• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MTS ZIA SALSABILA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MTS ZIA SALSABILA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

2013

NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial

available online http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/index

KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MTS ZIA SALSABILA

1

Nurul Febriyani Harahap, Stevanie Febiola Tampubolon, Salsabila Balqis Siregar, Putra Pratama Harahap, Sri Yunita 1Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial,

Universitas Negeri Medan Abstrak

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter pada siswa. Pembentukan karakter tidak hanya di rumah saja, melainkan di sekolah karena siswa akan diajarkan mengenai sikap dan prilaku. Secara sederhana karakter dapat diartikan sebagai prilaku nilai-nilai manusia yang berhubungan dengan Tuhan, manusia dan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana peran guru profesional dalam pembentukan karakter siswa di MTS Zia Salsabila. Dalam penelitian ini data-data yang digunakan yaitu melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan analisis data yang berupa reduksi data, penyajian data, dan juga penarikan kesimpulan. Adapun hasil penelitian yaitu: 1. Guru yang mempunyai kompetensi yang profesional dapat dilihat bagaimana seorang guru tersebut dapat menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai guru. 2. Guru sebagai cerminan dari pembentukan karakter siswa, siswa akan meniru karakter guru, jadi apabila guru mempunyai karakter yang profesional maka siswa juga akan berkarakter profesional. 3. Tantangan dalam membentuk karakter siswa yaitu konsisten dan juga kesabaran dikarenakan karakter itu bukan dibentuk dalam 1 hari atau 2 hari akan tetapi dibentuk dalam kebiasaan.

Kata Kunci: Peran Guru, siswa, karakter.

PENDAHULUAN

Guru memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa melalui bidang pendidikan. Melalui peran penting tersebut, guru diharapkan

*Correspondence Address : [email protected] DOI : 10.31604/jips.v10i4.2023.2013-2018

© 2023UM-Tapsel Press

mempunyai kapabilitas dari pengetahuan, keterampilan,

kemampuan, keahlian dan talenta yang diharapkan akan mampu memberikan dampak yang baik dalam pengembangan

(2)

2014 pembelajaran siswa. Dengan tanggung jawab besar yang emban oleh guru dalam pekerjaannya, guru dituntut dapat mempunyai profesionalitas dalam pekerjaannya. Jabatan guru yaitu suatu posisi atau peran dalam sistem pendidikan yang bertanggung jawab untuk memberikan pengajaran, bimbingan, dan pendidikan kepada siswa. Guru memiliki tanggung jawab untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Guru juga seorang sosok mulia, seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang ada sebagai teladan dengan tutur kata dan tingkah laku untuk diguguserta menciptakan sebuah generasi yang berkarakter.

Profesionalitas guru adalah kemampuan dan sikap yang mencerminkan standar tinggi dalam praktik mengajar dan perilaku profesional. Guru yang profesional menunjukkan kompetensi yang kuat dalam bidang pengajaran, tingkah laku etis, dan keras untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Seorang guru dikatakan profesional apabila pada saat melaksanakan tugas belajar mengajar memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.

Dalam pengajaran yang diberikan guru terhadap siswa tidak hanya terfokus dalam pengembangan pengetahuan, akan tetapi juga dalam pengembangan sikap yang akan membentuk karakter pada siswa. Di Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Peran guru yang memiliki profesionalitas diharapkan dapat mengembangkan siswa dalam pembentukan karakternya melalui pengalaman belajar yang

didapatkan siswa didalam ataupun diluar kelas. Dalam pelaksanaannya, banyak tantangan yang harus dihadapi para guru dalam pembentukan karakter siswa, salah satunya dampak dari globalisasi yang mengakibatkan masuknya budaya-budaya serta kebiasaan bangsa luar yang dapat menyebabkan terjadinya degradasi moral.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif karena ingin melihat profesionalisme guru dalam pembentukan karakter di mts zia salsabila sehingga dibutuhkan data yang mendalam. Metode kualitatif merupakan Penelitian kualitatif adalah menurut Sugyono dalam Ditha Prasanti menjelaskan metode penelitian kualitatif adalah investigasi digunakan untuk memeriksa suatu objek betapa ilmuwannya. Subyek penelitian yaitu guru di mts zia salsabila.

Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder dan primer. Data sekunder dihasilkan dari dokumen, jurnal dan buku dan data primer dihasilkan dengan mewawancarai guru di mts zia salsabila.

Pengumpulan data objek tersebut sebagai strumen kunci, sebagai teknik melakukan pendataan digabungkan, temuan penelitian induktif dan kualitatif lebih berarti dari generalisasi (Prasanti, 2018) Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu reduksi data display data dan verifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian mengenai kompetensi kompetensi profesional guru di MTS ZIA SALSABILA Kab. Deli serdang berdasarkan wawancara menunjukkan:

(3)

2015 1. Guru yang memiliki

kompetensi menjadi guru yang profesional

Dalam menentukan guru tersebut termasuk kedalam guru yang profesional dapat dilihat dari beberapa aspek. Aspek pertama dilihat dari bagaimana guru menjalankan kewajibannya dan tanggung jawabnya sebagai guru, guru yang baik ialah guru yang dapat mencontohkan hal-hal yang baik kepada siswanya. Ketika guru tersebut bisa menjalankan tuntutan profesinya dengan baik maka guru disebut sebagai guru yang profesional, sebaliknya jika guru tidak dapat memenuhi kewajiban nya sebagai guru maka guru tersebut diragukan keprofesionalannya dan integritas nya sebagai guru. Guru harus memiliki karakter yang kuat untuk membentuk siswanya menjadi siswa yang berkarakter.

2. Pengaruh Profesionalitas Guru Dalam membentuk Karakter Siswa

Dalam dunia zaman modern sekarang karakter siswa semakin tidak karuan, di Indonesia sendiri itu dapat dilihat banyak sekali siswa yang umurnya masih muda sudah melakukan kekerasan, pencurian, dan perundungan.

Tentu saja hal ini sangat mengkhawatirkan bagi bangsa ini, dikarenakan siswa adalah penerus bangsa yang harus di jaga karakternya agar bangsa ini dapat menjadi bangsa yang maju kedepannya. Karakter buruk siswa tentu bertentangan dengan tujuan pendidikan, dimana tujuan pendidikan itu sendiri adalah sesuai dengan undang- undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (KURNIAWAN, 2017).

Dalam dunia pendidikan yang berperan penting dalam melangsungkan pendidikan adalah guru, dalam hal membentuk karakter salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah kompetensi kepribadian.

Kepribadian merupakan aspek penting yang menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, hal ini karena kepribadian merupakan keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik (Djamarah, 2012: 58). Guru memiliki peran penting dalam bidang pendidikan.

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Bab 2 Pasal 4 Tentang Guru dan Dosen, kedudukan guru sebagai tenaga professional yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. (Devy Nur Pika Putri, 2022).

Guru adalah objek yang menjadi acuan siswa dalam bertindak. Guru harus mampu mempertahankan nilai-nilai kejujuran dan keadilan. Sebagai orang yang bertanggung jawab, guru harus mengetahui dan memahami nilai, norma, moral dan masalah sosial serta berusaha menerapkan dan mengikuti norma yang berlaku. Selain itu, guru juga harus bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya (Gunawan, 2012).

Sebagai pendidik guru harus berusaha menunjukkan kepribadian yang baik, meski berat akan tetapi itu adalah kewajiban seorang guru untuk menjadi contoh bagi siswanya. Dalam pembentukan karakter siswa, keprofesionalan guru ini sangat di butuhkan karena siswa akan selalu mengikuti bagaimana gurunya bertindak di dalam proses belajar mengajar. Guru

(4)

2016 yang profesional akan selalu mencontohkan hal yang baik dalam proses belajar mengajar, ketika guru tersebut berkarakter baik, selalu mengembangkan hal positif, dan selalu menunjukkan sikap yang sopan dan santun maka semua peserta didik yang diajar oleh guru tersebut akan terbentuk karakternya menjadi siswa yang berkarakter baik.

3. Tantangan dalam pembentukan karakter siswa

Karakter siswa ini dibentuk bukan dalam waktu yang singkat, perjalanan pembentukan karakter siswa ini dimulai sejak dia berada di tingkat sekolah yang paling utama. Dalam pembentukannya guru memiliki tantangan yang cukup banyak, karena hal ini menyangkut keprofesionalan seorang guru. Dalam proses pembentukan kepribadian siswa ditemukan hambatan dan tantangan dalam mengembangkan kepribadian siswa, termasuk faktor lingkungan. Lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap kepribadian siswa melalui situasi sosial dan interaksi sehari-hari (Bhughe, 2022). Tantangan yang sangat berpengaruh bagi karakter siswa adalah peran orang tua, Pengasuhan merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan karakter seorang anak/manusia. Namun terkadang orang tua menggunakan pola asuh yang salah.

Mungkin tujuannya baik dari sudut pandang orang tua, tetapi dalam prakteknya caranya salah. Gaya mengajar yang salah pasti akan

berdampak buruk bagi

siswa/individu (Aiman Faiz, 2021).

Peran orang tua yang memahami pola asuh yang benar tentu akan mampu

mengembangkan karakter

anak/individu pada kematangan moral dan karakternya. Kegagalan dalam menanamkan dan mengembangkan karakter anak saat usia dini, dapat

membentuk karakter individu yang bermasalah saat usia dewasa (Muslich, 2010: 35). Artinya pola asuh orangtua adalah dasar dari segalanya, pendidikan dapat terbantu apabila ada dukungan yang baik dari orangtua. Salah satu yang berperan penting dalam pembentukan karakter anak adalah sekolah, dimana sekolah tempat anak itu berkembang, tantangan dalam perkembangan karakter siswa salah satunya karena faktor guru yang terlalu kasar dalam mendidik dan juga guru yang tidak peduli pada siswanya merupakan tantangan dalam membentuk karakter siswa.

Apa yang harus dilakukan guru ketika melihat siswa melakukan kesalahan, minimal memberikan nasehat dengan pendekatan humanistic mengadopsi pendekatan psikologi humanistik tentu sangat penting bagi mahasiswa. Ketika kedekatan psikologis terjalin, mudah bagi guru untuk memberikan koreksi atau nasihat kepada siswa. Tentu saja mudah bagi siswa untuk menuruti nasehat moral guru (Lickona, 1991). Tantangan selanjutnya Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda, disitulah tantangan seorang guru itu dalam membentuk karakter siswa. Guru tidak bisa berperilaku sama antara murid yang satu dengan lainnya, guru ini harus memahami betul bagaimana siswanya, sehingga guru dapat menentukan dengan cara apa dia dapat membentuk karakter siswa tersebut. Karakter siswa ini dapat terbentuk apabila gurunya melakukan kebiasaan yang baik kepada siswanya, yang membuat siswa dapat meniru bagaimana gurunya bertindak.

Dalam pembentukan karakter siswa ini, guru dituntut agar sabar dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, karena siswa memiliki karakter yang berbeda beda dan guru tidak dapat menyamakan sikapnya dalam mendidik siswa.

(5)

2017 SIMPULAN

Kesimpulan pada penelitian di sekolah MTS ZIA SALSABILA mengenai kompetensi profesionalisme guru dalam pembentukan karakter siswa yaitu sebagai berikut:

1. Guru yang mempunyai kompetensi yang profesional dapat dilihat bagaimana seorang guru tersebut dapat menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai guru. Dan juga guru yang profesional harus memiliki kepribadian yang bijaksana, dewasa, berakhlak mulia, dan juga berwibawa.

2. Guru sebagai cerminan dari pembentukan karakter siswa, siswa akan meniru karakter guru, jadi apabila guru mempunyai karakter yang profesional maka siswa juga akan berkarakter profesional, akan tetapi jika guru tersebut tidak memiliki karakter yang baik maka siswa akan mengikuti karakter yang tidak baik tersebut.

3. Tantangan dalam membentuk karakter siswa yaitu konsisten dan juga kesabaran dikarenakan karakter itu bukan dibentuk dalam 1 hari atau 2 hari akan tetapi dibentuk dalam kebiasaan, apabila kebiasaan tersebut jarang dilakukan maka tidak akan terbentuk karakter siswa tersebut. Dan juga guru harus sabar dan tidak menyamaratakan setiap siswa, karena setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terima kasih yang pertama peneliti ucapkan kepada orang tua yang telah memberikan dorongan

moral dan motivasi kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan tugas jurnal ini. Dan juga peneliti mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan artikel ini Berikutnya peneliti ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang sudah membimbing peneliti dalam proses pembuatan jurnal. Harapan peneliti semoga hasil penelitian jurnal ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

DAFTAR PUSTAKA

Aiman Faiz, B. S. (2021). Tinjauan Analisis Kritis Terhadap Faktor Penghambat Pendidikan Karakter di Indonesia. Jurnal Basicedu.

Bhughe, K. I. (2022). PERAN GURU

PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR.

Jurnal Kewarganegaraan.

Devy Nur Pika Putri, M. B. (2022).

PERAN KINERJA GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER KERJA SAMA PADA SISWA KELAS IV.

Al-Mada: Jurnal Agama Sosisal dan Budaya.

Darmadi, H. (2015). Tugas, peran, kompetensi, dan tanggung jawab menjadi guru profesional. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 13(2), 161-174.

Djamarah, S. B. (2012). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

KURNIAWAN, D. (2017). PENGARUH PROFESIONALISME GURU AGAMA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR ISLAM . JURNAL IDAARAH.

Lickona, T. (1991). Educating for Character, How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. Bantam Books.

Muslich, M. (2010). Pendidikan karakter menjawab tantangan krisis multidimensional. PT. Bumi Aksara.

Prasanti, D. (2018). Penggunaan Media Komunikasi Bagi Remaja Perempuan Dalam Pencarian Informasi Kesehatan. LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(1), 13–21.

(6)

2018 Rochman, C., & Gunawan, H. (2012).

Pengembangan Kompetensi Kepribadian Guru;

Menjadi Guru yang Dicintai dan Diteladani oleh Siswa. Bandung: Nuansa Cendekia.

Raibowo, S., Nopiyanto, Y. E., & Muna, M. K. (2019). Pemahaman guru PJOK tentang standar kompetensi profesional. Journal Of Sport Education (JOPE), 2(1), 10-15.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 1) bentuk-bentuk keteladanan guru dalam pembentukan karakter siswa kelas III 2) pengimplementasian keteladanan guru

Berdasarkan hasil penelitian, pembentukan karakter disiplin siswa SMPN 1 Sumbergempol Tulungagung oleh guru PAI dilakukan dengan kompetensi kepribadian yang

Pembentukan karakter disiplin siswa melalui kompetensi kepribadian guruyang dimiliki oleh guru PAI SMPN 1 Sumbergempol, yaitu kepribadian yang berwibawa diwujudkan

Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Karakter Religius Siswa SMPN 1 Sumbergempol Tulungagung ”. Selain itu, juja penyesuaian metode pengajaran dengan

Dalam hal ini, upaya guru kelas dalam pembentukan karakter siswa adalah peranan seorang guru membentuk karakter siswa dengan suatu kegiatan atau metode secara

Kepribadian Guru, Guru Aqidah Akhlak, Pembentukan Karakter Siswa. Penelitian dalam skripsi ini berlatar belakang dari salah satu aspek penting yang mempengaruhi terhadap

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Guru pembimbing sudah mempunyai peranan dalam pembentukan karakter peduli siswa IPS di SMA Negeri 12 Pekanbaru, hal ini diketahui

Dari hasil penelutian dapat disimpulkan dan dipahami bahwa perana yang dilakuan oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan karakter siswa kelas VIII di SMPN 2 Sukadana Lampung