• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Integritas Kepribadian „iba>d al-Rah}ma>n dalam Al-Qur’an Surat Al-Furqa>n Ayat 63-77 Dan Implikasinya Terhadap Proses Pembentukan Kepribadian Anak Di Sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Konsep Integritas Kepribadian „iba>d al-Rah}ma>n dalam Al-Qur’an Surat Al-Furqa>n Ayat 63-77 Dan Implikasinya Terhadap Proses Pembentukan Kepribadian Anak Di Sekolah"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

Apa saja nilai-nilai integritas kepribadian „iba>d al-Rah}ma>n dalam Al-Qur'an surah al-Furqa>n ayat 63-77. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai integritas kepribadian „iba>d al-Rah}ma>n dalam Al-Qur'an surah al-Furqa>n ayat 63-77.

Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Organisasi, kompilasi data dan sekaligus sistematisasi data yang diperoleh dalam kerangka penyajian data yang direncanakan dan temuan penelitian. Pada tahap ini data yang telah dipilah berkaitan dengan nilai-nilai integritas kepribadian „iba>d al-.

Teknik Analisa Data

Penemuan hasil data yaitu melakukan analisis lebih lanjut terhadap hasil pengorganisasian data dengan kaidah dan argumentasi yaitu analisis isi untuk melakukan kajian terhadap nilai-nilai integritas kepribadian yang terdapat dalam Al-Quran surah al-Furqa>n ayat 63-77 dan implikasinya terhadap proses pembentukan kepribadian anak sehingga diperoleh kesimpulan sebagai solusi rumusan masalah.11. Pada tahap ini data yang diperoleh yaitu nilai-nilai integritas kepribadian „iba>d al-Rah}ma>n dalam surat al-Furqa>n ayat 63-77 dianalisis dan berimplikasi pada proses pembentukannya. kepribadian anak di sekolah untuk menjawab rumusan masalah.

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Unsur-Unsur Integritas Kepribadian

Ketika seseorang tidak melepaskan tanggung jawab dan terus melaksanakannya dengan kemampuan terbaiknya, maka ia dapat menjadi objek kepercayaan dan penghargaan dari orang lain, sehingga cenderung lebih mudah menerima integritasnya. Jadi, rasa tanggung jawab merupakan suatu sikap yang baik seperti sikap-sikap lainnya yang dapat membentuk kepribadian baik seseorang.

Kepribadian Anak

Pengertian Kepribadian Anak

Menurut Sigmund Freud, kepribadian merupakan suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yaitu id, ego, dan super ego. Sedangkan perilaku merupakan hasil konflik dan rekonsiliasi antara id, ego dan super ego.27.

Karakteristik Kepribadian

Orang yang berperilaku seperti ini cenderung memiliki banyak teman dan cenderung disukai atau dicintai banyak orang. Orang seperti ini sangat disayangi oleh banyak orang, terutama orang-orang yang membutuhkan pertolongan dan bantuannya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian Anak Yang Berintegritas

Pengalaman unik mendefinisikan bagian diri yang khas atau unik dan tidak ada bandingannya, meskipun kepribadian dapat dipahami secara sederhana seperti di atas.36 Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian, khususnya kepribadian anak berintegritas, terbagi menjadi dua faktor, yaitu . berasal dari dalam diri individu dan dari luar individu atau lingkungan sekitarnya. Faktor-faktor tersebut tidak lepas dari pembentukan kepribadian manusia, khususnya kepribadian anak.

Proses Pembentukan Kepribadian Anak Di Sekolah

Pembentukan kepribadian terjadi secara bertahap dan bukan hanya terjadi satu kali saja, melainkan sesuatu yang berkembang. Pembiasaan ini wajib dilakukan oleh seorang guru dalam rangka pembentukan kepribadian untuk mengenalkan siswa pada perilaku terpuji. Alat langsung adalah alat yang berada pada garis lurus menuju tujuan pembentukan kepribadian.

Alat tidak langsung yang berperan sebagai pencegah dan penghambat yang akan menghambat proses pembentukan kepribadian.

AYAT DAN TERJEMAHAN

Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Asba>bun Nuzul

Berdasarkan pemikiran di atas, tidaklah bermakna apabila kita akan mengkaji dan memahami sesuatu ayat kita mesti mengetahui dan mencari sebab-sebab turunnya setiap ayat tersebut, kerana tidak semua ayat al-Quran yang diturunkan itu ada kejadiannya. dan sesuatu acara. Allah tidak mencekik orang yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina, barangsiapa yang berbuat demikian, niscaya dia akan mendapat (azab) atas dosanya.” (K.S. al-Furqa>> n: 68) Al-Shayhani telah menegaskan hadis yang lain melalui sahabatnya Ibnu Abbas r.a.Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan-tuhan lain dengan Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah untuk membunuhnya.

Orang-orang musyrik Makkah berkata: "Sesungguhnya kami telah membunuh banyak jiwa tanpa sebab yang nyata dan kami telah menyembah tuhan-tuhan lain bersama-sama Allah dan kami telah berzina."

Munasabah

Tafsir ayat 64

Setelah menjelaskan sifat "iba>d al-Rah}ma>n pada siang hari dalam pergaulan mereka dengan sesama manusia. Dalam ayat 64 ini menggambarkan keadaan "iba>d al-Rah}ma>n pada malam hari dengan berkata. : Dan di samping sifat-sifat mereka yang disebutkan sebelum ini, orang-orang yang disebut Pandangan ini cukup masuk akal, walaupun ulama memahami keletihan dan kedudukan dalam pengertian umum bahawa solat adalah bentuk ibadah yang lebih baik.

Ibn Abbas berkata: “Sesiapa yang solat dua rakaat atau lebih selepas solat Isyak maka dikira telah beribadat kepada Allah pada malam hari (solat malam) dalam keadaan sujud dan berdiri.”66.

Tafsir ayat 65-66

Dalam ayat 65 dan 66, Allah memuji "iba>d al-Rah}man>n bahawa walaupun mereka telah bergaul dengan sesama makhluk dan ikhlas menyembah al-Khal>liq yang tiada sekutu, mereka sentiasa takut akan azab -Hans. dan berdoa agar Allah memalingkan mereka dari azab Allah dan tidak menumpukan harapan kepada amal yang telah mereka lakukan. Kerana neraka itu seburuk-buruk tempat tinggal dan tempat tinggal, mereka mengatakan bahawa berdasarkan ilmu yang mereka ada . Mereka itulah orang-orang yang mengetahui paling banyak tentang saiz perkara yang mereka minta, jadi ia memudahkan mereka untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Daripada tafsiran ayat 66 kesimpulannya ialah bahawa hamba kepada hamba al-Rah}man>n hendaklah sentiasa berdoa kepada Allah, agar Allah menjauhkan mereka dari azab neraka dan dari penderitaan yang sangat pedih.

Tafsir ayat 67

Hamba-hamba Allah yang benar-benar beriman ialah mereka yang tidak melampaui batas membazir hartanya dan tidak bakhil terhadap diri dan keluarganya. Mereka mengambil nafkah secara seimbang, tidak melebihi had mahupun di bawah had. Ahmad Mustofa Al-Maraghi>y menegaskan bahawa orang yang tidak mensia-siakan nafkah mereka tidak berbelanja melebihi keperluannya, dan tidak pula kedekut terhadap diri dan keluarga.

Dalam ayat 67 ini terdapat pengajaran yang ditunjukkan kepada hamba Allah yang beriman supaya tidak berlebih-lebihan.

Tafsir ayat 68-69

Orang-orang yang tidak menyembah tuhan-tuhan selain Allah, sehingga mereka mempersekutukan-Nya, tetapi hanya menyucikan ibadah dan ketaatan kepada-Nya. Kerana ayat di atas menegaskan adanya perbanyakan dan adanya keabadian yang disebabkan oleh syirik. Sesiapa yang melakukan perbuatan keji yang dijelaskan dalam ayat 68 di atas akan mendapat balasan di akhirat kelak atas dosa yang dilakukannya di dunia.

Manakala dalam ayat 69 menjelaskan ancaman kepada orang yang durhaka dengan pahala dosa dan digandakan azab pada hari kiamat.

Tafsir ayat 70

Sehingga mereka terbebas dari ancaman siksa dan Allah akan mengganti dosa-dosa mereka dengan keutamaan. Para ulama berbeda pendapat tentang arti firman-Nya (نظيس ّ ّ ّ ي .. تن س) yang artinya Allah akan mengganti dosa-dosa mereka dengan. Yang jelas bukan berarti perbuatan buruk yang mereka lakukan akan dijadikan baik oleh Allah dan mendapat pahala.

Tengku Muhammad Hasbi Al-Rashid>jay memberi penjelasan tentang ayat 69 ini “tetapi bagi orang yang meninggalkan maksiat seperti yang dijelaskan dalam ayat 68, maka berimanlah dan beramallah.

Tafsir ayat 71

Ada yang berkata: "Maksud Allah mengubah keburukan dengan kebaikan ialah Allah mengubah keadaan buruk mereka dengan kebaikan."76. Dan seperti yang penulis katakan sebelum ini, kesinambungan taubatlah yang membawa kepada lahirnya amal kebaikan yang baru dan penggantian keburukan dengan amal kebaikan. Sedangkan ulama menjadikan ayat 71 ini, sebagai anjuran kepada hamba yang berniat meninggalkan perbuatan negatif, meninggalkan perbuatan itu disertai dengan niat bertaubat kepada Allah. 77.

Manakala Al-Maraghi>y menafsirkan ayat ini “orang yang bertaubat dari segala dosa yang telah dilakukan dan membersihkan dirinya dengan amal soleh, dia benar-benar kembali kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.

Tafsir ayat 72

Jika kita memahami perkataan ي) dengan maksud melawat, maka yang dimaksudkan ialah melawat atau melawat tempat (ْ ّ ), iaitu tempat yang tidak sesuai yang kelihatan baik pada zahirnya, tetapi pada hakikatnya tidak. Yang haram dan makruh hendaklah ditinggalkan sejak awal agar tidak termasuk dalam kategori laghw>. Seperti memperolok-olokkan al-Quran, memperolok-olokkan Rasul dan memperkatakan perkara yang tidak baik.80 Ini.

Berkali-kali Nabi menyebut perkataan di atas, makna yang lebih nyata daripada makna yang telah dijelaskan ialah orang yang benar-benar beriman ialah mereka yang tidak mahu menyaksikan segala dusta dan perbuatan maksiat.

Tafsir ayat 73

Nabi pada saat itu menundukkan kepalanya dan duduk sambil berkata: 'Ketahuilah sendiri dan kata-kata itu adalah dusta. Bagi orang kafir, perubahannya ialah mengabaikan ayat-ayat ketuhanan dengan lebih bersungguh-sungguh menutup mata dan telinga. Sedangkan hamba-hamba Allah memberikan perhatian yang besar, sehingga mereka membuka mata dan telinga mereka lebih luas untuk mendengar ayat-ayat Allah yang dibacakan (Al-Qur'an) dan memalingkan pandangan mereka untuk melihat ayat-ayat-Nya yang tersebar di udara terbuka. 83.

Mereka tidaklah seperti orang-orang yang resah apabila mendengar ayat-ayat Allah lalu berpaling daripadanya.

Tafsir ayat 74

Dari penafsiran ayat 73 di atas, dapat disimpulkan bahwa ayat ini menggambarkan sifat 'iba>d al-Rah}man; hati mereka selalu terbuka, siap menerima peringatan atau kritik yang membangun.

Tafsir ayat 75-76

Dalam ayat 75, Allah sekilas menyebutkan pahala mereka dengan bersabda: Orang-orang yang benar-benar sangat jauh dan tinggi kedudukannya di hadapan Allah adalah orang-orang yang diberi pahala rahmat-Nya dengan keagungan yang tinggi di surga, karena kesabaran dan ketabahan. melakukan bimbingan agama berkat pertolongan Allah bagi mereka. Orang yang mempunyai ciri-ciri kesempurnaan serta mempunyai akhlak dan budi pekerti yang paling baik, diganjar dengan kedudukan yang tinggi karena kesabarannya dalam menjalankan ketaatan dan menjauhi kemunkaran. Artinya: “(Itulah) surga ‘Adn, yang ke dalamnya mereka masuk bersama orang-orang shaleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya, anak cucunya, sedangkan para malaikat masuk ke tempatnya mereka dari segala pintu. Sambil mengucapkan): “salamun ‘alaikum bima shabartum".

Syurga adalah tempat tinggal dan tempat berteduh yang paling indah pada hari yang paling sejuk.89.

Tafsir ayat 77

Nilai-nilai keutuhan kepribadian ‘Iba>d al-Rah}ma>n dalam surat Al-Furqa>n ayat 63-77 Furqa>n ayat 63-77. Pada ayat 63 dijelaskan dua ciri pertama `iba>d al-Rah}ma>n, gambaran bagaimana beliau memandang Nabi Muhammad SAW yang selalu merendahkan diri, tidak sombong dan tidak meninggikan diri dihadapan orang lain. Sebagaimana gambaran karakter “iba>d al-Rah}ma>n yang rendah hati, tidak berlebihan, sabar, baik bicara, pemaaf dan berpikiran terbuka.

Titik tolak keutuhan kepribadian seseorang yang iba>d al-Rah} dalam hubungannya dengan Allah adalah adanya unsur tanggung jawab seorang hamba terhadap kha>liq.

Proses Pembentukan kepribadian Anak Di Sekolah

Daripada analisis ayat 73, apabila diambil iktibar dan diterapkan dalam pembentukan sahsiah kanak-kanak, ia akan menjadikan peribadi kanak-kanak itu terbuka, bersedia menerima kritikan atau amaran yang membina. Pembentukan kerohanian yang mulia merupakan satu proses pembentukan keperibadian anak, yang dilakukan dengan cara menanamkan kepercayaan dan keimanan dalam diri anak. Jika digunakan, ia akan menjadikan anak yang prihatin (hatinya sentiasa terpaut kepada Allah) dan anak yang yakin (sentiasa bersandar kepada kebenaran). 3) Memupuk dan membiasakan anak-anak dengan pendidikan tauhid.

Dengan menanamkan dan membiasakan anak pada pendidikan tauhid akan membawa konsekuensi pada terbentuknya pribadi anak yang taat dan bertaqwa kepada Allah karena hatinya selalu dihiasi dengan tauhid.

Kesimpulan

Kedua, proses pembentukan keutuhan kepribadian 'iba>d al-Rah}ma>n yang harus dihindari oleh sesama manusia (Karakteristik Negatif), dilakukan melalui proses pemberian pemahaman dan pelatihan, serta proses pertobatan. Ketiga, pembentukan keutuhan pribadi 'iba>d al-Rah}ma>n di hadapan Allah dilakukan melalui proses pembentukan spiritual yang mulia.

Saran

Referensi

Dokumen terkait