• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Pembaharuan, Tajdid, Purification Muhammadiyah

N/A
N/A
Alvan Fariz

Academic year: 2023

Membagikan "Konsep Pembaharuan, Tajdid, Purification Muhammadiyah "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

A. Konsep Pembaharuan, Tajdid, Purification Muhammadiyah

Muhammadiyah memberikan makna pembaharuan ke dalam dua gerakan, yaitu gerakan purifikasi atas masalah akidah dan ibadah, dan gerakan modernisasi atau reformasi untuk bidang-bidang muamalah dalam berbagai bidang kehidupan. Tujuan tajdid menurut Muhammadiyah adalah untuk mefungsikan Islam sebagai hudan, furqân, dan rahmatan li al-’âlamîn sehingga perkembangan kehidupan masyarakat dapat terbimbing dengan baik.

Dalam pandangan Muhammadiyah, tajdid merupakan salah satu watak dari ajaran Islam.

Untuk dapat menfungsikan tajdid dalam berbagai bidang kehidupan di tengah masyarakat yang berubah, ijtihad merupakan sebuah keniscayaan untuk dilakukan. Dalam ijtihad ini, menurut Muhammadiyah, maksimalisasi peran akal yang bersih adalah suatu prasyarakat tajdid. Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan oleh KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, dijadikan sebagai alat untuk memajukan ummat dan bangsa.

Muhammadiyah merupakan gerakan pembaharu yang didirikan oleh Ahmad Dahlan pada 18 Dzulhijjah 1330 H, atau bertepatan dengan 12 November 1912 M. Di Yogyakarta, Muhammadiyah sering dicap banyak kalangan sebagai organisasi Islam yang berwawasan Islam moderat. Yakni berupaya menampilkan corak Islam yang memadukan antara purifikasi dengan dinamisasi dan bersifat moderat (wasatiyah) dalam meyakini, memahami, dan melaksanakan pemikiran Islam. Muhammadiyah dengan begitu berbeda dengan karakter gerakan-gerakan Islam lain yang cenderung ekstrem, baik yang bersifat radikal-fundamentalis ataupun radikal-liberal. Ideologi dengan karakter moderat ini mengindikasikan bahwa Muhammadiyah berbeda dengan gerakan Islam radikal-liberal yang serba liberal dalam melakukan dekonstruksi atas pemikiran Islam sehingga serba relatif; dan Gagasan Pendidikan pada saat yang sama berbeda dengan gerakan radikal-fundamentalis semisal Salafi, Wahabi, al-Ikhwan al-Muslimin, Taliban, Jemaah Tabligh, Islam Jemaah, Jemaah Islamiyah, Hizbut Tahrir, Majelis Mujahidin, Ansharut Tauhid, Islam Tradisional, Majelis Tafsir al-Qur’ân, dan kelompok Syi’ah.

Tetap Taat Administratif Negara Salah satu ciri gerakan Muhammadiyah yang moderat ditangan Kiai Dahlan beliau tidak menamfakkan bahwa Muhammadiyah merupakan organisasi formal yang ada dalam ruang wilayah sebuah negara. Jadi merupakan sebuah kewajiban bagi pengurus organisasi untuk memenuhi persyaratan administratif yang ditetapkan oleh pemerintah negara dimana Muhammadiyah berada, baik di Indonesia maupun negara lain.

(2)
(3)

B. Biografi KH. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah)

Terlahir dengan nama Muhammad Darwisy pada 1 Agustus 1868, Ahmad Dahlan merupakan putra keempat dari tujuh bersaudara dari pasangan K.H. Abu Bakar bin Sulaiman dan Siti Aminah binti Ibrahim bin Hasan. KH Abu Bakar adalah seorang ulama dan merupakan khatib di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu. Sementara sang ibu, Siti Aminah juga keturunan pejabat penghulu Kesultanan Keraton. Dalam catatan Adi Nugraha "Kiai Haji Ahmad Dahlan" yang ditulis pada tahun 2009, nama Ahmad Dahlan diberikan oleh gurunya Sayyid Bakri Syatha ketika dirinya sedang berada di Makkah sebelum pulang kembali ke Tanah Air, di mana nama itulah yang melekat padanya hingga akhir hayat.

Ahmad Dahlan sempat menetap di Makkah dan melakukan haji pada usia 15 tahun.

Di Makkah ia memperdalam ilmu agamanya dengan berguru kepada para ulama pembaharu Islam. Selama di sana, selain berguru kepada Sayyid Bakri Syatha, tokoh lainnya ada Syaikh Ahmad Khatib, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Ibnu Taimiyah, Al-Afghani, Syaikh Abdul Hadi, dan beberapa lainnya. Darwisy juga pernah belajar di bawah bimbingan guru yang sama dengan Hasyim Asy'ari, tokoh yang mendirikan Nahdlatul Ulama (NU).

Pada tahun 1903, Ahmad Dahlan kembali ke Makkah dengan membawaserta putranya, Muhammad Siraj, yang masih berumur 6 tahun. Pada masa itu, ia menetap selama dua tahun.

Pada masa ini, dia sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari.

(4)

KH Ahmad Dahlan termasuk keturunan kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim atau dikenal sebagai Sunan Gresik, salah satu di antara Walisongo, pelopor penyebaran agama Islam di Jawa. Menurut silsilah, keturunannya tersebut dimulai dari Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq, Maulana 'Ainul Yaqin, Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan Prapen), Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo, kiai Ilyas, kiai Murtadla, KH. Muhammad Sulaiman, K.H.

Abu Bakar, dan Muhammad Darwis (Ahmad Dahlan).

Dikutip laman resmi Muhammadiyah, pada tahun 1912 atau tepatnya 18 November 1912, Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, sebuah kampung di dalam kompleks Keraton Yogyakarta. Selanjutnya ketika pulang dari Makkah, Ahmad Dahlan menikahi Siti Walidah, sepupunya sendiri, anak kiai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri Aisyiyah. Bersama Siti Walidah, KH. Ahmad Dahlan memiliki enam orang anak, yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah. Ahmad Dahlan juga menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah; istri ketiganya bernama Nyai Rum, adik kiai Munawwir Krapyak; serta pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta. Dari beberapa perkawinannya, K.H. Ahmad Dahlan juga mempunyai putra dari Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. KH. Ahmad Dahlan meninggal pada tahun 1923 dan dimakamkan di pemakaman Karangkajen, Yogyakarta. Pada tahun 1961, Pemerintah Republik Indonesia menetapkan KH Ahmad Dahlan sebagai salah satu pahlawan nasional. Hingga saat ini, Muhammadiyah yang didirikan oleh Ahmad Dahlan telah memberikan banyak sumbangsih terhadap negeri ini, di antaranya membangun sekolah Islam modern bergaya barat, membangun Pusat Kesehatan Oemat (PKO), mendirikan wadah pergerakan perempuan Aisyiyah, dan masih banyak yang lainnya.

(5)

C. Majelis – majelis dan ortonom di dalam Muhammadiyah 1 Majelis Tarjih dan Tajdid

2 Majelis Tabligh

3 Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan

4 Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal 5 Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani

6 Majelis Pembinaan Kesehatan Umum 7 Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial 8 Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata 9 Majelis Pendayagunaan Wakaf

10 Majelis Pemberdayaan Masyarakat 11 Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia 12 Majelis Lingkungan Hidup

13 Majelis Pustaka dan Informasi 14 embaga Pengembangan Pesantren

15 Lembaga Pengembangan Cabang/Ranting dan Pembinaan Masjid 16 Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis

17 Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan 18 Lembaga Resiliensi Bencana

19 Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah

20 Lembaga Pengembang Usaha Mikro Kecil Menengah 21 Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik

22 Lembaga Seni Budaya

23 Lembaga Pengembangan Olahraga

24 Lembaga Hubungan dan Kerja Sama Internasional

(6)

25 Lembaga Dakwah Komunitas

26 Lembaga Pemeriksa Halal dan Kajian Khalalan Thayyiban 27 Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah

28 Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik 29 Biro Pengembangan Organisasi

30 Biro Pengelolaan Keuangan

31 Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum

(7)

D. Matan, Keyakinan dan Cita – cita Hidup Muhammadiyah

1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.

2. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.

3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:

a. Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;

b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.

4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang- bidang:

a. ‘Aqidah

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala- gejala kemusyrikan, bid’ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.

b. Akhlak

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia

c. Ibadah

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.

d. Muamalah Duniawiyah

(8)

Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.

5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT: “BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR”

(9)

E. Matan Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

Mukaddimah anggaran dasar muhammadiyah adalah doktrin ideologi Muhammadiyah yang memberikan pandangan tentang kehidupan manusia di bumi. Dokumen ini memuat 7 pokok pikiran dan cita-cita Muhammadiyah serta cara-cara untuk mewujudkannya. Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah menjiwai segala gerak dan usaha Muhammadiyah. AD/ART Muhammadiyah memuat nama organisasi, nama pendiri, tempat kedudukan, identitas dan asas, lambang organisasi, maksut dan tujuan, usaha, keanggotaan, pimpinan, unsur pembantu pimpinan, organisasi otonom, permusyawaratan, rapat, kekayaan dan keuangan, serta laporan. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah adalah konsep ideologi Muhammadiyah yang terdiri dari beberapa prinsip. Muhammadiyah melaksanakan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid dalam usaha di segala bidang kehidupan.

(10)

F. Semua Rangkuman tugas ideologiy dalam vidio yang sudah diberikan 1. Latihan Bertakwa di Bulan Ramadhan

Ada suatu ayat yang sangat sering kita dengar didalam bulan ramadhan yang berbunyi :

اَُهّيَأَٰٓي

َنيِذّلٱ

۟اوُنَماَء

َبِتُك

ُمُكْيَلَع

ُماَيّصلٱ اَمَك

َبِتُك ىَلَع

َنيِذّلٱ نِم

ْمُكِلْبَق

ْمُكّلَعَل

َنوُقّتَت

Artinya : Wahai orang – orang yang beriman telah diwajibkan berpuasa untuk kalian sebagaimana puasa itu telah di wajibkan kepada umat – umat sebelum kalian, agar kalian menjadi hamba – hamba Allah yang bertakwa.

Ramadhan itu hanya beberapa hari saja, ramadhan itu sangatlah singkat hanya 30/29 hari saja jadi jangan siasisakan waktu kita di bulan suci ramadhan ini. Bulan ramadha ini adalah bulan untuk melatih diri kita agar menjadi hamba Allah yang bertakwa, banyak hal yang perlu kita latih di bulan suci ramadha diantaranya belajar tadahud Al- Quran, imam syafi’i di bulan ramadha menghatamkan Al – Quran 60 kali maka dari itu seandainya kita tidak mampu seperti para pendahulu kita maka minimal kita bisa menghatamkan Al – Quran satu kali pada bulan ramadhan. Mengapa begitu pentingnya kita bekajar Al – Quran pada bulan ramadhan ini karena pada bulan lain kita di sibukkan oleh kesibukan duniawi kita karena Al – Quran juga sebagai petunjuk atau berita yang ada di masalalu dan berita apa yang akan datang di akhirat.

Kedua yang perlu kita latih pada bulan ramadhan adalah melatih diri kita untuk menjadi orang dermawan, usahakanlah di bulan ramadhan ini kita perbanyak bersodakoh, seperti memberi orang untuk berbuka puasa, karena ada hadist nabi Muhammad SAW yang artinya “siapa yang memberi buka puasa orang lain maka dia mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa itu”.

Ketiga kita berlatih bangun sebelum subuh, bangun malam, barang siapa yang menghidupkan malamnya di bulan ramadhan maka Allah SWT akan mengampuni semua dosa – dosanya yang sudah lewat. Dan yang terakhir kita belajar untuk menjaga mata, telinga, mulut ,lisan kita dari yang di haramkan Allah STW.

(11)

2. Pengampunan di bulan Ramadhan Nabi Muhammad SAW berabda :

ُهَل ْرَف ْغُي ْمَلَف ُناَضَم َر ِهْيَلَع َل َخَد – َدُعَب ْوَأ – ٍدْبَع ُفْنَأ َمِغَر Artinya : “Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni.” [HR. Ahmad, dishahihkan al-Hakim, adz-Dzahabi dan al-Albani]

Kenapa kita harus maksimal meminta ampun kepada Allah SWT terlebih pada bulan ramadhan karena bulan ini penuh dengan ampunan, yang pertama di sebutkan oleh imam ibnu koyim rohimakumullah didalam kitabnya ad – da’wat – dawa menyatakan bukankah di dunia dan akhirat, kesusahan, penyakit, bencana yang terjadi semua itu di sebabkan karena dosa – dosa dan maksiat yang kita lakukan. Juga di sebutkan dalam Al – Quran di surat as – suro ayat 30 yang artinya : “Dan musibah apapun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan – kesalahanmu).” Ali bin albithalib juga pernah menyatakan.”tidaklah Allah menurunkan bala penyakit, virus, musibah, dan lain sebagainya kecuali di sebabkan oleh dosa – dosa yang kami lakukan dan Allah SWT akan mengangkat bala, musibah, penyakit, dan lain sebagainya dengancara kita bertaubat.” maka di bulan inilah waktu yang tepat untuk kita meminta ampunan kepada Allah SWT, memintakan ampunan saudara kita, orang tua kita agar semua bala bencana yang di timpakan Allah SWT kepada kita diangkatnya dan kita semua diberikan ampunannya. Dan juga di malam bulan bulan suci ramadhan ini terdapat yang namanya malam lailatulkhadar yang dimana satu malam itu lebih baik dari seribu bulan maka daripada itulah kita dianjurkan memperbanyak dan mendirikan ibadah malamkita di bulan ramadhan ini seperti tadarusan Al – Quran, dan lain sebagainya agar kita lebih mudah dan lebih cepat diampuni semua dosa – dosa kita oleh Allah SWT.

(12)

3. Menyambut 10 Akhir romadhon, Lailatul Qodar

ِم ْسِب

ِ ااا

ِن ام ْح ّرلا

ِمْيِح ّرلا

ِر ْدَقْلا ِةَلْيَل يِف ُهاَنْل َزْنَأ اّنِإ

ِر ْدَقْلا ُةَلْيَل اَم َكا َر ْدَأ اَم َو

ٍرْهَش ِفْلَأ ْنِم ٌرْي َخ ِر ْدَقْلا ُةَلْيَل

ٍرْمَأ ّلُك ْنِم ْمِهّب َر ِن ْذِإِب اَهيِف ُحو ّرلا َو ُةَكِئ َلَمْلا ُل ّزَنَت

ِر ْجَفْلا ِعَلْطَم اىّتَح َيِه ٌم َلَس Artinya : Sesungguhnya kami telah menurunkan (Al-Quran) pada malam kemuliaan, dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat – malaikat dan malaikat Jibril dengan izin tuhannya untuk mengatur segalan urusan, malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.

Maksut dari ayat diatas adalah memberitahu kita semua bahwasannya pada malam bulan ramadhan ada yang namanya malam lailatul Qodar yang dimana malam lailatul Qodar itu lebih baik dari 1000 bulan, sekitar 83 tahun lebih, maka daripada itu kita umat Nabi Muhammad SAW sangat – sangat dianjurkan memaksimalkan ibadah pada 10 malam terakhir bulan ramadhan, karena jika kita bertemu dengan malam lailatul Qodar itu maka pahalanya akan dicatat sama dengan mengerjakan kebaikan selama seribu bulan, maka daripada itu kita di suruh menghidupkan malam kita sebagaimana disebutkan di dalam hadist Aisyah RA yang artinya : Jika sudah memasuki 10 malam terakhir bulan ramadhan Nabi Muhammad SAW mengencangkan sabuknya untuk sibuk beribadah kepada Allah SWT pada malam ramadhan. Di sebutkan juga dalam haist sahih at – tirmizi dan ibnu – majjah dari Aisyah RA mengatakan : Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW jika aku merasa bahwa pada suatu malam aku merasakan bahwa itu adalah malam lailatul qodar lantas apa doa yang harus saya baca lalu Rasulullah SAW mengajarkan doa yang harus di baca :

ّمُُهّللا

َكّنِإ

ٌوُفَع

ٌميِرَك

ّبِحُت

َوْفَعْلا

ُفْعاَف ىّنَع

(13)

Artinya : Ya Allah sesungguhnya engkau adalah dzat yang maha pemaaf maha pengampun engkau mencintai pengampunan itu , ampunilah diriku maafkanlah diriku.

Referensi

Dokumen terkait