• Tidak ada hasil yang ditemukan

kualitas pelayanan administrasi pertanahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "kualitas pelayanan administrasi pertanahan"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Pelayanan Publik

Agar pelayanan yang diberikan aparat pemerintah kepada masyarakat dapat memuaskan, maka diperlukan prinsip pelayanan. 63 Tahun 2003 tentang Pelayanan Publik. Jenis pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut. Dapat diandalkan, dimana dalam memberikan pelayanan yang bermutu, personel yang memberikan jangka waktu pelayanan yang telah ditentukan harus tepat waktu.

Responsiveness, untuk mendapatkan kualitas pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat, pegawai tentunya harus bertanggung jawab terhadap kualitas yang diberikan. Teknik observasi adalah dengan melakukan observasi langsung untuk mengumpulkan data mengenai kualitas pelayanan yang sedang berlangsung. Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian pelayanan yang terbaik kepada seseorang atau kelompok yang mempunyai kepentingan terhadap organisasi itu sendiri sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

Kabupaten Bantaeng mempunyai peranan yang cukup penting dalam pelayanan administrasi pertanahan di Kementerian ATR/BPN. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan Kepala Subbagian TU Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantaeng. Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya di bidang pertanahan, Kementerian ATR/BPN Kabupaten Bantaeng berupaya memberikan pelayanan yang terbaik, salah satunya dengan memberikan pelayanan prima melalui sistem loket.

Program pelayanan pertanahan yang dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantaeng dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Penyelenggaraan pelayanan di BPN Kabupaten Bantaeng harus sukses dan berhasil agar masyarakat mendapat pelayanan yang maksimal dan memuaskan. Pemberian pelayanan di BPN Kabupaten Bantaeng harus efisien dan efektif agar masyarakat mendapat pelayanan yang maksimal dan memuaskan, sehingga masyarakat merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan dan terciptanya kualitas pelayanan yang baik.

Pelayanan prima adalah pelayanan yang memberikan kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang terbaik. Akuntabilitas atau tanggung jawab adalah pemegang penyelenggara pelayanan publik atau birokrat, yang mempunyai tugas untuk bertanggung jawab langsung atas pelayanan yang diberikan dan mampu menyelesaikan keluhan pelanggan dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat harus mencakup seluruh lapisan masyarakat dan mengutamakan kepuasan pelayanan.

Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan salah satu staf Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantaeng. Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantaeng harus lebih mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukannya agar kepercayaan masyarakat terhadapnya tetap terjaga.

Gambar 2.1 Skema Kerangka PikirKualitas
Gambar 2.1 Skema Kerangka PikirKualitas

Pelayanan Administasi Pertanahan

Kerangka Pikir

Pemberian pelayanan sebagai suatu proses pemenuhan kebutuhan melalui kegiatan orang lain secara langsung merupakan suatu konsep yang selalu terkini dalam berbagai aspek kelembagaan. Dalam keadaan seperti ini, hanya organisasi yang mampu memberikan layanan berkualitas yang akan memenangkan konsumen potensial, seperti halnya lembaga pemerintah yang semakin perlu menciptakan layanan berkualitas yang dapat menstimulasi dan meningkatkan aktivitas ekonomi. Oleh karena itu, petugas pelayanan harus lebih proaktif mencermati paradigma global baru agar pelayanannya mempunyai daya saing tinggi dalam berbagai kegiatan publik.

Kualitas didefinisikan oleh banyak ahli dalam satu ungkapan, di antaranya W.E Deming menyebutnya, perbaikan berkelanjutan (continuous Improvement); Joseph M. Juran, disebut layak pakai (layak digunakan); Philip Crosby, menentukan kepatuhan terhadap persyaratan. Apalagi JW Cortado juga menyebutnya dengan ungkapan yaitu moment of truth, atau kualitas yang tercipta selama implementasi. Dalam fungsi administratifnya, Kantor Pertanahan berperan sebagai media yang menghubungkan masyarakat dengan Badan Pertanahan Nasional atau BPN.

Koordinasi antara kantor pertanahan dan BPN mempengaruhi kualitas pelayanan administrasi pertanahan pada kantor pertanahan Kabupaten Bantaeng.

Deskripsi Fokus Penelitian

METODE PENELITIAN

Jenis Dan Tipe Penelitian

Sumber Data

Informan Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang nyata dan relevan yang kemudian dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, peneliti menggunakan berbagai teknik penelitian yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Wawancara terdiri dari pertanyaan langsung kepada informan mengenai kualitas pelayanan administrasi pertanahan di Kementerian ATR/BPN Kabupaten Bantaeng. Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti terjun langsung ke lapangan dan mengamati situasi dan kondisi yang muncul pada saat proses pengelolaan lahan di Kementerian ATR/BPN Kabupaten Bantaeng.

Dokumentasi berarti penggunaan catatan selama penelitian agar data yang diperoleh relevan dengan objek penelitian.

Teknik Analisis Data

Reduksi data yaitu data yang dikumpulkan atau diperoleh di lapangan, secara alamiah dianalisis untuk merangkum dan memilih hal-hal terpenting yang dianggap relevan dengan reduksi data.

Pengabsahan Data

Tahun 1988 merupakan momen bersejarah karena dikeluarkan Keputusan Presiden nomor 26 tahun 1988 tentang Badan Pertanahan Nasional. Dengan terbitnya Keputusan Presiden nomor 26 Tahun 1988, Badan Pertanahan Nasional bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Dalam Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 1993, Kepala Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas yang kini dilaksanakan secara bersamaan oleh Menteri Negara Agraria.

Kedua lembaga tersebut dipimpin oleh satu orang yaitu Menteri Negara Pertanian/Kepala Badan Pertanahan Nasional. Keputusan Presiden Nomor 95 Tahun 2000 tentang Badan Pertanahan Nasional mengubah susunan organisasi peringkat satu di Badan Pertanahan Nasional. Tugas Badan Pertanahan Nasional adalah menyelenggarakan sistem tata kelola di bidang pertanahan secara menyeluruh/nasional, regional, dan sektoral.

Program pelayanan pertanahan yang dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantaeng yang dinyatakan oleh Kepala Subbagian Pendaftaran Hak Tanah menurut (Peraturan Pemerintah No. Peraturan Kepala BPN No. 1 Tahun 2010) adalah : 1. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui gambaran keseluruhan kualitas pelayanan administrasi pertanahan di Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantaeng berdasarkan tiga indikator kualitas pelayanan masing-masing. Dari keterangan di atas dapat dikatakan bahwa proses pelayanan di Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantaeng sampai saat ini belum maksimal dan belum memenuhi standar pelayanan publik yang ada.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa akses informasi dan komunikasi di Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantaeng seperti tata cara pembuatan sertifikat tanah dan lain sebagainya di ruang tunggu dan di website telah tersedia. Berdasarkan hasil penelitian terhadap kualitas pelayanan administrasi pertanahan pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantaeng, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Akses informasi dan komunikasi di Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantaeng seperti tata cara pembuatan sertifikat tanah dan lain sebagainya telah disediakan di ruang tunggu dan website.

Dengan adanya stigma masyarakat bahwa ketepatan waktu pembuatan sertifikat tanah bergantung pada keberadaan kenalan yang bekerja di kantor tersebut, maka Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantaeng harus lebih meningkatkan pemerataan pelayanan kepada masyarakat. Sebaiknya Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantaeng menyelenggarakan sosialisasi atau sosialisasi di daerah-daerah terpencil agar masyarakat yang belum memahami tata cara pembuatan sertifikat tanah serta penggunaan alat komunikasi dan informasi yang diberikan dapat memahaminya. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah.

Instruktur Menteri Pertanian/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1998 tentang peningkatan efisiensi dan mutu pelayanan publik di bidang pertanahan. Tinjauan hukum terhadap pelaksanaan pelayanan administrasi pembuatan sertifikat tanah oleh badan pertanahan nasional/ATR Kabupaten Wajo.

Tabel 4.1 Kondisi Geografis Kabupaten Bantaeng Menurut Kecamatan
Tabel 4.1 Kondisi Geografis Kabupaten Bantaeng Menurut Kecamatan

Tabel 4.1 Kondisi Geografis Kabupaten Bantaeng Menurut Kecamatan

Tabel 4.2 Luas Wilayah Perkecamatan Di Kabupaten Bantaeng

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Bantaeng

Tabel 4.4 Program Layanan Pertanahan

Tabel 4.5 Capaian Kinerja

Gambar

Gambar 2.1 Skema Kerangka PikirKualitas
Tabel 4.1 Kondisi Geografis Kabupaten Bantaeng Menurut Kecamatan
Tabel 4.2 Luas Wilayah Perkecamatan Di Kabupaten Bantaeng
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Bantaeng
+3

Referensi