• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Dasar Tentang Pemerintah Daerah

N/A
N/A
Fikkrie Ardiansyah

Academic year: 2024

Membagikan "Konsep Dasar Tentang Pemerintah Daerah "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Kuliah Pemerintahan Daerah

Konsep Dasar Tentang Pemerintah Daerah

Oleh : Prof. Dr. Tatiek Sri Djatmiati, SH., MS.

Uraian tentang konsep dasar tentang pemerintah daerah dibagi dalam : I. Peristilahan dan Konsep Pemerintah Daerah

II. Pembagian Kekuasaan Horizontal dan Vertikal

III. Asas – Asas Umum dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah IV. Sejarah Perkembangan Pemerintah Daerah

I. Peristilahan dan Konsep Pemerintah Daerah

Di beberapa Negara ada beberapa istilah tentang pemerintah daerah : 1. Local Government (ist : Inggris)

2. Lokale Overheid (ist : Belanda) 3. Gouvernement Local (ist : Perancis) 4. Lokale Regierung (ist : Jerman) 5. Loci Imperia (ist : Latin)

Konsep atau Conceptus atau Conceptum artinya adalah sesuatu yang dipahami, jika seseorang mendapatkan suatu nama atau obyek tertentu.

(2)

Dalam beberapa UU di Indonesia, konsep pemerintah daerah tidak sama dengan konsep pemerintahan daerah.

Berdasarkan UU No. 23 Th 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, dibedakan tentang konsep pemerintahan daerah dengan pemerintah daerah.

Menurut ketentuan Pasal 1.2 dinyatakan bahwa :

Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas – luasnya dalam sistem dan prinsip NKRI sebagaimana dimaksud dalam UUDN RI Th 1945.

Menurut Pasal 1.3 dinyatakan bahwa :

Pemerintah daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

Dengan pengertian demikian, konsep pemerintah daerah merujuk pada organ / badan pemerintah, sedangkan konsep pemerintahan daerah merujuk pada aspek fungsional dari badan pemerintah.

II. Pembagian Kekuasaan Horizontal dan Vertikal 1. Pembagian Kekuasaan Horizontal

Pembagian kekuasaan horizontal adalah suatu pembagian kekuasaan menurut fungsi dari lembaga – lembaga tertentu (seperti lembaga eksekutif, legislatif, yudisiil, baik ditingkat pusat ataupun daerah).

2. Pembagian Kekuasaan Vertikal

Pembagian kekuasaan vertikal merupakan pembagian kekuasaan menurut tingkatnya, yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan.

III. Asas – Asas Umum dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Dalam penyelenggaraan pemerintah daerah untuk provinsi dan kabupaten / kota, menurut ketentuan Pasal 57 UU No. 23 Th 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, dilakukan oleh Kepala Daerah dan DPRD dibantu oleh Perangkat Daerah.

(3)

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah tersebut selalu mempertimbangkan asas – asas umum penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Menurut ketentuan Pasal 58 UU No. 23 Th 2014, asas – asas umum dalam penyelenggaraan daerah terdiri atas :

a. Kepastian Hukum

b. Tertib Penyelenggaraan Negara c. Kepentingan Umum

d. Keterbukaan e. Proporsionalitas f. Profesionalitas g. Akuntabilitas h. Efisiensi i. Efektivitas j. Keadilan

IV. Sejarah Perkembangan Pemerintah Daerah

Sejarah berlakunya UU Pemerintahan Daerah di Indonesia, selalu mengalami perkembangan dan perubahan yang sangat signifikan, sejak periode pemerintahan Belanda sampai dengan saat sekarang.

Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, berlaku Decentralisatie Wet 1903 (UU tentang Desentralisasi Tahun 1903). Ada pembagian wilayah menurut asas desentralisasi, yang dikendalikan Pemerintah Pusat, sehingga menghambat pemerintahan didaerah. Selanjutnya untuk lebih meningkatkan pelaksaan pemerintahan daerah pada tahun 1922, dibentuk Bestuurshervormingswet (UU tentang Pemerintahan Daerah). UU tersebut membagi wilayah

(4)

negara dengan prinsip dekonsentrasi, desentralisasi dan medebewind. Kedudukan Kepala Daerah Provinsi (Gouvernur van de Province) adalah sebagai Wakil Pemerintah Pusat di daerah.

Setelah kemerdekaan ada beberapa UU yang pernah berlaku di Indonesia, yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945 tentang Peraturan Mengenai Kedudukan Komite Nasional Daerah;

2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 Pokok-Pokok tentang Pemerintahan Daerah;

4. Penerapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; dan

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang sekarang berlaku sebagai hukum positif.

Berdasarkan UU di atas, tidak selalu mengatur tentang pembedaan antara pemerintahan daerah dengan pemerintah daerah.

1. UU Nomor 22 Tahun 1948.

Menurut UU ini, Pemerintah Daerah terdiri dari: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Dewan Pemerintah Daerah (DPRD+DPD).

Selain itu, ada jabatan Kepala Daerah (KDH) sebagai wakil Pemerintah Pusat di Daerah yang menjabat Ketua/Anggota DPD. Pejabat ini tidak merupakan satuan aparatur tersendiri dalam struktur Pemda itu, dan menurut UU ini, pemerintahan daerah harus dijalankan secara kolegial.

2. UU Nomor 1 Tahun 1957.

Di bawah UU ini Pemerintah Daerah telah benar-benar demokratis, dengan pengertian bahwa DPRD dipilih oleh rakyat, DPD dipilih oleh DPRD dan KDH dipilih oleh DPRD.

(5)

3. UU Nomor 18 Tahun 1965

Perubahan fundamental terjadi dalam UU ini antara lain:

1) KDH tidak dapat diberhentikan karena suatu Keputusan DPRD, kecuali apabila penguasa yang berhak menghendakinya (Pasal 17 ayat (2));

2) KDH adalah alat Pemerintah Pusat dan alat Pemerintah Daerah.

4. UU Nomor 5 Tahun 1974

Dalam UU ini ditentukan bahwa Pemerintahan Daerah adalah Kepala Daerah dan DPRD.

Konstruksi ini menjamin adanya kerjasama yang sesuai antara Kepala Daerah dengan DPRD untuk mencapai tertib pemerintahan di daerah.

Dalam UU ini juga mengatur mengenai hal-hal yang berhubungan dengan wilayah administratif. Kepala wilayah pada semua tingkatan sebagai wakil pemerintah pusat adalah penguasa tunggal di bidang pemerintahan di daerah.

Dalam kaitan dengan UU No. 23 Th 2014, pemerintahan daerah yang terdiri dari kepala daerah dan DPRD ada perubahan hubungan keduanya dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yaitu adanya hubungan kolegial.

Referensi

Dokumen terkait

“penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan

Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Halmahera Selatan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara

Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan