• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN OIL WATER SEPARATOR GUNA MEMINIMALISIR PENCEMARAN AIR LAUT

N/A
N/A
Bintang channel

Academic year: 2023

Membagikan "OPTIMALISASI PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN OIL WATER SEPARATOR GUNA MEMINIMALISIR PENCEMARAN AIR LAUT "

Copied!
32
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Teori

  • Pencemaran Air Laut
  • Oil Water Separator
  • Fungsi pada Komponen Oil Water Separator
  • Proses Kerja dan Cara Pengoperasian pada Oil Water Separator
  • Prosedur Perawatan Oil Water Separator

Saat ini semua kapal diwajibkan memiliki sistem pemantauan dan pengendalian tumpahan minyak yang dikenal sebagai pemisah air minyak. Oil Water Separator merupakan suatu alat kelautan dimana zat cair yang tidak saling larut dipisahkan satu sama lain karena adanya perbedaan massa jenis, dalam hal ini zat cair yang dimaksud adalah air dan minyak, dimana berat jenis air lebih besar dari berat jenis air. minyak, sehingga pada saat pengolahan terjadi pemisahan, air akan berada di bagian bawah dan minyak akan berada di bagian atas. Prinsip kerja pemisahan oil-water separator dilakukan dengan cara mengubah kecepatan dan arah aliran fluida dari dalam sumur sehingga fluida tersebut dapat dipisahkan.

Oil Water Separator merupakan pesawat yang mampu memisahkan air dari air limbah yang mengandung minyak hingga hasil pemisahan mencapai kurang dari 15 ppm. Prinsip dasar dan cara kerja oil water separator adalah dipisahkan berdasarkan berat jenis unsur-unsur yang terdapat pada limbah yang diolah. Sehingga minyak yang berada di permukaan akan dialirkan ke dalam tangki limbah minyak, sedangkan air yang telah melalui proses penyaringan kedua akan keluar dari oil water separator dengan kadar kandungan dibawah 15 ppm.

Bagian ini berfungsi untuk mendeteksi kandungan minyak pada saat proses pemisahan minyak dari air dan kotoran. Katup tiga arah ini berfungsi sebagai katup pembuangan air dan jika kandungan minyak pada suatu proses pemisahan masih diatas 15 ppm maka katup tiga arah ini secara otomatis bekerja untuk mengembalikan air yang masih tercampur dengan minyak ke dalam proses pemisahan. Air limbah yang dipompa ke dalam pipa pertama akan mengalami pemisahan dimana air limbah tersebut melewati pelat pemisah utama yang dipasang secara horizontal pada pipa pemisah tersebut agar lumpur tidak melewati atau menyatu dengan ruangan dengan air limbah.

Air limbah yang masih mengandung minyak yang melewati pelat-pelat utama ini akan mengalami proses pemisahan pada pelat-pelat lainnya sehingga lumpur ringannya tetap tertahan. Selanjutnya akan terjadi proses pemisahan pada pipa ini yang prinsip kerjanya didasarkan pada berat jenis zat cair, sehingga minyak yang mempunyai berat jenis lebih rendah dari air akan berada di permukaan air dan terkumpul di dalamnya. ruang pengumpulan minyak. Kemudian air limbah yang telah dipisahkan dari minyak berdasarkan berat jenis tersebut akan dialirkan ke pipa pemisah kedua.

Setelah melalui proses separator pada pipa separator pertama, air limbah yang sudah berkurang kandungan minyaknya akan melalui proses separator kedua, dimana air limbah pada pipa separator kedua akan disaring kembali melalui Coalescer, sehingga partikel minyak akan tersaring kembali. dialirkan keluar dari pipa pemisah untuk dibuang ke laut, namun sebelumnya melalui alat pendeteksi kandungan minyak (Oil Content meter) untuk mencegah terjadinya pencemaran di laut. Setelah mengalami proses pemisahan antara air limbah dan kandungan minyak di dalam pipa, maka kandungan minyak yang tertampung di ruang pengumpul minyak akan terus meningkat selama pompa lambung kapal masih bekerja, hingga pada saat kadar minyak di dalam ruang tersebut tinggi. , pengatur level oli akan bekerja, sehingga katup solenoid yang digerakkan terbuka. Sesuai dengan persyaratan, kapal yang dilengkapi peralatan Oil Water Separator (OWS) dengan filtrasi hingga 100 ppm harus dilengkapi dengan peralatan tambahan yang disebut Oil Discharge Monitoring and Control System (ODM).

Meter kandungan minyak akan berbunyi atau menyala sebagai amaran jika kandungan minyak dalam air melebihi standard. Sistem kerja ODM adalah memberi amaran sebelum mengeluarkan air laut apabila kandungan minyak melebihi 15 ppm dan kemudian air akan ditapis/ditapis semula.

Gambar 2.1 Permesinan Bantu Oil Water Separator (OWS)
Gambar 2.1 Permesinan Bantu Oil Water Separator (OWS)

Kerangka Pikir Penelitian

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
    • Tempat penelitian
    • Waktu Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
    • Data Primer
    • Data Sekunder
  • Teknik Pengumpulan Data
    • Metode Observasi
    • Metode Wawancara
    • Metode Dokumentasi
    • Metode Studi Pustaka
  • Analisis Data

Menurut Saifuddin Azwar (1997), data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama melalui prosedur dan dicatat. Dalam hal ini penulis telah mengambil data primer langsung dari hasil wawancara dengan masinis yang bertanggung jawab di bagian mesin khususnya yang berhubungan dengan oil water separator dan observasi langsung di ruang mesin mengenai oil water separator. Menurut Saifuddin Azwar (1997), data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa dokumentasi resmi dan data arsip, yang coba dikumpulkan oleh penulis sendiri, di luar sumber yang diteliti.

Data sekunder meliputi data yang diperoleh secara tidak langsung yang dapat berupa catatan dan laporan tertulis tentang pemisah air minyak, dan lain-lain. Dalam hal ini data sekunder diperoleh dari dokumen atau arsip dan literatur mengenai oil water separator dari penelitian-penelitian sebelumnya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung terhadap objek penelitian, yaitu dengan melakukan penelitian lapangan selama 12 (dua belas) bulan di atas kapal agar data yang dikumpulkan sesuai dengan fakta yang ada pada saat penelitian berlangsung.

Dengan cara ini akan diperoleh data-data yang diyakini kebenarannya.Pengamatan yang penulis lakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan 4 cara yaitu sebagai berikut. Penulis akan menggunakan metode observasi partisipan yaitu penelitian yang melibatkan peneliti dalam kegiatan yang diamati (Sugiyono, 2012), dengan metode penelitian ini data yang diperoleh. Agar peneliti dan narasumber dapat lebih leluasa dan mandiri dalam melakukan wawancara, maka peneliti dapat menilai sejauh mana pengetahuan narasumber mengenai oil water separator di kapal.

Dokumen yang diperlihatkan dalam hal ini adalah seluruh dokumen yang berkaitan dengan oil water separator yang ada di kapal sehingga menjadi bukti pasti untuk mendukung penelitian. Menurut Sugiyono (2012), studi kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data yang bertujuan untuk mencari data dan informasi melalui dokumen, baik dokumen tertulis, foto, gambar maupun dokumen elektronik yang dapat menunjang proses penulisan. Teknik analisis data yang digunakan dalam kompilasi ini didasarkan pada data, fakta dan informasi yang dilakukan selama pelaksanaan proyek kelautan.

Menurut Miles dan Huberman (1992), teknik analisis data kualitatif ada tiga, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif (dalam bentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan peta. Sistem Perawatan dan Pemulihan Oil Water Separator (Ows) untuk mencegah pencemaran Laut di Kapal KM.

Gambar

Gambar 2.1 Permesinan Bantu Oil Water Separator (OWS)
Gambar 2.2 Fine Separating Chamber & Rough Separating Chamber
Gambar 2.3 Siklus Proses Kerja Oil Water Separator (OWS)
Gambar 2.4 Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait