• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuliah 5 MODEL SEDERHANA INTERAKSI TRANSPORTASI (1)

N/A
N/A
Liejuan Christian

Academic year: 2025

Membagikan "Kuliah 5 MODEL SEDERHANA INTERAKSI TRANSPORTASI (1)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL INTERAKSI SEDERHANA

SISTEM TATA GUNA LAHAN – JARINGAN - PERGERAKAN

(2)

Model Interaksi

 Model ini akan mengaitkan sistem tata guna lahan (kegiatan), sistem prasarana transportasi (jaringan), dan sistem pergerakan lalulintas (pergerakan). Model akan dibuat secara sangat sederhana dengan melibatkan hanya dua zona saja.

 Tujuan pembentukan model adalah:

A. Untuk memahami cara kerja sistem transportasi yang merupakan tujuan utama pembentukan model;

B. Untuk meramalkan perubahan arus lalulintas bila

dilakukan perubahan pada sistem tata guna lahan

dan/atau sistem prasarana transportasi.

(3)

Dalam model transportasi ini, tiga peubah terukur utama yang akan digunakan adalah:

(a) sistem tata guna lahan, misalnya jumlah penduduk, lapangan kerja, pendapatan, dan karakteristik pemilikan kendaraan;

(b) sistem prasarana transportasi, misalnya waktu tempuh dan biaya perjalanan; dan

(c) sistem pergerakan lalulintas, misalnya jumlah penumpang dan kendaraan. Secara umum, arus lalulintas merupakan peubah tetap, yang didapatkan sebagai hasil interaksi sistem tata guna lahan dan sistem prasarana transportasi.

Model Interaksi

(4)

 Lalulintas adalah peubah tidak bebas, kecuali pada saat perhitungan waktu tempuh lalulintas menjadi peubah bebas.

 Tata guna lahan adalah peubah bebas karena intensitasnya bervariasi untuk setiap lahan yang berbeda dan juga berubah sebagai fungsi waktu.

 Sistem prasarana transportasi adalah peubah bebas karena kualitas dan kuantitasnya bervariasi secara geografis dan juga berubah sebagai fungsi waktu, misalnya, adanya pembangunan jalan baru dan peningkatan pelayanan angkutan umum.

Model Interaksi

(5)

Setiap peubah diidentifikasikan dengan notasi sebagai berikut:

L = sistem tata guna lahan,

Q = sistem arus lalulintas, dan

T = kinerja sistem prasarana transportasi.

Beberapa notasi lainnya yang dibutuhkan adalah:

LA = tata guna lahan di zona A

PA = bangkitan pergerakan dari zona A

AB = tarikan pergerakan ke zona B

QAB(1) = arus lalulintas dari zona A ke zona B yang menggunakan rute 1

TQAB(1) = waktu tempuh lalulintas dari zona A ke zona B yang menggunakan rute 1 pada kondisi arus = Q

T0 = waktu tempuh pada kondisi arus bebas = 0

C = kapasitas

a = indeks tingkat pelayanan

Notasi

(6)

Tahapan yang harus dilakukan dalam penerapan konsep interaksi sistem tata guna lahan−sistem arus lalulintas−sistem prasarana transportasi adalah sebagai berikut:

1. Bangkitan pergerakan Bangkitan pergerakan adalah fungsi tata guna lahan. Jumlah bangkitan pergerakan yang dihasilkan oleh suatu zona berbanding lurus dengan tipe dan intensitas tata guna lahan di zona tersebut:

PA = f (LA) ……… (1) Hal yang sama juga berlaku bagi tarikan pergerakan:

AB = f (LB) ……….. (2)

2. Sebaran pergerakan Besarnya pergerakan dari zona A ke zona B merupakan fungsi dari tipe dan intensitas tata guna lahan di zona A dan zona B (PA dan AB) dan besarnya faktor kemudahan pencapaian (aksesibilitas) zona tujuan (B) dari zona asal A (TQ

AB

) yang dapat dinyatakan dalam persamaan (3):

………. (3) k = konstanta penyeimbang sebaran pergerakan

Tahapan

(7)

3. Pemilihan Moda Transportasi dan Rute

Pemilihan moda transportasi antara zona A ke zona B didasarkan pada perbandingan antara berbagai karakteristik operasional moda transportasi yang tersedia (misalnya waktu tempuh, tarif, waktu tunggu, dan lain- lain). Begitu juga halnya rute − pemilihan rute didasarkan pada perbandingan karakteristik operasional setiap alternatif rute untuk setiap moda transportasi yang tersedia.

Secara konsep, jika terdapat beberapa alternatif rute, kondisi keseimbangan seperti yang dinyatakan oleh Wardrop (1952) berasumsi bahwa arus lalulintas akan mengatur dirinya sendiri sehingga besarnya waktu tempuh untuk semua alternatif rute yang tersedia adalah sama.

TQ

AB

(1) = TQ

AB

(2) …………. (4)

Tahapan

(8)

Misalkan terdapat dua buah zona (zona A dan zona B) − zona A adalah zona permukiman dan zona B adalah zona lapangan kerja. Populasi zona A adalah 35.000 orang, sedangkan jumlah lapangan kerja yang tersedia sebanyak 12.000. Persentase usia kerja di zona A = 90% (hanya 90% dari total populasi yang bekerja). Zona A dan zona B dihubungkan oleh dua buah rute (rute 1 dan 2) yang karakteristiknya adalah sebagai berikut:

Sebaran pergerakan dianggap mengikuti hukum gravity sebagai berikut:

Dan hubungan antara waktu tempuh dengan volume arus lalulintas diasumsikan mengikuti rumus Davidson :

Contoh Aplikasi

A B

1 2

3

……….. (5)

……….. (6)

(9)

Pertanyaan:

1. Jika hanya rute 1 yang beroperasi, berapa arus lalulintas yang bergerak dari zona A ke zona B?

2. Jika hanya rute 2 yang beroperasi, berapa arus lalulintas yang bergerak dari zona A ke zona B?

3a. Jika rute 1 dan rute 2 bersama-sama beroperasi, berapa arus lalulintas yang bergerak dari zona A ke zona B pada setiap rute?

b. Terangkan rute mana yang lebih tinggi kemampuannya dalam mengalirkan arus lalulintas?

4a. Andaikanlah dibangun lagi rute 3 dengan karakteristik sebagai berikut:

Jika rute 1, rute 2, dan rute 3 sama-sama beroperasi, berapa arus lalulintas yang bergerak dari zona A ke zona B pada setiap rute?

b. Andaikanlah rute 3 sudah ada, berikan komentar apakah perlu membangun rute 1 dan/atau rute 2?

5. Andaikanlah terdapat perubahan sistem tata guna lahan dalam bentuk peningkatan jumlah populasi menjadi 40.000 (dengan persentase usia kerja tetap 90%) dan lapangan kerja meningkat menjadi 20.000.

Terangkan dampak pengaruh peningkatan kebutuhan pergerakan ini dengan kinerja sistem prasarana transportasi yang ada?

Contoh Aplikasi

(10)

Cara Analitis

(11)

Cara Analitis

Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat persamaan kebutuhan transportasi dengan menggunakan persamaan (3). Dengan memasukkan data populasi, persentase usia kerja, dan lapangan kerja :

Persamaan prasarana transportasi untuk setiap rute didapatkan dengan menggunakan persamaan :

……….. (7)

……….. (8)

……….. (9)

……….. (10)

Penyelesaian :

(12)

1. Bila hanya rute 1 yang beroperasi Dengan memasukkan persamaan (8) ke persamaan (7), didapat persamaan (11):

Dengan menyelesaikan persamaan kuadrat (11), didapat jumlah pergerakan lalulintas yang akan menggunakan rute 1, yaitu sebesar 2.755 kendaraan/jam dengan waktu tempuh 137,23 menit.

2. Bila hanya rute 2 yang beroperasi Dengan memasukkan persamaan (9) ke persamaan (7), didapat persamaan (12):

Dengan menyelesaikan persamaan (12), didapat jumlah pergerakan lalulintas yang akan menggunakan rute 2, yaitu sebesar 1.651 kendaraan/jam dengan waktu tempuh 229 menit.

3. Bila hanya rute 3 yang beroperasi Dengan memasukkan persamaan (10) ke persamaan (7), didapat persamaan (13):

Dengan menyelesaikan persamaan (13), didapat jumlah pergerakan lalulintas yang akan menggunakan rute 3, yaitu sebesar 3.766 kendaraan/jam dengan waktu

tempuh 100,38 menit.

Penyelesaian :

……….. (11)

……….. (12)

……….. (13)

(13)

4. Bila rute 1 dan rute 2 sama-sama beroperasi (1+2) Jika kedua rute tersebut sama-sama beroperasi, dibutuhkan 2 syarat batas yang harus dipenuhi:

Dengan syarat batas (2) seperti yang dinyatakan dalam persamaan (15), bisa didapatkan persamaan (16) berikut.

Dengan memasukkan syarat batas (1), yaitu persamaan (14) ke persamaan (7), persamaan (7) dapat ditulis kembali menjadi persamaan (17).

Dengan memasukkan persamaan (17) ke dalam persamaan (9) untuk rute 2, dihasilkan persamaan (18) berikut.

Dengan memasukkan persamaan (18) ke persamaan (16), diperoleh persamaan (19) berikut.

……….. (14)

……….. (15)

……….. (16)

……….. (17)

……….. (18)

……….. (19)

(14)

Sehingga :

Dengan menyelesaikan persamaan kuadrat (19), didapat jumlah pergerakan lalulintas yang menggunakan rute 1, yaitu sebesar 1.189 kendaraan/jam dan rute 2 sebesar 2.641 kendaraan/jam sehingga total pergerakan antara zona A dan zona B adalah 3.830 kendaraan/jam dengan waktu tempuh 99,675 menit.

4. Bila rute 1, rute 2, dan rute 3 sama-sama beroperasi (1+2+3) ... ? 5. Bila terjadi perubahan parameter sistem tata guna lahan ... ?

Penyelesaian :

(15)

TUGAS/LATIHAN

(16)

Misalkan terdapat dua buah zona (zona A dan zona B) − zona A adalah zona permukiman dan zona B adalah zona lapangan kerja. Populasi zona A adalah 50.000 orang, sedangkan jumlah lapangan kerja yang tersedia sebanyak 35.000. Persentase usia kerja di zona A = 80% (hanya 80% dari total populasi yang bekerja). Zona A dan zona B dihubungkan oleh dua buah rute (rute 1 dan 2) yang karakteristiknya adalah sebagai berikut:

Sebaran pergerakan dianggap mengikuti hukum gravity sebagai berikut:

Dan hubungan antara waktu tempuh dengan volume arus lalulintas diasumsikan mengikuti rumus Davidson :

LATIHAN

……….. (5)

……….. (6)

A 1 B

2

3

(17)

Pertanyaan:

1. Jika hanya rute 1 yang beroperasi, berapa arus lalulintas yang bergerak dari zona A ke zona B?

2. Jika hanya rute 2 yang beroperasi, berapa arus lalulintas yang bergerak dari zona A ke zona B?

3a. Jika rute 1 dan rute 2 bersama-sama beroperasi, berapa arus lalulintas yang bergerak dari zona A ke zona B pada setiap rute?

b. Terangkan rute mana yang lebih tinggi kemampuannya dalam mengalirkan arus lalulintas?

4a. Andaikanlah dibangun lagi rute 3 dengan karakteristik sebagai berikut:

Jika rute 1, rute 2, dan rute 3 sama-sama beroperasi, berapa arus lalulintas yang bergerak dari zona A ke zona B pada setiap rute?

b. Andaikanlah rute 3 sudah ada, berikan komentar apakah perlu membangun rute 1 dan/atau rute 2?

5. Andaikanlah terdapat perubahan sistem tata guna lahan dalam bentuk peningkatan jumlah populasi menjadi 70.000 (dengan persentase usia kerja turun menjadi 70%) dan lapangan kerja meningkat menjadi 50.000. Terangkan dampak pengaruh peningkatan kebutuhan pergerakan ini dengan kinerja sistem prasarana transportasi yang ada?

Contoh Aplikasi

Referensi

Dokumen terkait