• Tidak ada hasil yang ditemukan

konseling behavior dengan terapi muhasabah

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "konseling behavior dengan terapi muhasabah"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

Konseling Perilaku dengan Terapi Muhasabah Diri dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Berprestasi Rendah di SMPN 2 Keruak” telah memenuhi persyaratan dan disetujui untuk diuji. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan konseling perilaku dengan terapi muhasabah diri dalam meningkatkan motivasi belajar siswa berprestasi rendah di SMPN 2 Keruak.

PENDAHULUAN

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana penerapan konseling perilaku dan terapi muhasabah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa berprestasi rendah di SMPN 2 Keruak Lombok Timur. Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan konseling perilaku dan terapi muhasabah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa berprestasi rendah di SMPN 2 Keruak Lombok Timur.

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

RUANG LINGKUP DAN SETTING PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Penelitian

TELAAH PUSTAKA

Skema penelitian yang dilakukan oleh Neng Syifa Zahra berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti. Peneliti akan mengambil beberapa pelajaran dari penelitian yang dilakukan oleh Neng Syifa Zahra tentang penerapan terapi reminiscence dalam memberikan motivasi belajar pada siswa berprestasi rendah.

KERANGKA TEORI 1. Konseling Behavior

  • Terapi Muhasabah
  • Motivasi Belajar

Menurut teori behavioris, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Tetapi individu berperilaku karena menerima energi dan mempengaruhi perilaku dari dalam dirinya sendiri, yang tidak dapat dilihat dari luar.

METODE PENELITIAN

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Prosedur Pengumpulan Data a. Observasi
  • Analisis Data
  • Kredibilitas Data

Untuk mendapatkan hasil yang baik diperlukan data tertentu yang mampu memberikan jawaban yang memuaskan bagi keduanya. Data yang peneliti gunakan harus diperoleh dari sumber yang jelas, sumber data mana yang mempunyai kapasitas dalam hal-hal yang berkaitan. Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki.

Setelah data yang diperlukan terkumpul dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan, maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan analisis data. Teknik validitas data merupakan faktor penentu dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan data yang valid. Lamanya waktu peneliti berpartisipasi dalam mengumpulkan dan meningkatkan derajat kepercayaan data dilakukan dalam waktu yang relatif lama.

Ketekunan dalam pengamatan sangat diperlukan dalam suatu penyelidikan, agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dan diuji kebenarannya. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang dapat menggunakan sesuatu selain data itu untuk keperluan pemeriksaan atau pembandingan dengan data yang diperoleh melalui penggunaan teknik pengumpulan data. Teknik verifikasi data yang menggunakan sesuatu selain data untuk keperluan pemeriksaan atau sebagai pembanding data.

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Setelah membahas gambaran umum setting penelitian, Bab III meliputi analisis data seluruh variabel yang mempengaruhi kurangnya motivasi belajar siswa, proses penerapan konseling perilaku dengan terapi Muhasabah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa SMPN 2 Keruak Lombok Timur dan hasil penelitian. proses konseling perilaku dengan terapi muhasabah dalam meningkatkan motivasi siswa SMPN 2 Keruak Lombok Timur seperti identifikasi masalah, diagnosa, prognosis, pengobatan dan tindak lanjut. Diantaranya Dusun Keruak Desa Keruak dan Dusun Dasan Baru Desa Keruak yang keduanya berada di Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur Provinsi NTB.

Deskripsi Kenselor dan Konseli

  • Identitas Konselor a. Biodata Konselor
  • Penetapan dan Identitas Konseli serta Guru BK

Menurut keterangannya, guru pembimbing meninjau ulang rekap nilai ulangan sebelumnya dan kemudian mengambil sampel siswa dengan nilai terendah untuk diberikan kepada klien. Klien pertama adalah anak kedua dari tiga bersaudara, klien memiliki satu kakak laki-laki dan satu adik perempuan, kakak pertama sudah menikah dengan satu anak, dan adiknya masih duduk di kelas empat sekolah dasar. Klien beragama Islam namun dari segi ibadah klien masih dikatakan minim karena masih ada beberapa salat yang bolong.

Tutor kedua adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, tutor tersebut memiliki dua orang kakak, kedua tutor tersebut sudah menikah. Tn. Konseli bekerja sebagai penjual sayur di pasar tradisional dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Tutor ketiga adalah anak kedua dari tiga bersaudara, tutor tersebut memiliki satu kakak laki-laki dan satu adik perempuan, kakak pertama sudah SMA dan adik perempuannya masih belum sekolah.

Konseli ketiga adalah anak tunggal, Pak Konseli bekerja sebagai pegawai swasta, sedangkan ibunya berjualan nasi di rumah.

Deskripsi Masalah

Penerapan Konseling Behavior Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Berprestasi Rendah

  • Tahap Pertama
  • Tahap Kedua
  • Tahap Ketiga
  • Tahap Keempat

Pembicara (penulis) mengucapkan terima kasih kepada keempat pembimbing atas kesediaannya untuk berpartisipasi dalam bimbingan konseling perilaku. Selanjutnya pemateri membuat kontrak waktu dengan pembimbing untuk melakukan konseling perilaku, waktu yang disepakati sekitar 45 menit untuk sesi bimbingan konseling pada pertemuan pertama ini. Diakhir waktu, supervisor menanyakan bagaimana pesan dan kesan supervisor dan mendiskusikan sesi konseling selanjutnya.

Kegiatan selanjutnya adalah melakukan penataan dengan menjelaskan kepada siswa tentang bagaimana pelaksanaan bimbingan konseling perilaku. Pada tahap transisi, penyaji mencoba menjelaskan kembali maksud dan tujuan pelaksanaan bimbingan konseling perilaku. Kegiatan bimbingan konseling perilaku dilanjutkan setelah siswa dipastikan siap untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Pemateri berusaha meyakinkan para konseli bahwa pelaksanaan konseling perilaku ini terjamin kerahasiaannya. Kemudian konseli diminta untuk memberikan pesan dan kesan terhadap kegiatan bimbingan konseling perilaku pada pertemuan kedua. Selanjutnya narasumber dan konseli membahas pelaksanaan bimbingan konseling selanjutnya, setelah disepakati layanan konseling bimbingan perilaku diakhiri dengan doa dan salam.

Penerapan Terapi Muhasabah Diri dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Berprestasi Rendah Motivasi Belajar Siswa Berprestasi Rendah

  • Identifikasi Masalah
  • Diagnosis
  • Prognosis
  • Terapi (Treatment)

Penerapan Terapi Muhasabah Diri dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Berprestasi Rendah Motivasi Belajar Siswa Berprestasi Rendah. Pada langkah ini konselor menentukan jenis terapi yang sesuai dengan kasus yang dialami konseli yaitu dengan menggunakan terapi refleksi diri. Terapi muhasabah diri adalah terapi melalui penilaian diri dengan memberikan nasihat dari ayat dan hadits serta motivasi kepada konseli.

Tujuan dari terapi muhasabah adalah agar konseli dapat menilai setiap perilaku yang dilakukannya dan mengubah perilaku negatif menjadi pribadi yang positif. Terapi muhasabah adalah terapi yang bekerja menilai, introspeksi dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan setiap saat. Sedangkan manfaat terapi muhasabah adalah untuk mengetahui apa rasa malu dari setiap perbuatan yang dilakukannya.33 Rasa malu yang dimaksud merupakan bahan evaluasi diri untuk dipikirkan agar tidak terulang kembali.

Ketika kedekatan emosional yang telah terbangun diharapkan konselor bersedia mengikuti langkah-langkah kegiatan konseling dengan pendekatan self-reflective therapy. Pada fase atau hari kedua ini, konselor meninjau kembali terapi refleksi diri tahap pertama yang diberikan konselor sebelumnya dengan menanyakan apa yang dilakukan konselor setelah memberikan fase pertama. Pada tahap akhir dari proses terapi muhasabah ini, konselor memotivasi tutor untuk selalu mendengarkan perintah orang tuanya, memiliki keyakinan bahwa dirinya bisa menjadi lebih baik lagi, dan setiap kali ingin melakukan keburukan selalu membaca kalimat istighfar. , agar hatinya selalu tenang.

Kendala-Kendala yang Dialami dalam Pelaksanaan Konseling Behavior dan Terapi Muhasabah

Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan nasihat adalah hal-hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan nasihat di sekolah. Apabila kegiatan bimbingan dan nasehat yang telah direncanakan sebelumnya tidak dapat berjalan dengan baik, maka kegiatan tersebut menemui kendala dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling memerlukan kerjasama antara guru, siswa dan orang tua agar pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dapat terlaksana dengan efektif.

Namun pada kenyataannya belum terjalin kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan guru pembimbing dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan nasehat. Cukup sulit untuk menjelaskan materi pengantar terapi perilaku dan terapi refleksi diri kepada siswa sekolah menengah. Konselor memulai pembicaraan dengan sedikit tawa untuk mencairkan suasana agar klien semakin tertarik untuk mengikuti proses konseling.

Sama halnya dengan konseli, teman-teman konseli juga merupakan siswa SMA, dimana peneliti mengalami sedikit kesulitan dalam menjelaskan perilaku konseling dan terapi refleksi diri. Namun dengan bantuan guru bimbingan konseling yang memberikan pengertian kepada siswa, akhirnya konseli dapat mencari informasi dari teman-teman konseli. Proses konseling membutuhkan tempat yang menyenangkan, tanpa gangguan seperti kebisingan, karena proses konseling membutuhkan keseriusan.

PEMBAHASAN

Hubungan Teori Dengan Penerapan Konseling Behavior dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Berprestasi Rendah Di

Teman-teman klien juga mendukung klien agar klien mau berubah untuk rajin belajar. Penulis mencoba menjanjikan hadiah kepada klien jika nanti nilai pelajaran klien di sekolah berubah. Oleh karena itu, dalam prosesnya, penulis terus memberikan insentif positif kepada klien di lapangan, juga dibantu oleh beberapa teman dan guru klien.

Penulis juga meminta anggota keluarga konseli di rumah untuk memberikan stimulus yang positif kepada konseli. Dalam wawancara penulis dengan konseli, konseli pada dasarnya sangat ingin berubah, ingin mendapatkan nilai yang bagus di sekolah. Yang membuat rendahnya motivasi belajar konseli juga disebabkan kurangnya pengetahuan konseli tentang pentingnya belajar untuk masa depan.

Oleh karena itu, penulis memberikan gambaran tentang akibat yang akan datang bagi orang yang malas belajar, dan tentunya pandangan yang positif tentang manfaat yang akan diperoleh di masa depan bagi orang yang rajin belajar. Penulis berpendapat bahwa pemaparan teori-teori perilaku konseling pada bab sebelumnya telah terimplementasikan dengan baik dalam praktek. Hubungan antara teori dan penerapan terapi muhasabah diri dalam meningkatkan motivasi belajar siswa berprestasi rendah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa berprestasi rendah.

Hubungan Teori Dengan Penerapan Terapi Muhasabah Diri dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Berprestasi Rendah dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Berprestasi Rendah

Dengan pemahaman tersebut, penulis mencoba mengajak konselor untuk menganalisa diri, mengingat perilaku-perilaku negatif yang sering dilakukan. Menurut penulis, terapi naratif yang dibarengi dengan konseling perilaku sangat membantu proses peningkatan motivasi belajar pembelajar. Tanpa kesadaran dari dalam, pengaruh dari luar tidak akan bekerja secara optimal.

Dalam terapi refleksi diri ini berbeda dengan konseling perilaku dimana proses konseling dilakukan secara bersamaan atau berkelompok. Pada tahap ini, konseli diminta untuk menceritakan lebih dalam tentang perilaku negatif yang sering dilakukannya. Selain itu, konselor berbicara lebih dalam tentang masalah yang dialaminya di sekolah, di rumah, dan di lingkungan lain.

Penulis melakukan terapi secara bergantian, karena perlakuan yang diberikan pada masing-masing konselor cukup berbeda. Penulis meminta konselor untuk meluncur kembali ke masa lalu, kemudian penulis mengarahkan bahwa perilaku negatif masa lalu tersebut hanya dapat merugikan konselor. Karena itu penulis memanfaatkan secara maksimal beberapa ayat Al-Qur'an atau hadits Nabi Muhammad SAW untuk mengajak konselor introspeksi diri.

PENUTUP PENUTUP

Saran

Konseli harus terus menindaklanjuti dan meningkatkan motivasi belajarnya agar dapat mencapai tujuan belajar dan prestasi belajar yang lebih baik. Bimbingan dan konseling diharapkan dari guru agar dapat melakukan layanan konseling perilaku dan terapi refleksi diri sehingga dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa berprestasi rendah. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang perilaku kedisiplinan yang sesuai dengan tata tertib hendaknya dapat bekerjasama dengan pihak lain seperti orang tua dan wali kelas/guru mata pelajaran, dan sebelum melakukan bimbingan dan konseling diharapkan dapat memberikan layanan konseling individual untuk mengetahui mendalami masalah-masalah yang berkaitan dengan disiplin perilaku konselor.

Cholid Narbuko, Forskningsmetodologi, Jakarta: Bumi Aksara, 2004 Dedy Mulyana, kvalitativ forskningsmetodologi Bandung: PT-studerende.

Referensi

Dokumen terkait

The technique used in data collection The technique used in data collection are as follow (adapted from Efron & Ravid, 2019, p. Choose a review topic and formulate