• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP 'ARSY MENURUT FAHMI BASYA - Digilib UIN SUKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KONSEP 'ARSY MENURUT FAHMI BASYA - Digilib UIN SUKA"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Nasional Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk memenuhi beberapa persyaratan untuk memperoleh gelar. Keempat saudaraku di dunia ini “mengurus” anak cucunya, meski mereka belum pernah bertemu sekalipun di dunia ini. Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga yang membuka pintu ilmu agama dan kehidupan.

Transliterasi merupakan kata-kata Arab yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543b/U/1987.

Kata sandang alif lam yang diikuti huruf Qomariyyah maupun Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan "al"

Abdul Mustaqim, M.Ag selaku ketua Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga 4. Seluruh dosen Jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin Ilmu Agama dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Fahmi Basya beserta pengurus yang memberikan izin penelitian ini juga mengucapkan terima kasih karena telah mengirimkan 1 paket bahan penelitian gratis (2 DVD Matematika Islami dan Kitab Asmaa'ul Husnaa versi Al-Qur'an & Rahasia Sholat + versi DVD).

UKM JQH ​​al-Mizan UIN Sunan Kalijaga, khususnya Ex.PH Mb Epi, Mb Aisy, Mb Astri, Teh Sabriani, Pak Xsan dan Pak Faiz (pernah menyeka keringat bersama dan mendapat pengalaman berharga). Penghuni kost dan cottage yang saya garap untuk membuat karya: Kost Mas Anjar Tilawah (jadi tahu HTML dan PHP), Kos Syech Miski al Madury (terima kasih atas motivasi dan tumpukan buku di ruang permainan) berperan membantu penelitian), Akang Asep & Ubai CSS Moras Asrama semua (Hatur Nuhun benar-benar mengarahkan materi), Omah Qur'an (Pak Haidar, Guse Hamam, Guse Aufal, Kang Marno), semua jam'ah Omah Corongan tanpa terkecuali. Kata 'arsy' dalam Al-Qur'an sering kali ditafsirkan oleh para ahli tafsir dengan makna yang berbeda-beda.

Bahkan di antara para teolog terdapat perdebatan dan ketidaksepakatan yang tajam; Hal ini tidak hilang karena sebagian besar kata 'arsh dalam Al-Qur'an berkaitan dengan sifat Z|at Allah sehingga menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. Salah satu pemerhati Alquran di Indonesia yang juga menafsirkan ayat Alquran tentang 'arsy adalah Fahmi Basya yang mempunyai latar belakang matematika dan kemudian mendalami matematika Islam. Sumber utama yang digunakan adalah buku Fahmi Basya yang berjudul “Borobudur & Warisan Nabi Sulaiman”.

Hasil penelitian pemahaman konsep ‘arsy’ yang ditawarkan oleh Fahmi Basya adalah ia memaknai ‘arsy’ sebagai bangunan dengan menghilangkan makna dasar ketinggian, ada bagian bumi yang menyerupai langit, lalu dipahami sebagai tanah Saba' yang mengacu pada 'arsy Saba' yang merupakan gambar (miniatur) langit. Sifat Az}i>mian 'arsh tercermin dalam bentuk stupa induk Borobudur, sandi 'arsh yang dibawa oleh delapan bidadari bersayap dua, tiga, dan empat dari Q.S al-Fatir [35] .1, Q.S al-Haqa>h [ 69 ].17 juga tercermin dari jumlah stupa yang mengelilingi stupa induk. Fahmi Basya menyertakan foto pengamatan air yang menetes ke air, memperlihatkan bangunan di atas air seperti pada ayat dan 'Bahtera-Nya di atas air.' Q.S Hu>d [11].7.

Arsy Saba' awalnya terletak di kompleks Istana Boko, dipindahkan ke puncak Arupadhatu Borobudur oleh seseorang yang mempunyai ilmu Kitab atas perintah Nabi Sulaiman. Konsep 'arsy Fahmi Basya mempunyai kemanfaatan aktualisasi, tidak terkekang oleh perdebatan tafsir klasik dan kreatif mengapresiasi kandungan numerik ayat-ayat Al-Qur'an. Kekurangannya adalah tidak sepenuhnya memenuhi syarat keilmuan, kurang konsisten dalam penerjemahan Al-Qur’an dan tidak historis.

Model Fahmi Basya dalam menyikapi objek pemahaman (teks) cenderung bersifat subyektivis mainstream, dalam artian menitikberatkan pada peran pembaca.

Tabel 2.1 Kata ‘Arsy dalam Al-Qur’an .................................................................
Tabel 2.1 Kata ‘Arsy dalam Al-Qur’an .................................................................

Latar Belakang Masalah

Sebagai kitab yang membawa petunjuk bagi kehidupan manusia, tidak mengherankan jika dalam perjalanannya dari masa kemunduran hingga saat ini banyak perhatian yang tertuju pada pengkajian petunjuk dan perolehan pemahaman terhadap kandungan Al-Qur’an.5 Apresiasi ini kemudian diucapkan. dalam jutaan volume buku, generasi demi generasi. Produk penilaian berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan kecenderungannya, namun semuanya mengandung kebenaran, karena Al-Qur'an ibarat permata yang memancarkan berbagai cahaya sesuai sudut pandang masing-masing individu.6. Para pemerhati Al-Qur’an kemudian mengapresiasinya dalam bentuk tulisan atau rangkaian teks turunan (teks turunan adalah teks kedua jika Al-Qur’an dipandang sebagai teks pertama) yang menjadi pengungkap makna yang terkandung di dalamnya.7 Hal ini Karya teks kedua inilah yang kemudian menjadi sebuah buku dalam banyak jilid yang kemudian apresiasi ini disebut sebagai karya tafsir.

Pengertian tafsir itu sendiri merupakan produk penafsiran para ahli tafsir mengenai pemahaman suatu ayat atau beberapa ayat dalam Al-Qur’an dengan metode pendekatan tertentu, sehingga makna-makna yang kabur, global atau hal-hal yang terkesan bertentangan menjadi lebih jelas. dan secara lebih rinci. 8. Dengan menjalin hubungan yang lebih luas, maka terbuka kebebasan mengapresiasi penafsiran Al-Qur'an dengan gaya dan kecenderungan penafsiran sesuai disiplin keilmuan penafsir.9 Penghormatan terhadap Al-Qur'an terus berkembang dan memasuki dunia modern. -era modern. Pengembangan rasa hormat ini diperkuat dengan karakter menghidupkan kembali “spirit” Al-Qur’an sebagai pedoman dan kitab petunjuk.10 Penguatan juga terjadi dalam kontekstualisasi, tanpa lain mengacu pada spirit Al-Qur’an dan pendalaman materi dengan menawarkan metode tematik.

Keberagaman karya sastra yang mengapresiasi Al-Qur’an terus bertambah dan beragam seperti yang telah dijelaskan di atas, yang digariskan karena teks Al-Qur’an merupakan suatu sistem tanda, meskipun terbatas namun tetap mengandung makna yang berbeda-beda akibat adanya proses. arti. 11. Dari sekian banyak nama pemerhati Alquran di Indonesia, salah satunya adalah Fahmi Basya. Dengan latar belakang keilmuan yang akurat, mengamati Al-Qur'an dan melakukan penelitian, hal tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk powerpoint yang diunggah ke internet atau kemudian disebut buku terbang.

Materi yang disampaikan merupakan apresiasi terhadap tafsir Al-Qur'an Fahmi Basya, dengan petunjuk ilmu pengetahuan yang muncul dalam Al-Qur'an itu sendiri yang mengajak kita untuk merenungkannya sebagai tanda-tanda kebesaran Tuhan pencipta alam. Basya cenderung menafsirkan ayat tersebut. Al-Quran lebih banyak membahas tentang perbandingan yang dirumuskan dalam ilmu perhitungan matematis. Pemikirannya tidak hanya dituangkan dalam buku terbang tetapi juga dalam bentuk buku, seperti Fenomena Sejuta, Bumi Adalah Al-Qur'an, Matematika Islam, Borobudur & Pusaka Sulaiman dan beberapa buku lainnya. Konsep Aksioma 19 dalam Al-Qur'an menurut Fahmi Basya,” Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga, 2005, hal.

Tak berhenti sampai disitu, Fahmi Basya juga menyatakan bahwa Istana Boko merupakan kerajaan Ratu Bilqi. Hal menarik lainnya dari pemikiran Fahmi Basya adalah untuk mendukung argumen tersebut terdapat naskah Al-Qur'an yang dibentuk dengan perhitungan matematis. Topik ayat-ayat penting adalah topik ayat-ayat yang menjelaskan 'arsy, beberapa ayat dalam Al-Qur'an tentang 'arsy disertakan dan tersebar di beberapa halaman dan bab dalam kitab tersebut.

ٱيِلَّذ

Selain itu disebutkan bahwa sebagian bangunan dari Istana Boko dipindahkan dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya ke Candi Borobudur, sesuai cerita perintah Nabi Sulaiman untuk memindahkan 'arsy Bilqi>s.15. Dari sekian banyak ayat yang digunakan, ada satu tema yang berperan penting dalam memperkuat argumentasi pendapatnya.

م ذسل

وٱ

ةذتِس

ماذي َ َ أ

  • Rumusan Masalah
  • Tujuan dan Kegunaan
  • Telaah Pustaka
  • Metode Penelitian
  • Sistematika Pembahasan
  • FAHMI BASYA

Hal ini juga cocok dengan bentuk 'arsy di Candi Borobudur seperti 'arsy Saba' yang dipindahkan. Hal ini merujuk pada pemikiran Fahmi Basya dan khususnya konsep ‘arsy’, karena kajian tersebut masih membuka ruang penelitian yang sangat luas. Pertama, tesis Hadi Mafatih, mahasiswa Fakultas Tarbiyah yang berjudul Konsep Aksioma 19 dalam Al-Quran Menurut Fahmi Basya (Kajian Analisis Buku Matematika Islam).

Buku ini dilengkapi dengan pemetaan ayat-ayat Kauniyah dalam Al-Qur'an, mengelompokkannya menjadi 3; klasifikasi subjek, klasifikasi surah, dan klasifikasi ayat. Achmad Baiquni dalam Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan Alam juga membahas tentang ayat-ayat alam. Kitab ini menempatkan Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk yang memuat berbagai instrumen yang bertujuan membimbing manusia menuju tauhid dan kemaslahatan hidup.

19 Kementerian Agama Republik Indonesia, Penciptaan Alam Semesta dari Sudut Pandang Al-Qur'an dan Hadits (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), hal. Deskriptor cocok untuk menganalisis data guna mencapai pemahaman dengan cara mengelompokkan setiap bagiannya menjadi suatu kajian yang kompleks.20 Dalam penelitian ini mendeskripsikan tema-tema 'arsi dalam Al-Qur'an, kemudian biografi para tokohnya, kemudian fokus pada uraian dan bab-babnya. dalam buku yang membahas tentang konsep 'akal' menurut Fahmi Basya. Eksplorasi terkait penjelasan definisi menurut bahasa, ayat-ayat Al-Qur'an terkait topik Arsh, serta opini masyarakat, peneliti/penafsir, ahli mengenai tafsir Arsh.

Bab keempat adalah konsep ‘arsy’ yang ditawarkan oleh Fahmi Basya, Analisis konsep ‘arsy’ yang diperkenalkan oleh Fahmi Basya. Dengan ilmu matematika, Fahmi Basy melakukan rumus dan perhitungan dalam analisis dan tafsir Al-Qur'an. Menurut Fahma Basya, konsep ‘arsy merupakan suatu kesatuan sistemis yang mengacu pada hakikat ‘arsy yang menampakkan diri dalam wujud dengan menjadi miniatur ‘arsy.

Konsep 'arsy' Fahmi Basya memiliki keunggulan aktualisasi, tidak dibatasi oleh perdebatan tafsir klasik dan kreatif dalam mengapresiasi kandungan numerik ayat-ayat Al-Qur'an. Demikianlah penelitian konsep 'Arsy menurut Fahmi Basya, semoga dapat melengkapi penelitian yang sudah ada, meskipun peneliti berusaha semaksimal mungkin, keterbatasan pengetahuan dan beberapa hal sehingga peneliti mengakui masih banyak kelemahan. . Dari proses penelitian konsep ‘arsy menurut Fahmi Basya, peneliti menyampaikan saran yang mungkin berguna bagi peneliti selanjutnya.

Konsep Aksioma 19 dalam Al-Qur'an Menurut Fahmi Basya‛, skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2005. S1, Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, 2011.

Gambar

Tabel 2.1 Kata ‘Arsy dalam Al-Qur’an .................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Form ini dikumpulkan dengan melampirkan Surat Keterangan Revisi yang sudah ditandatangani pejabat berwenang Pas Foto 3 x 4, Berwarna, Background Biru, Kertas

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.. Dekan Kepala Bagian Tata Usaha