Bukan Gagal, Tapi Belajar
Sebelum resmi menjadi seorang mahasiswa di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Karine adalah salah satu siswa di SMAN 1 Pangkalpinang. Saat ia duduk di bangku kelas 11, ia menjabat sebagai salah satu anggota OSIS sekolah tersebut. Melalui organisasi OSIS, ia telah mengikuti berbagai acara sekolah dan ikut berpartisipasi sebagai panitia. Dengan kualitas, performa, dan kinerja yang ditunjukkannya, ia berhasil membangun kredibilitas hingga akhirnya dipercaya menjadi koordinator divisi acara.
Saat itu musim kemarau mulai berakhir di Indonesia udara dingin mulai terasa di beberapa wilayah, bulan Oktober tepatnya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2023 lalu sekolah juga menggelar perayaan ulang tahun ke-64. Perayaan ini sangat dinanti-nantikan oleh seluruh warga sekolah, karena acara ini melibatkan berbagai pihak baik internal maupun eksternal. Setiap dua tahun sekali, sekolah akan mengundang seluruh SMA yang ada di Kepulauan Bangka untuk menghadiri acara tersebut. Dalam acara sebesar itu, Karine diberi tanggung jawab untuk merancang seluruh rangkaian acara dan membuatnya berkesan. Bukan hanya untuk satu hari, tetapi selama empat hari berturut-turut.
Bulan Oktober adalah masa pergantian kabinet, dimana anggota baru yang masih duduk di kelas 10 mulai ikut berpartisipasi dalam event terdekat yaitu Sugar Rush Festival 64 yang akan dijalankan di Bulan November. Di divisi acara sendiri, Karine sebagai seorang ketua divisi acara ditemani siswa/i kelas 10 yang baru mulai terjun menjadi divisi acara dan event ini pun akan menjadi kepanitiaan pertama mereka. Pada awalnya, Karine yakin dia sanggup menyusun acara dengan baik, apalagi jika bekerja sama dari anggota-anggotanya.
Karine pun memulai perencanaan dengan membentuk sebuah grup obrolan khusus divisi acara. Karine berharap grup ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana berdiskusi dan bertukar pikiran untuk acara mereka. Karine mencoba memulai obrolan dengan topik yang ringan. Beberapa hari telah berlalu, namun hanya sedikit anggota yang membalas pesan Karine dan sisanya hanya membaca pesan tersebut. Akhirnya, ia memutuskan untuk melakukan pertemuan luring di ruang OSIS SMA, karena dia melihat komunikasi secara daring kurang efektif untuk divisi ini.
Saat Karine melihat semua anggota telah berkumpul di ruangan OSIS, ia melihat bahwa anggotanya masih merasa malu-malu dan canggung untuk saling berinteraksi. Ruangan itu hening, tak ada yang berbicara.
Meski duduk berdekatan, tak satupun dari mereka saling menatap. Suasana terasa canggung, seolah ada jarak yang membatasi pergerakan mereka. “Tidak bisa begini!” pikir Karine dalam hatinya. Jika ia tidak memulai diskusi, mereka hanya akan diam hingga matahari terbenam.
Karine: “Hai, teman-teman semua!” Karine memulai diskusi real!
Rachel: “Halo Kak” salah satu anggota menjawab pertanyaan Karine.
Karine : “Oke, disini aku mengadakan pertemuan secara luring karena ada beberapa hal yang perlu didiskusikan sama kalian, salah satunya terkait pembagian jobdesk yang sebelumnya sudah kita bahas melalui grup chat”
Dalam diskusi tersebut, Karine dan anggota divisi acara membahas jobdesk dan persiapan yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan acara. Mereka berdiskusi sampai matahari sudah menunjukkan waktu untuk terbenam.
Karine: “Nah teman-teman karena sudah hampir gelap diskusinya kita lanjut di pertemuan selanjutnya aja ya.
Makasih buat teman-teman udah hadir dan diskusi bareng hari ini!” ucap Karine sambil tersenyum lebar. Dia sangat bersyukur diskusi secara langsung seperti hari ini membuahkan hasil. Mereka pun merapikan perlengkapan masing-masing, lalu berpisah di ujung gerbang sekolah. Setelah pertemuan itu, mereka menjadi lebih terbuka memberikan ide dan saran untuk penyusunan rangkaian acara.
Hari demi hari pun berlalu, setelah berbagai diskusi dan evaluasi mereka akhirnya tiba di hari pertama acara utama perayaan ulang tahun sekolah. Saat acara dimulai semua tampak baik-baik saja sampai pada pembacaan urutan acara oleh MC. Salah satu MC salah membacakan urutan acara. Suasana mendadak menjadi
kacau! Semua orang bingung akan perubahan yang mendadak! Karine sebagai penanggung jawab acara pun panik dan sangat kebingungan karena jalannya acara tidak sesuai dengan rundown yang telah disusun. Setelah ditelusuri, ternyata terdapat kesalahan urutan pada cue card yang dicetak. Akibatnya, rangkaian acara berlangsung tidak sesuai dengan rundown yang telah disusun. Sore harinya, setelah acara selesai ketua panitia membahas masalah ini dalam sesi evaluasi.
Ketua Panitia: “Teman-teman dari divisi acara bisa kasih penjelasan kenapa rundown hari ini bisa berantakan?”
ucapnya. Karine sebagai ketua divisi acara pun mencoba memberikan penjelasan.
Karine: “Sebelumnya, aku mewakili divisi acara meminta maaf sebesar-besarnya untuk kesalahan fatal yang kami buat hari ini. Permasalahan utamanya terdapat di kesalahan ketik yang ada pada cue card MC.”
Ketua Panitia: “Sebagai salah satu divisi yang paling penting untuk acara ini, seharusnya teman-teman bisa lebih hati-hati ya. Kedepannya mohon lebih teliti lagi untuk hal sekecil apapun. Karena kalau acara ini berjalan dengan lancar pasti yang disorot itu juga kita sebagai panitia.”
Karine: “Sekali lagi, aku meminta maaf sebesar-besarnya ya semuanya. Kedepannya kita bakal lebih teliti dan kesalahan seperti ini nggak bakal keulang lagi.”
Setelah evaluasi seluruh panitia selesai, Karine mengumpulkan seluruh anggota divisi acara untuk melakukan evaluasi terkait masalah koordinasi lapangan serta kesalahan cetak pada cue card karena miskomunikasi. Semua anggota duduk secara melingkar, terlihat wajah-wajah mereka mulai resah karena kesalahan fatal yang terjadi hari ini. Karine pun mulai membuka pembicaraan,
Karine: “Halo guys! Jadi aku pertama-tama mau berterimakasih sama kalian karena udah berusaha semaksimal mungkin di hari pertama ini. Aku tau hari ini capek dan berat banget buat kita semua, akan tetapi dengan berat hati aku harus mengevaluasi beberapa kesalahan yang bener-bener krusial banget di hari pertama ini. Alasan aku ngomong gini sebagai evaluasi buat kita supaya di hari-hari berikutnya kesalahan kaya gini ga keulang lagi.”
Rachel: “Iya kak, kita juga mau minta maaf karena kurangnya koordinasi dari masing-masing anggota, makanya masalah itu bisa terjadi dan hampir bikin acaranya jadi kacau."
Karine: “Seperti yang kalian tau, pada acara pembukaan tadi MC sempat salah membawakan acara karena cue card nya ada kesalahan ketik. Disini, aku nggak mau menyalahkan siapapun, karena ini juga termasuk kesalahan aku yang ga re-check cue card-nya lagi. Untuk Adel dan Raihan sebagai penanggung jawab MC tolong kedepannya untuk bisa lebih aware untuk hal-hal seperti ini ya”
Adel: “Aku dan Raihan mohon maaf yang sebesar-besarnya ya kak, gara-gara ketidaktelitian kami, acara hari pertama malah jadi berantakan.”
Karine: “Gapapa guys, kalian udah keren kok, cuma untuk kedepannya bisa lebih teliti lagi ya! Dan untuk teman-temen yang lain, aku minta bisa bertanggung jawab penuh sama jobdesk yang udah kita sepakati di awal ya, aku juga minta tolong kalian bisa lebih sigap menangani hal-hal mendadak dan selalu stand by kapanpun divisi lain membutuhkan kita, semangat semuanya!”
Setelah dilakukannya evaluasi, setiap panitia menjadi lebih teliti sebelum dan selama acara berlangsung, mereka selalu melakukan pengecekan ulang pada setiap urutan pada rangkaian acara dan berusaha untuk berkoordinasi lebih baik lagi satu sama lain. Akhirnya, di hari-hari berikutnya acara dapat berjalan dengan lancar dan komunikasi antara Karine sebagai ketua dengan anggota-anggotanya pun menjadi jauh lebih baik.
Dari event ini, baik Karine maupun seluruh anggota divisi acara mendapat pelajaran berharga mengenai pentingnya komunikasi yang jelas dan kerja sama tim dalam suatu organisasi.
Profil Narasumber :
Karine Leodra Liusly merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, sebelum menjadi mahasiswa, ia menempuh pendidikan di SMAN 1 Pangkalpinang dan menjabat sebagai anggota OSIS selama 2 periode. Dengan menjadi anggota OSIS, Karine turut serta berpartisipasi dalam menyukseskan acara-acara, baik internal maupun eksternal yang ada di SMAN 1 Pangkalpinang, salah satunya yaitu Sugar Rush Festival 64.
Profil Organisasi :
OSIS SMAN 1 Pangkalpinang adalah organisasi resmi sekolah yang membantu menghimpun, mendorong, dan meningkatkan minat dan bakat siswa dalam sekolah. Organisasi ini juga berfungsi memfasilitasi keperluan siswa, menyampaikan aspirasi siswa, dan menghubungkan ekstrakurikuler dalam sekolah dan dengan pihak eksernal.