• Tidak ada hasil yang ditemukan

konsep berpikir kritis compress

N/A
N/A
Nadia Lusi Simbolon

Academic year: 2024

Membagikan "konsep berpikir kritis compress"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Dalam kaitannya dengan keperawatan, berpikir kritis adalah pemikiran reflektif, pemikiran yang beralasan mengenai masalah keperawatan tanpa solusi dan terfokus pada memutuskan apa yang diyakini dan apa yang harus dilakukan. Berpikir kritis adalah proses dimana seseorang atau individu harus menafsirkan dan mengevaluasi informasi untuk membuat penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan, penerapan pengetahuan dan pengalaman. Berpikir kritis adalah pemeriksaan rasional terhadap ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, keyakinan dan tindakan.

Berpikir kritis adalah pemikiran yang memiliki tujuan dan berorientasi pada tujuan yang membantu individu membuat penilaian berdasarkan data, bukan hanya dugaan. Berpikir kritis dan proses keperawatan sangat penting bagi keperawatan profesional, karena cara berpikir ini terdiri dari pendekatan holistik terhadap pemecahan masalah. Jadi yang dimaksud dengan berpikir kritis adalah suatu teknik berpikir yang melatih kemampuan mengevaluasi atau menilai secara cermat apakah suatu gagasan layak atau pantas atau tidak, yang melibatkan evaluasi dan analisis rasional terhadap seluruh informasi, masukan, pendapat dan gagasan yang ada, kemudian membentuk kesimpulan. dan memutuskan.

Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi argumen dan kesimpulan, menghasilkan pemikiran baru dan alternatif solusi atas tindakan yang akan diambil. Proses berpikir kritis melibatkan pemahaman, evaluasi, bertanya dan menjawab, membangun pertanyaan yang memulai proses pencarian jawaban secara terus menerus dengan atau tanpa jawaban. Berpikir kritis dalam keperawatan hampir sama dengan ketika kita berpikir dan melakukan aktivitas yang sesuai dengan konteks situasi di mana pemikiran tersebut terjadi.

Dalam hal ini, pemikiran kritis ialah kebolehan menggunakan bahasa secara reflektif Lima jenis penggunaan bahasa dalam konteks pemikiran kritis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi berpikir kritis

Kemudian diperlukan juga keterampilan untuk dapat membuat hipotesis bahwa tindakan keperawatan yang dipilih akan menyelesaikan masalah klien dan mencapai tujuan asuhan keperawatan. Oleh karena itu pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan suatu tindakan nyata yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya perawat mencapai tujuan. . e. Pada fase ini perawat menilai efektivitas tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dasar klien.

Dalam proses pengkajian, standar dan prosedur berpikir kritis memegang peranan penting karena pada tahap ini perawat harus mampu mengambil keputusan apakah semua kebutuhan dasar klien terpenuhi, apakah diperlukan tindakan yang dimodifikasi untuk menyelesaikan masalah klien, atau bahkan mengulanginya. pengkajian tahap perumusan diagnosa keperawatan yang telah selesai ditentukan sebelumnya. . pikirannya. Motivasi adalah suatu usaha untuk merangsang, mendorong atau membangkitkan tenaga agar seseorang mau melakukan sesuatu atau menunjukkan tingkah laku tertentu yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menciptakan minat adalah cara yang sangat baik untuk memotivasi diri sendiri untuk mencapai tujuan Anda.

PENUTUP

Kesimpulan

Jumat, 06 Januari 2012 makalah berpikir kritis

Nama kelompok

Berliana suci R 2. Afifa appiliyah

Nurullia dwi F 5. Rehan bagus ardi A

Wahyu suhendri

Tahun ajaran 2011-2012

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

PENDAHULUAN

Latar Belakang

TUJUAN

RUMUSAN MASALAH

PEMBAHASAN

  • Definisi
  • Karakteristik Berpikir Kritis
  • Tahapan Berpikir Kritis
  • Aspek-aspek Berpikir Kritis
  • Penutup
  • Kesimpulan
  • Saran

Seseorang yang mempunyai pemikiran kritis, mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menjunjung tinggi kejujuran, menghargai data dan pendapat yang berbeda, menyikapi dengan jelas dan teliti, mencari sudut pandang lain yang berbeda. Jika kita ingin menerapkan standardisasi, harus didasarkan pada relevansi, keakuratan fakta, berdasarkan sumber yang kredibel, menyeluruh, bebas dari logika yang salah, logika yang konsisten dan pertimbangan yang matang. Prosedur ini akan mencakup perumusan masalah, penentuan keputusan yang akan diambil, dan identifikasi perkiraan.

Tujuan dari keterampilan ini adalah agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep pada permasalahan atau ruang lingkup baru. Keakuratan atau ketepatan suatu pernyataan dapat dipastikan dengan menanyakan, “Apakah kebenaran pertanyaan tersebut dapat dipercaya?” Bagaimana cara mengecek kebenarannya?" Suatu pernyataan bisa saja jelas namun kurang tepat, seperti pada pernyataan berikut ini. Namun usaha tidak dapat mengukur kualitas pembelajaran siswa dan bila demikian maka usaha tidak relevan dengan tekad mereka untuk meningkatkan kemampuannya. .

Arti kedalaman diartikan sebagai jawaban yang dirumuskan yang ditujukan pada suatu pertanyaan yang kompleks. Misalnya saja ada ungkapan 'Katakan tidak'. Ungkapan ini biasa digunakan para remaja untuk menampik obat-obatan terlarang (narkotika). Pernyataan ini cukup jelas, tepat, akurat, relevan, tetapi sangat dangkal, karena ungkapan ini dapat diartikan dengan berbagai cara. Ibaratnya kita mengemukakan pendapat atau argumen berdasarkan sudut pandang seseorang, namun hanya menyebutkan satu hal dalam pernyataan yang dikemukakan.

Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi para pembaca yang telah meluangkan waktu untuk membaca makalah ini. Demikian kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang kami susun. Berpikir kritis merupakan proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan untuk membentuk sistem konseptual siswa.

Kemampuan berpikir kritis merupakan keterampilan yang penting untuk kehidupan, pekerjaan, dan efektivitas dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis menantang individu untuk menguji asumsi tentang informasi terkini dan menafsirkan serta mengevaluasi deskripsi untuk mendapatkan perspektif baru. Kita sebagai individu atau perawat harus mampu berpikir kritis agar dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Senin, 25 Juli 2011

Berpikir Kritis Dalam Keperawatan

Menurut Bandman dan Bandman (1988), berpikir kritis adalah pemeriksaan rasional terhadap ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, keyakinan dan tindakan. Menurut Strader (1992), berpikir kritis adalah suatu proses pengujian yang memusatkan perhatian pada pendapat tentang peristiwa atau fakta terkini dan menafsirkan serta mengevaluasi pendapat tersebut untuk mencapai suatu kesimpulan tentang adanya sudut pandang/sudut pandang baru. Berpikir kritis adalah pemikiran yang disengaja dan diarahkan pada tujuan yang membantu individu membuat penilaian berdasarkan data, bukan evaluasi (Alfaro-LeFevre 1995).

Menjadi pemikir kritis adalah ciri umum pengetahuan yang mencontohkan pemikiran yang disiplin dan mandiri. Bahwa untuk memperoleh hasil dari berpikir kritis, seseorang harus terlibat dalam suatu aktivitas berpikir (proses) yang mempunyai tujuan (goal oriented thingking), dan bukan ‘hanya’ berpikir tanpa mengetahui apa yang ingin dicapai dari aktivitas tersebut. Ketika seorang perawat bertugas, model ini menyarankan lima komponen berpikir kritis yang mendorong perawat untuk mengembangkan rencana tindakan sehingga asuhan keperawatan aman dan efektif.

Kecuali perawat memiliki kesempatan untuk berpraktik dalam lingkungan klinis dan membuat keputusan tentang perawatan klien, pemikiran kritis tidak akan pernah dikembangkan. Pengalaman seorang perawat dalam praktik klinis akan meningkatkan proses berpikir kritis saat berinteraksi dengan klien, melakukan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan mengambil keputusan untuk menangani masalah kesehatan. Ada tiga jenis kompetensi, yaitu berpikir kritis umum yang meliputi pengetahuan metode ilmiah, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, berpikir.

Standar profesional untuk berpikir kritis mengacu pada kriteria etika untuk penilaian keperawatan dan kriteria tanggung jawab dan akuntabilitas profesional. Model Kataoka-Yahiro & Saylor (1994) mengidentifikasi tiga tingkat pemikiran kritis dalam keperawatan: tingkat dasar, kompleks, dan berkomitmen. Pada tataran berpikir kritis kompleks, seseorang senantiasa mengenali keragaman pandangan dan persepsi individu.

Pada tingkat ini, perawat memilih tindakan atau keyakinan berdasarkan alternatif yang diidentifikasi pada tingkat berpikir kompleks. Berpikir kritis adalah memeriksa data, mengumpulkan informasi dari literatur, mengorganisasi observasi dan meneliti pengalaman masa lalu (Bandman & Bandman, 1995). Ketika asuhan keperawatan meluas ke berbagai rangkaian layanan kesehatan, semakin banyak aspek pemikiran kritis yang diperlukan dalam pertimbangan dan penilaian diagnostik (Gordon, 1994).

Proses diagnostik ini mencakup keterampilan berpikir kritis dalam langkah pengambilan keputusan yang digunakan perawat untuk mengembangkan pernyataan diagnostik (Carnevali, 1984; Carnevali & Thomas, 1993). Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan mengamati terjadinya perilaku tertentu selama proses berpikir kritis.

Referensi

Dokumen terkait