• Tidak ada hasil yang ditemukan

KP DIMAS bennnnslnslnlsnlbkbkzbkc

N/A
N/A
Andri Noval

Academic year: 2025

Membagikan "KP DIMAS bennnnslnslnlsnlbkbkzbkc"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Dibuat Sebagai Salah Satu Kelengkapan

Untuk Mengambil Tugas Akhir Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang

Oleh:

MUHAMMAD SYAFARUDDIN 112020089 MUHAMMAD DIMAS KHOIRI 112020017

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2024

(2)

TINJAUAN PELAKSANAAN RANGKA BAJA PADA JEMBATAN RANGKA BAJA DESA UJANMAS LAMA TAHAP III KABUPATEN MUARA ENIM

Disusun oleh :

MUHAMMAD SYAFARUDDIN 112020089 MUHAMMAD DIMAS KHOIRI 112020017

Diperiksa dan disetujui sebagai bukti telah menyelesaikan LaporanMata Kuliah Kerja Praktik pada Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang

Mengetahui

Ketua Prodi Teknik Sipil

Menyetujui

Pembimbing Kerja Praktek

Ir. Lukman Muizzi, M.T Ir. A. Junaidi

i

(3)

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun laporan kerja praktik yang berjudul “TINJAUAN PELAKSANAAN RANGKA BAJA PADA JEMBATAN RANGKA BAJA DESA UJANMAS LAMA TAHAP III KABUPATEN MUARA ENIM”.

Laporan kerja praktik ini disusun memenuhi syarat kurikulum yang harus ditempuh pada tingkat sarjana di Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Muhammadiyah Palembang. Kerja praktik diharapkan mengetahui langkah - langkah yang dilakukan sebelum dan pada saat pelaksanaan proyek pembangunan yang menggunakan ilmu teknik sipil sehingga mahasiswa/i agar lebih menghayati pengetahuan secara teori dan pengalaman di lapangan, maka laporan ini memfokuskan pada teknis pekerjaan perkerasan jalan beton.

Dalam pelaksanaan kerja praktik dan penulisan kerja praktik ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, dorongan dan semangat dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada : 1. Bapak Dr. Abid Djazuli S.E., M.M., Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Palembang.

2. Bapak Ir. A. Junaidi, M.T., Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang.

3. Bapak Ir. Lukman Muizzi, M.T., Selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Palembang.

4. Bapak Ir. A. Junaidi, M.T., Selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktik Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Palembang.

5. Bapak Aprisandie, ST. MM Selaku Konsultan Manajemen konstruksi proyek jembatan rangka baja yang telah memberi izin kerja praktik di Proyek Jembatan Rangka Baja Tahap III Provinsi Sumatera Selatan.

ii

(4)

7. Kedua Orang Tua yang telah banyak memberikan do’a serta membantu penulis baik secara moril dan materil.

8. Teman-teman yang telah memberikan saran dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktik ini.

Dalam penulisan laporan kerja praktik ini, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari segi isi maupun teknik penulisan yang terlepas dari pengamatan penulis, hal ini tak lain dikarenakan oleh keterbatasan penulis.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas segala dukungannya semoga apa yang kita lakukan mendapatkan limpahan rahmat dari Allah SWT dan berguna bagi kita semua, Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Palembang, Juli 2024

Penulis

iii

(5)

1.1 Latar Belakang……….…...1

1.2 Tujuan………...………..……2

1.3 Batasan Masalah……….3

1.4 Metode Pengumpulan Data………3

1.5 Sistematika Permasalahan………..4

1.6 Bagan Alir Penulisan………..5

BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK……….6

2.1 Uraian umum proyek……… 6

2.2 Data Umum Proyek………6

2.3 Data Teknis Proyek………7

2.4 Struktur organisasi proyek……….8

2.4.1 Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)………..9

2.4.2 Kepala Urusan Tata Usaha……….10

2.4.3 Bendahara Pengeluran Pembantu………...10

2.5 Konsultan Pengawas………..………..11

2.5.1 Team Leader………...12

2.5.2 Drafter………...12

2.5.3 Ahli Jalan Dan Jembatan………....13

2.5.4 Ahli Manajemen Dan Mutu (QA)………..13

2.5.5 Ahli K3………...14

2.5.6 Quality Kontrol………..14

2.5.7 Inspektor……….14

2.6 Kontraktor Pelaksana………..….15

2.6.1 Kepala Proyek………..……..15

2.6.2 Manajer Unit Pengawas ………16

2.6.3 Manajer Unit Perencana……….16

2.6.4 Manajer Unit Pengawasan Dan Pemelihara………...17

BAB III TINJAUAN PUSTAKA………18

3.1 Pengertian Rangka Baja………...…18

3.2 Tipe-Tipe Rangka Baja………....18

3.2.1 Tipe Waren Truss……….. 18

3.2.2 Tipe Pratt Truss………..18

3.2.3 Tipe Howe Truss………....19

3.3 Komponen Jembatan Rangka Baja………..19

3.3.1 Rangka Utama Jembatan………19

3.3.2 Portal Ujung……….……..20

3.3.3 Gelagar Melintang Jembatan……….……….21

3.3.4 Gelagar Memanjang Jembatan……….……..21

3.3.5 Ikatan Angin………...22

3.3.6 Pelat Buhul………22

iv

(6)

4.2 Perencanaan Dan Desain………..27

4.3 Perakitan Rangka Baja……….27

4.3.1 Langkah 1………...28

4.3.2 Langkah 2………...28

4.4.3 Langkah 3………...28

4.3.4 Langkah 4………...28

4.3.5 Langkah 5………...29

4.3.6 Langkah 6………...29

4.3.7 Langkah 7………..….30

4.3.8 Langkah 8………...30

4.3.9 Langkah 9………...30

4.4 Pemasangan Bondek Dan Perangkaian Besi Lantai……….30

4.5 Pengecoran Lantai………31

4.6 Penyelesian Jalan Dan Aksebilitas………...31

4.7 Pengujian Dan Inspeksi………....32

4.8 Penyelesain Detail Dan Finishing………32

4.9 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja………..33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...37

5.1 Kesimpulan………..37

5.2 Saran………37

v

(7)

Gambar 2. 4 Struktur Kontraktor Pelaksana...17

Gambar 3. 1 Rangka Baja Tipe Warren Truss... 20

Gambar 3. 2 Rangka Baja Tipe Pratt Truss...21

Gambar 3. 3 Rangka Utama Jembatan...22

Gambar 3. 4 Portal Ujung...23

Gambar 3. 5 Gelagar Melintang Jembatan...24

Gambar 3. 6 Gelagar Memanjang Jembatan...24

Gambar 3. 7 Ikatan Angin...25

Gambar 3. 8 Pelat Buhul... 25

Gambar 3. 9 Bearing, Seimie Buffer dan Stop Lateral...26

Gambar 3. 10 Lantai Kendaraan... 27

Gambar 3. 11 Sandaran Tepi Jembatan...28

Gambar 3. 12 Tepi-tepi Perletakan... 28

Gambar 4. 1 Perencanaan dan Desain...29

Gambar 4. 2 Pengecoran Lantai... 33

Gambar 4. 3 Penyelesaian Jalan dan Aksebilitas...34

Gambar 4. 4 Pengujian dan Inspeksi...34

Gambar 4. 5 Penyelesaian Detail dan Finishing...35

Gambar 4. 6 Helm Safety...36

Gambar 4. 7 Rompi Safety...36

Gambar 4. 8 Sabuk Pengaman...37

Gambar 4. 9 Kacamata...37

Gambar 4. 10 Sarung Tangan...37

Gambar 4. 11Masker...38

Gambar 4. 12 Sepatu Safety...38

vii

(8)
(9)

Praktik kerja lapangan (KP) adalah salah satu kegiatan penting yang tercantum dalam sistem perkuliahan di Prodi Sipil Fakultas Teknik UMPalembang. KP menjadi bagian integral dakam kurikulum seluruh program studi teknik sipil,sehingga setiap mahasiswa di wajibkan untuk mengikuti KP. Dalam upaya mengimplementasikan kurikulum itulah KP merupakan kegiatan lapangan yang wajib diambil oleh mahasiswa. Melalui KP praktikum (mahasiswa) di harapkan mengenali, mengetahui, memahami kondisi objektif kualifikasi kerja, jenis pekerjaan, perkembangan teknologi,dan berbagai peluang yang ada di dunia Jasa Konstruksi.

Selain itu,terdapat manfaat yang lebih luas yang diperoleh dari kegiatan KP ini,yaitu terbangunnya kerjasama antar instansi yang lebih erat antar Prodi Teknik Sipil FT-UMP dengan berbagai instansi atau perusahaan. Dari pihak jasa konstruksi,instansi Pemerintahan,BUMN, Lembaga akan mendapatkan masukan sebagai dasar peninjauan kembali kurikulum dan sebaiknya pihak industri konstruksi memperoleh masukan tentang kualifikasi lulusan strata 1 Prodi Sipil FT-UMP yang bisa digunakan sebagai pertimbangan rekrutmen tenaga kerja. Dalam pelaksanaan kegiatan KP, di pandang perlu adanya persamaan persepsi antara pihak kampus dengan pihak Jasa Konstruksi dari sudut persiapan,pelaksanaan dan evaluasi kegiatan KP. Untuk itu sebuah pedoman KP adalah mutlak di perlukan. Pedoman ini berisi aspek-aspek yang terkait dengan seluruh pelaksaan KP, mulai dari pedoman yang bersifat umum, prosedur pengajuan KP, pelaksanaan KP sampai dengan penyusun laporan KP.

Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transportasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan- rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang .

1

(10)

Sejarah jembatan sudah cukup tua bersamaan dengan terjadinya hubungan komunikasi / transportasi antara sesama manusia dan antara manusia dengan alam lingkungannya. Macam dan bentuk serta bahan yang digunakan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sekali sampai pada konstruksi yang mutakhir. Mengingat fungsi dari jembatan yaitu sebagai penghubung dua ruas jalan yang dilalui rintangan, maka jembatan dapat dikatakan merupakan bagian dari suatu jalan.

Mata Kuliah Kerja Praktik sebagai salah satu syarat wajib kelulusan dan kegiatan penunjang yang nyata bagi mahasiswa diprogram Studi S1 Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Palembang. Kerja praktik menjadi sarana untuk penerapan materi pendidikan yang telah diberikan dalam masa perkuliahan. Dengan adanya mata kuliah ini mahasiswa tidak hanya dituntut untuk menguasai teori, namun mahasiswa juga harus memiliki kemampuan untuk menerapkan ilmu yang telah didapatnya.

Kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan pada Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang , Proyek Jembatan rangka baja desa ujan mas lama tahap III, dengan harapan dapat mengenal metode pelaksanaan konstruksi dalam proyek dan sistem manajemen proyek di lapangan. Melihat pentingnya perencanaan dan spesifikasi Jembatan yang memenuhi syarat yang diajukan oleh Jurusan Teknik Sipil, maka kami sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang semester akhir bermaksud mengambil bahan laporan kerja praktek lapangan Jembatan Ujan Mas dengan suatu syarat dan spesifikasi yang telah ditentukan. Bahan kerja praktek lapangan perencanaan Jembatan Ujan Mas ini dengan judul Tinjauan Pelaksanaan Jembatan Rangka Baja Desa Ujan Mas.

1.2 Tujuan

Pelaksanaan Kerja Praktek dimaksudkan agar mahasiswa dapat melihat secara langsung dan mengevaluasi penerapan-penerapan ilmu yang didapat dibangku kuliah terhadap pelaksanaan dilapangan sehingga dapat lebih memahami dan mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan. Serta bertujuan agar

(11)

penulis dapat menerapkan semua disiplin ilmu yang didapat berupa praktek, sehingga penulis dapat merencanakan suatu proyek mulai dari perhitungan kontruksi bangunan sampai pengelolaan proyek. Tujuan dari kegiatan kerja praktek adalah:

1. Dapat memahami metode pelaksanaan konstruksi jembatan rangka baja.

1.3 Batasan Masalah

Dalam laporan ini memiliki batasan permasalahan yang akan dibahas untuk menghindari pembahasan masalah lebih luas lagi dan tidak sesuai dengan penelitian.

Adapun batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Studi ini dilakukan di Hujan Mas Lama

2. Studi ini hanya sebatas pengamatan data secara fisik saja dan tidak membahas masalah perhitungan dengan rumus dll.

3. Studi ini hanya menjelaskan masalah tentang pelaksanaan Rangka Baja.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan untuk menyusun laporan ini dikumpulkan berdasarkan data yang diperoleh melalui peninjauan langsung kelapangan dan data yang diperoleh dari gambar rencana serta data proyek.

1.4.1 Pengumpulan Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lapangan dengan melakukan pengamatan (observasi), wawancara dan diskusi dengan pelaksana di lapangan. Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data primer ialah sebagai berikut:

1. Melakukan pengamatan (observasi) secara langsung di lapangan selama 40 hari kalender.

2. Melakukan pengamatan (observasi) dengan membandingkan pekerjaan yang ada di lapangan dengan teori.

3. Mengajukan pertanyaan kepada pihak sub-kontraktor pelaksana, PT. Dua Sepakat sebagai unit pengawas, Kerja sama Pemerintah dengan PU BINA MARGA sebagai pemilik proyek

4. Mengambil dokumentasi proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan selama melakukan kerja praktik.

(12)

5. Membuat catatan mengenai pekerjaan-pekerjaan yang sudah dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan.

1.4.2 Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang dipakai dalam pembuatan laporan kerja praktik. Pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Meminta data yang dibutuhkan melalui Konsultan manajemen konstruksi proyek Kerja sama Pemerintah dengan PU Bina Marga Data yang dibutuhkan berupa rencana metode kerja (RMK), time schedule, dan struktur organisasi.

2. Mempelajari literatur yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan di lapangan.

3. Menggunakan referensi berupa buku dan peraturan Bina Marga yang berkaitan dengan tinjauan yang akan dibahas sebagai pembanding antara teori dengan praktik di lapangan.

1.5 Sistematika Permasalahan

Laporan Kerja Praktik (TINJAUAN PELAKSANAAN RANGKA BAJA PADA JEMBATAN RANGKA BAJA DESA UJANMAS LAMA TAHAP III KABUPATEN MUARA ENIM) di Proyek ini disusun dalam 5 (lima) bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan secara umum mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK

Bab ini berisi tentang data administrasi, data teknis, uraian ringkas proyek, struktur organisasi, pengawasan dan pengendalian serta lokasi proyek.

BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK

Bab Ini Berisi Tentang Tinjauan Umum Berupa Proses Persiapan Tanah Dan Pada Jembatan Rangka Baja Desa Ujanmas Lama Tahap Iii Kabupaten Muara Enim.

BAB IV TINJAUAN KHUSUS PROYEK

Tinjauan Pelaksanaan Rangka Baja Pada Jembatan Rangka Baja Desa Ujanmas Lama Tahap Iii Kabupaten Muara Enim.

(13)

1.6 Bagan Alir Penulisan

Gambar 1. 1 Bagan Alir Penulisan Selesai

Mulai

Tinjauan Umum Proyek Mulai

Gambaran Umum Proyek

Tinjauan Khusus Proyek

Kesimpulan dan Saran Pendahuluan

Selesai

Kesimpulan dan Saran

(14)

BAB II

GAMBARAN UMUM PROYEK 2.1 Uraian Umum Proyek

Pelaksanaan pekerjaan rangka baja pada proyek jembatan rangka baja desa ujan mas lama tahap III kabupaten muara enim memiliki Panjang 140 m dan lebar 6 m. Peta lokasi proyek dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2. 1 Peta Lokasi Proyek

2.2 Data Umum Proyek

Adapun data-data yang kami dapatkan pada RANGKA BAJA PADA JEMBATAN RANGKA BAJA DESA UJANMAS LAMA TAHAP III KABUPATEN MUARA ENIM adalah data umum proyek, data teknis proyek dan data teknis tinjauan, yaitu :

a) Nama Proyek : Jembatan Rangka Baja Desa Ujan Mas Lama Tahap III

b) Lokasi Proyek : Desa Ujan Mas Lama Kec. Ujan Mas Kab.

Muara Enim c) Pemilik Proyek : Dinas PUPR d) Penyedia Jasa : PT Dua Sepakat e) Panjang Bentang : 140 Meter f) Jangka Waktu : 120 Hari Kerja g) Sumber Dana : APBD 2023

(15)

h) Nomor Kontrak : 602.1/ PPK-1/ APBD / DPUPR /ME /2023 i) Nilai Kontrak : Rp. 12,990,032,200.00

j) Kontraktor Pelaksana : PT. DUA SEPAKAT k) Konsultan Perencana : Dinas PUPR

l) Konsultan Pengawas : CV.JAYA SAKTI 2.3 Data Teknis Tinjauan

Data teknis proyek merupakan data struktur yang di gunakan pada pelaksanaan proyek. Adapun data teknis proyek yang kami peroleh pada peroyek pembangunan jembatan rangka baja ujan mas lama tahap III Muara Enim :

a) Tipe Jembatan : Waren Truss b) Panjang Jembatan : 140 m c) Lebar Jembatan : 6 M d) Jumlah lajur : 2 e) Mutu beton : K400

(16)

2.4 Struktur Organisasi Proyek

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Proyek

PP K

KEPALA URUSAN TATA

BENDAHARA PENGELUARAN

JABATAN FUNGSIONAL AHLI

PERTAMA

(17)

2.4.1 Pejabat pembuat komitmen (PPK) Tugas dan tanggung jawab:

a. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan D aftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

b. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;

c. Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa

d. Melaksanakan kegiatan swakelola

e. Memberitahukan kepada Kuasa Bendahara Umum Negara (KBUN) atas perjanjian/kontrak yang dilakukannya

f. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak g. Membuat dan menandatangani SPP

h. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA

i. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan

j. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan

k. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(18)

belanja sesuai bidang tugasnya.

2. Melaksanakan anggaran kegiatan sesuai bidang tugasnya.

3. Mengendalikan kegiatan sesuai bidang tugasnya.

4. Menyusun DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran), DPPA (Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran), dan DPAL (Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan) sesuai bidang tugasnya.

5. Menandatangani perjanjian kerja sama dengan penyedia atas pengadaan barang/jasa (b/j) untuk kegiatan yang berada dalam bidang tugasnya.

2.4.3 Bendahara pengeluran pembantu Tugas dan tanggung jawab:

1. Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP TU dan SPP LS;

2. Menerima dan menyimpan pelimpahan UP dari Bendahara Pengeluaran;

3. Menerima dan menyimpan TU dari BUD;

4. Melaksanakan pembayaran atas pelimpahan UP dan TU yang dikelolanya;

5. Menolak perintah bayar dari KPA yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Meneliti kelengkapan dokumen pembayaran.

7. Memungut dan menyetorkan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perulndang-undangan.

8. Membuat laporan pertanggungjawaban secara administratif kepada KPA dan laporan pertanggungjawaban secara fungsional kepadaBendahara Pengeluaran secaraperiodik.

(19)

2.5 Konsultan Pengawas

STRUKTUR ORGANIASASI UNIT PENGAWAS CV JAYA SAKTI

Gambar 2. 3 Struktur Organisasi Pengawas

(20)

2.5.1 Team leader

Tugas dan tanggung jawab:

1. Membuat schedule kegiatan atau jadw:al kegiatan pekerjaan

2. Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli

3. Bertanggung jawab dalam melaksanakan supervisi langsung dan tidak langsung kepada semua karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya, antara lain memberikan pelatihan kepada karyawan agar dapat mencapai tingkat batas minimum kemampuan yang diperlukan bagi teamnya dan dapat menerapkan sikap disiplin kepada karyawan sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan 4. Bertanggung jawab dalam melaksanakan koordinasi dalam membina kerja sama

team yang solid

5. Bertanggung jawab dalam mencapai suatu target pekerjaan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aturan

6. Mengkoordinir seluruh aktifitas Tim dalam mengelola seluruh kegiatan baik dilapangan maupun dikantor. bertanggung jawab terhadap Pemberi Pekerjaan yang berkaitan terhadap kegiatan tim pelaksana pekerjaan.

2.5.2 Drafter

Tugas dan tanggung jawab:

1. Membuat design plans/rencana desain menggunakan softwareCAD(Computer Aided Design)

2. Bekerja dari gambar mentahan/sketsa kasar berdasarkan spesifikasi dan persyaratan yang dibuat oleh para arsitek atau engineer.

3. Mendesain sebuah produk dengan teknik engineering dan manufactur

4. Menambahkan detail pada gambar desain untuk mempermudah membaca gambar.

5. Menentukan dan menghitung letak, dimensi, berat, bahan dan prosedur untuk barang yang akan dikerjakan.

6. Identifikasi potensi permasalahan dan mereview bersama tim engineering.

7. Pastikan desain akhir mematuhi peraturan standar kualitas 8. Merevisi gambar kerja berdasarkan kebutuhan klien.

(21)

9. Bekerja dibawah pengawasan arsitek atau engineer.

2.5.3 Ahli jalan dan jembatan Tugas dan tanggung jawab:

1. Melaksanakan pekerjaan persiapan

2. Melaksanakan pekerjaan perencanaan jalan dan jembatan

3. Melaksanakan pekerjaan perencanaan bangunan pelengkap jalan dan jembatan 4. Melakukan persiapan dan administrasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan dan

jembatan

5. Melaksanakan pekerjaan jalan dan jembatan serta melakukan pengawasan persiapan dan administrasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan 2.5.4 Ahli manajemen penjamin mutu (QA)

Tugas dan tanggung jawab:

1. Menetapkan standar kualitas yang harus dipenuhi oleh produk atau layanan.

2. Menyusun dan mengimplementasikan sistem manajemen kualitas yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

3. Menetapkan prosedur dan instruksi yang harus diikuti dalam proses produksi atau layanan.

4. Mengawasi proses produksi atau layanan untuk memastikan bahwa standar kualitas yang ditetapkan dipenuhi.

5. Menganalisis data kualitas dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah kualitas yang terjadi.

6. Menyusun laporan hasil pengawasan dan menyampaikannya kepada pihak yang berwenang.

7. Mengembangkan dan mengimplementasikan program pelatihan bagi anggota tim y ang terkait dengan manajemen kualitas

8. Mengkomunikasikan dengan pelanggan dan vendor terkait dengan masalah kualitas yang terjadi.

9. Membantu dalam menyusun dan mengupdate dokumen-dokumen manajemen kualitas yang relevan.

(22)

2.5.5 Ahli K3

Tugas dan tanggung jawab:

1. Memperoleh informasi terkait syarat-syarat pelaksanaan K3.

2. Memastikan pelaksanaan peraturan K3 sesuai bidang yang ditekuni.

3. Mengawasi lingkungan kerja dalam kondisi aman dan tidak menimbulkan potensi kecelakaan.

4. Mengelola dan menjalankan organisasi P2K3.

5. Mulai dari memeriksa kondisi mesin, menganalisis sifat pekerjaan, hingga mengawasi proses produksi.

6. Menyusun laporan terkait pelaksanaan tugas K3.

2.5.6 Quality control Tugas dan tanggung jawab:

1. Memantau dan menguji perkembangan semua produk yang diproduksi oleh perusahaan.

2. Memverifikasi kualitas produk

3. Memonitor setiap proses yang terlibat dalam produksi produk.

4. Mengkomunikasikan dengan pelanggan dan vendor terkait dengan masalah kualitas yang terjadi.

5. Membantu dalam menyusun dan mengupdate dokumen-dokumen manajemen kualitas yang relevan.

2.5.7 Inspektor

Tugas dan tanggung jawab:

1. Bertanggung jawab kepada Chip Inspector untuk mengawasi kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor.

2. Melakukan pemeriksaan gambar kerja kontraktor berdasarkan gambar rencana serta memeriksa dan memberi izin pelaksanaan pekerjaan kontraktor.

(23)

2.6 Kontraktor Pelaksana

STRUKTUR ORGANISASI PT. DUA SEPAKAT

Gambar 2. 4 Struktur Kontraktor Pelaksana

Kontraktor pelaksana adalah pihak yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksaan sesuai biaya yang ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serat syarat-syarat yang ditetapkan (Ervianto, 2005). Sub- kontraktor pelaksana pada Proyek Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam Proyek Pembangunan Jembatan Rangka Baja Tahap III Provinsi Sumatera Selatan yaitu PT Dua Sepakat. Karyawan PT Dua Sepakat yang ditugaskan pada Proyek Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam Proyek Pembangunan Jembatan Rangka Baja.

2.6.1 Kepala proyek Tugas dan tanggung jawab:

1. Berkoordinasi dengan pihak dan instansi terkait proyek yang sedang dilaksanakan.

2. Mengkoordinir bagian-bagian di bawahnya dan menjamin pelaksanaan pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditentukan oleh pihak pengguna jasa serta mengoreksi bila ada review design.

3. Mengkoordinir pelaksanaan penyelesaian keluhan pelanggan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyelesaian produk yang tidak sesuai.

4. Mendata perubahan-perubahan pelaksanaan terhadap kontrak.

5. Melakukan tindakan koreksi dan pencegahan yang telah direkomendasi

(24)

pengendalian sistem mutu.

6. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standart mutu yang telah ditetapkan.

7. Membuat laporan-laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporan- laporan lain yang berhubungan dengan bidang tugasnya.

Membantu bidang administrasi kontrak untuk memeriksa dan menyetujui tagihan upah mandor, sub kontraktor, dan sewa alat yang berhubungan dengan prestasi fisik lapangan serta mengajukan request ke direksi proyek sebelum pekerjaan dimulai termasuk koordinasi dengan pihak yang berkaitan.

2.6.2 Manajer Unit Pengawasan Tugas dan tanggung jawab:

1. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik proyek.

2. Membuat gambar kerja pelaksanaan. Membuat Rencana kerja dan syarat – sayarat pelaksanaan bangunan (RKS) sebagai pedoman pelaksanaan

3. Membuat rencana anggaran biaya (RAB).

4. Melakukan perubahan desain apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan sesuai dengan kontrak yang telah dibuat.

5. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur bangunan jika terjadi kegagalan konstruksi.

6. Mengurus perizinan mendirikan bangunan (IMB).

2.6.3 Manajer unit perencanaan Tugas dan tanggung jawab:

1. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik proyek/klien 2. Membuat gambar kerja pelaksanaan atau detail engineering design (DED)

3. Membuat Rencana kerja dan syarat – sayarat pelaksanaan bangunan ( RKS ) sebagai pedoman bagi pelaksana proyek

4. Membuat rencana anggaran biaya (RAB) proyek

5. Memproyeksikan keinginan – keinginan atau ide – ide pemilik proyek ke dalam

(25)

desain bangunan.

6. Melakukan penyesuaian desain bila terjadi kesalahan pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.

7. Mempertanggung jawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan konstruksi.

2.6.4 Manajer unit pengawasan dan pemeliharaan Tugas dan tanggung jawab:

1. Menegakkan kedisiplinan dan tata tertib yang berlaku di perusahaan atau industri dalam lingkup divisi maintenance

2. Bertanggung jawab atas kinerja tim pemeliharaan serta melakukan transfer ilmu kepada tim

3. Melaksanakan pemeliharaan atas seluruh mesin produksi

4. Mengatur kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan pemeliharaan dan perawatan sarana prasarana perusahaan.

5. Memahami gambar desain, konsep dan spesifikasinya sebagai acuan di dalam proyek

6. Menyusun Kembali metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan bersama site engineering dan structural engineering

7. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang sudah ditentukan

8. Membuat program kerja harian dan memberikan pengarahan kegiatan harian kepada pelaksana pekerjaan/tenaga kerja

9. Membuat evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan

(26)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Rangka Baja

Jembatan rangka baja adalah satu sktruktur jembatan yang terdiri dari rangkaian batang – batang baja yang dihubungkan dengan yang lainnya dengan cara di las ataupun dengan cara menggunakan baud. Beban beban yang terjadi pada jembatan ini akan disalurkan atau diuraikan pada batang – batang baja tersebut. Sebagai gaya – gaya tekan dan tarik melalui titik buhul. Garis netral batang ini betemu pada titik buhul yang harus saling berpotongan pada satu titik saja untuk menghindari timbulnya momen skunder.

3.2 Tipe – Tipe Jembatan Rangka Baja

Tipe-tipe jembatan rangka baja ini memiliki jumlah yang banyak dan bervariasi karena banyak para ahli mengembangkan setiap tipe-tipe jembatan rangka baja,maka diantaranya sebagai berikut:

3.2.1 Tipe warren (warren truss)

Tipe jembatan ini ditemukan oleh James Warren dan Willoughby Theobald Monzani pada tahun 1848 di Britania Raya. Jembatan rangka baja ini memiliki batang vertikal pada bentuk rangkanya yang membentuk segitiga sama kaki ataupun bisa segitiga sama sisi. Dan memiliki batang diagonal yang mengalami gaya tekan (compression) dan sebagian lainnya mengalami gaya tegangan (tension). Dalam proyek ini memakai jembatan tipe waren truss.

Gambar 3. 1 Rangka Baja Tipe Warren Truss

3.2.2 Tipe pratt (pratt truss)

Tipe jembatan rangka baja ini ditemukan oleh Thomas dan Caleb Pratt pada tahun 1844. Jembatan ini memiliki batang diagonal yang mengarah ke bawah dan batang tersebut berada di tengah batang jembatan bagian bawah.

(27)

Gambar 3. 2 Rangka Baja Tipe Pratt Truss

3.2.3 Tipe howe (howe truss)

Tipe jembatan rangka baja ini ditemukan oleh William Howe di Massachussetts pada tahun 1840 di Amerika Serikat. Jembatan ini merupakan kebalikan dari tipe Pratt dimana batang diagonalnya mengarah ke atas menerima tekanan sedangkan vertikalnya menerima tegangan.

Gambar 3.3 Rangka Baja Tipe Howe truss

3.3 Komponen Jembatan Rangka Baja 3.3.1 Rangka utama jembatan

Rangka baja ini dapat berbentuk berbagai variasi dan model yang sangat banyak.

Tetapi di indonesia menggunakan jembatan rangka type Warren dan type Howe rangka utama merupakan pemikul utama untuk keseluruhan beban jembatan, untuk beban akan dibahas disub bab selanjutnya dipenulisan ini. Secara umum, rangka utama dari jembatan rangkak baja ini terdiri atas geladar atas, portal ujung jembatan, gelagar bawah dan system lantai, untuk kelengkapan yang lainya seperti penahan lantai kendaraan, batang diagonal, ikatan angin, ikatan rem, kelengkapan trotoar.

Bawah jembatan rangka baja ini bukan Bawah jembatan rangka baja ini bukan betuk jembatan yang khusus untuk dirinya sendiri melaikan, rangka baja ini digunakan untuk menjadi fungsi komponen tertentu dalam salah satu jenis komponen. Hal ini akan menjadi batang batang yang rangka baja akan saling terhubung satu sama lain yang dimana hasil tersebut menjadi solid antar batang (Abu-Hamd 2007).

(28)

Gambar 3. 3 Rangka Utama Jembatan

Pada type ini memiliki setiap batang untuk gelagar bagian bawah disebut trave.

1 trave ini untuk mengartikan posisi jarak antar gelagar melintang missal berjarak kurang lebih dari 5 meter. Contoh untuk jembatan rangka baja type Warren A40 ini memiliki arti bawah satu trave diperoleh dari panjang jembatan 40 meter dibagi 5 meter untuk persatu 1 trave, maka diperoleh jumlah 8 buah trave.

3.3.2 Portal ujung

Portal Ujung merupakan rangkaian profil baja yang terletak pada posisi miring pada ujung jembatan rangka baja. Portal ujung ini harus memiliki kekakuan yang cukup tinggi sehingga dapat memikul beban horizontal dengan kuat. Terutama akibat reaksi tumpuan dan gaya dalam rangka, beban primer ataupun beban sekunder. Sehingga portal ujung harus memiliki dimensi penampang yang lebih besar dibandingkan komponen rangka utama lainnya.

Gambar 3. 4 Portal Ujung

(29)

Portal ujung dibentuk dari batang tepi ujung rangka induk. Dengan batang mendatar arah melintang jembatan dengan ada beberapa penguat dalam rangka baja tersebut diantaranya rangka rem dan ikatan angin pada sisi bawah dan sisi atas jembatan, sambungan buhul pada tepi dan jenis komponen bagian tumpuan sendi.

3.3.3 Gelagar melintang jembatan

Posisi Gelagar melintang bawah ini terhubungkan dengan rangkak utama pada kiri dan kanan jembatan ini berguna untuk memikul beban yang akan terjadi pada jembatan. Untuk kombinasi beban, angin dan beban hidup sesuai fungsi kelas jembatan melalui gelagar memanjang yang memikulnya dan akan disistribusikan ke gelagar melintang selanjutnya akan kembali di distribusikan ke rangka utama jembatan.

Adapun gelagar melintang bagian atas dimana berfungsi untuk penyalur gaya angin dan memperkaku sktrutur jembatan.

Gambar 3. 5 Gelagar Melintang Jembatan

3.3.4 Gelagar memanjang jembatan

Gelagar memanjang berfungsi untuk menyalurkan beban-beban dari lantai kendaraan berupa beban mati dan beban hidup, keposisi gelagar melintang jembatan, hubungan antara gelagar melintang dan memanjang ini dapat berupa balim 2 tumpuan dan atau balok menerus. Untuk konseo dua tumpuan ini dilakukan agar posisi bagian atas balok melintang dan memanjang rata dan fungsi sambungan geser agar berjalan dengan baik, maka gelagar memajang menumpu pada gelagar melintang. Posisi gelagar memanjang ini adalah diposisikan sejajar dengan gelagar melintang dan tidak terdapat dibagian atas jembatan.

(30)

Gambar 3. 6 Gelagar Memanjang Jembatan

Posisi gelagar memanjang berada di atas rangka ikatan angin bawah. Pada bagian atas gelagar memanjang terdapat lantai kendaraan, utuk memudahkan pekerjaan pengecoran lantai jembatan dari bahan beton, maka digunakan pelat baja bergelombang. Pelat baja bergelombang ini akan dibautkan pada bagian sayap atas profil balok memanjang.

Bawah untuk jembatan dengan panjang kurang dari 350 m. tidak memiliki efek yang sangat signifikan dalam segi biaya dan segi kebutuhan, dan jumlah girder yang dibutuhkan nya jembatan untuk memberikan rentang desain optimal dari dua hingga 4 girder ( Salman dkk, 2013).

3.3.5 Ikatan angin

Ikatan angin, terletak di bagian bawah lantai kendaraan atau dipasang dikedua tempat yaitu di bagian bawah lantai kendaraan dan bagian rangka jembatan untuk jembatan rangka tertutup.

Gambar 3. 7 Ikatan Angin

3.3.6 Pelat buhul

Pelat buhul adalah salah satu komponen jembatan yang berfungsi untuk menghubungkan profil – profil baja pada rangkaian utama rangka baja dan sekunder untuk menjadikan hubungan yang dapat mereduksi beban masing – masing komponen pada plat buhul. Profil – profil baja yang digunakan pada rangka utama di sambungkan dengan pelat buhul dengan menggunakan baut. Dan plat buhul dapat dirakit dengan

(31)

bentuk profil, dimana akan dapat menempatkan komponen lainnya dengan kuat dan sangat sempurna dan tidak terjadinya tegangan sekunder pada plat buhul tersebut dan plat buhul harus memiliki ketebalan yang lebih besar dibandingkan dengan profil tebal pelat pada profil baja. Hal ini dikarenakan semua gaya yang bekerja pada rangka baja utama akan disalurkan ke plat buhul.

Gambar 3. 8 Pelat Buhul

Pada pelat buhul ini harus memiliki lubang-lubang baut yang sangat akurat letak posisi dan kelonggaran lubang diameternya diatur dalam standar sesuai dengan diameter terpasang pada kelonggaran, karena hal itu sangat berperapeting bagi kelancaran pelaksanaan pemasangan jembatan ranggka baja ini.

3.3.7 Bearing, seismie buffer, dan lateral stop

Bearing atau landasan adalah suatu komponen yang diperuntukan untuk menahan dan mentransferkan gaya vertikal yang disebabkan oleh beban-beban yang terjadi pada jembatan. Bearing ini ditempatkan diujung bawah jembatan pada kanan dan kiri dengan abutment sebagai temoat berpijak nya bearing. Bearing ini terbuat dari bahan karet alam atau neoprene yang tercampur dengan polimer kekerasan, dan itu harus memenuhi syarat standart pada jembatan.

Gambar 3. 9 Bearing, Seimie Buffer dan Stop Lateral

Posisi bearing berada pada bagian ujung bawah jembatan dan juga terdapat

(32)

beberapa komponen yang disebut seismic buffer. Seismic Buffer ini diperuntukan untuk menahan gaya gempa maupun gaya longitudinal arah panjang jembatan rangka, sama hal seicmic buffer ini terbuat daro karet yang sejenis seperti bearing. Lateral Stop terbuat di tengah karet yang sama jenisnya dengan bearing, dan terletak di tengah gelagar melintang ujung bawah. Lateral Stop memiliki dua buah karet di kedua sisinya, untuk penyalurkan gaya yang terjadi pada arah melintang tersebut ke abutment dapat meliwati lateral stop block yang telah dihubungkan secara kesatuan.

3.3.8 Lantai kendaraan

Lantai beton kendaraan merupakan komponen utama jembatan yang berkontak langsung dari beban kendaraan pada jembatan jalan raya. Lantai kendaraan pada jembatan dibuat menjadi 2 lapisan. Yaitu lapisan pertama adalah perkerasaan kaku ( beton bertulang) minum setebal 20 cm dan lapisan kedua bagian atas beton perkerasaan lentur pada umumnya aspal beton setebal 5 cm. sedangkan untuk fromwork untuk pengecoran beton, dapat menggunakan pelat baja bergelombang akan dihubungkan dengan baut ke striger.

Gambar 3. 10 Lantai Kendaraan

Pelat baja bergelombang harus memiliki ketebalan 1 mm sebagai batas minimum ketebalan yang harus sudah dilapisi galvanisasi, syarat lainnya berupa lebar dan panjang minimal 1000 mm, tinggi gelombang 30 mm, dan jarak as antara gelombang 200 mm, komponen pembuatan antara trotoar dan jalur lalu lintas kendaraan pada jembanta dibatasi dengan kerb yang berfungsi untuk pembatas antara lajur kendaraan dengan tempat pejalan kaki atau batas kendaraan. Kerb ini terbuat dari beton dan dicor bersamaan dengan lapisan perkerasaan kaku.

3.3.9 Sandaran tepi jembatan

Sandaran pada jembatan rangka dibuat sederhana dari pipaa baja yang dilapisi

(33)

galvanis, pipa baja ini biasanya dipakai pada ukurannya diameter 2 inchi. Sandaran pada jembatan rangka baja diikatkan pada end plate yang tersambung pada batang diagonal rangka jembatan dan vertikal jika diperlukan.

Sandaran pada jembatn rangka terdapat 2 buah yaitu sandaran atas dan sandaran bawah. Tinggi sandara / railing sesuai standar yaitu 100 cm dari permukaan kerb untuk sandaran atas , sedangkan posisi sandaran horizontal bawah pada ketinggian 40 cm dari muka kerb tiang sandara horizontal harus mampu menahan beban hrizontal 100kg/m panjang akibat beban kegiatan diatas trotoar atau benturan dari kendaraan yang mengalami halangan dilanjur di atas jembatan. Tiang tiang pengikat pada relling harus didesain sedemikian rupa tanpa mengurangi kekuatan rangka utama jembatan.

Gambar 3. 11 Sandaran Tepi Jembatan

3.3.10 Perletakan

Perletakan jembatan Perletakan jembatan terdiri dari:

1. Sendi 2. Rol

3. Landasan karet

Landasan karet dapat berfungsi sebagai setengah Sendi dan setengah Rol, sehingga dapat menampung pergerakan struktur baik translasi maupun rotasi.

(34)

Gambar 3. 12 Tepi-tepi Perletakan

(35)

BAB IV

TINJAUAN KHUSUS PROYEK 4.1 Tinjauan Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan rangka baja pada proyek jembatan rangka baja desa ujan mas lama tahap III kabupaten muara enim memiliki panjang 140 meter dan lebar 6 meter, yang mana proses pelaksanaanya ditugaskan kepada PT DUA SEPAKAT memiliki kontra kerja waktu pelaksanaan selama 120 hari kalender

4.2 Perencanaan dan Desain

Tahap awal dalam konstruksi jembatan rangka baja adalah perencanaan dan desain. Pada tahap ini, insinyur dan arsitek akan merancang jembatan dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk lokasi, beban yang akan ditopang, panjang jembatan, dan kondisi lingkungan sekitar. Desain rangka baja yang kokoh dan efisien akan dihasilkan dengan menggunakan perangkat lunak dan teknologi terkini.

Gambar 4. 1 Perencanaan dan Desain

4.3 Perakitan Rangka Baja

Setelah fondasi selesai, langkah selanjutnya adalah perakitan rangka baja.

Komponen-komponen rangka baja diproduksi dipabrik dan dirakit di tempat konstruksi. Proses perakitan menggunakan metode kantilever. Dengan urutan perakitan sebagai berikut.

(36)

4.3.1 Langkah 1

Letakkan semua gelagar melintang (cross girder) di atas perancah termasuk kedua gelagar ujung melintang dengan ketinggian yang sesuai (termasuk besarnya lawan lendut), garis sumbu dan lokasi (koordinat) dan jaga posisinya (bisa dengan diikat).

4.3.2 Langkah 2

Pasang semua batang datar bawah (bottom chord) dihubungkan ke ujung pelat gelagar melintang dan pelat penghubung .

4.3.3 Langkah 3

Setelah gelagar melintang dan batang datar bawah tersambung, periksa kembali posisi dan elevasi pada titik sambungan apakah sudah sesuai gambar atau belum komponennya.

4.3.4 Langkah 4

Pasang dan baut profil baja penopang (stringer) pada setiap bentang, kemudian lantai profil baja pada tahapan ini dapat juga dipasang dengan seluruh bagiannya

(37)

dibaut.

4.3.5 Langkah 5

Perakitan dapat dilanjutkan dengan pemasangan batang diagonal ujung terlebih dahulu, untuk kemudian diteruskan diagonal berikutnya (diagonal dalam).

4.3.6 Langkah 6

Pasang batang datar atas ujung (top chord ujung) bersama dengan pelat buhul da lam.

(38)

4.3.7 Langkah 7

Setelah tahap awal perakitan segitiga komponen dan batang datar atas ujung ini selesai, maka untuk selanjutnya rakit sisa batang diagonal dalam, sepasang- sepasang berbentuk V terbalik (^) , bautkan bagian tersebut diantara pelat buhul batang atas, bautkan bagian bawahnya pada pelat ujung gelagar melintang dan lanjutkan dengan pemasangan batang datar atas berikutnya.

4.3.8 Langkah 8

Pada langkah ke 7 di atas, pasang pula batang ikatan angin atas/bracing atas dan bautkan pada tempatnya sehingga rangka batang akan membentuk frame yang kaku.

4.3.9 Langkah 9

Selanjutnya perakitan dapat dilakukan dengan cara yang sama hingga lengkap membentuk satu rangkaian bentang rangka batang dari ujung perletakan yang satu ke ujung perletakan yang satunya.

4.4 Pemasangan Bondek dan Perangkaian Besi Lantai

Setelah struktur jembatan selesai dibangun,fokus selanjutnya adalah pemasangan bondek diatas batang datar bawah (bottom chord) dan dilanjutkan perangkaian besi diatas bondek sebagai gaya Tarik atas.

(39)

4.5 Pengecoran Lantai

Setelah selesai pemasangan bondek dan besi atas Langkah selanjutnya pengecoran lantai jembatan.

Gambar 4. 2 Pengecoran Lantai

4.6 Penyelesaian Jalan dan Aksebilitas

Setelah struktur jembatan selesai dibangun, fokus selanjutnya adalah pada penyelesaian jalan dan aksesibilitas. Pada tahap ini, permukaan jalan di atas jembatan diperbaiki dan diaspal untuk memberikan lapisan yang halus dan tahan lama. Juga, trotoar dan jalur pejalan kaki yang aman dan nyaman ditambahkan untuk memastikan aksesibilitas bagi pejalan kaki.

(40)

Gambar 4. 3 Penyelesaian Jalan dan Aksebilitas

4.7 Pengujian dan Inspeksi

Setelah tahap konstruksi selesai, jembatan rangka baja harus menjalani serangkaian pengujian dan inspeksi. Pengujian struktural dilakukan untuk memastikan kekuatan dan kestabilan jembatan, sementara inspeksi visual dilakukan untuk mendeteksi dan mengatasi masalah potensial. Pengujian beban juga dapat dilakukan untuk memverifikasi kemampuan jembatan dalam menahan beban yang direncanakan.

Gambar 4. 4 Pengujian dan Inspeksi

4.8 Penyelesaian Detail dan Finishing

Tahap terakhir adalah penyelesaian detail dan finishing. Ini mencakup pengecatan jembatan, penambahan pencahayaan, pemasangan pagar pengaman, dan tanda-tanda lalu lintas yang diperlukan. Selain itu, lanskap di sekitar jembatan juga

(41)

dirancang dan diperindah untuk menciptakan lingkungan yang menarik dan harmonis.

Setelah semua tahapan konstruksi jembatan selesai, jembatan rangka baja siap untuk digunakan dan dilintasi oleh kendaraan dan pejalan kaki. Dengan konstruksi yang kokoh dan kuat, jembatan ini akan memberikan aksesibilitas yang aman dan nyaman bagi masyarakat serta meningkatkan konektivitas antar wilayah. Penting untuk menjaga pemeliharaan dan perawatan rutin jembatan guna memastikan kinerja dan keamanannya dalam jangka panjang.

Gambar 4. 5 Penyelesaian Detail dan Finishing

4.8 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, pengertian keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Dan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja yang wajib digunakan pada saat pengerjaan kosntruksi sebagai berikut :

1. Safety Helmet

Alat satu ini bisa melindungi kepala dari benturan dan jatuhnya benda berat.

Apalagi, kepala menjadi bagian tubuh yang rentan terhadap luka. Dengan helm, para pekerja bisa mengurangi risiko luka parah atau cedera otak jikalau terjatuh atau terbentur sesuatu.

(42)

Gambar 4. 6 Helm Safety

2. Rompi safety proyek

Safety vest merupakan rompi yang terbuat dari beberapa bahan pilihan seperti nylon, drill, net/jaring, polyster, plastic, yang di beberapa sisinya dirancang khusus dengan dilengkapi reflektor atau pemantul cahaya. Umumnya warna safety vest adalah kuning, oranye, hijau daun muda, dan merah atau perpaduannya.

Gambar 4. 7 Rompi Safety

3. Sabuk pengaman

Kalau alat satu ini sering digunakan oleh para pekerja konstruksi saat bekerja di bangunan tinggi. Fungsi sabuk pengaman adalah mempertahankan keseimbangan tubuh dan menjaga keamanan saat bergerak.

Gambar 4. 8 Sabuk Pengaman

(43)

4. Kacamata

Lain halnya dengan kacamata fashion, alat pengaman satu ini memiliki tekstur yang lebih tebal. Fungsi dari kacamata pengaman adalah menjaga mata dari serpihan debu, pecahan barang, dan bahan kimia berbahaya.

Gambar 4. 9 Kacamata

5. Sarung tangan

Sarung tangan safety adalah alat pelindung diri (APD) untuk melindungi tangan Anda dari berbagai resiko dan bahaya cedera saat bekerja. Perlindungan yang diberikan meliputi perlindungan terhadap luka sayatan, tusukan, luka bakar, benturan, dan lainnya.

Gambar 4. 10 Sarung Tangan

6. Masker

Masker berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk seperti debu ataupun gas beracun.

(44)

Gambar 4. 11Masker

7. Sepatu safety

Safety Shoes (Sepatu Safety) adalah salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang harus dipakai oleh para pekerja guna menghindari resiko kecelakaan. Berikut beberapa manfaat menggunakan Safety Shoes. Melindungi Dari Benda Tajam & Berbahaya.

Gambar 4. 12 Sepatu Safety

(45)

5.1 Kesimpulan

Dari hasil kerja praktek yang telah dilaksanakan selama 40 hari pada proyek pekerjaan rangka baja pada jembatan rangka baja desa ujan mas lama tahap III, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Mahasiswa dapat memahami metode pelaksanaan konstruksi jembatan rangka baja.

5.2 Saran

Adapun saran penulisan selama melaksanakan Kerja Praktek (KP) dilapangan, dapat diberikan saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya kerja praktek dilakukan pada saat tidak sedang perkuliahan agar pada saat kerja praktek berlangsung tidak mengganggu jadwal kuliah.

2. Lebih banyak bertanya pada pengawas lapangan yang mendapingi selama proses kerja praktek.

3. Lebih memahami pekerjaan lapangan yang sudah di pelajari selama KP berlangsung.

4. Sebaiknya dalam proses pekerjaan konstruksi pihak pelaksana dan pengawas memperhatikan kondisi cuaca yang ada terutama saat hujan karena dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

(46)

Referensi

Dokumen terkait