan tiap warnanya memiliki arti tersendiri.

3. Mitos merupakan cara berpikir dari suatu kebudayaan tentang sesuatu, cara untuk mengonseptualisasikan atau memahami sesuatu. Barthes mengungkapkan bahwa mitos dan ideologi memiliki keterkaitan, dimana ideologi tersebut menjadi sebuah pemahaman baru mengenai perspektif terhadap suatu fenomena. Seperti pada contoh lampu lalu lintas yang ada dijalan, memiliki makna sebagai tanda untuk mengurangi kecepatan berkendara sampai dengan berhenti, dan semua itu tergantung pada warna dan sudut pandang dari kebudayaan masing- masing. (Prasetya, 2019:20-21)

Kajian semiotika merupakan ranah interdisipliner yang tidak memiliki kestabilan dalam proses pemahamannya. Sebab, dalam memahami makna yang terkandung di dalam tanda, memiliki ketergantungan dari persepsi dan budaya yang mengkonstruksi pola pemikiran. Hal ini terbukti dengan adanya denotasi, konotasi, dan mitos yang dicetuskan oleh Roland Barthes.

Metode Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian yang peneliti lakukan ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan demikian peneliti dapat menggali permasalahan yang lebih mendalam. Permasalahan yang di kaji oleh peneliti merupakan analisis sebuah film, dimana analisis film lebih cocok di kaji dengan

(9)

penelitian kualitatif, karena film banyak menggunakan simbol sering tidak bisa di pahami berdasarkan apa yang ada dalam adegan sebuah film, setiap simbol dan tanda yang ada dalam sebuah film mempunyai makna tertentu. Selain itu, data dari analisis film sulit dipastikan kebenarannya, dengan metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan data secara triangulasi atau gabungan, maka kepastian data akan terjamin.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi atau gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang almiah, atau natural setting, sehingga metode penelitian ini sering disebut dengan metode naturalistik. Obyek yang alamiah adalah obyek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti, sehingga kondisi saat peneliti memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah keluar dari obyek relatif tidak berubah.

(Sugiyono, 2014:1-2)

Metode kualitatif, lebih lanjut mementingkan proses dibandingkan dengan hasil akhir. Oleh karena itu metode kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal- hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Metode kualitatif, lebih lanjut mementingkan proses dibandingkan dengan hasil akhir. Oleh karena itu urutan-urutan kegiatan dapat berubah sewaktu- waktu tergantung pada kondisi dan

banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Penelitian menggunakan metode kualitatif untuk menjelaskan menggunakan kalimat berdasarkan potongan-potongan gambar yang telah diambil dari beberapa adegan dalam fim Sebelum Pagi Datang.

Gambar-gambar tersebut kemudian peneliti coba untuk teliti kembali secara mendalam berdasarkan permasalahan yang ditampilkan, yaitu mengenai representasi pekerja malam. Objek alamiah yang terjadi dalam film mengenai tanda-tanda pekerja malam direpresentasijan dan kemudian peneliti mengkaji lagi permasalahan tersebut untuk mengetahui makna dari tanda yang disampaikan.

Paradigma Penelitian

Paradigma kontruktivisme memandang bahwa kenyataan itu hasil kontruksi atau bentukan dari manusia itu sendiri. Kenyataan itu bersifat ganda, dapat dibentuk, dan merupakan satu keutuhan. Kenyataan ada sebagai hasil bentukan dari kemampuan berpikir seseorang.

Pengetahuan hasil bentukan manusia tidak bersifat tetap, tetapi berkembang terus. Pengenalan manusia terhadap realitas social terpusat pada subjek dan bukan pada objek, hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman semata, tetapi merupakan juga hasil kontruksi oleh pemikiran. (Arifin, 2012:140)

Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan paradigma

kontruktivisme, karena dalam analisis semiotika yang dikaji dalam sebuah film Sebelum Pagi Datang yang membahas beberapa adegan yang memiliki hubungan reprentasi pekerja malam, akan peneliti coba untuk

(10)

menganalisis sesuai dengan apa yang tampak dalam gambar (denotasi) dan bagaimana gambar pada film Sebelum Pagi Datang diartikan dengan tataran psikologi dan juga budaya melihat dari masalah pekerja malam yang ada (konotasi dan mitos).

Semua itu dapat dijelaskan dari potongan gambar beberapa adegan dalam film Sebelum Pagi Datang yang ditampilkan.

Studi Penelitian Deskriptif

Metode penelitian deskriptif merupakan suatu metode yang banyak digunakan dan dikembangkan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial.

Karena memang banyak penelitian sosial adalah bersifat deskriptif.(Nasution dalam Soejono,2005:19)

Menurut Hadari Nawawi, metode penelitian deskriptif ini memiliki dua ciri pokok, yaitu: (1) Memusatkan perhatian pada masalah masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah-masalah yang bersifat actual, (2) Menggambarkan fakta- fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi

rasional.(Soejono,2005:22-23)

Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian deskriptif ditunjukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala- gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi, menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

PEMBAHASAN

Makna Denotasi Pekerja Malam Film sebelum padi datang memperlihatkan seorang pekerja seks komersial dan pekerja sapu jalan yang setiap hari bekerja di malam hari.

Mereka berdua duduk didepan sebuah ruko, pemeran wanita pekerja seks berbusana merah mengenakan kalung dilehernya dan seorang pekerja sapu jalan menggunakan seragam oranye yang merupakan seragam kerjanya dan mengenakan handuk di lehernya.

Film ini hanya satu setting tempat dan satu waktu. Berbincang mengenai sebuah pekerjaan dan pandangan hidup yang berbeda-beda, namun setelah berjalan nya malam mereka berdua sama-sama mendapatkan suatu pandangan hidup baru, bahwa keluarga lebih penting dari apapun.

Kesadaran sosial juga ditunjang dari bekal yang didapatkan mengenai

bagaimana seharusnya

memperlakukan sesama manusia.

Selayaknya seorang manusia memperlakukan manusia lainnya dengan perlakuan yang baik.

Film sebelum pagi datang ini memperlihatkan ketidak seimbangan perilaku sosial yang dihadapi oleh golongan masyarakat tertentu dalam hal ini pekerja seks komersial dan pekerja sapu jalan. Kehidupan dalam lingkungan perkotaan tidak terlepas dari yang namanya budaya urban di mana terdapat percampuran manusia yang berbeda dalam sebuah lingkung yang terbatas dan sebagian besar tidaklah saling mengenal. Makna denotasi dalam film ini yaitu seorang pekerja seks komersial yang memiliki padangan hidup yang berbeda dengan pekerja sapu jalan, mereka masing- masing mendapatkan pandangan

(11)

yang baru tentang lingkungan sosial terutama keluarga.

Harapan pemeran wanita pekerja seks dalam film Sebelum Pagi Datang ini adalah memiliki keluarga yang mempedulikanya, berharap memiliki seorang suami yang peduli bukan karena menginginkan badan dan kecantikannya saja. Pemeran wanita pekerja seks dalam film ini menjual badannya bukan hanya uang semata, namun mencari sebuah kebahagiaan dalam hidupnya. Sedangkan, seorang pria pekerja sapu jalan memiliki harapan bisa membahagiakan keluarganya, walaupun dengan pengahasilan yang kurang cukup, pekerja sapu jalan dalam film ini berharap bisa membuat istri dan anaknya dapat menikmati hasil dari kerja keras yang dilakukan seorang pria pemeran pekerja sapu jalan.

Makna Konotasi Pekeja Malam Film Sebelum Pagi Datang memberikan penjelasan terhadap tempat yang ada, bahwa wanita yang sedang duduk didepan sebuah ruko tersebut mempertanyakan jam kerja kepada petugas sapu jalan. Dapat dijabarkan bahwa wanita dan pria tersebut sedang berada dilingkungan sepi dengan latar belakang sebuah ruko, karena penggunaan seragam oranye dan handuk dileher yang dikenakan seorang pria tersebut menjadi salah satu ciri petugas sapu jalan. Tujuan seragam petugas sapu jalan berwarna oranye agar bisa terlihat saat cahaya kurang tersedia, setiap dimalam hari. Film ini dengan setting waktu malam karena dalam film ini menjelaskan tentang seorang pekerja seks komersial dan pekerja sapu jalan yang bekerja nya pada malam hari.

Warna busana merah yang digunakan oleh wanita tersebut dapat membuat objek terlihat sangat jelas dan sering menimbulkan kesan ‘erotis’ dengan bibir merah. Pemeran wanita pekerja seks komersial mengenakan kalung, pada beberapa kebudayaan, kalung dapat menandakan kelas sosial penggunaanya. Kalung juga digunakan sebagai identitas penggunanya. Rokok yang dipegang oleh pemeran wanita pekerja seks memiliki makna dimana rokok yang lekat akan sifat kedewasaan menyebabkan wanita yang

‘menyentuh rokok akan dipojokkan’.

Asumsi masyarakat mengenai wanita perokok yaitu dekat dengan sifat nakal, tidak tahu sopan santun, Merokok bukan merupakan hal baru dimasyarakat tetapi hal tersebut lebih didominasi oleh kalangan laki-laki.

Dalam film ini pemeran wanita pekerja seks membicarakan tentang uang adalah hal yang paling penting. Uang bukan lah segalanya, namun uang merupakan alat yang bisa menggerakkan roda kehidupan.

Uang pada dasarnya adalah alat tukar yang dimaksudkan untuk memudahkan manusia dalam bertransaksi. Uang membuat segalanya menjadi lebih mudah.

Manusia dapat memenuhi setiap kebutuhannya karena ada uang.

Membahas tentang gaji yang didapatkan dari seorang pekerja sapu jalan, Gaji merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang diterima oleh pegawai karyawan/ pegawai sebagai konsekuensi dari statusnya sebagai seorang karyawan atau pegawai yang memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi/

perusahaan. Gaji juga merupakan bayaran tetap atau diterimakan secara periodik, dalam hal ini sebulan sekali.

(12)

Pemeran wanita pekerja seks merasa mendapatkan pandangan hidup baru setelah bertemu dengan seorang pria pekerja sapu jalan yang bercerita tentang keluarganya.

tersenyum melihat kearah pria pekerja sapu jalan tersebut, ia merasa tidak pernah bisa merasakan pagi akibat pekerjaan nya sebagai pekerja seks komersial yang memaksa ia untuk bekerja dimalam hari, tapi setelah ia bertemu dengan pria pekerja sapu jalan wanita berbusana merah tersebut bisa ngerasain pagi lagi. Wanita tersebut mendapat pelajaran baru tentang pandangan hidup, tentang keluarga yang selama ini ia abaikan. Karena pria pekerja sapu jalan yang menceritakan tentang keluarganya, wanita berbusana merah tersebut tersadar bahwa keluarga penting untuk kehidupannya.

Makna Mitos Pekerja Malam Hampir semua masyarakat bekerja pada pagi hari, namun masih banyak orang yang beranggapan menyelesaikan pekerjaan hingga larut malam adalah bukti akan sebuah perfoma tinggi dalam bekerja. Tidak masalah memang jika sedang mengejar target. Namun tidak memaksakan untuk melakukan hal ini jika masih memiliki waktu yang cukup banyak. Sesungguhnya tubuh perlu istirahat agar perfoma tetap terjaga. Dunia kerja memang penuh dinamika. Selain menjadi lahan untuk mencari sumber pendapatan, terkadang juga dijadikan medium untuk mencari jati diri. Kesepian yang dirasakan oleh seorang pemeran wanita pekerja seks komersial pada dasarnya adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan seperti terasing, tertolak, ataupun kegelisahan ketika individu mengalami tidak adanya kedekatan dengan orang lain.

Kesepian merupakan perasaan kehilangan dan ketidakpuasaan yang dihasilkan oleh ketidaksesuaian dengan jenis hubungan sosial yang diinginkan.

Hampir semua orang terikat dalam jaringan kewajiban dan hak keluarga yang disebut dengan hubungan peran.

Seorang disadarkan akan adanya hubungan peran tersebut karena proses sosialisasi yang sudah berlangsung sejak kecil, yaitu suatu proses dimana ia belajar mengetahui apa yang dikehendaki oleh anggota keluarga lain dari padanya, yang akhirnya menimbulkan kesadaran tentang kebenaran yang dikehendaki.

Gambaran sikap peduli terhadap keluarga terasa semakin banyak diabaikan. Orang-orang lebih mementingkan kehidupannya sendiri, sehingga terlena dan akhirnya lari dengan sikap peduli keluarga.

Kondisi seperti ini lebih tampak pada kehidupan masyarakat dikota besar, yang pada umumnya sibuk dengan dirinya sendiri.

Makna pekerjaan terkandung tiga aspek yang harus dipenuhinya secara nalar, yaitu aktifitas yang dilakukan karena ada dorongan tanggung jawab, apa yang dilakukan karena kesengajaan dan terencana. Oleh karena itu terkandung di dalamnya suatu gabungan antara rasa dan rasio, dan yang terakhir yang dilakukan karena ada tujuan yang luhur, yang memberi makna bagi dirinya. Bukan hanya sekedar kepuasan bilogis akan tetapi untuk mewujudkan yang di inginkannya agar dirinya mempunyai arti.

(http://repository.unair.ac.id/68207/1 /Fis.S.32.17%20.%20Rak.m%20-

%20JURNAL.pdf dalam Rakhma, 2017: 02)

(13)

Dalam pandangan masyarakat seorang pekerja seks komersial adalah wanita yang menjual badan nya bertentangan dengan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat membuat sebagian para pekerja seks komersial harus mempertaruhkan diri untuk mendapatkan pandangan bahkan perlakuan yang tidak diharapkan masyarakat. Namun wanita yang memilih pekerjaan sebagai pekerja seks komersial memiliki latar berlakang tertentu, yang memaksa seorang wanita tersebut untu menjadi pelacur dan menjual dirinya.

Pada umumnya penyesalan bisa terjadi terhadap hal yang besar maupun kecil. Bukan hanya soal merasa salah mengambil langkah atau keputusan, tetapi juga karena tidak melakukan sebuah tindakan. Rasa penyesalan tidak selalu harus berarti sesuatu yang buruk atau salah.

Namun justru bisa menjadi dorongan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu yang lebih baik. Kondisi seperti ini yang akan menurunkan kualitas hidup seseorang. Orang seperti ini harus diingatkan bahwa sebenarnya masa lalu yang membentuk apa yang dimiliki sekarang.

Pada film Sebelum Pagi Datang yang menayangkan permasalahan mengenai pekerja malam, khususnya mengenai pekerja sapu jalan akan memberikan masyarakat atau khalayak tahu bahwa di setiap pekerjaan khususnya pekerja sapu jalan itu sudah menjadi sesuatu yang harus dapat diterima dilingkungan masyarakat, baik untuk mayoritas ataupun minoritas dari setiap pekerjaan yang ada di lingkungan sosial, karena hal itu sangat penting

untuk menjalani kehidupan sosial, karena harus dapat saling menghargai dan menimbulkan rasa kepedulian dengan adanya perbedaan pekerjaan dan sudut pandang dari setiap orang.

PENUTUP

1. Makna Denotasi

Setiap tanda atau simbol yang nampak jelas ditayangkan dalam film Sebelum Pagi Datang memberikan beberapa makna-makna denotasi yang dapat ditemukan pada scene satu film tersebut, makna representasi pekerja malam ditampilkan melalui beberapa potongan gambar dari scene satu yang peneliti dapatkan. Dalam hal ini makna denotasi yang didapat dari scene tersebut tidak hanya berupa bentuk visual, namun berupa beberapa dialog dari film ini menjadi salah satu gambaran adanya makna pekerja malam yang ditampilkan oleh film Sebelum Pagi Datang. Tanda pekerja malam yang ada digambarkan diantaranya, seorang wanita pekerja seks komersial dan pria pekerja sapu jalan.

2. Makna Konotasi

Makna konotasi yang dapat ditemukan dalam tanda-tanda dan symbol dari makna denotasi dalam scene satu yang dipilih pada film Sebelum Pagi Datang menjelaskan kepada khalayak mengenai bagaimana setiap pekerjaan memiliki sisi baik. Setiap pekerjaan memiliki ciri tersendiri dalam penampilan. Oleh karena itu sesama manusia bisa lebih menghargai suatu pekerjaan seseorang.

3. Makna Mitos

Hasil penelitian yang peneliti dapatkan berdasarkan analisis data, menjelaskan makna mitos dari scene satu yang penulis dapatkan dari film sebelum pagi datang, yaitu menjelaskan mengenai bagaimana gambaran pekerja malam dari beberapa pekerjaan seperti pekerja seks komersial dan pekerja sapu jalan. Selain itu, penjelasan mengenai perspektif pekerja malam, dapat diartikan untuk dapat menerima adanya berbagai keberagaman, terutama dalam pekerjaan, harus saling memahami adanya berbagai

(14)

macam pekerjaan, menghormati orang- orang yang memiliki pandangan hidup berbeda, dan perspektif terhadap salah satu pekerjaan tidak boleh dibangun dengan pandangan yang negatif. Karena dalam hal pekerja malam ini, setiap pekerjaan yang berbeda dan memiliki cara pandang dan jalan berbeda dalam mendekatkan diri kepada keluarga, namun tetap setiap pekerjaan akan mengajarkan apa yang baik dan apa yang dilarang, itu adalah hal utama yang harus dipahami.

REFERENSI

Ardianto, Elvinaro. 2002.

Komunikasi Massa Suatu Pengantar.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Rosdakarya.

Cangara, Hafied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada.

Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra.

Effendy, Heru. 2009. Bagaimana Memulai Shooting: Mari Membuat Film, Jakarta: Erlangga.

Effendy, Uchjana Onong. 2003. Ilmu dan Filsafat Komunikasi. Bandung:

Cipta Aditya Bakti.

Effendy, Uchjana Onong. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.

Bandung: Remaja Rosdakarya Faridl, Miftah. 2000. Kontemporer Pola Alternatif Dakwah Melalui TelevisiBandung: Pusdai Press.

Mulyana, Dedy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Pranajaya, Adi. 1999. Film dan Masyarakat: Sebuah Pengantar.

Jakarta: BP SDM Citra Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail.

Prasetya, Arif Budi. 2019. Analisis Semiotika Film dan Komunikasi.

Malang: Intrans Publishing.

Romli, Asep Syamsul M. Jurnalistik Terapan. Bandung: Batic Press.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung:

Alfabeta.

Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Soejono dan Abdurrahman, H. 2005.

Metode Penelitian: Suatu Pemikiran dan Penerapan. Jakarta: PT. Ahdi Mahasatya.

Sumarno, Marseli. 1996. Dasar- dasar Apresiasi Film. Jakarta: PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Rakhma, Nur Afida. 2017. “Makna Bekerja Bagi Pengrajin Batik”

diaksestanggal 27 Juni 2018.

http://repository.unair.ac.id/68207/1/

Fis.S.32.17%20.%20Rak.m%20-

%20JURNAL.pdf

Referensi

Dokumen terkait