1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Menurut Direktorat Jendral Energi Terbarukan dan Konservasi Energi (2020), Indonesia memiliki kapasitas sumber energi sebesar 70,96 Giga Watt (GW), dari kapasitas energi tersebut 35,36% dari batubara, 19,36% dari gas bumi, 34,38%
dari minyak bumi dan EBT ( Energi Baru Terbarukan) hanya sebesar 10,9%.
Ketergantungan terhadap energi fosil inilah yang membuat kakhawatiran pada massa yang akan datang, energi fosil yang akan habis mengharuskan penggunakan energi terbarukan segera ditingkatkan. Salah satu energi terbarukan adalah bahan bakar nabati.
Minyak nabati biasa terdiri dari trigliserida yang terikat dalam molekul asam lemaknya dengan 14 hingga 22 atom karbon dalam rantainya. Karena tingkat fungsionalitas yang agak rendah dan kesederhanaannya (gugus karboksilat adalah satu-satunya gugus fungsi yang ada dalam trigliserida) dibandingkan dengan jenis bahan baku berbasis biomassa lainnya dan panjang rantai yang sesuai. (Kubicˇka &
Ludeˇk Kaluzˇa, 2010). salah satu minyak nabati yang sangat potensial adalah minyak jelantah, karena termasuk limbah dan sangat mudah didapatkan.
Minyak jelantah merupakan limbah hasil pengolahan makanan yang mengalami pemanasan lebih dari 3 kali penggorengan. Proses pemanasan yang terus menerus akan berpengaruh terhadap minyak goreng. Pada suhu penggorengan 200°C rantai kimia minyak akan terurai. (Department of Food Science and Technology, 2005).
Transformasi trigliserida menjadi hidrokarbon membutuhkan eliminasi oksigen pada minyak jelantah. Hidroprosesing merupakan salah satu teknologi yang terkenal di bidang industri perminyakan , yang dapat dilakukan dengan teknologi hydrocracking atau dengan teknologi hydrotreating yang lebih ringan.
Ketika mereka diterapkan pada hidrokarbon beroksigen, penghilangan oksigen dapat dilakukan dengan dekarboksilasi, dekarbonilasi, atau hidrodeoksigenasi.
(Boyas dkk., 2011). Proses hydrotreating minyak nabati mengarah pada produksi
2
bahan bakar cair yang menyerupai bahan bakar solar, dan oleh karena itu biasanya disebut Green Diesel atau solar terbarukan.
Pengolahan minyak jelantah menjadi Green Diesel melalui proses hidrodeoksigenasi, melibatkan katalis untuk mempercepat laju reaksi dan meningkatkan selektivitas. Katalis yang sering digunakan dalam proses hidrodeoksigenasi baik dalam riset dan industri adalah katalis NiMo/γ-Al2O3, beberapa penelitian katalis NiMo/ γ-Al2HAI, dengan yield 83% dan index cetane 46,5% (Setiawan, D. dkk, 2019) aktivasi NiMo/γ-Al2O3 konversi 46% (Kumar, P.
dkk., 2019), Pengembangan Katalis NiMoP/γ-Al2O3-B2O2 konversi 81,45%
(Dwiratna, B. dkk., 2015)
Katalis yang sering digunakan dalam proses hidrodeoksigenasi baik dalam riset dan industri adalah katalis NiMo/γ-Al2O3, yang perlu diteliti lebih jauh adalah hasil dari proses hidrodeoksigenasi menggunakan katalis NiMo/γ-Al2O3 dengan variasi tekanan untuk mengetahui performa katalis dalam menghasilkan hidrokarbon terbaharukan
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang ditinjau dapat dirumuskan :
1. Bagaimana mendapatkan tekanan optimum dalam proses pembuatan Green diesel dengan katalis NiMo/γ-Al2O3?
2. Bagaimana karakteristik Green Diesel yang dihasilkan menggunakan katalis NiMo/γ-Al2O3 dengan penambahan promotor K dan P terhadap tekanan hydrothreating?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tekanan optimum dalam proses pembuatan green diesel menggunakan minyak jelantah
2. Mengetahui karakteristik green diesel yang dihasilkan oleh katalis NiMo/γ- Al2O3 dengan variasi tekanan hydrothreating.
3
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penulisan karya tulis penelitian ini sebagai berikut : 1. Peneliti
Memperoleh pengetahuan terkait metode pembuatan green diesel dengan proses hydrotreating Minyak Jelantah menggunakan NiMo/γ-Al2O3
2. Institusi
a. Menjadi bahan pustaka atau landasan teori untuk mengembangkan berbagai penelitian mengenai pembuatan green diesel dan dapat diaplikasikan dalam skala industri.
b. Mampu memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi lembaga pendidikan Politeknik Negeri Sriwijaya untuk pembelajaran dan penelitian mahasiswa Teknik Kimia.
3. Masyarakat
Menambah nilai ekonomis Minyak Jelantah menjadi bahan bakar green diesel.