• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI BENCANA DALAM MITIGASI ERUPSI GUNUNG API MERAPI (DESKRIPTIF KUALITATIF MENGENAI KOMUNIKASI BENCANA BPBD KAB. KLATEN DALAM MITIGASI ERUPSI GUNUNG API MERAPI KEPADA MASYARAKAT DESA TEGALMULYO, KEMALANG, KLATEN)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KOMUNIKASI BENCANA DALAM MITIGASI ERUPSI GUNUNG API MERAPI (DESKRIPTIF KUALITATIF MENGENAI KOMUNIKASI BENCANA BPBD KAB. KLATEN DALAM MITIGASI ERUPSI GUNUNG API MERAPI KEPADA MASYARAKAT DESA TEGALMULYO, KEMALANG, KLATEN)"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

Indonesia menempati urutan pertama dengan jumlah kematian tertinggi akibat dampak letusan gunung berapi (Magma, 2021). Hasil laporan Magma Indonesia Kamis, 15 Desember 2022 Gunung Merapi berstatus waspada level 3 (Nurmanaji, 2022). Gunung Merapi merupakan salah satu dari beberapa gunung api aktif di Indonesia yang saat ini berstatus waspada.

Para ahli yang tertarik dengan gunung berapi di dunia menyebut erupsi gunung merapi ini sebagai tipe erupsi merapi. Letusan tahun 2010 mengakibatkan hancurnya kubah lava yang memuntahkan letusan panas hingga 15 km dari puncak Gunung Merapi menuju kawah Gendol (Kartadinata et al., 2020). Untuk mendukung informasi mengenai suasana mencekam saat erupsi Merapi 2010, peneliti juga mewawancarai salah satu warga desa Tegalmulyo yaitu Pak Purnama.

Dalam wawancara dengan peneliti, Purnama juga mengatakan bahwa pada saat erupsi gunung Merapi, suasana di desa Tegalmulyo tegang dan semrawut, serta warga terpisah dari keluarganya. Wilayah Klaten memiliki kemungkinan erupsi gunung merapi yang relatif besar, dimana terdapat 3 desa yang berada di kawasan rawan bencana. Desa Tegalmulyo merupakan salah satu dari tiga desa di Klaten yang masuk dalam Zona Risiko Bencana (KRB) III akibat erupsi Gunung Merapi.

Dari permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti komunikasi bencana yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Klaten dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Merapi di Desa Tegalmulyo Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten.

Table 1 Tinjauan Pustaka .....................................................................................
Table 1 Tinjauan Pustaka .....................................................................................

Rumusan Masalah

10 26 Oktober 2022 Jainu Kepala Tata Kota Balerante menyampaikan bahwa pada tanggal 26 Oktober 2010 ada perintah evakuasi karena status Gunung Merapi akan meningkat, namun warga tidak percaya dengan informasi tersebut karena merasa ada tidak ada tanda-tanda letusan (Syauqi, 2022).

Tujuan Penelitian

Manfaat Teoritis

Manfaat Praktis

Tinjauan Pustaka

  • Komunikasi Bencana
  • Jenis Penelitian
  • Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian
  • Metode Pengumpulan Data
  • Metode Analisis Data
  • Keabsahan Data

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi berjudul “Pesan Mitigasi Bencana sebagai Kesadaran Masyarakat dalam Menanggapi Bencana. Penelitian yang dilakukan Dewi memiliki kesamaan dengan peneliti lain yaitu komunikasi mitigasi bencana, namun perbedaannya terletak pada subyek yang diteliti dan metode penelitian yang digunakan. Sosialisasi terkait penanggulangan akibat banjir dan tanah longsor yang dilakukan oleh lembaga formal dan informal belum dilakukan secara maksimal (Kurniawati, 2020).

Judul penelitian ini adalah “Komunikasi Mitigasi Bencana (Studi Kasus Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat Dalam Penanganan Bencana Alam Gempa Bumi Akibat Sesar Lembang). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. dengan pendekatan studi kasus Peneliti memiliki kesamaan topik yang dibahas yaitu komunikasi mitigasi bencana dan perbedaan penelitian ini terletak pada subyek yang diteliti dan potensi bencana yang diteliti.

Hasil dari penelitian ini adalah komunikasi yang dilakukan oleh BPBD Jabar untuk mitigasi bencana alam gempa bumi akibat sesar Lembang belum terlaksana secara maksimal. Sosialisasi terkait penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor yang dilakukan oleh lembaga formal dan non formal belum dilakukan secara maksimal. Komunikasi Mitigasi Bencana (Studi Kasus Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat Dalam Penanganan Bencana Alam Gempa Bumi Akibat Sesar Lembang).

Mitigasi bencana merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengurangi risiko bencana alam bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang sering terkena bencana alam. Tindakan mitigasi bencana dapat dibagi menjadi 3 unsur yaitu prabencana, saat bencana dan pascabencana. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, salah satu upaya yang dilakukan adalah mengurangi risiko bencana melalui mitigasi bencana.

Beberapa bentuk penanggulangan bencana berdasarkan Pasal 47, para. 2, huruf c), meliputi pendidikan, pelatihan dan penyuluhan modern dan konvensional (Lestari, 2019a). Dengan metode penelitian kualitatif ini, peneliti ingin menggali informasi berupa data yang komprehensif terkait komunikasi mitigasi bencana erupsi Gunung Merapi di Desa Tegalmulyo BPBD Kabupaten Klaten. Peneliti mengambil informan tersebut dengan kriteria tertentu dan terlibat dalam upaya mitigasi bencana letusan gunung merapi.

Tujuan penelitian ini adalah komunikasi kebencanaan terkait BPBD Kabupaten Klaten untuk penanggulangan bencana erupsi Gunung Merapi di Desa Tegalmulyo. Peneliti mewawancarai Bpk. Subur diwawancarai sebagai tokoh masyarakat dan koordinator relawan Desa Tegalmulyo yang terlibat dalam mitigasi bencana erupsi Gunung Merapi di Desa Tegalmulyo.

Saran

Klaten dalam mitigasi bencana letusan Gunung Merapi kepada masyarakat Desa Tegalmulyo Kemalang Klaten dapat disimpulkan bahwa telah ada beberapa upaya yang telah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Klaten dalam komunikasi bencana sebagai upaya mitigasi bencana antara lain: pertemuan rutin dengan masyarakat setempat (sosialisasi, pelatihan dan patroli malam), membangun mekanisme komunikasi yang informatif, memberikan umpan balik dan melakukan komunikasi aktif dengan masyarakat setempat, membentuk Kampung Dasa Bencana, Destana, Kampung Persaudaraan dan PRB, menjalin komunikasi informal dengan Grup Whatsapp dan media HT , transparansi informasi kebencanaan, kerjasama dengan media konvensional (radio dan surat kabar) dan mempublikasikan informasi melalui media sosial (Twitter, Instagram dan Youtube). Dalam konteks program dalam upaya mitigasi bencana erupsi gunung Merapi di masa mendatang, penambahan program simulasi diperlukan karena hal ini dianggap perlu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dengan praktek langsung. Evaluasi kerjasama BPBD Kabupaten Klaten terkait media dalam hal ini radio masih sebatas menyampaikan informasi kegiatan, diharapkan BPBD Kabupaten Klaten dapat membuat program sosialisasi secara berkala terkait penanggulangan bencana melalui media radio.

Menjadi evaluasi bagi BPBD Kabupaten Klaten untuk meningkatkan penggunaan media sosial sebagai media sosialisasi dan edukasi masyarakat tentang erupsi Gunung Merapi. Komunikasi Bencana Pada Masa Tanggap Darurat Dalam Rangka Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Merapi Tahun 2021 (Studi Deskriptif Kualitatif pada Komunitas Jalin Merapi, Komunitas Dukuh Sidorejo, Kemalang, Klaten).

Gambar

Table 1 Tinjauan Pustaka .....................................................................................
Gambar 1 Gunung Aktif Terbanyak di Dunia
Table 1 Tinjauan Pustaka
Gambar 2 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Rata-Rata Biaya Sarana Produksi dan Tenaga Kerja Usahatani Biofarmaka Kelompok Tani Sri Gunung Desa Gunung Gajah, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten Tahun

“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Adat Kejawen dalam Penelitian Hari dan Bulan-bulan Pelaksanaan Pernikahan (Studi Kasus di Desa Dompol Kecamatan Kemalang Kabupaten