• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kumbang pada Tinja Sapi di Kenagarian Limo Koto Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Kumbang pada Tinja Sapi di Kenagarian Limo Koto Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Kumbang pada Tinja Sapi di Kenagarian Limo Koto Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung

Oleh:

Nova Rinda Handayani, Jasmi, Meliya Wati

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Email: novaorinda@gmail.com ABSTRACT

Beetle feces is a biological control agent that is very effective at controlling the populations of fly tin which gathered in cow manure. The purpose of this study was to know about the beetles of cow dung.. This study was conducted on January 2017 in Kenagarian Limo Koto, Koto VII, Sijunjung. This study was used survey descriptive method. The Beetles found in cow feces obtained 5 genus and 2 families in Kenagarian Limo Koto. The Genus were Onthipagus,, Catharsius, Copris, Aphodius, Sphaeridium. The Beetles of diversity in the age of 24-hours.The mostly beetles found were Onthophagus 1 and at least found was Onthipagus 2. The temperature was 28.4-30 ° C and pH of feces ranges from 7.2 to 7.8. Chemical factors obtained were still the range of tolerance for the beetles to do activities.

Keyword : dung beetle, Scarabaeidae, Pendahuluan

Coleoptera merupakan kelas serangga dengan jumlah dan sebaran yang. luas. Ordo Coleoptera beranggotakan lebih dari 750.000 spesies, dan terdiri dari kurang lebih 40% dari jumlah keseluruhan serangga di dunia (Borror et al., 1992). Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 10% jenis kumbang dari seluruh kumbang yang ada (Noerdjito, 2003). Kumbang tinja merupakan salah satu kelompok Coleoptera yang memiliki peranan penting dalam ekosistem.

Kotoran sapi merupakan salah satu sumber makanan bagi kumbang tinja.

Perilaku makan dan reproduksi yang dilakukan di sekitar tinja, maka kumbang tinja sangat membantu menyebarkan dan menguraikan tinja. Membenamkan tinja dapat memperbaiki kesuburan dan aerasi tanah, serta meningkatkan laju siklus nutrisi

(Vulinec, 2001). Kumbang tinja merupakan agen pengendali hayati yang sangat efektif mengontrol populasi lalat yang banyak berkumpul di kotoran sapi. Kumbang tinja memakan telur parasit pada kotoran maka siklus hidup parasit tersebut terputus (Thomas, 2001).

Penelitian tentang kumbang tinja yang telah ada, Ambarwati (2013) di Kenagarian Kunangan Parik Rantang Kabupaten Sijunjung, menggunakan tinja manusia yang mendapatkan 4 spesies, Mardoni (2011) di Gunung Singgalang, menggunakan tinja sapi menemukan 12 spesies, Putri (2014) di kawasan cagar alam Lembah Harau, Sumatera Barat, menngunakan tinja sapi dan tinja manusia menemukan 18 spesies, Dewi (2013) di Universitas Lampung, menggunakan tinja rusa menemukan 5 spesies. Kumbang pada tinja sapi di Kenagarian Limo Koto belum ada

(2)

dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kumbang pada tinja sapi di Kenagarian Limo Koto Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung. Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang zoologi invertebrata.

Bahan dan Metode

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari 2017 di Kenagarian Limo Koto kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung. Identifikasi kumbang tinja di laboratorium Zoologi STKIP PGRI Sumatra Barat Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan menghitung umur tinja yaitu 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 98 jam, dengan 5 kali pengulangan. Pengoleksian sampel dilakukan dengan pemisahan kumbang dari tinja sapi dengan cara tinja disiram dan disaring menggunakan kain kasa.

Koleksi langsung tinja dengan cara tinja diangkat menggunakan sekop.

Masukan tinja ke dalam ember yang telah

dilapisi kain kasa. Siram tinja dengan air mengalir hingga tinja tersaring. Sortir hewan yang ditemukan pada kain kasa. Sampel dimasukan kedalam botol koleksi yang telah berisi alkohol 70% dan diberi label. Sampel dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi.

Identifikasi menggunakan buku acuan Beetles Of Australia (Hangay and Paul, 2010). Manographie der Scarabaeidae und Aphodiidae der Palaearktischen und Orientalischen Region (Balthasar, 1963).

American Beetles (Arnett and Michael, 2000).

Data yang di peroleh ditampilkan dalam bentuk tabel dan dideskripsikan.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tinja sapi di Kenagarian Limo Koto Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung didapatkan kumbang dengan jumlah 262 individu termasuk dalam 5 genus 2 famili. Genus yang banyak ditemukan adalah Onthophagus sp.1 dan yang sedikit adalah Onthipagus sp.2 Kumbang yang tertangkap dapat dillihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Genus kumbang yang ditemukan pada tinja sapi di Kenagarian Limo Koto Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung.

Famili Genus

Umur Tinja (Jam)

Jumlah 24 48 72 96

A.Scarabaeidae

B.Hidrophylidae

1. Onthophagus sp.1 2. Onthipagus sp.2 3. Catharsius sp.

4. Copris sp.

5. Aphodius sp.

6. Sphaeridium sp.

63 1 10

2 42 24

24 0 3 1 54

2 26

0 0 0 10

3 0 0 0 0 0 0

113 1 13

3 106

26

Jumlah 142 84 39 0 262

(3)

PEMBAHASAN

Jenis yang ditemukan dalam penelitian ini relatif sedikit dari temuan Mardoni (2011) di Gunung Singgalang, menggunakan tinja sapi menemukan 12 spesies, Putri (2014) di kawasan cagar alam Lembah Harau, Sumatera Barat, Jumlah sedikit yang ditemukan diduga dipengaruhi oleh perbedaan habitatdan jenis tinja. Hanski and Cambefort. (1991) dalam Shahabuddin et al. (2005) menyatakan Distribusi dan seleksi habitat kumbang tinja tarjadi dalam dua skala ruang, yaitu pada level mikro habitat (kotoran dan lingkungan sekitarnya) dan makrohabitat yang lebih luas, mencakup tipe tanah, tipe vegetasi dan jenis mamalia

Keberadaan Onthophagus sp.1 yang ditemukan hampir pada semua umur tinja dengan jumlah yang semakin menurun hal ini diduga karena kondisi suhu dan pH tinja yang terus menurun sehingga menyebabkan kumbang yang ditemukan semakin berkurang. Hangay dan Zborowski (2010) menyatakan bahwa kumbang kotoran lebih menyukai kotoran yang masih baru.

Keberadaan Onthipagus sp.2 yang dapat ditemukan pada umur tinja 24 jam hal ini diduga karena kumbang ini lebih menyukai tinja yang masih baru. Hangay dan Zborowski (2010) menyatakan bahwa kumbang kotoran lebih menyukai kotoran yang masih baru, bahkan beberapa spesies lebih tertarik dengan kotoran yang benar- benar baru.

Keberadaan Catharsius sp.3 hanya ditemukan pada umur tinja 24 jam dan 48 jam diduga yang suhu dan pH yang tinggi

sehingga menarik kedatangan kumbang.

Hartatik dan Widowati (2000) menyatakan bahwa tinja sapi yang masih baru memiliki kadar amoniak yang tinggi.

Keberadaan kumbang Aphodius sp.

ditemukan pada hampir semua umur tinja hal ini diduga karena kumbang aphodius merupakan kumbang penghuni yaitu makan dan reproduksi dilakukan di dalam kotoran.

Cambefort and Hanski (1991) menyatakan bahwa kumbang Aphodinae merupakan kumbang penghuni yang makan lansung kotoran dan sebagian besar spesies bertelur dalam tumpukan kotoran tanpa membangun sarang.

Keberadaan Copris sp. merupakan kumbang tinja yang sedikit ditemukan hal ini diduga karena keberadaan tinja yang banyak di tempat terbuka sehingga kondisi tinja cepat kering. Menurut Hangay and Zborowski (2010) beberapa kumbang lebih menyukai kotoran yang baru. Ditemukan kumbang ini pada tinja yang berumur 72 jam diduga karena letak tinja yang berada di tempat yang yang vegetasi rapat dan lebih terlindung dari sinar matahari sehingga kotoran tidak cepat kering.

Sphaeridium sp. merupakan famili Hidrophylidae yang ditemukan pada tinja sapi, hal ini diduga karena kumbang ini juga mencari sumber makanan pada tinja.

Menurut Boror et al. (1992) beberapa kumbang dari famili Hydrophilidae salah satunya subfamili Shaeriinae merupakan serangga darat yang terdapat pada tinja.

Famili Hydrophilidae hidup pada tinja namun tidak termasuk kelompok kumbang

(4)

tinja karena tidak mengkonsumsi tinja tetapi predator pada arthopoda yang hidup pada tinja (Britton, 1970 dalam Kahono dan Setiadi, 2007).

Kumbang tinja tidak ditemukan pada umur tinja 96 jam hal ini di duga karena tinja yang sudah mengering karena karena pada saat penelitian kondisi cuaca yang panas dan tidak turun hujan sama sekali.

Keberadaan kumbang pada tinja dapat dipengaruhi berbagai faktor salah satunya adalah musim (Hanski dan Krikken 1991 dalam Shahabuddin et al. 2005).

SIMPULAN DAN SARAN

Kumbang yang ditemukan pada tinja sapi di Kenagarian Limo Koto Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung terdiri dari 5 genus dan 2 famili, genus tersebut adalah Onthophagus, Catharsius, Copris, Aphodius dan Sphaeridium. Bagi peneliti berikutnya disarankan agar meneliti tentang pemanfaatan kumbang tinja dalam mengurai penumpukan tinja.

DAFTAR PUSTAKA

Hangay, G dan P, Zborowski. 2010. A Guide To The Beetles Of Australia. CSIRO Publihing: Australia.

Hanski, I, Y. and Y. Cambefort (ed.). 1991.

Dung Beetle Ecology. Princeton:

Princeton University Press.

Hartatik. W, L. R.

Widowati. Pupuk Kandang. 2000. (http://www.

Balittanahlitbang.pertanian.go.id, diakses 16 Juli 2016).

Mardoni. 2011. Jenis-Jenis Kumbang Tinja (Coleoptera: Scarabaeidae) di Gunung Singgalang. Skripsi. Program Studi Biologi Universitas Andalas:

Padang.

Noerdjito, W. A. 2003. Keragaman Kumbang (Coleoptera). Dalam:

Amir, M. Dan S. Kahono (Ed.).

Serangga Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Bagian Barat . Bogor:

JICA Biodiversity Conservation Project.

Putri, R., Dahelmi., H. Herwina. 2014. Jenis- Jenis Kumbang Tinja (Coleoptera:

Scarabaeidae) di Kawasan Cagar Alam Lembah Harau. Jurnal Biologi Universitas Andalas: Padang, 3 (2) Shahabuddin; P. Hidayat; W.A. Noedjito,

dan S. Manuwoto. 2005. Penelitian Biodiversitas Serangga di Indonesia Kumbang Tinja (Coleoptera:

Scarabaeidae) dan Peran Ekosistem.

Biodiversitas 6: 141-146.

Thomas, M. L. 2001. Dung Beetle Benefits In The Pasture Ecosystem. NCAT Africulture Intern. Hlm. 1-9.

Vulinec, K. 2000. Dung beetles (Coleoptera:

Scarabaeida), monkeys,

andconservation in Amazonia.

Florida Entomologist 83 (3): 229- 241.

Referensi

Dokumen terkait

Bereputasi** beri √ pada kategori yang tepat Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi Jurnal Ilmiah Nasional/ Nasional Terindeks di Google, Shinta,Garuda, Dimensions** Hasil Penilaian