• Tidak ada hasil yang ditemukan

KLASIFIKASI DAN PENGUKURAN PERILAKU ABNORMAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KLASIFIKASI DAN PENGUKURAN PERILAKU ABNORMAL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KLASIFIKASI DAN PENGUKURAN

PERILAKU ABNORMAL

MATERI III

By: MERRI HAFNI

(2)

Sejarah Klasifikasi Perilaku Abnormal

Utk memahami ada atau tdknya gangguan mental tidak semudah gangguan fisik

1. Faktor yg mempengaruhi : kultural &

individual

2. Gangguan mental dalam bbrp hal disebut perilaku abnormal, yg sama dg sakit mental, sakit jiwa & istilah lain yg serupa, yaitu

distress,

discontrol, disadvantage, disability, inflexibility, irrationality, syndromal pattern & disturbance 3. Dlm ICD & DSM digunakan istilah Mental Disorder

4. DSM IV : merumuskan gangguan

2

(3)

A b n o rmal VS M en tal D iso rd er

Abnormal

Untuk menentukan tingkah laku adalah abnormal atau tidak dibutuhkan informasi mengenai konteks perilaku muncul.

• Abnormal sangat tergantung dengan budaya,

values dan konteks lingkungan di sekitarnya

• Mendefinisikan abnormal harus bergantung

dengan data-data ilmiah sehingga akan lebih

akurat

• Contoh:

• mengucapkan salam dalam budaya Indonesia

Timur dan budaya Indonesia secara universal?

• Kesurupan?

• Cara mengekspresikan kesedihan?

Mental Disoreder menurut APA :

..each of the mental disorders is conceptualized as a clinically significant behavioral or psychological

syndrome or pattern that occurs in an individual and that is associated with present distress or disabilityor with a significantly increased risk of suffering death, pain, disability or an important loss of freedom. In addition, this syndrome or pattern must not be merely an expectable or culturally sanctioned response to a particular events. Whatever its original cause, it must currently be considered a manifestation of a

behavioral,psychological, or biological dysfunction in the individual. Neither deviant behavior nor conflicts that are primarily between the individual and society are mental disorder unless the deviance or conflict is a symptom of a dysfunction in the individual, as

describe above .

• Harmful dysfunction = tidak dapat berfungsi sehari-hari

dan membahayakan

• Terdapat value judgement bukan saja gejala penyerta saja yang dilihat namun juga pada fungsi

seharihari dari individu. Misalnya: diagnosa untuk MR

Dyscontrol: tidak dapat mengkontrol perilaku.

Namun

memang sangat tergantung niat dan tindakan.

3

(4)

DSM IV : merumuskan gangguan mental sebagai sindroma atau pola perilaku atau psikologis yg terjadi pada individu dan sindroma itu dihubungkan dengan

adanya :

Distress ( simptom menyakitkan);

› Disability ( ketdkmampuan (tdk berdaya pd 1 atau beberapa bagian penting dr fungsi ttt ); atau

› Peningkatan risiko sec bermakna utk mati, sakit,ketidakmampuan atau kehilangan

kebebasan

4

(5)

Klasifikasi Gangguan

( Berdasarkan DSM IV )

Disorders atau DSM I, DSM II, DSM III, DSM IV, DSM IV Rev yg dibuat oleh American PsychiatricAssociation (APA).

DSM III & DSM IV dasar klasifikasi gangguan jiwa

diperluas. Semula 1 dimensi,yaitu dimensi Simtom Klinis dlm Axis I.

Kini DSM IV memperhatikan 5 dimensi yaitu :

Axis I : Clinical Disorders at Gangguan Klinis & kondisi lain yg mungkin menjadi fokus klinis

Axis II : Personality Disorders at GangguanKepribadian & mental retardasi.

Axis III : General Medical Conditions/Kondisi medis umum.

Axis IV : Psychosocial and Environment Problem/Problem psikososial dan lingkungan.

Axis V : Global Assessment of Functioning. rating terhadap fungsi psikologis, sosialdan pekerjaan dalam satu tahun terakhir

5

(6)

AX IS I

Aksis I ditujukan untuk melaporkan semua gangguan klinis atau

kondisi-kondisi lain yang mungkin menjadi fokus perhatian klinis kecuali untuk

gangguan kepribadian dan retardasi mental (yang dilaporkan pada aksis II )

Kelompok Gangguan Pada Axis I

Gangguan yang biasanya didiagnosis pada bayi, masa anak-anak atau remaja, dewasa dan orang tua (lansia), kecuali retardasi mental yang

didiagnosis pada aksis II.

Delirium, Demensia, Amnesia, dan gangguan kognitif lain.

Gangguan mental karena kondisi medis umum.

Gangguan yang terkait dengan penggunaan zat.

Gangguan mood.

Gangguan kecemasan.

Gangguan somatoform

Gangguan disosiatif

Gangguan identitas seksual dan gender

Gangguan makan

Gangguan tidur

Gangguan impuls kontrol yang tidak terklasifikasikan di tempat lain.

Gangguan penyesuaian.

Kondisi-kondisi lain yang mungkin jadi fokus perhatian psikologi klinis. 6

(7)

AX IS II

Aksis II ditujukan untuk melaporkan

gangguan kepribadian dan retardasi mental. Mungkin juga digunakan untuk

memperhatikan ciri-ciri kepribadian maladaptif yang

menonjol dan defence mechanism

Jenis Gangguan AXIS II

• Gangguan kepribadian paranoid

• Gangguan kepribadian narcissistic

• Gangguan kepribadian schizoid

• Gangguan kepribadian menghindar

• Gangguan kepribadian schizotypal

• Gangguan kepribadian dependen

• Gangguan kepribadian anti sosial

• Gangguan kepribadian obsessive- kompulsif

• Gangguan kepribadian boderline

• Gangguan kepribadian yang tidak ditetapkan

• Gangguan kepribadian histrionik

• Retardasi menta

7

(8)

AX IS III

Aksis III untuk melaporkan

kondisi2 medis umum yang

tengah terjadi dan secara

potensial relevan dengan

pemahaman atau

penanganan gangguan mental seseorang

klien yang secara potensial berhubungan dengan pemahaman dari

gangguan seseorang. Apabila tidak ada, pada kasis tersebut dituliskan

“None” atau “Tidak ada”

8

(9)

AX IX IV

Aksis IV ditujukan untuk melaporkan problem

psikososial dan lingkungan yang mungkin

mempengaruhi diagnosis,

pengobatan, dan prognosis

gangguan mental (aksis I dan II)

Problem-problem yang termasuk dalam Axis IV:

• Problem dengan primary support group

• Problem terkait dengan lingkungan sosial

• Problem pendidikan

• Problem pekerjaan

• Problem perumahan

• Problem ekonomi

• Problem yang berkaitan dengan pelayanan perawatan kesehatan

• Problem yang berkaitan dengan sistem legal/kriminalitas

• Problem psikososial dan lingkungan lainnya

9

(10)

AX IS V

Ditujukan untuk pertimbangan terhadap tingkat fungsi

keseluruhan seseorang.

Informasi ini bermanfaat dalam

merencanakan perawatan dan mengukur

dampaknya, serta

memprediksi hasil.

Pelaporan fungsi umum pada aksis V bisa dilakukan

dengan menggunakan Global Assessment of Functioning (GAF) Scale.

Skala GAF secara khusus bermanfaat untuk mengetahui kemajuan klinis seseorang secara global, menggunakan satu ukuran. Skala GAF dinilai hanya berkaitan dengan fungsi psikologi, sosial, dan pekerjaan.

100 – 91 = Superior Functioning in a wide range of activities;

90 – 81 = Absentor Minimal Symptoms;

80 – 71 = Symptoms are present;

70 – 61 = Some Mild Symptoms;

60 – 51 = Moderate Symptoms;

50 – 41 = Serious Symptoms;

40 – 31 = Some impairment in reality testing or communication;

30 – 21 = Behavior is considerably influenced

by delusions or hallucinations or serious impairment in communication or judgement;

20 – 11 = Some danger of hurting self or others;

10 – 1 = Persistent danger of severely hurting self or others

10

(11)

Shade s Of Abn orm alit y

Berikan rating

terhadap kasu-

kasus

abnormal

• 1 = Pada dasarnya O.K. Tidak dibutuhkan

penanganan psikoterapi

• 2 = Ada gangguan, namun belum parah.

Perlu mempertimbangkan psikoterapi

• 3 = Sangat terganggu. Perlu mendapatkan

psikoterapi

• 4 = Gangguan sangat parah. Harus rawat

inap di rumah sakit jiwa.

11

(12)

WASSALAM

&

TERIMAKASIH

12

Referensi

Dokumen terkait

Third, the love command in Galatians 5:14 is interpreted by Paul in view of Jesus Christ, given that this command is linked with not only the verse mentioning the death of Jesus Christ

667 668 :param data_cache: Shared data structure created by AI-DSS manager for data storage 669 :param data_queue: Data queue from the manage_data function to temporarily store data