• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompetensi Pedagogik Guru Sejarah Kebudyaan Islam Dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Pada Siswa MAN 1 Simeulue

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Kompetensi Pedagogik Guru Sejarah Kebudyaan Islam Dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Pada Siswa MAN 1 Simeulue"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

Judul : Kompetensi Pedagogis Guru Sejarah Kebudayaan Islam Dalam Pembelajaran SKI Bagi Siswa MAN 1 Simeulue Pembimbing I : Dr. Muslim Razali, SH., M.Ag. Pertanyaan penelitian penelitian ini adalah 1) Bagaimana kompetensi pedagogik guru SKI dalam merancang rencana pelaksanaan pembelajaran SKI pada siswa MAN 1 Simeulue?

Lampiran 8: Gambar Dokumentasi Penelitian  Lampiran 9: Darfatr Riwayat Hidup
Lampiran 8: Gambar Dokumentasi Penelitian Lampiran 9: Darfatr Riwayat Hidup

Latar Belakang Masalah

Oleh karena itu, sebagai salah satu unsur profesi pendidikan, guru harus mempunyai peran profesional dalam memposisikan kedudukannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mencoba mengkaji permasalahan tersebut lebih dalam dan menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Kompetensi Pedagogis Guru Sejarah Kebudayaan Islam dalam Pembelajaran Ski Bagi Siswa di MAN 1 Simeulue”.

Rumusan Masalah

Manfaat Penelitian

Definisi Operasional 1. Kompetensi

Sementara itu, disertasi ini fokus pada upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam dalam pengajaran sejarah kebudayaan Islam di MAN Simeulue. 20 Naziroh, “Kompetensi Pedagogis Guru PAI dalam Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa di SDN 2 Karang Kota Bandar Lampung”.

Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru

Selain penguasaan materi pada saat merancang dan menyusun RPP, guru juga harus membekali dirinya dengan penguasaan materi yang sesuai. Pengelolaan kelas dalam perancangan dan penyusunan bahan ajar, penyampaian bahan ajar dan pelaksanaan pembelajaran hendaknya dilakukan oleh guru.

Materi Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di madrasah menekankan pada kemampuan mengambil ibrah/hikmah (pelajaran) dan sejarah Islam, meniru tokoh-tokoh terkemuka dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan fenomena lainnya, untuk mengembangkan kebudayaan. peradaban Islam pada masa kini dan masa depan. Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah merupakan salah satu topik yang mengkaji tentang asal usul, perkembangan dan peranan kebudayaan/peradaban Islam pada masa lampau, dimulai dari dakwah Nabi Muhammad SAW pada masa Mekkah dan Madinah, masa kepemimpinan Madrasah. rakyat. sepeninggal Nabi Muhammad SAW, hingga berkembangnya Islam, masa klasik (golden age) pada tahun 650 M-1250 M, masa abad pertengahan/renaisans (1800 M-sekarang).

PERADABAN ISLAM PADA MASA DAULAH ABBASIYAH a) Sejarah Lahirnya Daulah Abbasiyah

PERADABAN ISLAM PADA MASA DAULAH USMANI a) Sejarah Lahirnya Daulah Usmani

PERADABAN ISLAM PADA MASA DAULAH MUGHAL DI INDIA a) Sejarah Lahirnya Daulah Mughal

BAB IV: PERADABAN ISLAM PADA MASA DAULAH SYAFAWI DI PERSIA

KEMUNDURAN UMAT ISLAM a) Kejayaan Umat Islam

PEGARUH PEMBARUAN ISLAM DI INDONESIA\

Komponen-Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) membuat perkiraan atau proyeksi terhadap seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan oleh guru dan siswa, terutama yang berkaitan dengan pembentukan kompetensi dan pencapaian tujuan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik harus mencakup seluruh unsur-unsur yang menjadi bagian dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) itu sendiri, menurut Mulyasa dalam bukunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menjelaskan tentang pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ) . ; Identitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri atas: nama sekolah, mata pelajaran, kelas, semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan alokasi waktu.

Selain itu, Mulyasa menambahkan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (LPP) yang dikembangkan harus lengkap dan komprehensif serta jelas capaiannya.41. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (LPP), guru harus menyadari bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran (LPP) yang benar akan mempengaruhi penulisan materi pembelajaran.

Evaluasi Pembelajaran

Penilaian yang dilakukan dalam penerapan kurikulum 2013 merupakan penilaian autentik yaitu pengukuran hasil belajar siswa yang bermakna secara signifikan pada ranah sikap, keterampilan dan. Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan pembelajaran saintifik sejalan dengan persyaratan kurikulum 2013. Penilaian autentik juga menekankan pada kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuannya secara nyata dan bermakna.

Kegiatan penilaian tidak sekedar meminta pengetahuan saja, melainkan kinerja aktual dari pengetahuan yang telah dikuasai sehingga penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara menyeluruh untuk menilai dari masukan, proses dan keluaran pembelajaran. Keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang mengharuskan siswa menunjukkan kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, penilaian proyek dan portofolio.48.

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Menurut Burhan Bugin, aaaa observasi atau observasi adalah kegiatan manusia sehari-hari yang menggunakan panca indera mata sebagai instrumen utamanya, di samping indera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit.53 Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berupaya menggambarkan suatu gejala, peristiwa, atau kejadian yang sedang terjadi saat ini. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi fokus perhatian, tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.54 Dalam penelitian ini, informasi yang dimaksud berupa deskripsi kompetensi pedagogik guru SKI pada mata pelajaran SKI. Pembelajaran SKI di kelas XI MAN 1 Simeulue.

Kehadiran Penelitian di Lapangan

Sesuai dengan ciri-ciri pendekatan kualitatif, yang diantaranya instrumen juga menjadi kunci, yaitu peneliti hadir secara mutlak di lapangan atau terlibat langsung dalam pelaksanaan penelitian.55. Berkaitan dengan itu, dalam pengumpulan data, peneliti berusaha menjalin hubungan baik dengan informan yang menjadi sumber datanya, agar data yang diperoleh benar-benar valid. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti akan hadir di lapangan sejak diperbolehkan melakukan penelitian, yaitu dengan mengunjungi lokasi penelitian pada jam-jam tertentu, baik terencana maupun tidak terencana.

Lokasi Penelitian

Subjek Penelitian

Instrumen Pengumpulan Data

Pedoman wawancara digunakan pada saat wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah dan guru SKI pada mata pelajaran SKI di MAlN 1 Simeulue, sehingga proses wawancara akan memberikan informasi penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teknik observasi untuk memperkuat data khususnya untuk mengetahui kompetensi pedagogik apa saja yang dimiliki guru SKI ketika melaksanakan pembelajaran SKI di MAN 1 Simeulue. Oleh karena itu, hasil observasi ini juga untuk mengkonfirmasi data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan kenyataan di sekolah, sehingga penelitian memperoleh gambaran yang lebih jelas.

Dengan demikian, hasil observasi ini juga harus mengkonfirmasi data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan kenyataan yang ada di sekolah, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih jelas. Observasi yang dilakukan peneliti mengumpulkan data dari pihak sekolah mengenai: (1) kompetensi pedagogik guru SKI MAN 1 Simeulue dalam perancangan alat ajar, (2) kompetensi pedagogik guru SKI MAN 1 Simeulue dalam pelaksanaannya pembelajaran, (3) ) kompetensi pedagogik Guru SKI MAN 1 Simeulue dalam melakukan evaluasi pengajaran.

Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data (data collection) pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara yang dibantu dengan dokumentasi terhadap sumber data yang diteliti. Diawali dengan proses pemilihan sejumlah data yang dapat diolah dan digabungkan menjadi satu informasi untuk menunjang suatu proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penyederhanaan data sangatlah penting, sehingga penelitian lebih fokus pada sasaran data yang disederhanakan dan lebih mengacu pada sistem terpusat.

Penyajian data dalam penelitian ini juga dilakukan sebagai langkah konkrit dalam memberikan gambaran data agar lebih mudah memahami data yang telah diperoleh. Walaupun penyajian datanya sangat bervariasi, ada data yang dapat disajikan dalam bentuk tertulis, tabel, diagram alir, atau grafik.

Pengecekan Keabsahan Data

Tahap-Tahap Penelitian

Proses talhalp ini dilakukan pada proses analisis akhir dengan menggunakan metode kualitatif terkait kompetensi pedagogik guru SKI dalam pembelajaran SKI di MAN 1 Simeulue. Dalam hal pengolahan daltal paldal talhalp sebelumnya digunakan alkanaln untuk analisa lebih lanjut guna melakukan pengolahan malsalalh. Hasil dari permasalahan pemecahan malsallalh ini adalah halalpkaln alkaln dalpalt memberikan alternatif perhitungan internal untuk meningkatkan kompetensi ahli pedal guru SKI dalam pembelajaran SKI di MAN 1 Simeulue.

Dalam penelitian ini peneliti membuat kesimpulan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode kualitatif. Ketika tindakan lebih lanjut diambil berdasarkan hasil kesimpulan, peneliti merumuskan hasil sehubungan dengan proses yang terjadi pada objek penelitian, dan sinyal yang dihasilkan memberikan hasil lebih lanjut dalam analisis akhir.

Profil Madrasah

  • Identitas Sekolah MAN 1 Simeulue
  • Letak Geografis
  • Data Sarana dan Prasarana

Kompetensi Guru SKI dalam Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Pembelajaran SKI pada MAN 1 Simeulue

Dari tabel di atas terlihat bahwa guru sejarah budaya Islam telah menyesuaikan susunan kata indikator agar benar-benar sesuai dengan kompetensi. Dengan demikian kesesuaian rumusan indikator dengan kompetensi dasar telah disesuaikan oleh guru sejarah budaya Islam MAN 1 Simeulue. Lihat tabel di bawah ini untuk mengetahui kompetensi pedagogi guru sejarah budaya Islam MAN 1 Simeulue dalam menyiapkan berbagai sumber belajar.

Dengan demikian, keragaman sumber belajar yang digunakan guru sejarah kebudayaan Islam di MAN 1 Simeulue ada 3 sumber belajar. Untuk mengetahui kompetensi pedagogi guru sejarah budaya Islam MAN 1 Simeulue dalam penggunaan metode pembelajaran, lihat tabel berikut.

Tabel 2.1: Kesesuaian rumusan indikator dengan KD
Tabel 2.1: Kesesuaian rumusan indikator dengan KD

Kompetensi Guru SKI dalam pelaksanaan pada pembelajaran SKI di MAN 1 Simeulue

Tabel di atas menunjukkan bahwa guru Sejarah Kebudayaan Islam menggunakan bahan ajar berupa dua buku teks. Jadi secara keseluruhan guru Sejarah Kebudayaan Islam MAN 1 Simeulue mampu memimpin kelas dengan sangat baik. Tabel di atas menunjukkan bahwa guru Sejarah Kebudayaan Islam belum menggunakan LKS, namun belum berbentuk LKS (Lembar Kerja Siswa).

Dari hasil wawancara dengan guru sejarah budaya Islam diketahui siswa tidak menggunakan LKS.82. Dari tabel diatas terlihat bahwa guru sejarah kebudayaan islam di MAN 1 Simeulue sebagian besar sejalan dengan RPP dan apa yang dipelajari.

Tabel 2.6 Kegiatan Awal  Komponen   Nilai   Yang di amati  Kegiatan Awal
Tabel 2.6 Kegiatan Awal Komponen Nilai Yang di amati Kegiatan Awal

Kompetensi Guru PAI dalam Mengevaluasi Pembelajaran SKI di MAN 1 Simeulue

Tabel di atas menunjukkan bahwa guru Sejarah Kebudayaan Islam melakukan penilaian yang beragam, namun belum memiliki instrumen yang lengkap. Dari hasil wawancara dengan guru Sejarah Kebudayaan Islam diketahui bahwa penilaian yang dilakukan bervariasi, seperti meminta siswa membaca, mengisi catatan, menghafal ayat, menghadiri dan menyelesaikan tugas. Tabel di atas menunjukkan bahwa guru Sejarah Kebudayaan Islam sehari-harinya melakukan evaluasi melalui tanya jawab.

Tabel diatas menunjukkan bahwa guru Sejarah Kebudayaan Islam MAN 1 Simeulue telah sepenuhnya menyesuaikan evaluasi dengan materi yang dipelajari. Kompetensi guru SKI dalam mengevaluasi pembelajaran sejarah budaya Islam di MAN 1 Simeulue sudah baik, namun pelaksanaan penilaiannya belum dilengkapi dengan instrumen yang lengkap.

Tabel 2.21: Pelaksanaan penilaian  Komponen   Nilai   Yang diamati
Tabel 2.21: Pelaksanaan penilaian Komponen Nilai Yang diamati

Saran

Bugin, Burhan, (2011), Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik serta Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana Prenada Media. Jejen Musfah, (2020), Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pendidikan dan Sumber Teori dan Praktek (Jakarta: Prenada media Group. Noor, Juliansyah, (2010), Metodologi Penelitian (Disertasi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah) Jakarta: Kencana Prenada Media Kelompok.

Menteri Agama Republik Indonesia, (2013), Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013, Tentang Kurikulum Madrasah Tahun 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab. Tim Penyusun Departemen Pendidikan Nasional, (2004), Pedoman Penyelenggaraan Pembelajaran di Sekolah, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Wawancara pengajar No. Rumusan

Wawancara Pengajar No. Rumusan

Ini telah secara aktif melibatkan siswa, guru sebagai fasilitator dan mencerminkan eksplorasi, elaborasi dan kegiatan. Menggunakan alat/media pembelajaran untuk memberikan contoh nyata yang menghubungkan teori dengan praktik, namun hanya memberikan informasi. Menggunakan alat/media pengajaran untuk memberikan contoh nyata yang menghubungkan teori dengan praktik dan merangsang anak berpikir kritis.

Gambar

Lampiran 8: Gambar Dokumentasi Penelitian  Lampiran 9: Darfatr Riwayat Hidup
Tabel 1.1 Jumlah Guru dan Karyawan
Tabel 1.3 Data Prasarana  No.   Jenis prasarana   Jumlah
Tabel 1.4 Data Sarana
+7

Referensi

Dokumen terkait

Guru yang mengajar di SLB Negeri Autis Medan dan Smart Aurica School terdapat identifikasi masalah yang muncul antara lain ketika progress anak berkebutuhan khusus

[r]