• Tidak ada hasil yang ditemukan

konsep 'iddah dalam al-qur'an perspektif tafsir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "konsep 'iddah dalam al-qur'an perspektif tafsir"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

8 Khusnul Khotimah, “Konsep ‘iddah Dalam Al-Quran (Studi Tafsir Ayat Ahkam Ali Ash-Shabuni)” (Disertasi, Universitas Islam Negeri Raden Intan, 2019). Bagaimana menafsirkan ayat 'iddah dari sudut pandang Ali Ash Shabuny dan Quraish Shihab dalam Al-Qur'an. Kesamaan penelitian ini adalah sama-sama membahas ayat Al-Qur’an tentang ‘iddah.

Reinterpretasi terhadap “ayat idah dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Al-Mishbah Karya M. Quraish Shihab)”.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Menghuraikan tafsiran 'iddah oleh Ali Ash Shabuny dan Quraish Shihab dalam ayat-ayat al-Quran. 20Khusnul Khotimah, "Konsep "iddah dalam al-Quran (kajian Tafsir Ayat Ahkam oleh Ali Ash-Shabuni)" (disertasi, Universitas Islam Negeri Raden Intan, 2019). Mendedahkan perbandingan tafsir dalam kitab tafsir. Rawa'iul Rawa>i' Al-Baya>n Fi> Tafsi>ri Aya>t Ahka>m dan tafsiran Al-Mishbah pada ayat-ayat 'iddah.

Manfaat Penelitian

Kami berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi tambahan dalam bidang ilmu Al-Qur’an dan Tafsir serta dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan penelitian kajian Tafsir bidang fiqh dalam bentuk tafsir. . tentang Idat dalam Al-Qur'an. Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pemahaman kepada pembaca dalam bidang tafsir tematik dan kajian muka>ra.

Definisi Istilah

Tafsir ayat ahkam atau tafsir Rawa>i' Al-Baya>n Fi> Tafsi>ri Aya>t Ah}ka>m merupakan tafsir ayat-ayat Al-Qur'an yang menitikberatkan pada kajian terhadap ayat-ayat yang membentuk dasar hukum. Sebagai ahkam, ayat diartikan sebagai ayat-ayat Al-Qur'an yang memuat serangkaian perintah dan larangan atau hal-hal fiqh lainnya.23 Tafsir ini merupakan salah satu kitab tafsir masa kini yang populer di kalangan peminat kajian Al-Qur'an. Beliau menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan redaksi yang indah, menunjukkan petunjuk Al-Qur'an kepada umat manusia dan menghubungkan pemahaman ayat-ayat Al-Qur'an dengan hukum alam yang dikondisikan masyarakat.

Tafsir Al Mishbah cenderung menggunakan gaya sastra budaya dan sosial (adabi al-ijtima'i), yaitu tafsir yang berupaya memahami teks Al-Qur'an melalui ungkapan yang cermat.

Sistematika Pembahasan

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Tesis ini mencoba menafsirkan kembali ayat-ayat 'iddah dengan menggunakan analisis hermeneutika yang dikembangkan oleh Jorge J.E. Gracia.27. Makalah yang ditulis oleh Burhanuddin dengan judul “Konsep ‘iddah dalam Fiqh Islam” dari Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur tahun 2020. Skripsi yang ditulis oleh Siti Jahrini Suila Tahir berjudul “Al-’iddah dalam Al-Qur’an (Studi Interpretasi terhadap Al-Khazin dalam Kitab Lubab Al-Ta'wil karya Fima'ani Tanzil)” dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada tahun 2017.

Bentuk ‘iddah dapat dilihat berdasarkan ayat Al-Qur’an yaitu ‘iddah bagi perempuan yang dicerai adalah untuk tiga quru>’, urgensi ‘iddah adalah untuk ta’abbudiyah. 27Fathur Rahman “Reinterpretasi Ayat Al-Quran tentang ‘iddah (penerapan teori dan fungsi hermeneutika Jorge J.E. Gracia)” (Disertasi, Universitas Sunan Kalijaga, 2013). 29Siti Jahrini Suila Tahir “Al-'iddah dalam Al-Qur'an (Kajian Tafsir Al-Khazin dalam Kitab Lubab Al-Ta'wil Fima'ani Tanzil)” (Disertasi Universitas Islam Negeri Alaudin. 2017).

Dalam skripsi ini dijelaskan upaya untuk mengetahui pelanggaran masa 'iddah pada masyarakat Dusun Gilang. 30 Ita Nurul Asna “Pelanggaran masa 'iddah di masyarakat (studi kasus di Dusun Gilang, Desa Tegaron, Kecamatan Banyubiru)” (Disertasi, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2015). Siti Jahrini Suila Tahir “Al-'iddah dalam Al-Qur'an (Kajian Tafsir Al-Khazin dalam Kitab Lubab Al-.

Pelanggaran 'masa iddah di masyarakat (studi kasus di Dusun Gilang Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru)' dari Institut Agama Islam Nasional Salatiga pada tahun 2015. Namun dalam penelitian ini peneliti akan mencoba memberikan penjelasan mengenai konsep 'iddah dalam Al-Quran melalui tafsir Ali Ash Shabuny dan Muhammad Quraish Shihab.

Kajian Teori

Kaedah ijmali, kaedah tafsir yang menerangkan ayat-ayat al-Quran mengikut susunan mushaf Ustmani tetapi dengan perbincangan (global) secara luas. Kaedah muqa>ra>n, kaedah tafsir yang menggunakan sejumlah ayat atau surah al-Quran untuk diterangkan dengan nukilan daripada kitab tafsir kemudian dibandingkan. Kemudian susun ayat-ayat al-Quran mengikut masa turunnya, bermula dari Makkiyah-Madaniyyah dan disertai dengan ilmu ayat-ayat asbabun nuzu>l yang dibincangkan jika ada.

Namun kelemahan penjelasan metode maudhu>'i> adalah ayat-ayat Al-Qur'an terpotong sesuai urutannya dan membatasi pemahaman sesuai topik pembahasan.37. Adapun kelemahannya, tafsir muqarran kurang tepat jika digunakan untuk menafsirkan seluruh ayat Al-Qur’an. Tafsir Tematik merupakan metode tafsir Al-Qur'an dengan cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan suatu topik tertentu.

Sedangkan menurut istilah muka>ra>n adalah penjelasan terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang ditulis oleh beberapa mufasir. Cara ini diwujudkan dengan membandingkan ayat-ayat Al-Qur’an yang satu dengan yang lain atau dengan membandingkan tafsir Al-Qur’an dan hadis Nabi.40. Lebih detail dijelaskan Quraish Shihabi seperti dikutip Nawir Yuslem yang berpendapat bahwa metode muka>ra>n (komparatif) adalah perbandingan ayat-ayat Al-Qur'an yang mempunyai persamaan.

Sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan tafsir Ali Ash Shabuny dan Quraish Shihab, antara lain: pertama, peneliti menggabungkan ayat-ayat Al-Qur'an yang membahas tentang 'iddah. 45 Nasrudin Baidan, Metode Menafsirkan Al-Qur'an, Kajian Kritis Ayat dengan Redaksi Sejenis, Edisi Pertama (Yogyakarta: Pustaka Mahasiswa, September 2002), 65.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Sumber Data

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang-orang yang meneliti sumber-sumber yang ada. 56 Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayat-ayat Al-Qur'an tentang 'iddah serta data yang diperoleh dari dokumen. dokumen tertulis dan cetak, antara lain: buku, tesis, jurnal, artikel, dokumen, serta internet dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data

Konteks 'iddah hanya terpakai kepada wanita dengan bilangan atau batasan hari yang tertulis dalam al-Quran. Bahagian ini ingin dikemukakan oleh pengkaji, konsep atau huraian yang dikemukakan oleh Ali Ash Shabuny dalam tafsir Rawa>i' Al-Baya>n Fi>Tafsi>ri Aya>t Ahka>m dan juga Quraish Shihab dalam tafsir Al-Mishbah. Ramai ulama menetapkan masa'iddah untuk wanita hamil, iaitu sehingga melahirkan anak yang dikandungnya. Dalam surah tersebut, Al-Baqarah juga menyampaikan pesan tentang waktu 'iddah bagi wanita yang kematian suaminya, iaitu empat bulan sepuluh hari.

Dalam tafsir Rawa>i' Al-Baya>n Fi> Tafsi>ri Aya>t Ahka>m Ali Ash Shabuny menjelaskan bahwa surat At-Thalaq ayat empat menjelaskan tiga jenis 'iddah bagi wanita menopause, wanita hamil, dan wanita yang sudah menopause. tidak tidak menstruasi. Masa iddah bagi wanita yang tidak haid sama dengan masa iddah bagi wanita menopause, tiga bulan hijriyah. Dari uraian penafsiran kata 'iddah dalam Al-Qur'an, peneliti menemukan bahwa kedua tokoh mufassir yaitu Ali Ash-Shabuny dan Quraish Shihab mempunyai perbedaan dan persamaan dalam kitab tafsirnya.

Ali Ash-Shabuny dalam tafsirannya tentang 'iddah bagi wanita yang ditinggalkan akibat kematian suami turut memetik kenyataan beberapa ulama. Kemudian perbincangan lanjut dalam tafsir Ali Ash-Shabuny tentang waktu ``iddah bagi tiga golongan wanita. Menurut Ash-Shabuny, tempoh 'iddah bagi wanita putus haid dan wanita tidak haid adalah selama tiga bulan sepuluh hari.

Sedangkan menurut Quraish Shihab, masa iddah tiga bulan berlaku bagi wanita yang bercerai dari suaminya bukan karena suaminya meninggal. Berikutnya pembahasan mengenai masa 'iddah bagi wanita yang sudah bercerai namun belum pernah berhubungan intim dengan suaminya. Menurut Ash-Shabuny, wanita tersebut tidak memiliki 'iddah dan bisa langsung menikah dengan pria lain.

Menurut Ali Ash Shabuny dan Quraish Shihab, masa iddah dimaksudkan untuk mengetahui kondisi rahim seorang wanita (apakah hamil atau tidak), dan juga dimaksudkan untuk mencegah terjadinya tertukarnya kelahiran anak yang dikandungnya. Rahman, Fathur, “Reinterpretasi Ayat Al-Qur'an tentang 'iddah (Penerapan Teori dan Fungsi Hermeneutika Jorge JE Gracia)”. Tahir, Siti Jahrini Suila, “Al-'iddah dalam Al-Qur'an (kajian tafsir Al-Khazin dalam kitab Lubab Al-Ta'wil Fima'ani Tanzil)".

Analisis Data

PEMBAHASAN

Ayat-ayat ‘iddah Perspektif Ali Ash-Shabuny dan Quraish Shihab

Penafsiran Ali Ash Shabuny dalam kitab Rawa>i‘ Baya>n Fi> Tafsi>ri

Perbandingan Penafsiran Ali Ash-Shabuny dan Quraish Shihab

Sehubungan itu, dapat dilihat daripada tafsiran lafaz ‘iddah’ oleh Ali Ash-Shabuny berhubung tafsirannya terhadap tempoh menunggu seorang wanita yang diceraikan suaminya. Dalam kitab tafsir Rawa>i' Al-Beya>n Fi>Tefsi>ri Aya>t Ahka>m diterangkan tentang pentingnya iddah bagi wanita yang diceraikan suaminya, untuk mengetahui jika ada. adakah konsep dalam rahim atau tidak. Sedangkan dalam kitab tafsir al Misbah tentang Idaat bagi wanita yang diceraikan, ini merupakan suntingan ayat yang telah turun dalam bentuk berita, yang mana berita merupakan bentuk gaya bahasa pemberian al-Quran. untuk memerintahkan pelaksanaan undang-undang.

Dalam tafsir Ali Ash-Shabuny bahwa masa tunggu bagi wanita yang suaminya meninggal adalah empat bulan sepuluh hari, hal ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah wanita tersebut hamil atau tidak. Maka dalam konteks ini banyak sekali pendapat mengenai masa tunggu bagi perempuan yang suaminya telah meninggal. Sementara itu, pembahasan serupa juga terdapat dalam kitab Tafsir Al Misbah dengan link pembahasan pada wanita yang bercerai dari suaminya.

Menurut Quraish Shihab, ayat yang membahas tentang masa tunggu bagi wanita yang suaminya telah meninggal tidak hanya berlaku bagi wanita atau istri saja. Namun Quraish Shihab dalam tafsirnya tetap memuat penjelasan bahwa masa tunggu bagi wanita yang suaminya meninggal adalah empat bulan sepuluh hari. Selain itu, peneliti juga berpendapat bahwa tafsir masa 'iddah yang disampaikan oleh Quraish Shihab cenderung lebih komprehensif dan bahasa yang digunakan mudah dipahami.

Sementara itu, Ali Ash Shabuny menjelaskan dalam ayat ini terdapat tiga jenis mas’iddah, wanita yang sudah putus haid dan wanita yang tidak haid selama tiga bulan, dan wanita yang hamil hingga bersalin. Manakala Quraish Shihab berpendapat 'iddah ialah masa 'iddah bagi wanita yang diceraikan sama ada mati atau hidup untuk mengetahui kebersihan kandungan.

PENUTUP

Kesimpulan

Mengenai perbedaan penafsiran dari segi metodologi, ditemukan bahwa para penafsir mengadopsi sumber penafsiran dan metode penafsiran.

Saran

Metode Tafsir Kajian Kritis Ayat Al-Qur'an dengan Redaksi Serupa, Edisi Pertama Yogyakarta: Pustaka Mahasiswa. Kajian Tafsir Rawa`I Al-Bayan : Tafsir Vers Al-Ahkam MinAl-Qur'An Muhammad Ali Ash-Shabuni, Jurnal Pendidikan dan Lembaga Islam, Vol.

Referensi

Dokumen terkait