Komparasi QoS Load Balancing Pada 4 Line Internet DENGAN Metode PCC, ECMP Dan NTH
Ahmad Tantoni1,*, Lalu Mutawalli2, Mohammad Taufan Asri Zaen2
1Program Studi Teknik Informatika, STMIK Lombok, Lombok Tengah, Indonesia
2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK Lombok, Lombok Tengah, Indonesia
Email: 1,*[email protected], 2[email protected], 3 [email protected] Email Penulis Korespondensi: [email protected]
Abstrak−Kemampuan berkomunikasi di internet yang tidak mengenal jarak dan waktu merupakan syarat utama meningkatkan pekerjaan di internet. Untuk meningkatkan performa akses ke internet diperlukan solusi sebagai jaminan jaringan internet yang bisa diandalkan, maka dari itu perusahaan menggunakan lebih dari satu ISP (Internet Service Provider) untuk menjaga kualitas akses internet dengan tujuan untuk menghindari terputusnya akses internet dan memiliki akses backup jaringan internet apa bila mengalami down yang berakibat terganggunya kinerja perusahaan dalam menjalankan tugasnya. Salah satu kontribusi ilmu teknologi informasi dalam mengatasi permasalahan penggabungan dua atau lebih line internet adalah teknik load balancing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komparasi QoS load balancing pada 4 line internet dengan metode PCC, ECMP dan NTH pada real alat MikroTik rb2011UiAS-2HnD. Metode pengujian menggunakan speedtest.net, dari hasil itu akan terlihat ping, speed download, speed upload, serta monitoring dari sisi router MikroTik. Tahapan penelitian menggunakan metode NDLC (Network Development Life Cycle) yaitu analysis, design, simulation prototype, implementation, monitoring dan management. Dengan kegunaan penelitian ini mengetahui performa yang dihasilkan dari masing-masing metode load balancing yaitu PCC, ECMP dan NTH dengan 4 line internet pada MikroTik. Hasil yang diharapkan dari penelitian menggunakan 4 line internet ini, menentukan metode terbaik serta memiliki performa jaringan paling optimal diantara 3 metode load balance yang ada.
Kata Kunci: Komparasi; Networking; Loadbalance; QoS; MikroTik
Abstract−The ability to communicate on the internet who do not know the distance and time are the key requirements for improving the work on the internet. To improve performance access to the internet is required solutions as the best of the internet network that can be relied on, so that companies use more than one ISP (Internet Service Provider) to maintain the quality of the internet access with the goal to avoid the interruption of internet access and have backup internet access network if you experience down resulting in disruption of the company's performance in carrying out their duties. One of the contributions of information technology to overcome the merging problems two or more-line internet is a technique of load balancing. This study aims to determine the comparison of QoS load balancing on a 4 line by the method of PCC, ECMP and NTH on real tool MikroTik rb2011UiAS-2HnD. The test method uses speedtest.net from the results it will be seen ping, speed download, speed date, as well as monitoring from the side of the router MikroTik. Stages of research using the method of NDLC (Network Development Life Cycle), namely analysis, design, simulation, prototype, implementation, monitoring and management. With the usefulness of this research is to know the performance resulting from each method of load balancing that is PCC, ECMP and NTH with 4-line internet on MikroTik. Expected results from research using 4 internet lines, determine the best method and have the most optimal network performance among 3 existing load balance methods.
Keywords: Comparation; Networking; Loadbalance; QoS; MikroTik
1. PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi berkomunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Dilihat dari kehidupan setiap hari manusia yang sangat memerlukan akses ke dunia internet untuk berkomunikasi melalui aplikasi chating, e-mail, sosial media menjadi keharusan bagi manusia di era milenial. Menurut Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia, pengguna internet tahun 2016 di Indonesia telah mencapai angka 132,7 juta atau 51,8% dari total penduduk Indonesia [1]. Data tersebut menunjukkan lebih dari setengah jumlah penduduk menjadi pengguna internet dan tentu data ini menunjukkan peningkatan pengguna internet di Indonesia.
Peningkatan pengguna internet di Indonesia masalah terus bermunculan antara lain menginginkan akses internet yang cepat dan stabil agar memiliki kinerja yang baik dan optimal. Kemampuan berkomunikasi di internet yang tidak mengenal jarak dan waktu merupakan syarat utama meningkatkan pekerjaan di internet. Untuk meningkatkan performa akses ke internet diperlukan solusi sebagai jaminan jaringan internet yang bisa diandalkan, maka dari itu perusahaan menggunakan lebih dari satu ISP (Internet Service Provider) untuk menjaga kualitas akses internet dengan tujuan untuk menghindari terputusnya akses internet dan memiliki akses cadangan/backup jaringan internet apa bila mengalami down yang berakibat terganggunya kinerja perusahaan dalam menjalankan tugasnya. Salah satu kontribusi ilmu teknologi informasi dalam mengatasi permasalahan peggabungan dua atau lebih line internet adalah teknik load balancing.
Dikutip dari mikrotik.co.id, loadbalance banyak digunakan untuk mendistribusikan beban trafik koneksi pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang dengan harapan trafik berjalan optimal, sehingga dapat memaksimalkan throughput bandwidth yang didapat dari ISP. Selain itu loadbalance dapat digunakan untuk memperkecil delay dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi [2]. Ada tiga metode load balancing yang disediakan oleh perangkat RouterBoard MikroTik antara lain PCC (Peer Connection Classifier), ECMP (Equal Cost Multi Path) dan NTH dengan masing-masing metode memiliki keunggulan serta kekurangan.
Penelitian yang pertama dilakukan Syaputra & Assegaff (2017), membahas Analisis dan Implementasi Load Balancing Dengan Metode NTH Pada Jaringan Dinas Pendidikan Provinsi Jambi. Perbandingan penelitian yang akan dilakukan menggunakan load balancing menggunakan 4line internet dengan membandingkan performa 3 metode load balancing, sedangkan penelitian ini menggabungkan 2 line internet dengan membandingkan performa hanya 1 metode load balancing. Kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut: pertama penerapan NTH load balancing telah memberikan bandwidth yang optimal, namun load balancing tidak dapat mengakumulasi besar bandwidth kedua koneksi, karena teknik load balancing bukan berarti 1+1=2 melainkan 1+1=1+1. Kedua penerapan NTH load balancing telah membagi beban traffic secara seimbang pada ISP 1 dan ISP 2 pada Dinas Pendidikan Kota Jambi [4].
Penelitian yang kedua dilakukan Warman & Andrian (2017), mengenai Analisis Kinerja Load Balancing Dua Line Koneksi Dengan Metode NTH (Studi Kasus: Laboratorium Teknik Informatika Institut Teknologi Padang). Perbandingan penelitian yang akan dilakukan menggunakan load balancing menggunakan 4 line internet dengan membandingkan performa 3 metode load balancing, sedangkan penelitian ini menggabungkan 2 line internet dengan membandingkan performa hanya 1 metode load balancing. Kesimpulan konfigurasi dan Implementasi load balancing yang telah diterapkan pada MikroTik Router menghasilkan keseimbangan trafik pada dua line koneksi menggunakan metode NTH. Dengan metoda NTH dapat dikonfigurasi pada mangle MikroTik dengan pengaturan NTH 2,1 dan 2,2 dengan pembagian antrian dan penandaan paket dengan markmarking pada mangle rule menggunakan jaringan Laboratorium Teknik Informatika Institut Teknologi Padang dan provider Indosat[5].
Penelitian yang ketiga dilakukan Akbar & Wanda (2017), mengenai Analisa Dan Perancangan Load Balancing Pada Jaringan Komputer Di Gedung DPR-RI Jakarta. DPR RI memiliki 2 ISP dan agar kedua ISP tersebut dapat dioptimalkan dengan baik maka diperlukan perancangan load balancing dan dibutuhkan sebuah Routerboard MikroTik. Perbandingan penelitian yang akan dilakukan menggunakan load balancing menggunakan 4 line internet dengan MikroTik rb2011UiAS-2HnD dan membandingkan performa 3 metode load balancing, sedangkan penelitian ini menggabungkan 2 line internet dengan routerboard CCR1036-12G-4S dan membandingkan performa hanya 1 metode load balancing. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perancangan load balancing dapat membagi beban traffic yang tinggi, sehingga meningkatkan kualitas jaringan internet serta terhindar dari overload yang disebabkan oleh traffic yang tinggi. Selain itu Perancangan failover dapat mem- backup jalur yang terputus secara otomatis tanpa adanya jeda dan akan menopang traffic yang berjalan sehingga tidak terputus. Dan dengan menggunakan teknik load balancing, kita dapat menggunakan lebih dari satu ISP secara bersamaan sehingga penggunaan bandwidth dapat lebih optimal, karena semua ISP digunakan secara bersamaan dengan beban traffic yang rata[6].
Penelitian yang keempat dilakukan Adnan, Ikhwan dan Rahmawati (2018), membahas Implementasi Load Balancing Metode ECMP, NTH dan PCC dengan Empat Link Internet Menggunakan MikroTik. Perbandingan penelitian yang akan digunakan menggunakan load balancing menggunakan 4 line internet, membandingkan performa 3 metode load balancing dengan metode pengujian menggunakan speedtest.net, dari hasil itu akan terlihat ping, speed download, speed upload serta monitoring dari sisi router MikroTik. Sedangkan penelitian ini menggabungkan 4 line juga dengan metode pengujian delay, jitter, packetloss dan throughput. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Hasil QoS empat metode yaitu failover, ECMP, NTH, PCC yang diterapkan dibandingkan yang terbaik berdasar parameter delay, jitter, packetloss dan throughput. Pameter delay ada NTH dengan nilai delay yang rata-rata terendah. Parameter Jitter ada NTH dengan nilai jitter yang rata-rata rendah. Parameter packetloss ada ECMP dengan nilai packetloss yang kecil. Parameter throughput ada NTH dengan nilai throughput dengan rata-rata tertinggi [7].
Penelitian yang kelima dilakukan Wijaya dan Panca (2020), membahas Analisis Litensi Metode PCC, NTH dan ECMP untuk Load Balance dan Failover. Penelitian bertujuan melakukan implementasi terhadap teknik failover dan load balancing dengan menggunakan metode PCC, ECMP, dan NTH. Dapat melakukan pengujian teknik failover dan load balancing dengan metode PCC, ECMP, dan NTH dan memperoleh hasil berupa waktu efisien yang didapat dari hasil perbandingan metode PCC, ECMP dan NTH. Perbandingan penelitian yang akan digunakan menggunakan load balancing menggunakan 4 line internet, membandingkan performa 3 metode load balancing dengan metode pengujian menggunakan speedtest.net, dari hasil itu akan terlihat ping, speed download, speed upload serta monitoring dari sisi router MikroTik. Sedangkan penelitian ini menggabungkan 2 line dengan metode pengujian uji trafik dan uji packet loss. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan metode PCC memberikan hasil terbaik dibandingkan dengan NTH dan ECMP karena pada metode load balance PCC dengan parameter uji trafik, menunjukkan bahwa metode ini mengunakan sumberdaya pada 1 jalur dengan bandwidth yang lebih besar, sedangkan pada metode load balance NTH bekerja dengan membagi pemanfaatan sumberdaya di kedua jalur, selain itu metode ECMP membagi sumberdaya di kedua jalur mengunakan sistem perbandingan kecepatan bandwidth [8].
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui komparasi QoS load balancing pada 4 line internet dengan metode PCC, ECMP dan NTH pada real alat MikroTik rb2011UiAS-2HnD. Metode pengujian menggunakan speedtest.net, dari hasil itu akan terlihat ping, speed download, speed upload, serta monitoring dari sisi router MikroTik.
Penelitian ini akan membahas analisis komparasi QoS load balancing pada 4 line internet dengan metode PCC (peer connection classifier), ECMP (equal cost multi path) dan NTH dengan implementasi pada real alat MikroTik rb2011UiAS-2HnD untuk membandingkan QoS dari ketiga metode load balancing.
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Tahapan Penelitian
Dalam perancangan jaringan load balancing menggunakan metode NDLC yang memiliki tahapan dalam pengimplementasiannya sehingga resiko kegagalan ditahap selanjutnya dan dapat diminimalisir.
Gambar 1. Tahapan Penelitian
Dalam implementasi jaringan ini dilakukan dengan menggunakan tahap NDLC, sebagai berikut:
1. Analysis. Pada tahap ini melakukan analisa seperti analisis kebutuhan hardware, analisis kebutuhan software dan analisis kebutuhan user untuk mendukung penerapan load balancing dengan 3 metode PCC, ECMP dan NTH.
2. Design. Pada tahap ini melanjutkan data yang didapatkan pada tahap tahap analisis, pada tahap ini akan dilakukan desain topologi jaringan, desain layout pengkabelan dan desain pengalamatan IP address yang akan diujikan dalam implementasi infrastruktur masing-masing metode load balancing dengan tujuan memberikan gambaran yang jelas tentang proyek yang akan dibangun. Tidak sampai disitu dilakukan penentuan port input jaringan LAN dan port output jaringan LAN
3. Simulation Prototype. Pada tahap ini melakukan perancangan infrastruktur masing-masing metode load balancing menggunakan MikroTik rb2011UiAS-2HnD sebagai prototype simulasi untuk menghindari terjadinya kesalahan yang memungkinkan terjadi pada saat tahap implementasi infrastruktur metode load balancing PCC, ECMP dan NTH.
4. Implementation. Pada tahap ini melakukan penerapan dari hasil tahap analisis, tahap desain dan tahap simulasi prototipe jaringan yang akan diimplementasikan dengan masing-masing metode load balancing yaitu PCC, ECMP dan NTH.
5. Monitoring. Pada tahap ini melakukan monitoring performa pada masing-masing metode PCC, ECMP dan NTH dengan cara menguji dengan speedtest.net, dari hasil itu akan terlihat ping, speed download, speed upload serta monitoring dari sisi router MikroTik. Setelah hasil diketahui kemudian dibuat tabel perbandingan yang akan menentukan performa terbaik dari 3 metode load balancing yang dibandingkan
6. Management. Pada tahap ini melakukan pemeliharaan dan pengelolaan secara berkala dengan tujuan sistem yang telah dibangun dapat berlangsung lama serta proses pengaturan dengan backup konfigurasi dan log monitoring
2.2 QoS (Quality of Service)
QoS merupakan metode pengukuran seberapa baik jaringan dan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat dari satu layanan (service). QoS digunakan untuk mengukur atribut kinerja jaringan yang telah dispesifikasikan [9].
2.2.1 Delay
Delay merupakan waktu yang dibutuhkan untuk sebuah paket dikirimkan dari suatu komputer ke komputer lain yang dituju. Delay dalam sebuah proses transmisi paket dalam sebuah jaringan komputer disebabkan karena adanya antrian yang panjang, atau mengambil route lain untuk menghindari kemacetan pada routing [10]. Kategori delay versi TIPHON [11], dikelompokan menjadi empat kategori sesuai tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Kategori Delay
Kategori Delay
Sangat Bagus < 150 ms Bagus 150 s/d 300 ms Sedang 300 s/d 450 ms
Jelek > 450 ms 2.2.2 Throughput
Throughput adalah bandwidth aktual yang terukur pada satuan ukuran waktu tertentu dalam mentransmisikan data.
Berbeda dengan bandwidth walaupun satuannya sama bit per second (bps), tetapi throughput lebih mengambarkan bandwidth yang sebenarnya pada suatu waktu dan pada kondisi jaringan tertentu yang digunakan untuk mengunduh suatu file dengan ukuran tertentu [10].
2.3 Loadbalance
Loadbalance banyak digunakan untuk mendistribusikan beban trafik koneksi pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang dengan harapan trafik berjalan optimal, sehingga dapat memaksimalkan throughput bandwidth yang didapat dari ISP. Selain itu loadbalance dapat digunakan untuk memperkecil delay dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi. Ada beberapa metode loadbalance yang biasa digunakan, sebagai berikut [2]:
2.3.1 Metode PCC (Peer Connection Classifier)
PCC (Peer Connection Classifier) merupakan metode yang digunakan pada loadbalance, dengan PCC dapat digunakan untuk mengelompokan trafik koneksi yang melalui router menjadi beberapa kelompok, sehingga mengetahui jalur gateway yang dilewati diawal trafik koneksi dan pada paket-paket selanjutnya yang masih berkaitan dengan koneksi awalnya akan dilewatkan pada jalur gateway yang sama[12].
Secara khusus PCC akan mengambil field tertentu dari IP header dan dengan algoritma hashing akan mengubah field yang diambil menjadi bernilai 32-bit. Nilai ini kemudian akan dibagi dengan suatu denominator yang bernilai spesifik dan hasilnya akan dibandingkan dengan suatu nilai remainder, jika cocok maka paket tersebut akan diteruskan. Field yang digunakan pada metode ini antara lain src-address, dst-address, src-port, dst- port dimana field tersebut dapat dikombinasikan ataupun digunakan secara tunggal seperti, both-addresses\both- ports\dst-address-and-port\src-address\src-port\both- address-and-ports\dst-address\dst-port\src-address-and-port.
[13].
2.3.2 Metode ECMP (Equal-Cost Multiple Path)
Load balance dengan metode ECMP, yang merupakan improvisasi dari metode round robin load balance. Load balance sendiri merupakan teknik untuk menggabungkan koneksi internet lebih dari satu [14], contoh topologi :
Gambar 2. Metode ECMP (www.mikrotik.co.id)
ECMP merupakan "persistent per-connection load balancing" atau "per-src-dst-address combination load balancing". Begitu salah satu gateway unreachable atau terputus, check-gateway akan menonaktifkan gateway tersebut dan menggunakan gateway yang masih aktif, sehingga kita bisa mendapatkan effect failover [14].
2.3.3 Metode NTH
NTH bukanlah sebuah singkatan. Melainkan sebuah bilangan integer (bilangan ke n). NTH merupakan algoritma round-robin yang menentukan pembagian pemecahan connection yang akan di mangle ke rute yang di buat untuk load balancing. NTH load balancing merupakan suatu teknik load balancing yang membentuk suatu deret tertentu (NTH), yang nantinya akan digunakan sebagai suatu sistem antrian di dalam mangle rule yang dibentuk. NTH diimplementasikan dalam suatu deret yang terdiri dari every dan packet yang akan direalisasikan dalam suatu deret interger. Pada metode load balancing ini, paket data yang masuk akan ditandai sebagai suatu variabel n dalam tipe data integer [15] .
NTH sendiri adalah sebuah fitur pada firewall yang digunakan sebagai penghitung (counter) dari paket data atau koneksi (packet new). Ada dua parameter utama dari NTH ini, yaitu "Every" dan "Packet". "Every"
merupakan parameter penghitung (counter) sedangkan "Packet" adalah penunjuk paket keberapa rule dari NTH ini akan dijalankan. Dengan demikian penggunaan NTH ini dilakukan dengan mengaktifkan counter pada mangle, kemudian ditandai dengan 'Route-Mark'. Sehingga dengan route mark ini digunakan sebagai dasar untuk membuat policy route [16].
2.4 NDLC
NDLC (Network Development Life Cycle) merupakan metode penelitian yang digunakan dalam pengembanan teknologi jaringan, sebagai berikut :
Gambar 3. Metode NDLC
Metode NDLC memiliki 6 tahap dalam penyelesaiannya [17], antara lain : 1. Tahap Analisis
Tahap ini dilakukan analisa kebutuhan fungsional, analisa kebutuhan nonfungsional dan analisa topologi jaringan yang sudah ada.
2. Tahap Design
Tahap ini membuat desain topologi jaringan yang akan dibangun dengan harapan akan memberikan gambaran seutuhnya. Tahap desain dapat berupa desain topologi, desain akses data dan desain layout perkabelan yang akan memberikan gambaran tentang proyek jaringan.
3. Tahap Simulasi Prorotyping
Pada tahap ini ada beberapa teknisi jaringan membuat simulasi system yang akan kerjakan seperti GNS3, Packet Tracert. Dimaksudkan untuk melihat kinerja dari jaringan yang dibangun dan juga sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work.
4. Tahap Implementasi
Tahap ini manghabiskan waktu lebih lama dari tahapan sebelumnya. Dalam tahap ini teknisi jaringan akan melaksanakan yang telah direncanakan pada desain sebelumnya.
5. Tahap Monitoring
Tahap ini merupakan tahap penting agar jaringan komputer berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka dari itu perlu dilakukan monitoring.
6. Tahap Management
Tahap ini salah satu menjadi perhatian khusus dalam masalah aturan, kebijakan agar sistem yang telah dibangun berjalan dengan baik dapat berlangsung lama.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan pada komparasi QoS load balancing pada 4 line internet dengan metode PCC, ECMP dan NTH sebagai berikut :
3.1 Topologi Jaringan
Hasil dan pembahasan pada komparasi QoS load balancing pada 4 line internet dengan metode PCC, ECMP dan NTH sebagai berikut :
Gambar 4. Topologi Jaringan
Gambar 4. menunjukkan topologi jaringan yang akan menggunakan 4 line internet, 1 buah router MikroTik dan sebuah PC untuk melakukan pengujian load balance. Masing-masing line internet memiliki kecepatan yang berbeda, line pertama menggunakan kecepatan 20mbps, line kedua menggunakan kecepatan 50mbps, line ketiga menggunakan kecepatan 50mbps dan line keempat menggunakan kecepatan 20mbps
Dalam melakukan pengujian menggunakan skenario pengujian QoS load balancing pada 4 line internet dengan metode PCC, ECMP dan NTH sebagai berikut :
1. Pada metode PCC mengaktifkan 2 line internet, lalu membuka situs speedtest.net kemudian klik Go untuk menguji performa QoS load balance. Begitu juga dilakukan pada metode ECMP dan metode NTH secara bergantian.
2. Pada metode PCC mengaktifkan 3 line internet, lalu membuka situs speedtest.net kemudian klik Go untuk menguji performa QoS load balance. Begitu juga dilakukan pada metode ECMP dan metode NTH secara bergantian.
3. Pada metode PCC mengaktifkan 4 line internet, lalu membuka situs speedtest.net kemudian klik Go untuk menguji performa QoS load balance. Begitu juga dilakukan pada metode ECMP dan metode NTH secara bergantian.
3.2 Implementasi Metode PCC
Implementasi metode PCC menggunakan 4 line internet sebagai berikut :
Gambar 5. Firewall Mangle
Gambar 5. menunjukkan Firewall Mangle yang terdapat winbox di menu IP → Firewall → Mangle. Script1 melakukan action accept, chain prerouting in.interface ether5-LAN dan destination pada masing-masing gateway line internet. Script2 melakukan action mark connection, chain prerouting, in.interface dan new connection mark pada masing-masing ether line internet. Script3 melakukan action mark connection, chain prerouting, in.interface ether5-LAN, peer connection classifier both address masing-masing (4/0) (4/1) (4/2) (4/3) dan new connection mark pada masing-masing ether line internet. Script4 melakukan action mark routing, chain output, connection mark dan new mark routing pada masing-masing ether line internet.
Gambar 6. Route List
Gambar 6. menunjukkan route list pada destination address 0.0.0.0/0 pada masing-masing gateway dan routing mark di 4 line internet.
Gambar 7. Hasil PCC Pada Interface List
Gambar 7. menunjukkan hasil PCC pada interface list, terdapat 4 line internet yaitu ether1-line1, ether2- line2, ether3-line3, ether4-line4 dan terdapat 1 line untuk LAN yaitu ether5-LAN
3.3 Implementasi Metode ECMP
Implementasi metode ECMP menggunakan 4 line internet sebagai berikut :
Gambar 8. Firewall Mangle
Gambar 8. menunjukkan Firewall Mangle melakukan action mark connection, chain input, in.interface pada masing-masing ether line internet dan passthrough yes. Melakukan action mark routing, chain output, connection mark dan new routing mark pada masing-masing ether line internet, passthrough yes.
Gambar 9. Route List
Gambar 9. menunjukkan route list pada destination address 0.0.0.0/0 pada masing-masing gateway dan routing mark di 4 line internet.
Gambar 10. Hasil ECMP Pada Interface List
Gambar 10. menunjukkan hasil ECMP pada interface list, terdapat 4 line internet yaitu ether1-line1, ether2- line2, ether3-line3, ether4-line4 dan terdapat 1 line untuk LAN yaitu ether5-LAN
3.4 Implementasi Metode NTH
Implementasi metode NTH menggunakan 4 line internet sebagai berikut :
Gambar 11. Firewall Mangle
Gambar 11. menunjukkan Firewall Mangle pada komentar “modem1” melakukan action mark connection, chain prerouting, in.interface ether5-LAN, connection state new, NTH/every 4, NTH/paket 1, passthrough yes dan new connection mark modem-1. Selain itu juga melakukan mark routing, chain prerouting, in.interface ether5- LAN, connection mark modem-1, passthrough no, new routing mark modem-1.
Gambar 12. Route List
Gambar 12. Menunjukkan route list pada destination address 0.0.0.0/0 pada masing-masing gateway dan routing mark di 4 line internet.
Gambar 13. Hasil NTH Pada Interface List
Gambar 13. menunjukkan hasil NTH pada interface list, terdapat 4 line internet yaitu ether1-line1, ether2- line2, ether3-line3, ether4-line4 dan terdapat 1 line untuk LAN yaitu ether5-LAN
3.5 Perbandingan Metode PCC, ECMP dan NTH
Perbandingan metode PCC, ECMP dan NTH dengan 4 line internet sesuai dengan pengujian yang dilakukan sebelumnya sebagai berikut :
Gambar 14. Pengujian 2 Line Internet Aktif
Tabel 2. Pengujian 2 Line Internet Aktif
Pengujian 2 line internet aktif
PCC ECMP NTH
Ping 3 ms 3 ms 4 ms
Download 45,17 Mbps 65,46 Mbps 50,12 Mbps Upload 10,25 Mbps 4,05 Mbps 16,42 Mbps
Gambar 14 dan Tabel 2. Menunjukkan 2 line aktif dengan kecepatan download tertinggi 65,46 Mbps menggunakan metode ECMP dan kecepatan upload tertinggi 16,43 Mbps menggunakan metode NTH. Dilihat dari pengujian ping menunjukkan hasil PCC dan ECMP mendapatkan nilai 3 ms yang terbaik.
Gambar 15. Pengujian 3 Line Internet Aktif Tabel 3. Pengujian 3 Line Internet Aktif
Pengujian 3 line internet aktif
PCC ECMP NTH
Ping 4 ms 4 ms 4 ms
Download 43,90 Mbps 93,74 Mbps 94,45 Mbps Upload 12,82 Mbps 9,62 Mbps 27,36 Mbps
Gambar 15 dan Tabel 3. Menunjukkan 3 line aktif dengan kecepatan download tertinggi 94,45 Mbps menggunakan metode NTH dan kecepatan upload tertinggi 27,36 Mbps menggunakan metode NTH. Dilihat dari pengujian ping menunjukkan hasil yang sama.
Gambar 16. Pengujian 4 Line Internet Aktif Tabel 4. Pengujian 4 line internet aktif
Pengujian 4 line internet aktif
PCC ECMP NTH
Ping 4 ms 3 ms 3 ms
Download 20,20 Mbps 95,25 Mbps 97,37 Mbps Upload 4,00 Mbps 12,94 Mbps 22,07 Mbps
Gambar 16 dan Tabel 4. Menunjukkan 4 line aktif dengan kecepatan download tertinggi 97,37 Mbps menggunakan metode NTH dan kecepatan upload tertinggi 22,07 Mbps menggunakan metode NTH. Dilihat dari pengujian ping menunjukkan hasil ECMP dan NTH mendapatkan nilai 3 ms yang terbaik.
3.6 Pembahasan Metode PCC, ECMP dan NTH
PCC di dapatkan, pada saat penggabungan mendapatkan nilai yang sedikit, disebabkan hanya 1 line yang aktif, jika line salah satu line cadangan non aktif atau down, maka line yang lain akan aktif untuk menopang line yang down.
4. KESIMPULAN
Kesimpulan penelitian komparasi QoS load balance menggunakan 4 line internet menghasilkan metode NTH merupakan metode terbaik untuk pengganungan banyak jalur internet dilihat dari segi pengujian ping dan throughput (download/upload), hasil penggabungan sangat optimal. Metode ECMP merupakan metode yang menghasilkan throughput yang baik juga di urutan ke dua. Dalam penelitian ini ditemukan metode PCC hanya
bisa 1 line internet saya yang aktif, apabila 1 line tersebut down (gangguan) maka line yang lain membackup jalur menuju ke internet tanpa terjadi pengabungan line yang masih aktif dan lancar.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta LLDIKTI wilayah VIII atas bantuan dana hibah penelitian dosen pemula, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan pada waktu yang tepat.
REFERENCES
[1] A. P. J. I. I. APJII, “APJII - Statistik Oktober 2016,” 2016.
[2] citraweb, “Load Balance dengan Menggunakan Metode PCC (Simple),” mikrotik.id, 2020.
https://citraweb.com/artikel_lihat.php?id=417 (accessed Jul. 07, 2021).
[3] E. Sumarno and H. P. Hasmoro, “Implementasi Metode Load Balancing Dengan Dua Jalur (Study Kasus Jaringan Internet SMP Negeri 2 Karanganyar,” Indones. J. Netw. Secur., vol. 2, no. 1, pp. 28–34, 2013.
[4] A. W. Syaputra and S. Assegaff, “Analisis Dan Implementasi Load Balancing Dengan Metode Nth Pada Jaringan Dinas Pendidikan Provinsi Jambi,” J. Manaj. Sist. Inf., vol. 2, no. 4, pp. 831–844, 2017.
[5] I. Warman and A. Andrian, “Analisis Kinerja Load Balancing Dua Line Kineksi DenganN Metode Nth (Studi Kasus : Laboratorium Teknik Informatika Institut Teknologi Padang),” J. TEKNOIF, vol. 5, no. 1, pp. 56–62, 2017.
[6] A. Akbar and S. S. Wanda, “Analisa dan Perancangan Load Balancing pada Jaringan Komputer di Gedung DPR-RI Jakarta,” in Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST), 2017, pp. 389–394.
[7] M. S. Adnan, S. Ikhwan, and Y. Rahmawati, “Implementasi Load Balancing Metode ECMP, NTH dan PCC dengan Empat Link Internet Menggunakan Mikrotik,” CENTIVE, pp. 308–314, 2018.
[8] N. H. Wijaya and B. S. Panca, “Analisis Litensi Metode PCC, NTH dan ECMP untuk Load Balance dan Failover,” J.
Strateg., vol. 2, no. 1, pp. 177–189, 2020.
[9] C. Systems, “Internetworking Technology Handbook,” in Cisco Press, 2002.
[10] E. Darmawan, I. Purnama, T. I. R. Mahardika, and I. W. S. Wicaksana, “Bandwidth Manajemen Queue Tree VS Simple Queue,” Konf. Nas. Sist. Inf., pp. 642–647, 2012.
[11] TR 101 329 V2.1.1., “Telecomunication and Internet Protocol Hamonization Over Network (TIPHON),” in General Aspects of QoS, 1999.
[12] R. Towidjojo, Konsep dan Implementasi Routing Dengan Router MikroTik – 200% Connected. Jakarta: Jasakom, 2013.
[13] wiki.mikrotik, “Manual:PCC,” wiki.mikrotik.com, 2017. https://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:PCC (accessed Jul. 07, 2021).
[14] citraweb, “Load Balance Metode ECMP,” mikrotik.id. http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=76 (accessed Jul.
07, 2021).
[15] R. Towidjojo, Mikrotik KungFu Kitab 2. Jakarta: Jasakom, 2012.
[16] citraweb, “Load Balance metode NTH,” mikrotik.id. https://citraweb.com/artikel_lihat.php?id=195 (accessed Jul. 07, 2021).
[17] J. E. Goldman and P. T. Rawles, Applied Data Communications, A business-Oriented Approach, Third Edit. John Wiley
& Sons, 2001.