Disertasi berjudul “Konsep Syafa'at Menurut Pandangan Muhammad Quraish Shihab (Analisis Tafsir Al-Misbah”), disusun oleh Iim Muslimah dengan Nomor Induk Mahasiswa 13210519, diuji pada Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta pada 12 Agustus 2017. Skripsi ini mencoba mengungkap konsep “Syafa’ah” menurut Quraish Shihab, berdasarkan penafsiran al-Misbah terhadap ayat-ayat syafa’at dalam Al-Quran. sebuah. Hal inilah yang menjadi dorongan bagi penulis untuk mengungkap lebih jauh lagi mengenai persoalan syafaat khususnya dalam penafsiran Quraish Shihab.
Pertanyaan ini menandakan bahwa syafaat merupakan pertolongan terakhir yang paling diharapkan di akhirat nanti. Syafa'at merupakan persoalan yang disinggung dalam teks Al-Qur'an dan Hadits. Syafaat diberikan bukan untuk menghapus dosa, melainkan hanya untuk meningkatkan derajat dan kemaslahatan orang beriman.
Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbahnya, bahwa siapa yang meminta syafaat di akhirat harus mendapat izin terlebih dahulu dari Allah SWT. Ahsin Muhammad, Tentang Justifikasi Syafaat dalam Islam: Menurut Al-Quran dan Sunnah, (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992), hal. Ada beberapa pendapat yang menganggap syafaat merupakan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Oleh karena itu penulis ingin membahas hal tersebut melalui artikel yang berjudul “Konsep Syafa’at Menurut Pandangan Muhammad Quraish Shihab (Analisis Tafsir Al-Misbah)”.
Identifikasi Masalah
Muhammad Quraish Shihab dalam karya tulisnya yang monumental, Tafsir Al-Misbah, khususnya dalam menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan keimanan. Quraish Shihab sering berdiskusi dan menganalisis pendapat para teolog dari berbagai aliran, kemudian mengungkapkan pandangan dan pemahamannya sendiri.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
Ayat-ayat tersebut dipilih karena adanya perbedaan kondisi isim dan fi’il, serta terdapat penafsiran kata Syafa’at pada setiap ayat yang dipelajari dalam Tafsir al-Misbah. Tafsir ini dipilih karena tafsir ini lahir pada abad ke 20 dan pemikirannya sangat bersentuhan dengan kehidupan sosial masyarakat sehari-hari.
Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian
Kami berharap dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan di bidang tafsir khususnya pengetahuan tentang makna ayat-ayat syafa'at yang dijelaskan oleh M. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa syafa'at adalah bagian dari pertolongan terakhir kita di akhirat. Dan sebagai tugas akhir dan syarat untuk menempuh Strata Diploma (S1) pada Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Institut Ilmu Al-Qur'an, Jakarta.
Tinjauan Pustaka
Menurut Sayyid Qutb yang mengatakan bahawa syafaat di akhirat itu penting kerana ia dapat membantu seseorang yang masih beriman kepada Allah SWT (walaupun iman itu hanya sebesar atom) untuk menghapuskan keburukan dan dikeluarkan dari neraka, Kurang syafaat dalam akhirat Ia hanya ditujukan kepada orang-orang kafir, kerana kekufuran mereka kepada Allah maka mereka tidak mendapat syafaat pada hari kiamat. Konsep Syafaat Dalam Tafsir Al-Maraghi"11 Tesis ini menjelaskan berdasarkan tafsiran al-Maraghi bahawa syafaat hanya untuk orang-orang yang soleh yang telah mengadakan perjanjian dengan Allah, kemudian disertai dengan izin-Nya dan tidak berlaku untuk orang musyrik dan kafir.. Tesis yang ditulis oleh Nasikhun bertajuk "Manusia dan Syafaat dalam Pandangan Al-Quran".12 Tesis ini menyebut bahawa syafaat oleh manusia kadangkala merupakan syafaat yang baik (hasenah) yang bertindak sebagai pemberi syafaat kepada orang lain dalam mematuhi arahan agama.mengajak atau memberi sesuatu yang baik atau membolehkan orang lain beramal.
10 Arif Rahman Hakim, Konsep Syafa'at Menurut Sayyid Qutub dalam Tafsir Fi Zilal Al-Qur'an. 11Mahfudz Kasuba, “Konsep Syafaat dalam Tafsir Al-Maraghi,” (skripsi postdoctoral, Lembaga Ilmu Al-Quran, Jakarta, 2006). 12Nasikhun, “Umat dan Syafaat dalam Perspektif Al-Quran”, (skripsi postdoctoral, Institut Ilmu Al-Quran, Jakarta 2007).
Syafaat dalam Kristen dan Islam, Perbandingan Gereja Katolik Roma dan Islam Sunni". 13 Tesis ini menyatakan bahwa syafaat dalam Islam berbeda dengan apa yang terdapat dalam Kristen dengan perbuatan dosanya, dalam Islam tidak perlu ada penyelamat untuk menebus dosanya. dosa manusia karena manusia dilahirkan tanpa dosa asal, syafaat dalam islam lebih fokus untuk menyelamatkan manusia dari akibat kesalahannya selama berada di dunia yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat.Islam hanya akan dikenal di akhirat , padahal dalam agama kristen sudah dikenal pendamaian dosa di dunia, dengan penyaliban yesus maka dosa mereka akan ditebus dengan darah yesus, dengan syarat cukup mereka hanya mengimani adanya penyaliban yesus saja maka akankah dosa-dosa mereka diampuni.Berikutnya adalah kitab yang berjudul Pembenaran Syafa'at dalam Islam Menurut Al-Qur'an dan Sunnah yang diterjemahkan oleh Ahsin Muhammad dari kitab Mafahim al-Qur'an karya Syaikh Ja'far Subhani bab Syafa'at, pembahasannya ilmiah dan cenderung ke aliran Syi'ah.14.
13 Disertasi Ahmad Fahmi, "Mediasi dalam Kristian dan Islam, Perbandingan Gereja Roman Katolik dan Islam Sunni", UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 14 Syaikh Ja'far Subhani, Mengenai Kebolehan Perantaraan Dalam Islam Menurut Al-Quran dan Sunnah, terj.
Metodologi Penelitian
Sumber sekunder ialah karya pemikiran tokoh yang diperoleh daripada hasil tafsiran dan penemuan penulis terdahulu yang mengkaji dan mengembangkan pemikiran M. Al-Qur`an dan terjemahannya; Tafsir Al-Qur`an Tematik (tidak dapat dielakkan hari-hari terakhir) Kementerian Agama RI;. Digunakan untuk menentukan tema ayat-ayat syafaat dalam Al-Quran; Al-Mu'jam al-Mufahras li Alfadz Al-Qur'an yang ditulis oleh Fuad Abd Al-Baqi' dan Fatkhu ar-Rahman yang ditulis oleh Ahmad bin Hasan, digunakan untuk memudahkan mengikuti ayat-ayat al-Quran; Sastera Tafsir Indonesia; Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, karangan Ahmad Musthafa al-Maraghi; Buku-buku berkaitan ilmu al-Quran berkaitan perbincangan.
18 Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data utama, dalam hal ini sumber utama adalah Tafsir al-Misbah karya M. 19 Data sekunder adalah data yang berasal dari luar data primer, dalam hal ini adalah Data sekunder meliputi kitab-kitab tafsir atau kitab-kitab hadis atau kitab-kitab yang membahas istilah-istilah tertentu yang menjadi pokok penelitian. Penelitian ini dapat dikategorikan sebagai tafsir tematik atau tafsir maudhu'i.20 Metode tematik dipilih dengan alasan selain untuk menghindari kesimpulan yang parsial, penggunaan metode ini dinilai merupakan metode yang efektif untuk memperoleh kesimpulan yang menyeluruh dari seluruh ayat yang memuat tema tersebut. dari syafa' at.
Setelah memperoleh data yang cukup dari sumber primer dan sekunder, peneliti melakukan analisis. Sebagai alat analisis data tersebut, peneliti menggunakan teknik deskriptif analitis.21 Deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan data internal. 20 Tafsir Maudhu'i menghimpun ayat-ayat Al-Qur'an yang mempunyai tujuan yang sama dalam arti sama-sama membahas suatu tema (masalah) tertentu dan menyusunnya berdasarkan kronologi serta alasan turunnya ayat-ayat tersebut (Asbabul Nuzul), kemudian menafsirkan Mulailah dengan memberikan informasi dan penjelasan serta menarik kesimpulan.
Secara khusus, ahli tafsir melakukan pemeriksaan tafsirnya dengan metode Maudhu'I, mengkaji ayat-ayat dari segala aspeknya, dan melakukan analisis berdasarkan ilmu yang benar, yang dilakukan pembahas untuk menjelaskan pokok persoalan sehingga dapat memahami maksudnya. menguasainya dengan jelas, mudah dan benar-benar, sehingga mampu memahami makna terdalam dan mampu menolak kritik. Deskriptif Analitik merupakan metode pembahasan dalam menyajikan data yang telah disusun dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap data tersebut, atau menjelaskan data apa adanya. Sedangkan analitis merupakan tahap untuk mendeskripsikan data yang dikumpulkan dan disusun secara sistematis.
Jadi metode deskriptif analitis adalah suatu metode diskusi untuk menyajikan data yang telah disusun dengan melakukan kajian terhadap data tersebut.22 Data yang dimaksud adalah tafsir ayat syafaat berdasarkan sudut pandang Quraish Shihab dalam penafsirannya tanpa menambahkan atau mengurangi.
Teknik dan Sistimatika Penulisan
Bab kedua, penelitian ini mencoba menggali konsep umum mediasi sebagaimana dipahami para mufassir dan ulama. Kedua, macam-macam Syafa'at, ketiga, kriteria memberi dan menerima Syafa'at, keempat, hukum meminta syafaat. Pada bagian penutup akan dijelaskan beberapa pokok bahasan yang merupakan jawaban atas rumusan masalah yang telah dijelaskan.
Kesimpulan
Hampir seluruh ulama Islam sepakat bahwa syafaat itu memang ada pada hari kiamat dan akan diberikan kepada orang-orang yang beriman. Mayoritas ulama dari berbagai mazhab dan aliran dalam Islam berpendapat bahwa syafaat akan bermanfaat dalam menghindarkan seseorang dari bahaya dan siksa Neraka. Ulama ahlussunah meyakini adanya syafaat dari Allah, hanya saja syafaat itu sifatnya terbatas, dimana memerlukan izin dan ridha dari Allah, bahkan seorang rasul dan malaikatnya pun tidak akan bisa memberikan syafaat jika tidak ada izin dari Allah. . , izin dan keridhaan Allah akan datang kepada orang-orang yang hatinya tidak ragu sedikit pun akan keberadaan Allah dan yakin bahwa hanya Allah yang patut disembah, dan tidak mempunyai sekutu selain-Nya.
Merekalah yang berhak mendapatkan syafaat dan berhak mendapatkan kedudukan yang lebih baik di sisi-Nya. Dan orang-orang kafir juga mengira bahwa sekutunya bisa menjadi perantara bagi mereka, sehingga hal ini hanya menimbulkan rasa kasihan bagi orang-orang kafir. Ada perbedaan antara syafaat yang diminta oleh kaum musyrik dan syafaat yang diminta oleh kaum muslimin.
Kaum musyrik mempercayai berhala sebagai tuhan mereka yang patut didoakan dan diberi syafaat. Sedangkan seorang muslim meyakini bahwa orang yang bertakwa mempunyai kedudukan yang tinggi di hadapan Allah. Umat Islam sangat meyakini bahwa para nabi, shalihin, syuhada, dan malaikat mempunyai kewenangan untuk memberikan syafaat.
Saran
Apalagi penelitian lain mengenai tafsir Quraish Shihab dapat memperluas cakrawala keilmuan penafsiran Al-Quran. Disertasi Syafaat Kristen dan Islam, Perbandingan Gereja Katolik Roma dan Islam Sunni, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.