• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVIEW JURNAL: Penerapan Praktik Manajemen Rantai Pasokan Ramah Lingkungan di Industri Elektronika

N/A
N/A
Aldwika Arbian Adidan

Academic year: 2023

Membagikan "REVIEW JURNAL: Penerapan Praktik Manajemen Rantai Pasokan Ramah Lingkungan di Industri Elektronika"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

REVIEW JURNAL Oleh : Kelompok 9

Judul Penerapan Praktik Manajemen Rantai Pasokan Ramah Lingkungan di Industri Elektronika

Nama Penulis Ninlawan C., Seksan P., Tossapol K., dan Pilada W.

Nama Jurnal Proceedings of the International MultiConference of Engineers and Computer Scientist

Tahun 2020

Volume Vol. 23

Tujuan

Mensurvei aktivitas ramah lingkungan saat ini di produsen komponen komputer di Thailand dan untuk mengevaluasi manajemen rantai pasokan ramah lingkungan.

Metode Penelitian Analisis kuantitatif pada data-data sekunder survei

Latar Belakang

Manajemen rantai pasokan adalah koordinasi dan pengelolaan jaringan aktivitas kompleks yang terlibat dalam pengiriman produk jadi ke pengguna akhir atau pelanggan. Seluruh tahapan siklus hidup suatu produk akan mempengaruhi beban lingkungan rantai pasokan, mulai dari ekstraksi sumber daya, hingga manufaktur, penggunaan dan penggunaan kembali, daur ulang akhir, atau pembuangan [1]. Di luar definisi ini dengan menambahkan komponen “hijau”, hal ini mengacu pada manajemen rantai pasokan ramah lingkungan

(GSCM) yang didefinisikan sebagai “pengadaan ramah lingkungan+

manufaktur ramah lingkungan+ distribusi ramah lingkungan+

logistik terbalik”. Ide GSCM adalah untuk menghilangkan atau meminimalkan limbah (energi, emisi, bahan kimia/ berbahaya, limbah padat) di sepanjang rantai pasokan [2]. Permasalahan lingkungan hidup berdasarkan undang-undang dan arahan dari pelanggan terutama di AS, Uni Eropa (UE), dan Jepang menjadi perhatian penting bagi produsen. Sebagai strategi yang lebih

sistematis dan terintegrasi, GSCM telah muncul sebagai inovasi baru yang penting yang membantu organisasi mengembangkan strategi

“win-win” yang mencapai tujuan keuntungan dan pangsa pasar

(2)

dengan menurunkan risiko dan dampak lingkungan, sekaligus meningkatkan efisiensi ekologisnya

Isi dan Pembahasan

II. Elektronik Industri Di Thailand

Industri elektronik memainkan peran penting bagi pertumbuhan ekonomi Thailand di peringkat teratas. Dalam beberapa tahun terakhir, produsen elektronik menghadapi beberapa hambatan seperti ketidakstabilan dalam biaya produksi, kebutuhan tenaga kerja terampil, perubahan teknologi, nilai tukar, dan dampak dari daya saing yang tinggi, serta peraturan dan arahan lingkungan hidup.

III. Penyediaan Chain Management

Kegiatan dalam manajemen rantai pasokan ramah lingkungan : A. Pengadaan Ramah Lingkungan

Pengadaan ramah lingkungan didefinisikan sebagai

pembelian lingkungan yang melibatkan keterlibatan dalam aktivitas yang mencakup pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang bahan dalam proses pembelian. Temuan- temuan dalam kegiatan pengadaan ramah lingkungan yang dilakukan oleh produsen Thailand disajikan sebagai berikut:

1) Pemilihan pemasok: (a) membeli bahan atau suku cadang hanya dari “Mitra Ramah Lingkungan” yang memenuhi standar kualitas lingkungan mitra ramah lingkungan dan lulus proses audit dalam mengikuti peraturan untuk bahan-bahan terkait lingkungan (b) mempertimbangkan pemasok yang memperoleh arahan ISO14000,

OHSAS18000 dan/atau RoHS (c) memilih pemasok yang mengendalikan bahan berbahaya zat dalam daftar standar perusahaan dan memperoleh prestasi sertifikat hijau.

2) 3R dalam proses pengadaan: (a) penggunaan kembali atau daur ulang – kertas, wadah komponen

(kotak/kantong plastik) (b) pesanan melalui email (tanpa kertas)

B. Manufaktur Ramah Lingkungan

Manufaktur ramah lingkungan didefinisikan sebagai proses

(3)

produksi yang menggunakan input dengan dampak lingkungan yang relatif rendah, sangat efisien, dan

menghasilkan sedikit atau tanpa limbah atau polusi. Temuan dalam aktivitas manufaktur ramah lingkungan (green

manufacturing) dari produsen Thailand disajikan :

1) Pengendalian bahan berbahaya: (a) bebas timbal – ganti zat lain seperti bismut, perak, timah, emas, tembaga (b) bilas komponen dengan air bersih tanpa menggunakan bahan kimia dan gunakan kembali air (c) kendali mutu input di lokasi vendor dan periksa ulang sebelum diproses.

2) Teknologi hemat energi : (a) mengurangi daya konsumsi dalam produk seperti teknologi ramp load/unload pada HDD (b) meningkatkan masa pakai produk sehingga menghasilkan efisiensi dan produktivitas yang lebih tinggi (c) meningkatkan waktu kerja mesin (d)

meningkatkan kinerja mesin, misalnya proses pengikatan jet solder (menggunakan jet dalam menyolder hingga 2000 bola emas/jam daripada menekan 500-700 bola emas/jam) (e) desain produk, misalnya desain ringkas dengan fitur yang ditingkatkan namun menggunakan sumber daya yang lebih sedikit untuk memproduksinya.

3) 3R dan minimalisasi limbah: (a) mendorong penggunaan kembali/ daur ulang komponen (b) meningkatkan

kesadaran lingkungan melalui kegiatan 3R (c)

mengurangi bahan tidak langsung seperti lem epoksi.

C. Distribusi Ramah Lingkungan

Distribusi ramah lingkungan terdiri dari pengemasan ramah lingkungan dan logistik ramah lingkungan. Karakteristik kemasan seperti ukuran, bentuk, dan bahan mempunyai dampak terhadap distribusi karena pengaruhnya terhadap karakteristik pengangkutan produk. Pengemasan yang lebih baik, disertai pola pemuatan yang diatur ulang, dapat

(4)

mengurangi penggunaan bahan, meningkatkan pemanfaatan ruang di gudang dan di trailer, serta mengurangi jumlah penanganan yang diperlukan. Temuan dalam aktivitas distribusi ramah lingkungan yang dilakukan oleh produsen Thailand disajikan:

1) Kemasan Hijau : (a) Kemasan kekecilan (b) Pemakaian bahan kemasan “ramah lingkungan” (c) bekerja sama dengan vendor untuk menstandarkan kemasan (d) meminimalkan penggunaan bahan dan waktu pengerjaannya membongkar (e) mendorong dan mengadopsi metode pengemasan yang dapat

dikembalikan (f) mempromosikan program daur ulang dan penggunaan Kembali.

2) Logistik/transportasi ramah lingkungan: (a) mengirimkan langsung ke lokasi pengguna (b) menggunakan

kendaraan berbahan bakar alternatif (c) mendistribusikan produk secara bersamaan, bukan dalam jumlah yang lebih kecil (d) perubahan ke peralihan moda.

D. Logistik Terbalik

Logistik terbalik adalah proses pengambilan produk dari konsumen akhir untuk tujuan mendapatkan nilai atau pembuangan yang tepat yang mencakup pengumpulan, pemeriksaan gabungan/seleksi/ penyortiran, pemrosesan ulang/pemulihan langsung, redistribusi, dan pembuangan.

Temuan-temuan dalam reverse logistic para pemangku kepentingan disajikan : 1) Toko komputer bekas yang mendapat suku cadang dari berbagai aspek dengan volume pembelian hingga 40 komputer bekas/bulan yang dimana sisa bagian yang menjadi sampah diolah ke pemulung. 2) Pemulung mengumpulkan EOL komputer dari komunitas kemudian memeriksa, memilih, menyortir suku cadang untuk dikirim ke pabrik daur ulang. 3) Pabrik pembogkaran membongkar 40% komponen komputer yang diturunkan ke

(5)

pasar elektronik besar dan sisanya dikirim ke pabrik daur ulang. 4) Perusahaan pengolahan akhir/TPA menerima manfaat transfer teknologi dengan fasilitas sistem pembuangan limbah komputer yang aman berupa sistem stabilisasi dan solidifikasi.

IV. Lingkungan Kinerja

Mengevaluasi manajemen rantai pasokan ramah lingkungan, kuesioner terkait untuk menyelidiki praktik GSCM, mengukur kinerja GSCM, dan mengeksplorasi tekanan/penggerak GSCM.

Sebanyak 118 survei dilakukan dikelola untuk rantai pasokan industri elektronik tingkat menengah manajer yang berfokus pada produsen komponen komputer. Kemudian sampai pada sampel akhir dari 37 tanggapan organisasi yang 86,5% adalah perusahaan

berukuran besar.

A. Item Kuesioner

Kuesioner berisi tiga bagian: praktik GSCM, kinerja GSCM, dan tekanan/pendorong GSCM.

Dalam penerapan praktik Green Supply Chain Management (GSCM) dijawab menggunakan skala tipe Likert dan dapat dikelompokan menjadi 5 topik yaitu 1) Pengelolaan lingkungan internal, pada topik ini membahas mengenai komitmen dan dukungan GSCM dari manajer senior dan manajer tingkat menengah. 2) Pembelian ramah lingkungan, pada topik ini membahas mengenai kerjasama dengan pemasok untuk tujuan lingkungan, audit lingkungan untuk manajemen internal pemasok, sertifikasi ISO14001 untuk pemasok dan evaluasi praktik ramah lingkungan pemasok lapis kedua. 3) Desain ramah lingkungan, pada topik ini membahas mengenai desain produk untuk mengurangi konsumsi bahan/energy dengan desain yang ramah lingkungan. 4) Kerjasama dengan pelanggan, pada topik ini membahas mengenai kerjasama dengan pelanggan untuk desain ramah lingkungan, produksi yang lebih bersih dan untuk kemasan ramah lingkungan. 5) Pemulihan investasi, pada topik ini membahas mengenai pemulihan investasi (penjualan) kelebihan persediaan bahan, penjualan barang bekas dan kelebihan peralatan modal.

Dalam kinerja Green Supply Chain Management (GSCM) ada beberapa pertanyaan tentang pengaruh penerapan GSCM terhadap faktor kinerja dijawab menggunakan skala tipe Likert dan dapat dikelompokan menjadi 3 topik yaitu 1) Lingkungan, pada topik ini

(6)

membahas mengenai pengurangan emisi udara, air limbah, limbah padat, fisik dan penurunan konsumsi bahan berbahaya/beracun, frekuensi kecelakaan lingkungan serta memperbaiki situasi lingkungan perusahaan. 2) Ekonomi positif, pada topik ini membahas mengenai penurunan biaya pembelian bahan, biaya konsumsi energy, biaya pengolahan limbah, biaya pembuangan limbah serta penurunan denda atas kecelakan lingkungan. 3) Ekonomi negative, pada topik ini membahas mengenai peningkatan investasi, biaya operasional, pelatihan dan biaya pembelian bahan ramah lingkungan.

Pada tekanan Green Supply Chain Management (GSCM) ada beberapa pertanyaan tentang pengaruh implementasi dijawab menggunakan skala tipe Likert dan dapat dikelompokan menjadi 3 topik yaitu 1) Pasar, yang membahas mengenai adanya ekspor. 2) Peraturan, membahas mengenaiperaturan-peraturan dari pemerintah.

3) Kompetisi, membahas mengenai startegi ramah lingkungan yang dilakukan pesaing dan kegiatan kelompok profesi industry.

B. Hasil Survei 1. Praktik GSCM

Penerapan praktik GSCM pada tingkat tertentu dengan nilai rata- rata di atas 4,00 untuk 5 faktor GSCM, khusus untuk sistem pengelolaan lingkungan hidup ada dengan nilai mean tertinggi sebesar 4,43. Selain tingkat adopsi praktik GSCM yang tertinggal, nilai rata-rata terendah sebesar 3,03 adalah pelabelan produk ramah lingkungan.

2. Kinerja GSCM

Seluruh dimensi kinerja GSCM diberi peringkat dengan nilai rata-rata secara konsisten dalam kisaran 3,00 dan 4,00. Baik lingkungan hidup maupun ekonomi positif mempunyai pengaruh yang relatif signifikan

3. Tekanan GSCM

Perusahaan elektronik telah mengalami tekanan dan insentif yang signifikan untuk menerapkan GSCM, dengan nilai rata-rata di atas 4,00 untuk kedua faktor pendorong tersebut.

Kesimpulan

Seluruh dimensi kinerja GSCM diberi peringkat mulai dari yang tertinggi hingga tingkat tertentu hingga relatifsignifikan, dengan nilai rata-rata secara konsisten dalam kisaran 3,00 dan 4,00. Baik lingkungan hidup maupun ekonomi positif mempunyai pengaruh yang relatif.

Survei ini juga diperluas untuk mempelajari secara mendalam setiap jenis bagian komputer. Untuk praktik GSCM, semikonduktor, hard

(7)

disk drive, dan papan sirkuit cetak adalah tiga produk yang diterapkan mulai dari tingkat tertentu hingga adopsi penuh. Hard disk drive dan papan sirkuit cetak menunjukkan kinerja GSCM yang relatif signifikan. Berdasarkan pengalaman dari tekanan GSCM, papan sirkuit cetak dan semikonduktor dianggap dalam

implementasi penting.

Perusahaan elektronik telah mengalami tekanan dan insentif yang signifikan untuk menerapkan GSCM, dengan nilai rata-rata di atas 4,00 untuk kedua faktor pendorong tersebut. Tekanan dari peraturan lingkungan hidup merupakan yang tertinggi dengan nilai mean 4,11.

Tekanan ekspor merupakan pendorong penting kedua bagi rantai pasokan elektronik Thailand untuk menerapkan GSCM

Kelebihan

1. Relevansi dengan Industri Elektronik di Thailand:

Jurnal ini memberikan wawasan mendalam tentang industri elektronik di Thailand, menyoroti tantangan seperti ketidakstabilan biaya produksi, kebutuhan tenaga kerja terampil, dan dampak perubahan teknologi.

2. Rincian Praktik GSCM:

Menyajikan rincian praktik GSCM yang dilakukan oleh produsen Thailand, mulai dari pengadaan ramah lingkungan, manufaktur ramah lingkungan, distribusi ramah lingkungan, hingga logistik terbalik. Hal ini memberikan pandangan komprehensif tentang upaya yang dilakukan di seluruh rantai pasokan.

3. Metodologi Penelitian yang Solid:

Menggunakan metode survei dengan kuesioner yang terstruktur dengan baik untuk mengevaluasi praktik, kinerja, dan tekanan GSCM. Mengumpulkan data dari 118 responden dan menganalisis hasilnya memberikan kekuatan pada metodologi penelitian.

4. Menyajikan Hasil Survei:

Memberikan hasil survei yang dapat diandalkan, termasuk nilai rata-rata untuk praktik GSCM, kinerja GSCM, dan tekanan GSCM. Ini memberikan gambaran tentang tingkat penerimaan dan efektivitas implementasi GSCM di industri elektronik di Thailand.

(8)

Kekurangan

1. Keterbatasan Umumisasi Data:

Meskipun memberikan nilai rata-rata untuk setiap faktor, jurnal ini tidak memberikan statistik lebih lanjut atau analisis inferensial yang mungkin membatasi pemahaman mendalam tentang distribusi dan signifikansi statistik dari data.

2. Kurangnya Pembandingan dengan Penelitian Terkait:

Tidak memberikan perbandingan yang kuat dengan penelitian terkait atau tren global dalam GSCM di industri elektronik.

3. Tidak Ada Diskusi Mendalam tentang Tantangan:

Meskipun jurnal menyebutkan beberapa hambatan, tidak memberikan diskusi mendalam tentang cara mengatasi atau menghadapi hambatan-hambatan ini.

4. Pemahaman yang Diperlukan tentang Singkatan dan Istilah Teknis:

Bagi pembaca yang kurang terbiasa dengan istilah dan singkatan industri elektronik, pemahaman jurnal ini mungkin memerlukan pengetahuan tambahan atau riset.

Referensi

Dokumen terkait