• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Diri dan Optimisme Mahasiswa dalam Proses Penulisan Skripsi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Konsep Diri dan Optimisme Mahasiswa dalam Proses Penulisan Skripsi "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Info Artikel:

Diterima: 17/10/2016 Direvisi: 15/11/2016 Dipublikasikan: 26/12//2016

58

JPPI

(Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) ISSN Cetak: 2477-8524-ISSN Online: 2502-8103

http://jurnal.iicet.org | DOI : https://doi.org/10.29210/02017113

Volume 2 Nomor 2, 2016, hlm 58-61

Dipublikasikan oleh:

Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Konsep Diri dan Optimisme Mahasiswa dalam Proses Penulisan Skripsi

Ryan Thanoesya1, Syahniar2, Ifdil Ifdil 3

123Universitas Negeri Padang

Absract

Students who are likely to have a positive self concept will have a high sense of optimism in the process of thesis writting. This study aims to describe the concept of self-esteem and optimism the students in the process of thesis writting and identify relationships of self concept and optimism. This research is descriptive correlation with 61 students Guidance and Counseling as subject. This research used a questionnaire instrument and has passed the valid test. The research result reveal the condition of student self concept on category quite well and optimism of the student on good category, and there is a significant relationship between self concept and optimism of the student in the process of thesis writting by category. Necessary counseling services for optimizing student self concept and optimism.

Keyword:Self-concept, Optimism.

This is an open access article distributed under the Creative Commons Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2017 by author and Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET).

PENDAHULUAN

Skripsi menurut KBBI (dalam Yulianto, 2008) adalah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya. Djuharie (2001) mengungkapkan bahwa skripsi disusun dan dipertahankan untuk mencapai gelar Sarjana Strata Satu Proses belajar dalam skripsi berlangsung secara individual, hal tersebut berbeda ketika mahasiswa mengikuti mata kuliah lain yang umumnya dilakukan secara klasikal atau berkelompok.

Ningrum (2011) mengungkapkan bahwa tugas skripsi tersebut merupakan tugas yang tidak ringan bagi para mahasiswa. Sehingga bisa menyebabkan berbagai tekanan psikologis, seperti cemas dan juga stres akademik (Taufik & Ifdil, 2013). Lebih lanjut, Darmono dan Hasan (dalam Januarti, 2009) mengungkapkan bahwa permasalahan yang biasanya dihadapi mahasiswa dalam proses penulisan skripsi diantaranya kesulitan mencari literatur, dana yang terbatas, tidak terbiasa menulis dalam arti menulis karya ilmiah, kurang terbiasa dengan sistem kerja terjadwal dengan pengaturan waktu sedemikian ketat dan masalah dengan dosen pembimbing skripsi. Ditambah lagi

Seterusnya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2011) bahwa mahasiswa yang telah mengambil skripsi lebih dari satu semester memiliki tingkat optimisme rendah. Sedangkan mahasiswa yang baru mengambil skripsi selama satu semester mereka berpeluang memiliki tingkat optimisme tinggi dan hasil ini juga menunjukkan bahwa lebih banyak mahasiswa yang memiliki optimisme rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki optimisme tinggi dalam menyusun skripsi. Hal ini terjadi karena mahasiswa sudah mulai kehilangan harapan untuk melanjutkan penulisan karya ilmiah. Beberapa dari mereka mulai kehilangan cara dalam merespon secara positif kondisi yang tidak menyenangkan tersebut (Ifdil, Ardi, & Yendi, 2012a).

(2)

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia

Jurnal Pendidikan Indonesia

Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

59 Volume 2 Nomor 2, 2016, hlm 58-61

Akses Online: http://jurnal.iicet.org

Menurut Segerestorm (dalam Adilia, 2010), optimisme merupakan cara berpikir yang positif dan realistis dalam memandang suatu masalah. Ia menambahkan bahwa berpikir positif yang dimaksud adalah berusaha mencapai hal terbaik dari keadaan terburuk. Seligman (2008) juga mengungkapkan bahwa orang-orang yang optimis akan cepat pulih dari keputusasaannya yang sementara. Setelah gagal, mereka berusaha bangkit dan melupakan kegagalan mereka, kemudian mulai berusaha lagi (Ifdil, Ardi, & Yendi, 2012b). Seligman (2008) menambahkan bahwa kaum optimis adalah kaum yang selalu berpikir postif, dan mempunyai tingkat keberhasilan yang menjajikan dalam bekerja, sekolah, dan di dalam sebuah permainan, tidak pernah menyerah dalam menghadapi masalah, serta mereka melakukan pendekatan terhadap masalah mereka dengan pola pikir mereka sendiri.

Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan jika mahasiswa bersikap optimis dalam menyusun skripsinya maka mahasiswa tersebut akan mencari pemecahan dari masalah, menghentikan pemikiran negatif, merasa yakin bahwa memiliki kemampuan, dan lain-lain.

Rasa optimisme dapat dibangun dengan menanamkan konsep diri yang positif kedalam diri mahasiswa.

Seperti yang diungkapkan oleh Calhoun & Accocella (1990) yang mendefinisikan konsep diri yang positif sebagai kemampuan mengenal dirinya dengan baik, selalu berpikir positif, menerima keberadaan individu lain, merancang tujuan-tujuan yang realistis dan yang dianggapnya berguna dan memiliki pola perilaku optimis. Sedangkan pada konsep diri yang negatif, pengetahuan, evaluasi, dan pengharapan dari seorang individu tentang dirinya sendiri adalah sangat sedikit, kurang realistis, dan cenderung bersikap pesimis.

Artinya jika mahasiswa sudah mengenal dirinya dan selalu berpikiran positif maka akan memacu timbulnya rasa optimisme mahasiswa dalam proses penulisan skripsi. Rasa optimisme juga dapat dimunculkan dari keterbukaan diri terhadap orang lain yang dapat membantu kelancaran skripsi (Ifdil, 2013).

Penelitian ini akan mengungkapkan kondisi konsep diri mahasiswa, kondisi optimisme mahasiswa, dan hubungan konsep diri dan optimisme mahasiswa dalam proses penulisan skripsi.

METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional dengan subjek penelitian 61 mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang telah melaksanakan seminar proposal dan sedang menjalani proses penulisan skripsi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yag telah diuji kevaliditannya. Analisis yang digunakan yaitu analisis persentase (Riduwan, 2007) dan korelasional dengan menggunakan rumus Correlation Product Moment (Subana, 2005) dengan bantuan SPSS.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Konsep Diri Mahasiswa

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka maka kondisi konsep diri mahasiswa dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 1. Konsep Diri Mahasiswa dalam Mengatasi Proses Penulisan Skripsi.

Kategori Skor F %

Sangat Tinggi ≥ 123,6 11 18

Tinggi ≥ 116,2 - < 123, 6 20 32,8

Rendah ≥ 108,8 - < 116,2 22 36,1

Sangat Rendah < 108,8 8 13,1

JUMLAH 61 100

Hasil temuan penelitian konsep diri mahasiswa secara keseluruhan menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki konsep diri yang tinggi dengan persentase sebesar 50,8%. Hal ini berarti sebagian besar mahasiswa sudah memiliki penilaian, pemahaman, pengharapan yang bagus akan dirinya.

Artinya sebagian besar mahasiswa sudah memiliki konsep diri yang positif. Hal ini tentu sangat membantu mahasiswa untuk dapat mengatasi kesulitan-kesulitan selam proses penulisan skripsi. Hal ini senada sama dengan pernyataan ( Calhoun & Accocella,1990 ; Ifdil, 2010) yang mendefinisikan konsep diri

(3)

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia

Jurnal Pendidikan Indonesia

Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

60 Volume 2 Nomor 2, 2016, hlm 58-61

Akses Online: http://jurnal.iicet.org

yang positif sebagai kemampuan mengenal dirinya dengan baik, selalu berpikir positif, menerima keberadaan individu lain, merancang tujuan-tujuan yang realistis dan yang dianggapnya berguna dan memiliki pola perilaku optimis.

Kondisi Optimisme Mahasiswa

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka maka kondisi optimisme mahasiswa dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2. Optimisme Mahasiswa dalam Proses Penulisan Skripsi.

Kategori Skor F %

Sangat Tinggi ≥ 124,6 10 16,4

Tinggi ≥ 113,8 - < 124, 5 24 39,3

Rendah ≥ 103,1 - < 113,2 27 27,9

Sangat Rendah < 103,1 10 16,4

JUMLAH 61 100

Hasil temuan penelitian optimisme mahasiswa dalam proses penulisan skripsi secara keseluruhan menunjukkan bahwa sebanyak 55,7% mahasiswa memiliki rasa optimisme yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki optimisme yang tinggi dalam proses penulisan skripsi sehingga mahasiswa mampu untuk bersikap seperti mempercayai penyebab baik bersifat menetap (permanence), memberikan penjelasan yang spesifik ketika menghadapi peristiwa buruk (pervasiveness), dan meyakini suatu peristiwa disebabkan oleh faktor dalam diri (personalization).

Hubungan Konsep Diri dan Optimisme Mahasiswa dalam Mengatasi Kesulitan-kesulitan Selama Proses Penulisan Skripsi

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka maka hubungan konsep diri dan optimisme mahasiswa dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Pengolahan Data Tentang Hubungan Konsep Diri dan Optimisme Mahasiswa dalam Proses Penulisan Skripsi

n= 61

Variabel r hitung r table

Konsep Diri

& Optimisme Mahasiswa Dalam Mengatasi Kesulitan-kesulitan Selama Proses Penulisan Skripsi

0,482 0,330

Dari tabel di atas terungkap bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan optimisme mahasiswa dalam proses penulisan skripsi dengan nilai koefesien antara variabel X dan Y yaitu rhitung sebesar 0,482 dengan taraf signifikansi 0,01 dan rtabel sebesar 0,030 artinya rhitung > rtabel, adapun interpretasi koefesien korelasi memiliki tingkat hubungan yang sedang yakni antara 0,040-0,0599.

Jadi antara konsep diri dan optimisme mahasiswa dalam proses penulisan skripsi memiliki tingkat hubungan yang sedang, sehingga dapat ditafsirkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan optimisme mahasiswa dalam proses penulisan skripsi. Berarti H1 diterima yakni terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan optimisme mahasiswa dalam mengatasi kesulitan-kesulitan selama proses penulisan skripsi, yakni semakin tinggi konsep diri mahasiswa maka semakin tinggi pula optimisme mahasiswa dalam mengatasi kesulitan-kesulitan selama proses penulisan skripsi demikian sebaliknya.

Hasil penelitian ini mendukung pendapat Seligman (2008) mengatakan bahwa optimisme menyebabkan seseorang menilai lebih baik sedangkan pesimisme membuat seseorang menilai lebih buruk. Senada dengan Calhoun & Accocella (1990) yang mendefinisikan konsep diri ke dalam dua bagian yaitu konsep diri yang positif dan konsep diri yang negatif. Konsep diri yang positif berhubungan erat dengan kemampuan mengenal

(4)

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia

Jurnal Pendidikan Indonesia

Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

61 Volume 2 Nomor 2, 2016, hlm 58-61

Akses Online: http://jurnal.iicet.org

dirinya dengan baik, selalu berpikir positif, menerima keberadaan individu lain, merancang tujuan-tujuan yang realistis dan yang dianggapnya berguna dan memiliki pola perilaku optimis. Sedangkan pada konsep diri yang negatif, pengetahuan, evaluasi, dan pengharapan dari seorang individu tentang dirinya sendiri adalah sangat sedikit, kurang realistis, dan cenderung bersikap pesimis.

Kesimpulannya adalah apabila seseorang memiliki konsep diri yang positif akan mempunyai penerimaan diri yang positif terhadap dirinya sendiri, mempunyai pengetahuan yang luas, mempunyai harga diri yang tinggi, mudah menyesuaikan diri terhadap berbagai masalah dan kendala yang dihadapinya, dan memiliki pola perilaku optimis. Sedangkan individu yang mempunyai konsep diri yang negatif akan berperilaku pesimis yaitu suatu sikap yang cenderung menghindari masalah dan kendala yang tengah dihadapinya. Artinya konsep diri positif dan konsep diri negatif akan mempengaruhi sikap optimis seseorang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dibahasa maka dapat diambil kesimpulan bahwa: Pertama, kondisi konsep diri mahasiswa dalam proses penulisan skripsi berada pada kategori tinggi. Kedua, kondisi optimisme mahasiswa dalam proses penulisan skripsi berada pada kategori tinggi. Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan optimisme mahasiswa dalam proses penulisan skripsi.

Berkenaan dengan hasil temuan, penelitian ini merekomendasikan perlunya pemberian layanan konseling untuk mengotimalkan konsep diri dan optimisme mahasiswa.

KEPUSTAKAAN

Adilia, Muharnia D. 2010. Hubungan Self Esteem dengan Optimisme Meraih Kesuksesan Karir Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.

Calhoun & Acocella. 1990. Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan jilid ketiga (alih bahasa: Satmoko). Semarang: IKIP Semarang Press.

Djuharie, O. Setiawan. 2001. Pedoman Penulisan Skripsi Tesis Disertasi. Bandung : Yrama Widya.

Januarti, R. 2009. Hubungan antara Persepsi terhadap Dosen Pembimbing dengan Tingkat Stress dalam Menulis Skripsi. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ifdil, I. (2010). Pendidikan Karakter dalam Bimbingan dan Konseling. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 10(2), 55–61.

Ifdil, I. (2013). Konsep Dasar Self Disclosure dan Pentingnya Bagi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling.

Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 13(1), 110–117.

Ifdil, I., Ardi, Z., & Yendi, F. (2012a). Tingkat Resiliensi Siswa SMA Negeri Pasca Bencana di Kota Padang.

Ifdil, I., Ardi, Z., & Yendi, F. M. (2012b). Resilience Post-Disaster of Students SMA Negeri in Padang.

Konselor, 1(1).

Ningrum, Dwi Widya. 2011. Hubungan Optimisme dan Coping Stress Pada Mahasiswa UEU Yang Sedang Menyusun Skripsi. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul.

Riduwan. 2007. Belajar Mudah untuk Penelitian Guru. Bandung: Alfabeta

Seligman, Martin E.P. 2008. Mengisntal Optimisme. Bandung: CV. Multi Trust Creative Service.

Subana, Moersetyo Rahadi & Sudrajat. 2005. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Taufik, T., & Ifdil, I. (2013). Kondisi Stres Akademik Siswa SMA Negeri di Kota Padang. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 1(2), 143–150.

Yulianto, Aries. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. (4th ed). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

melewatkan waktu, dan hiburan, akan tetapi laki-laki lebih menyukai menggunakan media sosial untuk bertemu dengan orang yang baru.Hal ini sesuai dengan hasil