• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Korelasi Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan Berpidato Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar” (dibimbing oleh Muhammad Asdam dan Andi Hamsiah)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "“Korelasi Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan Berpidato Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar” (dibimbing oleh Muhammad Asdam dan Andi Hamsiah)"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jika siswa membaca berdasarkan kebutuhan, maka mereka mendapatkan semua informasi yang mereka inginkan. Hal ini tentunya membutuhkan ketekunan dan latihan terus menerus untuk melatih kebiasaan membaca sehingga keterampilan membaca khususnya pemahaman bacaan dapat tercapai. Keluhan tentang rendahnya kebiasaan membaca dan keterampilan membaca di sekolah menengah pertama (SMP) tidak bisa dikatakan sebagai kelalaian guru di sekolah yang bersangkutan.

Bagaimana mungkin seorang anak memiliki kebiasaan membaca yang tinggi ketika orang tuanya tidak pernah memberikan contoh dan mengarahkan anaknya untuk membiasakan membaca. Ketika anak memasuki usia sekolah, guru berperan dalam mengembangkan minat baca yang kemudian dapat meningkatkan kebiasaan membaca siswa. Oleh karena itu, orang tua dan guru memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan kebiasaan membaca anak.

Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui seperti apa kebiasaan membaca dan keterampilan berbicara siswa SMA. Penulis akan memaparkannya dalam skripsi ini yang berjudul “Hubungan Antara Kebiasaan Membaca dan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar.

Rumusan Masalah

Dalam hal ini, ketika berpidato, siswa harus mampu menguasai kejelasan pengucapan, intonasi, nada, kelancaran dan postur tubuh. Mampu berpidato dalam situasi formal dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar memerlukan latihan dan pengawasan yang intensif.Seorang siswa sering terlibat dalam kegiatan berbicara formal, misalnya bertanya di kelas, berdiskusi, berpidato dan berceramah. Selama proses belajar mengajar, siswa diharapkan mampu mengungkapkan pendapatnya secara lisan, misalnya dengan mengajukan pertanyaan di kelas, berdiskusi, dan berpidato.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Kajian Teori
  • Keterampilan Membaca
    • Pengertian Membaca
    • Tujuan Membaca
    • Aspek-aspek Membaca
    • Jenis-Jenis Membaca
    • Manfaat Membaca
  • Kemampuan Pidato
    • Pengertian Pidato
    • Tujuan Pidato
    • Jenis-Jenis Metode Berpidato
  • Kebiasaan Membaca
  • Pengukuran Kebiasaan Membaca
  • Konstribusi Membaca Terhadap Berpidato
  • Kerangka Pikir
  • Pengajuan Hipotesis

Membaca adalah proses di mana informasi dari teks dan pengetahuan pembaca telah memainkan peran penting dalam bentuk. Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks untuk membangun makna saat mereka membaca. Pramia Ahuja mengatakan bahwa tujuan membaca adalah jika seseorang bertanya kepada pembaca yang baik, "Mengapa Anda membaca", orang itu akan memberikan setidaknya sembilan alasan berikut: tertawa, menghidupkan kembali pengalaman umum sehari-hari, melarikan diri dari kehidupan nyata, untuk menikmati kehidupan emosional dengan seseorang, memadamkan panas, terutama mengapa seseorang melakukan sesuatu dengannya, menikmati situasi dramatis seolah-olah dia mengalaminya sendiri, mendapatkan informasi tentang dunia tempat dia tinggal, merasakan kehadiran orang dan menikmati​ Di tempat-tempat yang belum pernah dia lihat sebelumnya dan tahu bagaimana membuat tebakan cerdas, memecahkan teka-teki penulis.

Ini adalah kegiatan atau kegiatan yang menjadi sarana bagi guru, siswa atau pembaca bersama-sama dengan orang lain. Artinya, kegiatan membaca yang dilakukan dengan suara keras disebut membaca dalam buku pedoman guru bahasa Indonesia SMA. Membaca adalah membacakan kepada orang lain atau pendengar untuk menangkap dan memahami informasi tentang pikiran dan perasaan penulis atau pengarang.

Membaca kritis adalah membaca yang dilakukan secara bijak, cermat, mendalam, evaluatif dan analitis, dan tidak sekedar mencari kesalahan. Mempelajari bahasa bacaan melibatkan dua hal, yaitu; Membaca bahasa asing merupakan kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan daya bicara dan mengembangkan kosa kata. Membaca sastra adalah membaca yang mencerminkan dalam karya sastra keselarasan antara bentuk dan keindahan isi. Dengan membaca, seseorang dapat menjadi cerdas dan mampu melakukan tugas sehari-hari tanpa membutuhkan tenaga dan pikiran orang lain.

Manfaat membaca secara umum dikemukakan oleh Hernowo mengatakan bahwa seseorang yang sering melakukan kegiatan membaca, maka orang tersebut akan memperoleh banyak pengalaman dan pengetahuan, sedangkan manfaat khusus yaitu seseorang yang rajin membaca buku dapat terhindar dari kerusakan otak di masa tua. . Dapat disimpulkan bahwa berpidato adalah menyampaikan ide, gagasan dan informasi di depan umum untuk mempengaruhi orang lain. Membuat orang lain merasa senang dengan pidato yang diberikan dan menghibur sehingga orang lain senang dengan apa yang disampaikan.

Yang perlu dicapai adalah kebiasaan membaca yang efisien, yaitu kebiasaan membaca yang disertai dengan minat yang baik dan keterampilan membaca yang efisien sama-sama berkembang secara maksimal. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kebiasaan membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara otomatis, mekanis, sengaja atau terencana dan teratur atau berulang-ulang yang dilakukan oleh seseorang untuk memahami, menafsirkan dan memaknai isi suatu teks. Ho : Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara kebiasaan membaca dengan keterampilan berbicara siswa VIII SMP Negeri 8 Makassar.

H1 : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kebiasaan membaca dengan keterampilan berbicara siswa VIII SMP Negeri 8 Makassar. X : Kebiasaan membaca siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar Y : Keterampilan Berbicara siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar.

METODELOGI PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Variabel Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Dalam pengumpulan data, penulis mengumpulkan data dari dua sumber yaitu data nilai angket kebiasaan membaca dari hasil pengisiannya. Penulis terlebih dahulu menyebarkan angket/kuesioner kebiasaan membaca dengan total 10 soal kebiasaan membaca dalam bentuk soal pilihan ganda dengan pilihan A, B, C, D atau E. Instrumen angket kebiasaan membaca menggunakan nilai/skor antara 1 sampai dengan 5 Skor 1 untuk jawaban E, skor 2 untuk jawaban D, skor 3 untuk jawaban C, skor 4 untuk jawaban B, dan skor 5 untuk jawaban A. Jadi setiap pilihan jawaban dimaksudkan untuk melambangkan perbedaan tingkat atau kualitas membaca siswa . kebiasaan dalam interpretasi kuantitatif. Berikut adalah data yang dikumpulkan oleh penulis dari dua sumber yaitu data skor Kuesioner Kebiasaan Membaca dan Skor Tes Kecakapan Bicara Tabel 1 Hasil Kuesioner Kebiasaan Membaca.

Berdasarkan hasil rata-rata yang diperoleh, hasil kebiasaan membaca siswa berada pada kategori cukup atau sedang dari kategori nilai standar. Setelah mendapatkan data sampel penelitian mengenai kebiasaan membaca dan keterampilan berbicara siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar, penulis dapat menemukan bahwa rata-rata tingkat kebiasaan membaca siswa tergolong sedang dengan skor rata-rata 39. Data tersebut yang telah terkumpul kemudian diolah oleh penulis dengan menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu: Untuk memudahkan penulis dalam mengolah data dan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan membaca dengan kemampuan berbicara, penulis membuat penilaian sebagai berikut.

Sementara itu, hipotesis alternatif (H1) diterima yang berarti terdapat hubungan positif antara kebiasaan membaca dengan kemampuan berbicara. Berdasarkan kriteria tingkat korelasi di atas, dimana nilai r-score sebesar 0,338 artinya berada pada rentang nilai antara 0,200 sampai dengan 0,400 maka dapat dikatakan bahwa nilai kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca tuturan siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar memiliki tingkat korelasi yang rendah. Dari hasil pengumpulan dan pengelolaan data dapat diberikan interpretasi terhadap kebiasaan membaca dan kemampuan berbicara.

Artinya hanya 6% yang memiliki kebiasaan membaca tingkat sangat rendah dan 94% memiliki kebiasaan membaca tingkat rendah. Hal ini terlihat dari 50 siswa, hanya ada 30 orang yang memiliki tingkat kemampuan berbicara rata-rata, dan 20 orang siswa memiliki tingkat kemampuan berbicara yang sangat rendah. Artinya hanya 40% yang memiliki kemampuan membaca sangat rendah dan 60% memiliki kemampuan berbicara sedang.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis terhadap kebiasaan membaca dan keterampilan berbicara siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar, penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut. Dengan demikian, hipotesis nol (H0) ditolak, sedangkan hipotesis penelitian (H1) diterima, yang berarti ada hubungan positif antara kebiasaan membaca dengan kemampuan berbicara. Orang tua hendaknya dapat memberikan contoh kepada anaknya dalam hal kebiasaan membaca untuk membentuk budaya membaca.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan Data

Untuk mengetahui rata-rata kebiasaan membaca siswa, data yang disajikan pada Tabel 2 akan diolah secara deskriptif yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.2 Hasil Tes Kemampuan Berpidato
Tabel 2.2 Hasil Tes Kemampuan Berpidato

Deskripsi Data

Analisis Data

Pihak sekolah hendaknya mendukung upaya tersebut dengan memperhatikan fasilitas pendukung, seperti memperbanyak jumlah koleksi buku di perpustakaan. Oleh karena itu, kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saya menghormati kepala sekolah SMP Negeri 8 Makassar. Saya menghormati kepala sekolah SMP Negeri 8 Makassar. Saya menghormati para guru SMP Negeri 8 Makassar.

Bersama-sama murid-murid yang berbahagia SMP Negeri 8 Makassar Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan nikmat yang dilimpahkan kepada kita semua, kita dapat berkumpul pada pagi ini dalam keadaan sehat wal afiat. Ingatlah bahawa selawat dan salam sentiasa tercurahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad saw. yang telah memperjuangkan nilai dan agama yang mulia ini sehingga sampai kepada kita semua. Saya ingin mengucapkan ribuan terima kasih atas masa dan tempat yang telah diberikan kepada saya untuk menyampaikan ucapan ringkas mengenai pendidikan sahsiah yang diharapkan oleh generasi muda yang berwawasan besar dalam membina negara ini pada masa hadapan.

Saya juga berharap apa yang akan saya sampaikan dapat bermanfaat, khususnya bagi saya sendiri dan bagi siapa saja yang dapat hadir di lokasi ini. Saat ini bangsa kita sedang menghadapi masalah yang sangat serius yaitu kemerosotan moral di kalangan remaja. Sebagai contoh, sebuah lembaga independen memaparkan fakta mencengangkan, yaitu 65% remaja saat ini telah melakukan hubungan seksual seperti berciuman, seks bebas, bahkan seks sesama jenis.

Mengapa remaja saat ini terjerumus dalam kehidupan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat kita. Hal ini disebabkan rendahnya kualitas pendidikan yang mereka terima baik di sekolah maupun di rumah. Lebih dari itu, sekolah saat ini lebih mengutamakan pendidikan yang mengejar hasil dari segi nilai daripada mendidik anak agar memiliki akhlak yang baik dan mulia.

Oleh karena itu yang kita butuhkan saat ini adalah contoh pendidikan karakter untuk dapat mengatasi permasalahan yang terjadi Demikian pidato singkat yang dapat saya berikan dan mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan di hati.

Interprestasi Data

Gambar

Tabel 2.2 Hasil Tes Kemampuan Berpidato
Tabel  2.3  Korelasi  Kebiasaan  Membaca  Dengan  Kemampuan  Berpidato

Referensi

Dokumen terkait

The following is the author's mapping in consumer satisfaction research: Source: VOSviewer, 2022 Figure 5.Visualization Overlay Author Based on Figure 5, with the type of co-author