REVIEW JURNAL
DUKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN MENTAL IBU HAMIL Laporan Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian
Dosen Pengampu: Wahyu Pujiastuti, S. SiT, M. Kes
Oleh:
1. Ay Permata Putri (P1337424520002) 2. Enggrita Kriswahningtias (P1337424520033) 3. Aneira Syahdati Arsya (P1337424520040) 4. Devi Kartika Sari (P1337424520044)
PUNICA
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MAGELANG DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2023
No Judul Penelitian Tahun Terbit
Nama Peneliti &
Nama Jurnal
Latar Belakang Penelitian
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian (Populasi, Desain, Uji Statistik)
Hasil Analisa Data Rivew Ilmiah Sumber Pustaka
1. HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PARTISIPASI MENGIKUTI KELAS IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL
PRIMIGRAVID A
TRIMESTER TIGA DI PUSKESMAS NGLIPAR II
2020 Nama Peneliti:
Nur Fita Romalasari , Kumsih Astuti Nama Jurnal:
Jurnal Bimbingan dan Konseling
Kehamilan bagi seorang wanita merupakan hal yang membahagiakan sekaligus
Menggelisahkan.
Munculnya kecemasan pada primigravida (ibu dengan kehamilan pertama kali) salah satunya dipengaruhi oleh perubahan fisik yang terjadi selama kehamilannya (Nasir, 2015). Dari wawancara pada ibu hamil dalam kelas ibu hamil di Puskesmas Nglipar II pada bulan Oktober 2017, dengan sampel 20 ibu hamil, ada 17 (85%) ibu hamil mengatakan cemas dalam menghadapi persalinannya dan 3
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami dan partisipasi mengikuti kelas ibu hamil dengan kecemasan menghadap i persalinan primigravid a pada ibu hamil trimester tiga di Puskesmas Nglipar II
Populasi:
ibu hamil primigravid a trimester 3 yang mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas Nglipar II Desain:
penelitian kuantitatif dengan metode skala dengan cara analisis data kuantitatif.
Uji
Statistik: uji hipotesis digunakan dua analisis yaitu product moment
Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment dan analisis regresi linier
berganda, maka dapat disimpulkan bahwa pada - hipotesis pertama, ada hubungan negatif antara dukungan suami dengan Kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil primigravida trimester tiga.
Semakin tinggi dukungan suami, maka cenderung semakin rendah kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil. Sebaliknya, semakin rendah dukungan suami, maka cenderung semakin tinggi kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil. Dukungan dari suami seperti dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informatif dapat membantu ibu hamil merasa lebih siap menghadapi persalinan
Ditemukan adanya hubungan antara dukungan suami dengan kecemasan menghadapi persalinan di Puskesmas Nglipar II.
Dukungan suami berada pada kategori sedang dengan jumlah subjek 39 (78%) dan kategori tinggi berjumlah 11 (22%) sehingga dapat dikatakan para ibu hamil mendapatkan dukungan dari suami selama proses kehamilan mereka.
Dukungan suami yang tinggi menurunkan
-Nasir, A.
(2015).
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta:
Nuha Medika.
-Nugroho, R.N., &
Cahyanti, R.D. (2017).
Hubungan Dukungan Partisipasi Kelas Ibu Hamil terhadap Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan pada Ibu Hamil Resiko Tinggi. Jurnal Kedokteran Diponegoro.
(15%) mengatakan tidak cemas dalam menghadapi persalinannya.
Kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil juga
dipengaruhi oleh pengetahuan kehamilan yang dimiliki, pengetahuan kehamilan ini dapat diperoleh
melalui partisipasi ibu dalam kelas ibu hamil. Berdasarkan uraian dan hasil wawancara tentang kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan maka dapat disimpulkan bahwa penting dilakukan penelitian tentang kecemasan ibu hamil
menghadapi persalinan mengingat dampaknya sangat berpengaruh terhadap
dan regresi linier berganda.
karena dapat menciptakan perasaan aman dan percaya diri karena ia tidak
berjuang sendiri dalam menghadapi persalinannya.
-hipotesis kedua, ada hubungan negatif antara partisipasi mengikuti kelas ibu hamil dengan kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil primigravida trimester tiga. Semakin tinggi partisipasi mengikuti kelas ibu hamil, maka cenderung semakin rendah kecemasan menghadapi persalinan. Sebaliknya, semakin rendah partisipasi mengikuti kelas ibu hamil, maka cenderung semakin tinggi kecemasan
menghadapi persalinan. Ibu hamil yang ikut serta dalam kelas ibu hamil akan mendapatkan pengetahuan- pengetahuan seputar kesehatan dalam menjalani persalinan sehingga hal tersebut membantu si ibu tetap berpikir rasional yang membawa si ibu ke dalam keadaan tenang dan siap menghadapi persalinan.
-hipotesis ketiga, ada hubungan antara dukungan
tingkat
kecemasan yang dihadapi ibu hamil. Kontribusi variabel
dukungan suami terhadap variabel kecemasan menghadapi persalinan 11%
sedangkan 89%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diukur dalam penelitian.
Hal tersebut didukung dan dijelaskan bahwa suami merupakan seorang yang dibutuhkan atau paling
diutamakan oleh seorang gravida.
Seorang ibu hamil dipedulikan pasangan atau suaminya akan memberikan pengaruh positif terhadap
kecemasan ibu hamil, dan hasil berbanding
6 (2), 166- 177 -Rukiah, A.Y.
Yulianti, L.
(2014) Asuhan Kebidanan I Kehamilan.
Jakarta:
Trans Info Media
perkembangan janin selama kehamilan.
Kecemasan menghadapi
persalinan dianggap faktor risiko
terhadap masalah kesehatan mental ibu, seperti meningkatkan kemungkinan depresi pasca melahirkan. Ibu hamil yang baru pertama kali hamil memiliki tingkat lebih tinggi dalam menghadapi kecemasan. Hal ini terjadi karena ia belum ada
pengalaman dalam melakukan
persalinan (Nugroho, 2016).
suami dan partisipasi mengikuti kelas ibu hamil dengan kecemasan
menghadapi persalinan pada ibu hamil primigravida trimester tiga. Semakin tinggi dukungan suami dan semakin tinggi partisipasi mengikuti kelas ibu hamil, maka cenderung kecemasan menghadapi persalinan rendah. Sebaliknya, Semakin rendah dukungan suami dan semakin rendah partisipasi megikuti kelas ibu hamil, maka cenderung kecemasan menghadapi persalinan tinggi.
terbalik terhadap ibu yang tidak mendapatkan dukungan dan perhatian dari suaminya (Rukiah, A.
Y.Yulianti, 2014)
2. Influencing factors for prenatal Stress, anxiety and depression in early T
pregnancy among women in
Chongqing, China (Faktor-faktor
2019 Nama Peneliti:
Tang Xian, Lu Zhuo, Hu Dihui, Zhong Xiaoni Nama Jurnal:
Journal of
Factors of stress, anxiety and depression in early pregnancy have been con ducted extensively only in several provinces in mainland China (Hunan province and Anhui province,
This study aimed to investigate the
prevalence and influencing factors of maternal
The data of our study were collected from
“Study on the Public Opinion Propagation Model for
The prevalence of early pregnancy depression in our study was 5.19%, which was similar to that in study conducted in Anhui Province, China (4.7%) (Tao, 2016), but far below the results of studies con ducted in other provinces and the result of the study
Mental factors.
Among all the variables included in this study, the presence of other mental disorders was the strongest risk factors for prenatal stress,
- Zhang, H., 2017a.
Investigation and analysis of
psychological state of patients with re current spontaneous
yang
Mempengaruhi Prenatal Stres, kecemasan dan depresi pada awalT
kehamilan pada wanita di Chongqing, China)
Affective Disorders
etc.), and less or no research on some of these mental problems have been carried out in most regions, such as those five provinces in southwest China where Chongqing is located. At present, we found that there was no research on prenatal stress, anxiety and depression in early pregnancy among women in
Chongqing.
Furthermore, many researchers have found that stress, anxiety and depressive
symptoms were co- existed, but only few studies in China have discussed them all together.
Therefore, based on a prospective pregnancy cohort study in Chongqing, we explored the occurrence of prenatal stress,
stress, anxiety and depression in early pregnancy and provide scientific basis for reducing prenatal mental disorders (Penelitian ini
bertujuan untuk menyelidiki prevalensi dan faktor- faktor yang mempengar uhi stres ibu, kecemasan dan depresi pada awal kehamilan dan memberika n dasar ilmiah untuk mengurangi gangguan
Generative Mechanism and Regularity of Cesarean Delivery Behavior”, which was a
prospective cohort study initiated by the
National Natural Science Foundation of China.
The study has been approved by Ethics Committee of
Chongqing Medical University and conducted in
Chongqing, a provincial city in south
conducted by the China CDC (12.07%−36.4%) (Li et al., 2012; Yu et al., 2017; Wang, 2014; Y.Q. et Al.; Zhang, 2017; suggesting that the prevalence of early pregnancy depression in Chongqing may be lower than the average level in China. Similar to the prevalence of anxiety, the prevalence of depression in our study was slightly lower than the result of a review article (7.4%) as well (Bennett et al., 2004). It is well known that due to differences in cultures, customs and norms, Asians usually adopt a more conservative attitude than Westerners toward some sensitive issues For ex ample, when dealing with their own mental disorders, Asians would have a tendency of somatization, which is usually manifested by pro posing physical disease to conceal psychological discomfort Moreover, Chinese
researchers often apply “Wes tern” measurement methods and criteria when conducting
anxiety or depression.
Consistent with previous studies, the presence of stress is an important risk factor for anxiety in early
pregnancy (Li et al., 2019), and the presence of anxiety symptoms are also risk factors for early
pregnancy stress (Zhang, 2017). In early pregnancy, persistent
morning sickness and concerns for income and pregnancy-related issues (fetal development, miscarriage and fetal delivery, etc.) (Zhang et al., 2017) can cause greater stress and emotional alterations, further leading to
abortion.
Master's thesis.
Chongqing Medical University, Chongqing.
anxiety and depression in early pregnancy among mainland Chinese women, and reported the prevalence and influencing factors of early pregnancy stress, anxiety and depression in Chongqing for the first time. This study is an expansion and enrichment to the maternal mental disorder researches in early pregnancy in mainland China, which can help us better understand the negative emotions of women during pregnancy in Chongqing, the southwest regions and mainland in China. And it can also provide a basis for formulating maternal health care policies and
guidelines to improve the welfare of pregnant women.
mental prenatal).
western China.
Participants were recruited from the department of
gynecology and
obstetrics at four hospitals in four regions with dif ferent economic conditions (developed regions:
Yubei district and Jiangjin district, less- developed regions:
Dianjiang district and Yunyang district).
(Data penelitian kami
studies on mental disorders, cultural differences may lead to the neglect of specific symptoms in Asian
populations These and some other factors may contribute to a lower reporting rate of mental disorders in Chinese women.
(Prevalensi depresi kehamilan dini dalam penelitian kami adalah 5,19%, yang serupa dengan penelitian yang dilakukan di Provinsi Anhui, Cina (4,7%) (Orang, 2016), namun jauh dibawah hasil penelitian yang dilakukan di provinsi lain dan hasil penelitian yang dilakukan oleh CDC China (12,07%−36,4%) (Yu et al., 2017; Wang, 2014; Y.Q.
dkk.; Zhang, 2017;
menunjukkan bahwa
prevalensi depresi kehamilan dini di Chongqing mungkin lebih rendah dari tingkat rata-rata di Cina. Mirip dengan prevalensi kecemasan, prevalensi depresi dalam penelitian kami sedikit lebih rendah dari hasil artikel review (7,4%) juga Diketahui
symptoms of prenatal anxiety which will in turn prompt the occurrence of prenatal stress (Zhang, 2017).
Prenatal depression is more common among women with anxiety symptoms in early pregnancy, which is
consistent with the results in some researches (Li et al., 2016;
Pampaka et al., 2018a). A study on the
psychological status of women with recurrent (Faktor mental.
Di antara semua variabel yang dimasukkan dalam penelitian ini, adanya gangguan mental lain merupakan faktor risiko
(Faktor
mempengaruhi stres, kecemasan dan depresi pada awal kehamilan telah dilakukan secara luas hanya di beberapa provinsi di Cina daratan
(provinsi Hunan dan provinsi Anhui, dll), dan kurang atau tidak ada penelitian beberapa masalah mental ini telah dilakukan di sebagian besar wilayah, seperti lima provinsi di Cina barat daya tempat Chongqing berada.
Saat ini, kami menemukan bahwa tidak ada penelitian tentang stres
prenatal, kecemasan dan depresi pada awal kehamilan pada wanita di Chongqing. Selain itu, banyak peneliti telah menemukan bahwa stres, kecemasan, dan gejala depresi
dikumpulka n dari
"Studi tentang Model Propagasi Opini Publik untuk Mekanisme Generatif dan Keteraturan Perilaku Persalinan Cesar", yang merupakan studi kohort prospektif yang diprakarsai oleh National Science Science Foundation of China.
Studi ini telah disetujui oleh Komite Etika Universitas
dengan baik bahwa karena perbedaan budaya, kebiasaan dan norma, orang Asia biasanya mengadopsi sikap yang lebih konservatif daripada orang Barat terhadap beberapa masalah sensitif Misalnya, ketika berhadapan dengan gangguan mental mereka sendiri, orang Asia akan memiliki kecenderungan somatisasi, yang biasanya dimanifestasikan dengan menawarkan penyakit fisik untuk menutupi
ketidaknyamanan
psikologis.AM, Selain itu, peneliti Cina sering menerapkan metode dan kriteria pengukuran "Barat"
ketika melakukan studi tentang gangguan mental, perbedaan budaya dapat menyebabkan pengabaian gejala spesifik pada populasi Asia (Halbreich dan Karkun, 2006). Ini dan beberapa faktor lainnya dapat berkontribusi pada tingkat pelaporan gangguan mental yang lebih rendah pada wanita Cina)
terkuat untuk stres prenatal, kecemasan, atau depresi.
Konsisten dengan penelitian sebelumnya, adanya stres merupakan faktor risiko penting untuk kecemasan pada awal kehamilan (Li et al., 2019), dan adanya gejala kecemasan juga merupakan faktor risiko stres kehamilan dini (Zhang, 2017).
Pada awal kehamilan, morning sickness terus-menerus dan masalah terkait
pendapatan dan kehamilan (perkembangan janin, keguguran dan persalinan janin, dll.) (Zhang et al., 2017) dapat menyebabkan
muncul bersamaan, tetapi hanya sedikit penelitian di China yang membahas semuanya secara bersamaan. Oleh karena itu, berdasarkan studi kohort kehamilan prospektif di Chongqing, kami mengeksplorasi terjadinya stres prenatal, kecemasan dan depresi pada awal kehamilan di antara wanita Cina daratan, dan melaporkan prevalensi dan faktor yang
mempengaruhi stres kehamilan awal, kecemasan dan depresi di Chongqing untuk pertama kali. Studi ini merupakan perluasan dan pengayaan
penelitian gangguan mental ibu pada awal kehamilan di Cina daratan, yang dapat membantu kita
Kedokteran Chongqing dan dilakukan di
Chongqing, sebuah kota provinsi di Cina barat daya.
Peserta direkrut dari departemen ginekologi dan kebidanan di empat rumah sakit di empat wilayah dengan kondisi ekonomi berbeda (daerah maju:
distrik Yubei dan distrik Jiangjin, daerah kurang berkemban g: distrik
stres yang lebih besar dan perubahan emosional, selanjutnya mengarah ke gejala kecemasan prenatal, yang pada gilirannya akan mendorong terjadinya prenatal stress (Zhang, 2017).
Depresi prenatal lebih sering terjadi pada wanita dengan gejala kecemasan pada awal kehamilan, yang sejalan dengan hasil beberapa penelitian (Li et al., 2016;
Pampaka et al., 2018a). Sebuah studi tentang status psikologis wanita dengan berulang
lebih memahami emosi negatif wanita selama kehamilan di Chongqing, wilayah barat daya dan daratan di Cina. Dan juga dapat
memberikan dasar untuk merumuskan kebijakan dan pedoman perawatan kesehatan ibu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu hamil)
Dianjiang dan distrik Yunyang).