MATA KULIAH WAWASAN PENDIDIKAN Dosen Pengampu : Prof. Dr. Nurhattati, M.Pd
Nama Mahasiswa : Farhan Ahmad Hari/Tgl : Kamis, 08 Mei 2025
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
1. Jelaskan konsep manusia, pendidikan dan karakter pendidik?
Dalam dunia pendidikan, pemahaman yang utuh tentang manusia, makna pendidikan, dan karakter pendidik sangatlah penting. Ketiganya saling berkaitan dan menjadi fondasi utama dalam proses pendidikan yang efektif. Manusia sebagai subjek pendidikan, pendidikan sebagai proses pengembangan diri, serta pendidik sebagai penggerak utama dalam proses tersebut—memiliki posisi strategis untuk membentuk generasi yang cerdas dan berkarakter.
a) Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki keistimewaan berupa akal, hati nurani, dan kehendak bebas. Potensi-potensi tersebut menjadikan manusia sebagai makhluk yang dinamis dan terus berkembang. Dalam konteks pendidikan, manusia bukan hanya objek tetapi juga subjek, yang berarti mereka aktif dalam proses pencarian ilmu, pemaknaan hidup, serta pembentukan nilai dan sikap.
b) Pendidikan
Pendidikan adalah proses terencana dan berkelanjutan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu secara optimal, baik secara intelektual, moral, emosional, maupun sosial. Pendidikan tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di keluarga dan masyarakat, yang secara bersama-sama membentuk pribadi seseorang agar menjadi manusia yang utuh dan mampu berperan aktif dalam masyarakat.
c) Karakter Pendidik
Karakter pendidik merupakan elemen kunci dalam keberhasilan proses pendidikan.
Pendidik ideal tidak hanya menguasai materi, tetapi juga memiliki kepribadian yang kuat, seperti jujur, disiplin, sabar, dan bertanggung jawab. Seorang pendidik harus
menjadi teladan bagi peserta didik, menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, serta mampu membimbing dengan empati dan ketulusan.
2. Jelaskan pendidikan bagi pengembangan karakter, budaya dan peradaban manusia?
Pendidikan memiliki peran strategis dalam membentuk karakter individu, melestarikan budaya, dan membangun peradaban manusia. Ketiganya saling berkaitan erat dan menjadi hasil dari proses pendidikan yang terarah, berkelanjutan, dan berlandaskan pada nilai-nilai luhur. Pendidikan tidak hanya bersifat instruksional, tetapi juga bersifat transformasional—membentuk manusia dan masyarakat yang beradab serta bernilai.
a. Pengembangan Karakter
Pendidikan berperan penting dalam pembentukan karakter karena melalui pendidikan, nilai-nilai moral dan etika dapat ditanamkan secara sistematis. Karakter seperti kejujuran, tanggung jawab, toleransi, dan kerja keras diajarkan melalui kurikulum maupun keteladanan guru. Dengan karakter yang kuat, individu akan mampu menghadapi tantangan hidup secara positif dan bertanggung jawab terhadap dirinya dan lingkungan.
b. Perkembangan Budaya
Budaya merupakan cerminan identitas suatu bangsa, dan pendidikan berperan dalam melestarikan serta mengembangkannya. Melalui pendidikan, generasi muda dikenalkan pada nilai-nilai budaya lokal maupun nasional sehingga tercipta rasa bangga dan tanggung jawab terhadap warisan budaya. Di sisi lain, pendidikan juga membuka ruang bagi inovasi budaya agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.
c. Perabadan Manusia
Peradaban besar dunia lahir dari masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan dan pendidikan. Pendidikan menjadi pendorong kemajuan teknologi, sains, seni, dan sistem sosial. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu bangsa, semakin tinggi pula tingkat peradabannya. Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan adalah investasi jangka panjang untuk masa depan umat manusia yang lebih beradab dan harmonis.
3. Jelaskan keterkaitan pendidikan antara pendidikan, sosial, ekonomi, politik, dan budaya?
Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan seperti sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Secara sosial, pendidikan menciptakan kesempatan
yang lebih besar bagi individu untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat, meningkatkan mobilitas sosial, dan memperkuat kohesi sosial. Pendidikan juga mendidik individu agar mampu hidup berdampingan dengan orang lain dalam masyarakat majemuk melalui pengembangan empati, komunikasi, dan kerja sama.
Dalam bidang ekonomi, pendidikan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, produktivitas, dan daya saing bangsa. Pendidikan yang baik memungkinkan individu memperoleh pekerjaan yang layak, meningkatkan kesejahteraan, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Secara politik, pendidikan menciptakan warga negara yang kritis, sadar hukum, dan partisipatif dalam kehidupan demokrasi. Sementara dari sisi budaya, pendidikan memperkuat identitas nasional, nilai-nilai lokal, serta mengajarkan sikap terbuka terhadap keberagaman budaya global.
4. Jelaskan pemikiran-pemikiran tokoh pendidikan dari seperti Ki Hajar Dewantara, Conny Semiawan, HAR Tilaar, Sudijarto, Gagne, Dewey?
Tokoh-tokoh pendidikan memiliki kontribusi besar dalam membentuk arah, konsep, dan praktik pendidikan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Melalui pemikiran mereka, lahirlah berbagai pendekatan dan filosofi pendidikan yang relevan dengan kebutuhan zaman dan kondisi sosial budaya masyarakat. Berikut adalah ringkasan pemikiran beberapa tokoh pendidikan penting yang telah memberikan pengaruh signifikan:
1) Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara adalah Bapak Pendidikan Nasional Indonesia yang sangat menekankan pentingnya kemerdekaan dalam proses belajar. Menurutnya, pendidikan seharusnya membebaskan, bukan mengekang. Ia mengembangkan filosofi pendidikan yang dikenal dengan semboyan “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”, yang berarti di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan. Konsep ini menggambarkan peran pendidik yang tidak otoriter tetapi menjadi pembimbing yang mendorong siswa berkembang secara mandiri. Ia juga sangat menekankan pentingnya pendidikan yang berbasis pada nilai- nilai budaya lokal dan kebangsaan, sehingga pendidikan tidak tercerabut dari akar budaya bangsa.
2) Conny Semiawan
Conny Semiawan merupakan tokoh pendidikan Indonesia yang mengusung pendekatan humanistik dalam pendidikan. Ia berpandangan bahwa setiap peserta didik adalah
pribadi unik yang memiliki potensi luar biasa dan perlu diperlakukan secara manusiawi dalam proses pendidikan. Conny mendorong model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (learner-centered) serta pembelajaran yang mengaktifkan kemampuan berpikir kritis, reflektif, dan kreatif. Menurutnya, guru harus bersikap dialogis, tidak otoriter, dan mampu membangun suasana pembelajaran yang partisipatif dan inklusif.
Pendidikan tidak hanya soal prestasi akademik, tetapi juga pembentukan kepribadian dan nilai-nilai kemanusiaan.
3) HAR Tilaar
Prof. H.A.R. Tilaar adalah tokoh pendidikan Indonesia yang dikenal karena pemikirannya tentang pendidikan sebagai alat pembebasan dan transformasi sosial. Ia mengkritisi sistem pendidikan yang terlalu elitis dan tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat. Menurut Tilaar, pendidikan harus kontekstual, demokratis, dan menjawab tantangan ketimpangan sosial. Ia menekankan pentingnya keadilan dalam pendidikan, di mana semua kelompok masyarakat, termasuk yang termarjinalkan, memiliki akses dan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Pendidikan menurutnya harus mampu mengangkat harkat dan martabat manusia serta mendorong perubahan sosial yang adil dan berkelanjutan.
4) Sudijarto
Sudijarto menekankan pentingnya pendidikan nilai dalam pembentukan karakter bangsa. Ia berpandangan bahwa pendidikan tidak boleh hanya berorientasi pada aspek kognitif, melainkan juga harus menyentuh aspek afektif dan psikomotorik.
Menurutnya, pendidikan karakter adalah bagian integral dari pendidikan nasional karena bangsa yang besar dibentuk oleh individu-individu yang memiliki integritas, etika, dan kepedulian sosial. Sudijarto juga menyoroti pentingnya pendidikan yang mengembangkan kesadaran akan kebudayaan sendiri, sebagai cara untuk memperkuat identitas bangsa di tengah arus globalisasi.
5) Robert Gagne
Robert Gagne adalah tokoh pendidikan dari Amerika Serikat yang dikenal karena teori pembelajaran sistematiknya. Ia mengembangkan “Nine Events of Instruction”, yaitu sembilan langkah kegiatan belajar mengajar yang harus dilalui untuk memastikan bahwa proses belajar berlangsung efektif dan efisien. Langkah-langkah tersebut
meliputi memberi perhatian kepada siswa, menginformasikan tujuan pembelajaran, merangsang ingatan, menyajikan materi, memberi panduan belajar, membangkitkan kinerja, memberikan umpan balik, menilai kinerja, dan meningkatkan retensi serta transfer. Gagne memandang bahwa pembelajaran harus dirancang dengan struktur yang logis dan sistematis agar peserta didik dapat memahami dan menyerap informasi secara optimal, terutama dalam pendidikan berbasis teknologi dan keterampilan.
6) John Dewey
John Dewey adalah seorang filsuf dan pendidik progresif dari Amerika Serikat yang percaya bahwa pendidikan adalah proses sosial yang dinamis dan demokratis. Ia menolak metode pengajaran tradisional yang kaku dan menekankan pentingnya pengalaman langsung (learning by doing) dalam proses pembelajaran. Menurut Dewey, pendidikan harus relevan dengan kehidupan nyata dan membekali peserta didik dengan kemampuan untuk berpikir kritis serta memecahkan masalah. Ia juga melihat sekolah sebagai miniatur masyarakat di mana peserta didik belajar melalui interaksi sosial dan pengalaman. Dewey sangat menekankan pentingnya pendidikan demokratis yang mengajarkan nilai-nilai kebebasan, tanggung jawab, dan kerja sama.