The activities that have been done in the development of the student's spiritual question are that the students are asked to attend the Duha prayer and the Juhur prayer together in the mosque. The barriers encountered in the development of the student's spiritual question are caused by several aspects, they are the lack of awareness and the need of the teachers for the development of the student's spiritual question, the lack of awareness of the students about the importance of the student's spiritual question.
Latar Belakang Masalah
Dengan menanamkan pendidikan Islam yang kuat pada manusia, dengan menanamkan keimanan yang dicapai melalui akal dan proses berpikir yang cemerlang (fikru mustanir), yaitu selalu melihat adanya pencipta di balik alam semesta dan isinya, maka akan terbangun kecerdasan spiritual dalam diri seseorang, yang mana akan mempengaruhi kepribadiannya dalam pelaksanaan ibadah dan etika sosial di masyarakat. Beranjak dari permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana perkembangan kecerdasan spiritual siswa di SMAN 1 Rumbia.
Fokus Masalah Penelitian
Dari penjelasan di atas terlihat adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, dimana pihak sekolah berharap agar siswa memiliki kecerdasan spiritual sosiologis yang baik, namun pada kenyataannya masih banyak siswa yang tidak memiliki kecerdasan spiritual (SQ) yang baik. .
Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran perkembangan kecerdasan spiritual siswa di SMAN 1 Rumbia Lampung Tengah. Untuk menjelaskan kendala yang dialami dalam pengembangan kecerdasan spiritual siswa SMAN 1 Rumbia Lampung Tengah.
Manfaat Penelitian
Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan masalah makna dan nilai, untuk menempatkan perilaku dan kehidupan manusia dalam konteks makna Kecerdasan ini menilai bahwa tindakan atau cara hidup seseorang lebih bermakna atau kreatif dengan menemukan nilai-nilai baru. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan tertinggi, baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan manusia dan kemampuannya untuk melampaui dirinya sendiri.
Menurut Michael Levin, kecerdasan spiritual tertinggi hanya dapat dilihat ketika individu telah mampu menghayati dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kutipan di atas, penulis dapat memahami bahwa indikator seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual yang baik adalah apakah ia memiliki iman yang kuat dan hatinya bersih dari segala macam penyakit hati (seperti iri hati, dengki, sombong, dll), termasuk di dalamnya. membersihkan.
ملسم ه)
ور(ُهُل م عا
ذمرتلا ه)ى
Maksudnya: Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (menjadi) penolong bagi sebahagian yang lain. Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu untuk (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong untuk berbuat dosa dan pelanggaran.
و ِم ْو يلْا
تُمْص يِل هاور
ملسمو ىراخب
Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual
Menerapkan rukun Iman, selalu merasakan kedekatan dengan Allah S.w.t, memenuhi kebutuhan dengan sesuatu yang halal, selalu mengingat Allah S.w.t ibarat menjalankan perintah Allah dengan ibadah. Benar-benar melakukan ibadah wajib Allah S.w.t seperti shalat, haji, zakat, dapat mensucikan jiwa dan membersihkan hati serta mempersiapkannya untuk menerima penampakan cahaya Allah S.w.t. Jiwa merupakan fasilitas pelengkap yang diciptakan Allah S.w.t dalam diri manusia agar memiliki kekuatan yang dibutuhkan untuk membangun karakter yang dinamis.
Sikap dan sifat positif berupa rasa hormat kepada anak didik harus didorong oleh orang tua dengan metode pendidikan yang tepat. Orang tua harus memberikan pendidikan agama, karena tanpa nilai-nilai agama yang telah diekspos dalam semua jenis pendidikan, maka penyelenggaraan pendidikan akan menyalahi aturan.
Pentingnya Kecerdasan Spiritual dalam Pembinaan Moral Siswa
Siswa yang memiliki ketiga sikap dan perilaku tersebut telah mencapai apa yang disebut dengan latihan sikap dan perilaku dimana siswa telah berhasil menundukkan dan mengendalikan diri serta menahan amarah yang menyebabkan siswa salah jalan, tetapi siswa yang memiliki kerohanian memiliki kecerdasan dalam memberikan prinsip kepada kehidupan yang benar sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal luar. Sangat penting bagi siswa untuk diajarkan kecerdasan spiritual karena mereka mungkin memiliki karakter atau identitas yang mampu mengungkapkan berbagai sifat, sikap, dan perilaku terpuji.Itulah sebabnya sikap, sifat, dan perilaku seperti daun atau cabang yang keluar dari pohon. pertumbuhan. Sedangkan karakter adalah akar yang menentukan daun, dahan dan buah dari sebuah pohon, maka memperbaiki sikap dan perilaku sama halnya dengan memangkas daun. Dengan kecerdasan spiritual, siswa tidak memiliki masalah dalam keterampilan hidup selaras dengan alam, yang berpedoman pada prinsip-prinsip alam dan dengan sendirinya melakukan berbagai aktivitas yang dipikirkan secara matang dengan bersandar sepenuhnya kepada Allah S.w.t.
Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan tertinggi, untuk itu siswa harus mampu memiliki karakter spiritual seperti amanah, ikhlas dan taqwa dimana siswa dalam aspek ini dapat berinteraksi dengan teman dan menyadari bahwa mereka saling memberi, serta dapat saling membantu dengan ikhlas. . Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi pada diri siswa, siswa dapat menggunakan ilmunya pada jalan yang lurus dan bermanfaat bagi sesama manusia.
Fungsi Kecerdasan Spiritual
Bagi mereka kecerdasan spiritual lebih berkaitan dengan makna hidup, nilai-nilai dan kebutuhan sendiri. Kecerdasan spiritual mencakup kemampuan untuk menghayati kebenaran yang terdalam, artinya mewujudkan hal-hal yang terbaik, utuh dan paling manusiawi di dalam hati, gagasan, energi, nilai, visi, dorongan dan panggilan hidup, mengalir dari dalam, dari keadaan kesadaran yang hidup dengan cinta .32. Dengan demikian, orang dengan SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, setiap masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya.
Dengan memberikan makna positif, ia mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan positif dalam interaksi sosial. Orang dengan SQ tinggi cenderung lebih bertahan daripada orang dengan SQ rendah.
Cara Membangun Kecerdasan Spiritual (SQ)
Sedangkan menurut Ary Ginanjar Agustian, dimensi spiritual (SQ) dibentuk oleh ihsan, dimensi mental (EQ) dibangun oleh 6 prinsip rukun iman (The Principles Of Faith), sedangkan aktivitas fisik dibimbing, diarahkan. dan dikendalikan oleh 5 langkah rukun Islam (Prinsip Islam).35. Kemudian langkah-langkah yang ditawarkan oleh ary Ginanjar untuk dapat mengembangkan Emotional Spiritual Question (ESQ) dapat dilakukan sebagai berikut. 35 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan Kekuatan ESQ Sebuah Perjalanan Batin Melalui Al Ihsan, (Jakarta, Agra, 2003), hlm.
Kemudian Ary Ginanjar Agustian dalam bukunya berjudul “Rahasia Sukses Membangkitkan Tenaga ESQ Sebuah Perjalanan Batin Melalui Al Ihsan”. Dari beberapa penjelasan di atas, penulis dapat memahami bahwa kecerdasan spiritual (SQ) sangat urgen dalam kehidupan sehari-hari.
Pengaruh SQ terhadap IQ dan EQ
Inilah yang disebut rahmatan lil alamin, dimana manusia diamanatkan sebagai khalifah bumi, sebagai pembawa “kemakmuran” di muka bumi. Ia bergelar sebagai hamba Allah S.w.t, yaitu hamba yang selalu memakai sifat-sifat Allah S.w.t. Artinya: Maka mereka mencari agama selain agama Allah S.w.t, padahal mereka menyerahkan kepada-Nya segala yang ada di langit dan di bumi, baik dengan sukarela maupun dengan paksaan dan hanya kepada Allah S.w.tlah mereka dikembalikan. Kita menggunakan kecerdasan spiritual untuk bergumul dengan yang baik dan yang jahat dan untuk membayangkan kemungkinan yang belum terwujud untuk bermimpi, berusaha dan meninggikan diri kita dari kerendahan hati.
Dari beberapa penjelasan di atas, penulis dapat menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual (SQ) yang merupakan kecerdasan yang bersumber dari hati dapat memberikan dampak bagi diri kita, antara lain menciptakan mental dan akhlak yang baik, lebih kreatif saat menghadapi masalah pribadi. , dan mencoba melihat makna yang terkandung di dalamnya juga. Kecerdasan spiritual menjadikan individu mampu memaknai setiap aktivitasnya sebagai ibadah, demi kebaikan umat manusia dan Tuhan yang sangat dicintainya.
Waktu dan Tempat Penelitian
Metode Penelitian
- Sifat Penelitian
Data penelitian ini juga akan diperoleh dari perpustakaan dan buku-buku yang mendukung Kecerdasan Spiritual. Kemudian penelitian ini lebih spesifik dengan memusatkan perhatian pada aspek-aspek tertentu untuk mendapatkan data dan fakta tentang permasalahan yang sebenarnya. Sumber primer adalah sumber yang memberikan data dari tangan pertama,58 Dalam penelitian ini sumber primer adalah sebagai berikut.
Dari pengertian diatas berarti dalam penelitian ini sumber yang dijadikan rujukan utama karena mengandung data-data penting yang Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam, Bimbingan dan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila.
Tehnik Penjamin Keabsahan Data
Sesuai dengan pengertian diatas teknik pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu cara penulis mencari data penelitian melalui sumber primer dan sekunder. Dari sumber primer, penulis menggunakan buku-buku dasar seperti buku pendidikan Islam, ESQ dan metodologi pendidikan. Sedangkan dari sumber sekunder, penulis menggunakan buku-buku yang mendukung pengumpulan data penelitian sebagaimana tersebut di atas.
Triangulasi teknis untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data ke sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda. Peneliti melakukan observasi dalam proses pengembangan kecerdasan spiritual siswa kemudian membandingkan hasil wawancara dengan guru.
Teknis Analisis Data
- Gambaran Umum dan Keadaan SMAN 1 Rumbia Lampung Tengah SMAN 1 Rumbia merupakan lembaga pendidikan yang terletak didesa
- Identitas Sekolah
- Keadaan Siswa
- Rasio Penerimaan Siswa (Lima tahun terakhir) TABEL 3
- Potensi di lingkungan sekolah yang diharapkan mendukung program sekolah
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis bermaksud menggunakan metode analisis deskriptif.Metode analisis deskriptif digunakan penulis untuk mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menganalisis data sehingga akan lebih memperjelas hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya. menggunakan sistem pemikiran untuk mengungkapkan makna atau nilai dari data yang ada, yaitu makna urgensi pendidikan Islam dalam membangun kecerdasan spiritual dari perspektif sosiologis. Analisis induktif yaitu: dimulai dari fakta khusus, peristiwa khusus, ditarik generalisasi umum 66 Analisis ini secara khusus menjelaskan bagaimana kecerdasan spiritual siswa di SMA N 1 Rumbia dikembangkan. Gambaran umum dan kondisi SMAN 1 Rumbia Lampung Tengah SMAN 1 Rumbia merupakan lembaga pendidikan yang terletak di kota SMAN 1 Rumbia merupakan lembaga pendidikan yang terletak di Desa Rukti Basuki Kecamatan Rumbia Lampung Tengah yang bertujuan mencerdaskan anak bangsa dan mencerdaskan kehidupan bangsa. siswa memiliki kepribadian dan moral yang baik.
Temuan Khusus Penelitian
- Strategi yang diterapkan untuk Pengembangan Kecerdasan Spiritual Siswa SMAN 1 Rumbia Lampung Tengah
- Seminar tentang Pentingnya Kecerdasan Spiritual Siswa
- Pengajian Rutinan Yang Membahas Tentang Akhlak, Fiqih dan Tauhid
- Stady Banding ke lembaga
- Solat Duha dan Solat Duhur Berjamaah Bagi Siswa Muslim
- Membaca Al-Qur’an sebelum pelajaran dimulai
Hasil wawancara tersebut juga didukung oleh hasil observasi yang dilakukan penulis setelah melakukan wawancara dengan kepala sekolah SMAN 1 Rumbia. Hasil wawancara tersebut juga didukung oleh hasil observasi yang dilakukan penulis setelah melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru SMAN 1 Rumbia. Hasil wawancara tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan pendamping kurikulum atau guru di SMAN 1 Rumbia yang berlangsung pada Selasa, 25 Januari 2015.
Hal tersebut terungkap dari hasil wawancara dengan guru di SMAN 1 Rumbia yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Januari 2015. Hal tersebut terungkap dari hasil wawancara dengan guru di SMAN 1 Rumbia Lampung Tengah pada hari Rabu tanggal 5 Januari 2015.
Hambatan yang dialami SMAN 1 Rumbia Dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual
- Kurangnya Kesadaran Dan Kebutuhan Guru Terhadap Pengembangan Kecerdasan Spiritual
- Kurangnya Kesadaran Siswa Terhadap Pengembangan Kecerdasan Spiritual
Masih ada siswa yang tidak menyukai kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah, alasannya kegiatan tersebut tidak membuat kita bangga, tetapi kegiatan tersebut membuat kita bosan. Hasil wawancara menggambarkan bahwa masih ada siswa yang belum memahami betapa pentingnya kecerdasan spiritual bagi kepribadian siswa.
Pembahasan
- Pelaksanaan Program Pengembangan Kecerdasan Spiritual Siswa SMAN 1 Rumbia Lampung Tengah
- Kegiatan-kegiatan Dalam Pengembangan Kecerdasan Spiritual Siswa SMAN 1 Rumbia Lampung Tengah SMAN 1 Rumbia Lampung Tengah
- Hambatan yang dialami SMAN 1 Rumbia Dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Kecerdasan Spiritual
- Kurangnya Kesadaran Dan Kebutuhan Guru Terhadap Pengembangan Kecerdasan Spiritual
Terdapat beberapa program pengembangan kecerdasan spiritual siswa yang dilaksanakan dalam upaya mengembangkan kecerdasan spiritual siswa. Kegiatan pengembangan kecerdasan spiritual bagi siswa SMAN 1 Rumbia Lampung Tengah SMAN 1 Rumbia Lampung Tengah SMAN 1 Rumbia Lampung Tengah. Yakni, kurangnya kesadaran dan kebutuhan guru terhadap pengembangan kecerdasan spiritual siswa, dan kurangnya kesadaran siswa tentang pengembangan kecerdasan spiritual.
Pelaksanaan program pengembangan kecerdasan spiritual siswa yang dilakukan di SMAN 1 Rumbia yaitu: (1) seminar kecerdasan spiritual siswa, (2) kuliah rutin yang membahas tentang akhlak, fikih dan tauhid, (3) himbauan tetap di lembaga sekolah lain . -kegiatan yang dilakukan SMAN 1 Rumbia dalam pengembangan kecerdasan spiritual siswa yaitu: (1) siswa diharapkan mengikuti sholat dhuha dan siolah duhur berjamaah di masjid.
SARAN