PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Beberapa penelitian menjelaskan tentang bentuk-bentuk Syirik, kegunaannya dalam bisnis modern, dan hukum Syirik menurut Imam Syafi'i yaitu, partisipasi (Syirkah) dalam pemahaman Islam baik dari segi sumber hukum, rukun dan syaratnya, serta dari sudut pandang hukum. akhir Syirik. Tujuan penelitian ini didasarkan pada permasalahan diatas, Penulis ingin mengetahui secara jelas tentang konsep Syirkah menurut Imam Hanbali dan Imam Syafi'i tentang Syirkah serta perbedaan pendapat para Imam mengenai Syirkah.
Rumusan Masalah
Penulis meyakini belum ada yang menulis tentang konsep Syirkah dalam bentuk artikel ilmiah (skripsi), dan penulis juga ingin mengangkat sistem ekonomi Islam (Syirkah) agar dapat menghadapi secara jelas sistem perekonomian saat ini, dan mempertimbangkan hal-hal yang relevan dengan konsep Syirkah, khususnya menurut Imam Hanbali dan Imam Syafi'i. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang konsep Syirkah menurut Imam Hanbali dan Imam Syafi'i.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Definisi Istilah
Ayahnya bernama Idris bin Abbas bin Usman bin Syafi'i bin al-Saib bin Abdul Manaf manakala ibunya bernama Fatimah binti Abdullah bin al-Hasan bin Husain bin Ali bin Abi Talib. Beliau adalah seorang ulama mujtahid (pakar fiqh) dalam fiqh dan salah seorang daripada empat Imam mazhab yang terkenal dalam Islam. 21.
Tinjauan Penelitian Relevan
Penelitian Windiyan Ngesti berjudul “Pemikiran Imam Syafi’i Tentang Syirkas dan Pentingnya Terhadap Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.” 21 Tahun 2008, dapat dikatakan bahwa konsep Syirkah menurut Imam Syafi'i erat kaitannya dengan konsep Syirkah dalam UU No.
Landasan Teori
Menurut Imam Syafi'i Syrkah, hak tetap adalah dimiliki oleh dua orang atau lebih ke atas sesuatu (harta) secara keseluruhan. membenarkan satu sama lain menggunakan harta tersebut. e.) Untung dan rugi diterima mengikut saiz harta individu. Syrikah Inan adalah persatuan yang dibuat oleh pemodal untuk menyerahkan harta masing-masing untuk digunakan sebagai modal perdagangan bagi tujuan mencari wang.
Menurut Taqiyuddin an-Nabbni, perusahaan ‘Inan adalah suatu perusahaan antara dua badan usaha yang mempunyai harta milik sendiri-sendiri, dengan kata lain dua orang menjalankan suatu usaha dengan harta miliknya sendiri untuk mengurus badannya (bekerja) bersama-sama, dan kemudian keuntungannya adalah dibagi di antara mereka.. Karena setiap nasabah menyediakan dana perusahaan dan dengan izin untuk mengelola dana tersebut, masing-masing perusahaan mewakili perusahaan. Setiap perusahaan boleh saja melakukan transaksi jual beli dengan alasan tertentu yang diyakini akan menguntungkan perusahaan lain.
Keuntungan yang diperoleh dari transaksi ini sesuai dengan kebutuhan modal masing-masing dan sebaliknya jika mengalami kerugian disesuaikan juga dengan modal disetor. Perusahaan abdan ini adalah suatu perusahaan yang dijalankan oleh dua orang atau lebih dengan satu kesatuan dari masing-masing pihak, tanpa ada satupun harta kekayaannya.
Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis yaitu dengan menjelaskan secara sistematis pembahasan materi seperti Syirka, serta pemikiran Imam Hanbali dan Syafi'i tentang Syirkah yang diambil dari sumber (buku, kitab, majalah, internet). Penelitian dan pembahasan dalam proposal disertasi ini menggunakan pendekatan normatif, historis, filosofis dan ekonomi Islam, yaitu pendekatan yang didasarkan pada dalil-dalil yang digunakan Imam Syafi'i sebagai istinbat dalam menentukan syirkah, khususnya dari segi syarat hukumnya. Data primer berasal dari referensi kitab-kitab fiqih dimana kitab yang dijadikan rujukan oleh Imam Hanbali adalah kitab Musnad Ahmad bin Hanbal sedangkan kitab Imam Syafi'i yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini adalah kitab Al-Quran yang diterjemahkan. -Umm bagian 11 hal. 383-388, kitab Subul al-salam yang berisi alasan-alasan batalnya syirkah, salah satu karya Imam Syafi'i.
204, Kitab Al-majmu Pengertian Syirkah, Kitab Mughni al-muntaj, Kitab Al-Muhadzzib fil Fiqh Al-Imam Syafi'i, terbitan Beirut Dar Polar Al-Ilmiyah, Juz II, hal. 158, kemudian kitab Budyatul Mujtahid jilid II terbitan Syirkah Mkahtabah Mamath ba'ah Mustafa al-Hakby, karya Ibnu Rusyd, dan artikel-artikel yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu mengenai akad syirkah, serta pemikiran para Imam Hanbali dan Imam Syafi'i mengenai Syirkah dan data – data lainnya.45 Data sekunder ini dapat menjadi bahan pelengkap penelitian untuk membuktikan bahwa penelitian tersebut lebih valid, sehingga membantu peneliti untuk memecahkan permasalahan dan menyelesaikannya dengan baik. 45 Buku Al-Muhadzzib fil Fiqh Al-Imam Syafi'i, terbitan Beirut Dar Polar Al-Ilmiyah, Juz II, hal.
Dalam hal ini penulis akan membahas konsep Syirkah secara khusus menurut Imam Hanbali dan Imam Syafi'i kemudian diperluas pada pendapat mereka.46. Dalam hal ini penulis akan menjelaskan konsep Syirkah menurut Imam Syafi'i dan Imam Hanbali.
PEMIKIRAN IMAM SYAFI’I TENTANG SYIRKAH
Riwayat Hidup Imam Syafi’i
Namun Bagdad telah berubah pada masa itu, berbeda dengan saat Imam Syafi'i berada di sana puluhan tahun lalu. Dalam suasana seperti ini, Imam Syafi'i biasa bergaul dengan Muhammad Hasan dan memperhatikan kitab-kitab ulama' Irak. Kitab Al-Umm memuat persoalan-persoalan Fiqih yang dibahas berdasarkan pokok-pokok pikiran Imam Syafi'i dalam Al-Risala.
Lebih-lebih lagi kitab Al-Risalah merupakan kitab pertama yang ditulis oleh Imam Syafi'i pada usia muda. 60 Abu Bakar al-Baihaqy dalam kitab ‟Ahkȃm al-Qur’an, bahawa karya-karya Imam Syafi’i cukup banyak, h. Inilah kitab karangan Imam Syafi'i sebagai karya terbaik bagi orang yang ingin memahami fiqh mazhab Syafi'i.
Kemudian mereka berselisih paham apakah modal yang berbeda harus dibagi rata. Imam Syafi'i mengatakan cara tersebut tidak diperbolehkan. Menurut Imam Syafi'i, kerja sama seperti ini adalah kerja sama yang semu... masing-masing pihak harus mendapat imbalan atas pekerjaannya. Menurut Imam Syafi'i, konsep syirkah harus memenuhi beberapa unsur seperti: adanya percampuran harta, pengerjaan harta (badan usaha) dan pembagian keuntungan.
Adalah lebih baik jika konsep syirik menurut Imam Syafi'i digabungkan dengan konsep syirik menurut Imam Hanbali dan beberapa mazhab lain.
Guru-Guru dan Murid Imam Syafi’i
Pendapat Imam Syafi’i Tentang Syirkah
PEMIKIRAN IMAM HANBALI TENGTANG SYIRKAH
- Riwayat Hidup Imam Hanbali
- Pendidikan Imam Ahmad ibn Hanbal
- Guru-Guru dan Murid Imam Hanbali
- Karya-Karyanya
- Pendapat Imam Hanbali Tentang Syirkah
Ayahnya meninggal dunia sebelum dia dilahirkan, oleh sebab itu Imam Ahmad ibn Hanbal mengalami keadaan yang sangat sederhana dan tidak tamak. Maka, Imam Ahmad dan beberapa sahabatnya telah dipenjarakan dan diseksa sehingga tamat pemerintahan al-Mu'tasim. Orang-orang terkenal yang meneruskan fiqh Imam Ahmad ibn Hanbal yang zamannya agak jauh darinya.
Menurut bahasa, pengertian Syirkah adalah campuran, dan menurut mazhab Hanbali dalam kitab al-Iqna’ fi Fiqh al-Imam Ahmad bin Hanbali dan dalam kitab al-Mughni ibnu Qudamah. 98 Abdullah bin Qudamah al-Muqodasiy Abu Muhammad, al-Kafi fi Fiqh al-Imam Ahmad bin Hanbal, (Mazhab Shaamilah) jilid 2, hlm Menurut bahasa, pengertian Syirkah ialah campuran, dan menurut mazhab Hanbali. dalam kitab al- Iqna' fi Fiqh al-Imam Ahmad bin Hanbali dan dalam kitab al-Mughni ibn Qudamah.
112 Abdullah bin Qudamah al-Muqodasiy Abu Muhammad, al-Kafi fi Fiqh al-Imam Ahmad bin Hanbal, (mazhab Shaamilahs) mengikat 2, s. 118 Abdullah bin Qudamah al-Muqodasiy Abu Muhammad, al-Kafi fi Fiqh al-Imam Ahmad bin Hanbal (shamilah-skolen) mengikat 2, s.
ANALISIS PERBANDINGAN IMAM SAFI’I DAN IMAM HANBALI
Konsep Syirkah Menurut imam Syafi’i
Secara keseluruhan, pemenuhan dua unsur yang relevan dari ketiga unsur Syirkah menurut Imam Syafi'i dengan UU No. Imam Syafi'i menyatakan bahwa dalam Syirka, pembagian keuntungan tergantung pada modal yang disepakati, begitu pula dengan kerugiannya. Dalam pertemuannya dengan Imam Syafi'i, beliau mampu mengkaji fiqh, ushul fiqh, nasikh dan mansukh serta kesahihan hadis.
Konsep Syirkah menurut Imam Hanbali
Menurut penulis, hal ini menunjukkan gaji yang diterima masing-masing pihak sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Syirkah 'Inan adalah perkumpulan/kerjasama antara dua orang yang harta kekayaannya dijadikan modal untuk memperoleh keuntungan dan membaginya menurut besarnya modal yang digunakan dan kerja diantara keduanya. Syirkah wujuh adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam jual beli dengan kredibilitas/nama baik orang yang bekerjasama sebagai jaminannya.
Kewajiban mereka kepada pemilik toko adalah harga sewa yang harus dibayar sesuai dengan kegunaan toko tersebut untuk menunjang usaha masing-masing anggota perkumpulan.114. Syirkah mudharabah adalah berkumpulnya dua orang yang berkumpul untuk berdagang, yang satu sebagai pemodal dan yang lain sebagai pengelola dengan kerugian ditanggung oleh pemilik modal. Ibarat seseorang yang mempunyai sebidang tanah untuk ditanami kemudian ia bekerja sama dengan orang yang ahli dalam bertani dan kemudian hasil panennya dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan.
Syirkah atau persekutuan dengan demikian adalah suatu perjanjian kerjasama antara dua orang atau lebih (para pihak) untuk melaksanakan suatu kegiatan usaha tertentu; sebagai masing-masing pihak saling. Di sisi lain, keuntungan dari usaha patungan juga dibagi sesuai peran dan tanggung jawab masing-masing.
Persamaan dan Perbedaan Pandangan antara Imam Syafi’I dan Imam
Menurut Imam Syafi'i, Syirkah Abdan dianggap tidak sah karena tidak ada harta bendanya dan ada unsur penipuan karena tidak diketahui derajat pekerjaan yang dilakukan orang lain. Sedangkan menurut syirka ulama Hanbali Abdan diperbolehkan karena tujuan syirka adalah mencari keuntungan. Menurut Imam Syafi'i dianggap tidak sah karena tidak adanya pembauran harta/modal dalam perkumpulan/kemitraan, maka kredibilitas/nama baik seseorang sulit diukur hingga mampu mewakili seseorang dalam perkumpulan/ kemitraan.
Sedangkan menurut imam syirkah Hanbali, bentuk ini diperbolehkan secara hukum karena pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan dua orang atau lebih dalam jual beli didasarkan pada kehandalan/nama baik orang yang bekerjasama sebagai jaminan. Kemudian, dalam melakukan perbuatan syirik menurut Imam Siyafi harus dipenuhi beberapa syarat, antara lain jenis harta masing-masing pihak harus sama sifatnya, harta milik masing-masing pihak harus sama besarnya, dan keuntungan hasil kerjasama harus sama. dibagikan, sesuai dengan jumlah modal yang diperlukan, yang mereka berikan. Konsep Syirkah menurut Imam Hanbali yaitu perjanjian dalam penguasaan dan penggunaan harta, dapat diartikan Syirkah menurut Imam Hanbali adalah perjanjian dalam kepemilikan atau penggunaan harta.
Ngesti Windiyan dengan judul “Pemikiran Imam Syafi’i Tentang Syirkas dan Pentingnya Terhadap Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah” Skripsi; Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Intan : Lampung. Kajian Pemikiran Imam Syafi'i Tentang Syirkah” Skripsi; Fakultas Ilmu Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasi: Riau, 2013.
PENUTUP
Simpulan
Kecuali jika kedua-duanya ada hubungannya, keduanya mempersiapkan (mufȃwaḍah) pencampuran harta bersama, menggarap harta itu dan membagi keuntungan bersama-sama, maka demikianlah.
Saran
Burhanuddin Susanto, “Pendapat Al-Mazahib Al-Arab'ah tentang Bentuk Syirkah dan Penerapannya dalam Bisnis Modern. Deny Setiawan “Kerjasama (Syirkah) Ekonomi Islam; Jurusan Ilmu Ekonomi, Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Riau, Kampus Bina Widya: Simpang Baru – Pekanbaru, 2013. Wizarat al-Auqaf wa al-Syu'uniyyah al-Islamiyyah-Kuwait, al-Mausu'ah al -Fiqhiyyah al-Kuwaitiyah.