• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Kurikulum Merdeka Belajar Berbasis Pembelajaran Berdiferensiasi di Madrasah Ibtidaiyah

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of Kurikulum Merdeka Belajar Berbasis Pembelajaran Berdiferensiasi di Madrasah Ibtidaiyah"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Kurikulum Merdeka Belajar Berbasis Pembelajaran Berdiferensiasi di Madrasah Ibtidaiyah

Independent Learning Curriculum Based on Differentiated Learning at Islamic Elementary Education

Mardhiyati Ningrum1 Maghfiroh2 Rima Andriani3

123 Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

1[email protected]; 2[email protected];

3[email protected]

Abstract

The purpose of this study is to describe the concept and implementation of an independent curriculum based on differentiated learning in Madrasah Ibtidaiyah in the development of the 21st century. The research method used is library research or literature study by reviewing various literature that is relevant to the research theme. The results showed that the purpose of the independent learning curriculum is so that teachers, students and parents can have a pleasant atmosphere. Then the characteristics of independent learning are: 1) . Project-based learning strengthens the profile of pancasila learners who have the aim of developing soft skills and character according to their talents. 2) Focus on essential materials, so that there is time for deep learning for basic competencies such as literacy and numeracy. 3) The flexibility of teachers to carry out differentiated learning based on the learning styles and abilities of the students. The essence of differentiated learning is to make students a learning center, develop the learning process according to the student's learning style and abilities, so that students can feel comfortable, safe and enjoyable following the entire learning process. Thus students can be more creative, innovative and develop according to their interests and talents.

Keywords: Curriculum, Freedom to Learn, Differentiated Learning Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan konsep dan implementasi kurikulum mandiri berbasis pembelajaran berdiferensiasi di Madrasah Ibtidaiyah dalam perkembangan abad 21. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan atau studi pustaka dengan meninjau berbagai literatur yang relevan dengan tema penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan dari kurikulum belajar mandiri adalah agar guru, siswa dan orang tua dapat memiliki suasana yang menyenangkan. Maka ciri-ciri belajar mandiri adalah: 1) Pembelajaran berbasis proyek memperkuat profil peserta didik Pancasila yang memiliki tujuan untuk mengembangkan soft skill dan karakter sesuai dengan bakatnya. 2) Fokus pada materi esensial, sehingga ada waktu untuk pembelajaran mendalam untuk kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. 3) Keleluasaan guru untuk melaksanakan pembelajaran yang

Avalaible online: https://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/pgmi Article doi: https://doi.org/10.33367/jiee.v5i1.3513

Submission: 2023-2-18 Review: 2023-3-30 Revision: 2023-3-30 Accepted: 2023-3-31 e-ISSN: 2656-7121

(2)

dibedakan berdasarkan gaya belajar dan kemampuan siswa. Inti dari pembelajaran berdiferensiasi adalah menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran, mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan gaya dan kemampuan belajar siswa, sehingga siswa dapat merasa nyaman, aman dan menyenangkan mengikuti keseluruhan proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat lebih kreatif, inovatif dan berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya.

Kata Kunci: Kurikulum, Merdeka Belajar, Pembelajaran Berdiferensiasi Pendahuluan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Merujuk pada hal tersebut, berarti setiap orang yang ada di Indonesia ber- hak mendapatkan pelayanan pendi- dikan.1 Pendidikan menjadi jalan mengubah nasib bangsa yang terting- gal menjadi bangsayang maju. Bangsa yang maju dimulai dari pendidikan yang maju. Potensi setiap manusia dapat berkembang melalui kegiatan pendidi- kan yang diselenggarakan oleh peme- rintah atau pihak swasta. Pendidikan dikatakan sebuah proses kehidupan untuk mengembangkan segenap potensi individu untuk dapat hidup dan mampu melangsungkan kehidupan secara utuh sehingga menjadi manusia yang ter- didik, baik secara kognitif, afektif, mau- pun psikomotor.2

Pendidikan melakukan proses mendidik manusia untuk menjadi ma- nusia yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Proses pendidikan ini tidak

1 Syamsir Kamal. 2021. Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri Barabai. JULAK: Jurnal Pembelajaran & Pendidik.

1(1). https://www.ojs.stkippgri- lubuklinggau.ac.id/index.php/JPM/article/view /1632

2 Wiwin Herwina. Optimalisasi Kebutuhan Siswa dan Hasil Belajar dengan

mudah dalam sekejap terasa hasilnya, karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang akan terasa keber- hasilannya manakala manusia yang terdidik dapat melaksanakan perannya di masa depan, demi kemajuan bangsa dan negara dalam bidang apapun yang digelutinya. Pendidikan memiliki andil besar dalam mempersiapkan dan me- ngembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan mampu ber- saing dalam tataran global.3

Pendidikan dilaksanakan awal mula di lingkungan keluarga, kemudian di lingkungan sekolah, dan terakhir di lingkungan masyarakat. Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan pendi- dikan pertama dan utama dalam pendi- dikan seorang anak. Selanjutnya, se- kolah menjadi tempat kedua bagi anak untuk melaksanakan pendidikan.

Seorang anak berinteraksi dengan guru dalam pendidikan di sekolah dalam pembelajaran.4

Pembelajaran Berdiferensiasi. 2021. Perspektif Ilmu Pendidikan. 35(2). 175-182.

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/pip/arti cle/view/22057/11386

3 Wiyogo, Andri. 2020. Dampak Kurikulum Merdeka Terhadap Guru Dan Siswa. Jurnal Pendidikan Tambusai21(1):1–9.

4 Ismail Marzuki, M.Luthfi Oktarianto.

2022. Pendampingan Pembelajaran dengan Paradigma Baru Bagi Sekolah Penggerak Terkait

(3)

Pembelajaran terbaik bagi siswa di sekolah akan memberikan dampak luar biasa bagi pengembangan potensi siswa dalam proses pendidikan ini. Guru berperan tidak hanya sebagai penyam- pai pesan kepada siswa namun lebih da- ripada itu, guru berperan sebagai pen- didik yang memberikan pendidikan ter- baik dan bermakna bagi siswa.5

Begitu pentingnya pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan bang- sa seperti yang termaktub dalam Pem- bukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) 1945.

Melihat hal tersebut, kita dapat pahami bahwa ternyata pendidikan sangat penting. Melalui pendidikan diharap- kan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, membangun peradaban bangsa, melestarikan kebudayaan, dan lain-lain. Pemerintah memberikan per- hatian serius pada bidang pendidikan karena kemajuan suatu negara dimulai dari bidang pendidikan.6 Anggaran pen- didikan ditingkatkan, membuat kebija- kan yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan, menyelesaikan ber- bagai masalah dari pendidikan di ting- kat dasar, menengah, dan tinggi. Hal ini tentu ditujukan untuk perbaikan kua-

Asesmen Pembelajaran. Jurnal Cemerlang:

Pengabdian Pada Masyarakat. 4(2): 300-309.

https://www.ojs.stkippgrilubuklinggau.ac.id/in dex.php/JPM/article/view/1632

5 Steven J Taylor, Robert Bogdan, and Marjorie L DaVault, Introduction to Qualitative Research Methods, 4th Edition, a Guidebook and Resource(2016).https://books.google.co.id/boo ks?hl=id&lr=&id=pONoCgAAQBAJ&oi=fnd&pg=

PR11&dq=introduction+to+Qualitative+researc h+methods+4th+edition+steven+J+taylor&ots=

Qizedu3D5V&sig=KISqYgKxkDoXiux1QMITlBp NImw&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false.

6 Harjali-Harjali, "Strategi Guru Dalam Membangun Lingkungan Belajar Yang Kondusif: Studi Fenomenologi Pada Kelas-

litas pendidikan agar mampu bersaing dengan negara lain dan hal lain yang mendukung peningkatan kualitas pendi- dikan di Indonesia.7

Guru memiliki kebebasan secara mandiri untuk menerjemahkan kuri- kulum sebelum dijabarkan kepada para siswa sehingga guru mampu menjawab setiap kebutuhan siswa pada saat proses pembelajaran. Merdeka belajar juga melibatkan kondisi yang merdeka dalam memenuhi tujuan, metode, materi, dan evaluasi pembelajaran baik guru maupun siswa. Dengan hal ini dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada kurikulum merdeka belajar lebih mengarah kepada kebutuhan siswa (Student Center) yang di mana sebe- lumnya konsep pembelajaran masih berpusat pada guru atau pendidikan8

Merdeka belajar adalah suatu kebijakan program pembelajaran untuk mengembalikan sistem pendidikan na- sional yang memberi kebebasan kepa- da sekolah, guru, murid dan seluruh sumber daya sekolah untuk berinovasi, bebas belajar secara mandiri dan kreatif, yang dapat dimulai melalui guru sebagai penggerak pendidikan. 9

Kelas Sekolah Menengah Pertama Di Ponorogo," strategi guru,lingkungan belajar yang kondusif, 201723, no. 1 (2017-12-15 2017),http://journal.um.ac.id/index.php/pendi dikan-dan

pembelajaran/article/view/10147/4835

7 Ade Ayu Sri Wahyuni (2022),

“Literature Review: Pendekatan Berdiferensiasi dalam Pembelajaran IPA,” Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 12, No. 2, Juni 2022 https://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpm/articl e/view/562.

9 Faiz, Aiman dkk. (2020). “Konsep Merdeka Belajar Pendidikan Indonesia Dalam Perspektif Filsafat Progresivisme.” Jurnal

(4)

Peran guru pada implementasi merdeka belajar memiliki tugas untuk merancang pembelajaran yang inte- raktif, efisien, mudah, inspiratif menye- nangkan, menantang, dan mampu untuk memotivasi peserta didik turut ber- partisipasi aktif pada setiap proses belajar. Peserta didik diberikan ruang yang cukup untuk mengembangkan minat, bakat, kreativitas dan keman- dirian sesuai dengan perkembangan kognitif, fisik dan psikologis ber- dasarkan fase pembelajarannya.10 Pada kurikulum merdeka belajar ini proses pembelajarannya berbasis diferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi yang dapat dilakukan oleh guru untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa yang memiliki berbagai karakter yeng berbeda. Diferensiasi merupakan suatu proses dalam kegiatan belajar mengajar yang memperhatikan siswa berdasarkan kemampuannya, apa yang siswa sukai, dan memenuhi kebutuhan individu siswa dalam mela- kukan proses pembelajaran11.

Pada implementasi kurikulum merdeka belajar berbasis diferensiasi di abad 21 ini siswa juga diharapkan mam- pu memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajarannya. Sebelumnya pendidikan di Indonesia sangat bergan- tung dengan buku yang bersifat tekstual

Pendidikan dan Pembelajaran 12(2), 2442- 2355.

https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/k onstruktivisme/index.

10 Tri Wahono, “Penguatan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Agama Hindu Pada Sistem Pembelajaran Blok Implementasi Merdeka Belajar,” Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu 27, no. 2 (26 September 2022): 175–83, https://doi.org/10.54714/widyaaksara.v27i2.1 89.

namun saat ini sudah mulai tergantikan oleh produk digital seperti e-book atau video pembelajaran.

Metode

Penelitian kajian pustaka adalah hasil analisis berbagai informasi konsep-tual serta data data kualitatif maupun kuantitatif dari berbagai artikel ilmiah yang terpublikasi sebelumnya.12 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka yang berfungsi sebagai tuntunan dalam mengkaji suatu masalah penelitian (review of research). Pada penelitian kajian pustaka ini digunakan jurnal internasional dan jurnal nasional yang telah diringkas dan dianalisa. Penelitian kajian pustaka ini dilakukan pada September hingga Desember 2022.

Temuan dan Pembahasan Temuan Penelitian

Kurikulum dikembangkan de- ngan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan dikarenakan jantung dari suatu pendidikan adalah kurikulum.

Kurikulum merdeka menciptakan pem- belajaran aktif dan kreatif. Program ini bukanlah pengganti dari program yang sudah berjalan, namun untuk membe- rikan perbaikan sistem yang sudah berjalan.13 Dalam Undang-Undang No.

11 Sastra Wijaya, Mohammad Syarif Sumantri, dan Nina Nurhasanah, “Implementasi Merdeka Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Terdiferensiasi Di Sekolah DasaR,” Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang 8, no. 2 (15

Desember 2022): 1495–1506,

https://doi.org/10.36989/didaktik.v8i2.450.

12 Danandjaja, J. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Antropologi Indonesia

13Widyastono, Herry. (2015).

Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi

(5)

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pen- didikan Nasional menyatakan untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan nasional maka penyelenggara pendi- dikan memerlukan kurikulum sebagai program yang memuat seperangkat rencana pembelajaran serta berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar dan cara yang digunakan dalam proses pembe- lajaran. 14

Perubahan dan penyempurnaan kurikulum di Indonesia telah dimulai sejak tahun tahun 1947, tahun 1964, tahun 1968, tahun 1973, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 1997 merupakan revisi kurikulum 1994, tahun 2004 merupakan Kurikulum Berbasis Kompetensi, dan kurikulum 2006 dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan, dan pada tahun 2013 pemerintah melalui kementerian pendidikan nasional mengganti kembali menjadi Kurikulum Merdeka(Kurtilas) dan pada tahun 2018 terjadi revisi menjadi Kurtilas Revisi.15

Saat ini kurikulum yang dikem- bangkan adalah kurikulum merdeka terutama untuk penyelenggaraan se- kolah penggerak. Struktur kurikulum merdeka untuk satuan pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) terjadi beberapa perubahan mata pelajaran diantaranya mata pelajaran

Daerah dari Kurikulum 2004,2006 ke Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

14 Afista, Yeyen, Ali Priyono, and Saihul Atho Alaul Huda. 2020. Analisis Kesiapan Guru Pai Dalam Menyongsong Kebijakan Merdeka Belajar.JoEMS:Journal of Educatio n and Management Studies. 3(6):53–

60.https://www.ojs.unwaha.ac.id/index.php/jo ems/article/view/338

15 Anita Jojor, Hotmaulina Sihotang.

2022. Analisis Kurikulum Merdeka dalam

informatika sebagai mata pelajaran wajib, mata pelajaran prakarya dan mata pelajaran seni budaya menjadi mata pelajaran pilihan, alokasi waktu pembelajaran juga mengalami peruba- han dengan berdasar perhitungan per- tahun terbagi atas pembelajaran regu- ler dan pembelajaran projek. Beberapa perubahan terkait struktur pembe- lajaran di SMP data diperoleh dari kemendikbud ristek program merdeka mengajar tahun 2021.16

Dalam struktur kurikulum ada beberapa pembelajaran wajib diantara- nya pembelajaran matematika, alokasi waktu tidak mengalami perubahan se- banyak 180 jam pertahun namun dalam pelaksanaan antara Kurikulum Merde- ka dan kurikulum merdeka mengala- mi perubahan, Kurikulum Merdeka merupakan pembelajaran reguler dan projek menjadi satu kesatuan dilak- sanakan tidak melalui sistem blok, sedangkan kurikulum merdeka dimana pembelajaran projek dan projek terpisah serta dilaksanakan melalui sistem blok.

Pelaksanaan Kurikulum Merde- ka telah direalisasi sejak tahun tahun 2021, dengan diluncurkan program Sekolah Penggerak sebagai episode ketujuh dariprogram besar Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan

Mengatasi Learning Loss di Masa Pandemi Covid-19 (Analisis Studi Kasus Kebijakan Pendidikan). EDUKATIF: Jurnal Ilmu Pendidikan. 4(4): 5150 –5161.

16 Ineu Sumarsih, Teni Marliyani, Yadi Hadiansyah, Asep Hernawan, Prohantini. 2022.

Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu. 6(5): 8248-8258.

(6)

dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Sekolah penggerak adalah pilot project dari implementasi kurikulum merdeka tersebut. Penerapan kurikulum merde- ka dirasakan sangat penting dalam rangka pemulihan pembelajaran pasca pandemi Covid 19, dimana salah satu intervensinya adalah pembelajaran berpusat pada peserta didik. Transisi pembelajaran dalam jaringan (daring/

online) menjadi pembelajaran tatap muka terbatas, memerlukan inovasi dalam pembelajaran untuk membang- kitkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.

Terdapat penelitian yang meli- batkan guru yang diwawancarai bahwa terjadi penurunan dari segi intake peserta didik yang dibuktikan dengan adanya gejala ketercapaian tujuan pembelajaran secara klasikal dibawah 65%, tugas individu dan kelompok masih banyak yang tidak mengerjakan, serta motivasi dalam mengikuti aktivitas pembelajaran masih kurang dibuktikan dengan masih adanya peserta didik yang tidak hadir tanpa keterangan, bahkan bolos.17

Satu cara pembelajaran ber- pusat pada murid yaitu dengan menerapkan pembelajaran berdiferen- siasi. Pembelajaran berdiferensiasi me- rupakan suatu bentuk usaha dalam se- rangkaian pembelajaran yang memper- hatikan kebutuhan peserta didik dari segi kesiapan belajar, profil belajar peserta didik, minat dan bakatnya. Ada

17 Kurnia, Devi. (2022). “Analisis Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi Dalam Kurikulum Merdeka Pada Materi Tata Surya Di Kelas VII SMP, Universitas Riau.” Jurnal Tunjuk

Ajar. 5, 278–290.

tiga pendekatan dalam pembelajaran berdiferensiasi yaitu dari konten, pro- ses dan produk. 1) Diferensiasi konten merupakan apa yang dipelajari oleh peserta didik, berkaitan kurikulum dan materi pembelajaran. 2) Diferensiasi proses merupakan cara peserta didik mengolah ide dan informasi, yaitu mencakup bagaimana peserta didik memilih gaya belajarnya 3) Diferensiasi produk yaitu peserta didik menun- jukkan apa saja yang telah dipelajari.

Meskipun pembelajaran berdife- rensiasi ini bukan hal yang baru, namun dalam penerapan aktivitas belajar mengajar masih jarang dilakukan. Satu cara pembelajaran berpusat pada mu- rid yaitu dengan menerapkan pem- belajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu ben- tuk usaha dalam serangkaian pembe- lajaran yang memperhatikan kebutuhan peserta didik dari segi kesiapan belajar, profil belajar peserta didik, minat dan minat .18

Ada tiga pendekatan dalam pembelajaran berdiferensiasi yaitu dari konten, proses dan produk. 1) Diferensiasi konten merupakan apa yang dipelajari oleh peserta didik, ber- kaitan kurikulum dan materi pembe- lajaran. 2) Diferensiasi proses meru- pakan cara peserta didik menglah ide dan informasi yaitu mencakup bagai- mana peserta didik memilih gaya belajarnya 3) Diferensiasi produk yaitu peserta didi menunjukkan apa saja yang

https://jta.ejournal.unri.ac.id/index.php/JTA/a rticle/view/8012.

18 Ananda, A.P & Hudaidah. 2021.

Perkembangan Kurikulum Pendidikan Indonesia Dari Masa Ke Masa. SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Kajian Sejarah, Vol 3 (2)

(7)

telah dipelajari. Meskipun pembelajaran berdiferensiasi ini bukan hal yang baru, namun dalam penerapan aktivitas belajar mengajar masih jarang dilaku- kan.19

Pembahasan

Kurikulum adalah “ruh” pendid- ikan yang harus dievaluasi secara inovatif, dinamis, dan berkala sesuai dengan perkembangan zaman dan IPTEKS, kompetensi yang diperlukan masyarakat dan pengguna lulusan 20

Salah satu program inisiatif Men- teri Pendidikan dan Kebudayaan bapak Nadiem Makarim adalah Merdeka Belajar yang ingin menciptakan suasana belajar yang bahagia. Tujuan dari merdeka belajar adalah supaya guru, siswa dan para orang tua dapat memiliki suasana yang menyenangkan. Merdeka Belajar berarti proses pendidikan harus menciptakan suasana yang menyenang- kan. Bahagia disini untuk siapa? Yaitu bahagia untuk guru,siswa dan orang tua dan bahagia untuk semua orang.21

Merdeka Belajar adalah suatu bentuk penyesuaian kebijakan untuk mengembalikan esensi dari asesmen yang semakin dilupakan. Konsep Mer-

19 Hadiansyah, R.R., dkk. 2020.

Dinamika Perubahan Kurikulum Di Indonesia.

Seminar Nasional - Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Arah Manajemen Pada Masa Dan Pasca Pandemi Covid-19.

20 Suryaman, “Orientasi Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar.”

21 Ahmad Muzawir Saleh, “Problematika Kebijakan Pendidikan Di Tengah Pandemi Dan Dampaknya Terhadap Proses Pembelajaran Di Indonesia” (OSF Preprints, 22 Agustus 2020), https://doi.org/10.31219/osf.io/pg8ef.

22 Sherly Sherly, Edy Dharma, dan Humiras Betty Sihombing, “Merdeka belajar:

deka Belajar adalah mengembalikan sistem pendidikan nasional kepada esensi undang-undang untuk memberi- kan kemerdekaan sekolah menginter- pretasi kompetensi dasar kurikulum menjadi penilaian mereka22 Struktur Kurikulum pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yaitu: 1) pem- belajaran intrakurikuler; dan 2) projek penguatan profil pelajar Pancasila. 23

Kegiatan pembelajaran intra- kurikuler untuk setiap mata pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran.

Kegiatan proyek penguatan profil pela- jar Pancasila ditujukan untuk memper- kuat upaya pencapaian profil pelajar Pan-casila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan. Pemerintah me- ngatur beban belajar untuk setiap muatan atau mata pelajaran dalam Jam Pelajaran (JP) per tahun. Satuan pendidikan mengatur alokasi waktu setiap minggunya secara fleksibel dalam 1 (satu) tahun ajaran. 24

Satuan pendidikan menambah- kan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat menambahkan muatan tambahan

kajian literatur,” dalam UrbanGreen Conference Proceeding Library, 2021, 183–90.

23 Maulida,T., dkk. 2020. Hubungan Pengembangan Dan Perkembangan Kurikulum Terhadap Tujuan Pendidikan. Seminar Nasional - Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Arah Manajemen Pada Masa Dan Pasca Pandemi Covid-19.

24 Fernandes, R. 2019. Relevansi Kurikulum 2013 dengan Kebutuhan Peserta Didik di Era Revolusi 4.0. Jurnal Socius: Journal of sociology research and education, vol 6 (2).

(8)

sesuai karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut: 1) mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain; 2) mengin- tegrasikan ke dalam tema projek pe- nguatan profil pelajar Pancasila, dan/

atau 3) mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.25

Struktur Kurikulum pada pendi- dikan dasar dan pendidikan mene-ngah sebagai berikut: 1) Struktur Kuri-kulum SD/MI Struktur kurikulum SD/MI dibagi menjadi 3 (tiga) Fase: a.) Fase A untuk kelas I dan kelas II; b.) Fase B untuk kelas III dan kelas IV; dan c.) Fase C untuk kelas V dan kelas VI. SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembela- jaran menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik. Proporsi beban belajar di SD/MI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: a.) pembelajaran intra- kurikuler; dan b.) projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasi- kan sekitar 20% (dua puluh persen) beban belajar per tahun. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksa- naan. 26

Secara muatan, projek harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu

25 Butarbutar, poltak efrisko. (2020).

Kurikulum Merdeka Belajar.

Https://Www.Kompasiana.Com/Poltakbutarbu tar8687/5e6b5006097f36798e4ca

062/Kurikulum-Merdeka-Belajar.

26 Adnyani, N. W. (2021). Penerapan Media Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini

“Merdeka Belajar” di Era Belajar di Rumah.

pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelaj- aran projek penguatan profil pelajar Pancasila dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.27

Prinsip pembelajaran dalam kurikulum merdeka sebagai berikut: a) pembelajaran dirancang dengan mem- pertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan kara- kteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembe- lajaran menjadi bermakna dan me- nyenangkan; b) pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat; c) proses pembela- jaran mendukung perkembangan kom- petensi dan karakter peserta didik secara holistik; d) pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta meli- batkan orang tua dan komunitas sebagai mitra; dan e) pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan. 28

Prinsip Asesmen Asesmen atau penilaian merupakan proses pengum- pulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Prinsip asesmen sebagai

Pratama Widya: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(1), 13–28

27 Nadiem Anwar Makarim, Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran (Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2022).

28 Anwar Makarim.

(9)

berikut: a.) asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya; b.) asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan kele- luasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran; c.) ases- men dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya; d.) laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut; dan e.) hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kepen- didikan, dan orang tua/wali se-bagai bahan refleksi untuk mening-katkan mutu pembelajaran. 29

Perencanaan serta Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen: 1.) Ases- men di awal pembelajaran dapat dilaku- kan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk merancang pembela- jaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik. Pada pendidikan khusus, asesmen diagnostik dilaksanakan sebe- lum perencanaan pembelajaran sebagai

29 Anwar Makarim.

30 Anwar Makarim.

rujukan untuk menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI). 2.) Satuan pendidikan dan pendidik memi- liki keleluasaan untuk menentukan kegiatan pem-belajaran dan perangkat ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, konteks satuan pendidikan, dan karak- teristik peserta didik. 3.) Satuan pendidikan dan pendidik memiliki kele- luasaan untuk menentukan jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu pelak- sanaan asesmen berdasarkan karak- teristik tujuan pembelajaran. 4.) Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah dan/atau mem- buat modul ajar merujuk pada modul ajar yang disediakan pemerintah, maka pendidik tersebut dapat meng-gunakan modul ajar sebagai dokumen peren- canaan pembelajaran, dengan kom- ponen sekurang-kurangnya terdiri dari tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen yang digu- nakan untuk memantau ketercapaian tujuan pembelajaran. 30

Pengolahan Hasil Asesmen: 1.) Satuan pendidikan dan pendidik memi- liki keleluasaan untuk menentukan stra- tegi pengolahan hasil asesmen sesuai kebutuhan. 2.) Satuan pendidikan dan pendidik menentukan kriteria keterca- paian tujuan pembelajaran. 31

Dalam kurikulum merdeka pe- rangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar yang digunakan oleh pendidik dalam upaya mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian Pembela-jaran.

Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, modul projek penguatan profil pelajar Pancasila,

31 Anwar Makarim.

(10)

contoh-contoh kurikulum operasional satuan pendidikan, video pembelajaran, serta bentuk lainnya. Pendidik dapat menggunakan beragam perangkat ajar dari berbagai sumber. Perangkat ajar dapat langsung digunakan pendidik untuk mengajar ataupun sebagai referensi atau inspirasi dalam meran- cang pembelajaran.32

Kebijakan Merdeka Belajar seba- gai program yang dihadirkan untuk mewujudkan kualitas sumber daya manusia Indonesia menyambut daya saing pada era revolusi industry 5.0.

Dengan demikian, Nadiem Makarim memaparkan empat pokok kebijakan baru Kemendikbud RI, yakni: (1) pada tahun 2020 mengganti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) menjadi ujian atau asesmen yang diseleng- garakan oleh pihak sekolah dengan penilaian kompetensi siswa bisa dila- kukan dalam berbagai bentuk yang lebih komprehensif yang memberikan kebe- basan pada guru dan sekolah untuk menilai hasil belajar siswanya. (2) Di tahun 2021 Ujian Nasional berubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter yang berfokus pada kemampuan literasi, numerasi, dan karakter sebagai usaha mendorong guru dan sekolah memper- baiki mutu pembelajaran yang mengacu pada praktik baik asesemen interna- sional seperti PISA dan TIMSS, Penye- derhanaan dalam penyusunan pe- rangkat Rencana Pelaksanaan Pembe-

32 Anwar Makarim.

33 Dewi Rahmadayanti dan Agung Hartoyo, “Potret Kurikulum Merdeka, Wujud Merdeka Belajar Di Sekolah Dasar,” Jurnal Basicedu 6, no. 4 (7 Juni 2022): 7174–87, https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3431.

lajaran (RPP), yang semula terdiri dari 13 komponen menjadi 3 komponen inti meliputi tujuan pembelajaran. (3) Pembelajaran dan asesmen. Hal ini bertujuan agar guru memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan persiapan dan mengevaluasi pembela- jaran selain keefektifan dan efisien. (4) Kebijakan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru yang lebih fleksibel agar mampu menopang ketimpangan dalam hal akses dan kualitas di daerah.33

Penerapan kurikulum merdeka, siswa diarahkan untuk dapat membuat atau melaksanakan suatu proyek.

Melalui kegiatan berbasis pada proyek tersebut diharapkan keterampilan siswa dapat berkembang dan potensi diri siswa dapat terlihat. Kemajuan dunia digital dan teknologi menjadi momen- tum kemerdekaan dan kebangkitan siswa belajar. Karena melalui hal tersebut dapat merubah pendidikan yang kaku atau tidak mem-bebaskan.

Perubahan terhadap beban kerja guru dan sekolah yang disibukan terhadap persoalan administrasi perlu segera dilakukan perubahan, agar guru memi- liki waktu yang cukup dalam mendesain pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif.34 Perubahan men-dasar yang ada pada kurikulum merdeka merupa- kan perubahan yang mengacu pada perubahan gaya belajar siswa, karena

34 Ujang Cepi Barlian, Siti Solekah, dan Puji Rahayu, “Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,” JOEL:

Journal of Educational and Language Research 1, no. 12 (27 Juli 2022): 2105–18.

(11)

siswa memiliki kemam-puan dan ka- rakteristik yang berbeda.35

Penerapan Kurikulum Merdeka secara terbatas ditujukan untuk tiga hal (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, 2021). Pertama, sebagai bagian dari proses penyempurnaan kurikulum se- hingga memiliki dampak paling optimal dalam mengurangi risiko learning loss dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia di masa yang akan datang.

Kedua, untuk menghasilkan praktik- praktik baik bagi guru serta kepala sekolah yang berpengalaman dalam mengadopsi kurikulum yang kemudian dapat diimbaskan pada sekolah lainnya.

Ketiga, pendekatan adaptasi kurikulum secara terbatas dan bertahap juga ditujukan untuk memberikan ruang kepada daerah untuk mempersiapkan SDM selama fase adopsi untuk mem- berikan penguatan kurikulum yang akan digunakan di masa yang akan datang.36

Terdapat sembilan tantangan dalam mengimplementasikan proses merdeka belajar yaitu: 1) Menjadikan belajar sebagai pengalaman yang me- nyenangkan, 2) Membuat sistem yang terbuka (kerja sama di antara pemangku kepentingan), 3) Mendorong peran guru sebagai fasilitator dan motivator pada kegiatan pembelajaran, 4) Akselerasi kompetensi pedagogik yang berbasis pada karakter, 5) Pembelajaran yang

35 Ainia, D. K. (2020). “Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan Relevansinya Bagi Pengembangan Pendidikan Karakter.” Jurnal Filsafat Indonesia, 3(3), 95–

101

36 Tiwikrama, S. A., Afad, M. N., & Hakim, M. L. (2021). Merdeka Belajar Dari Rumah:

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Lokalitas Dimasa Pandemi Covid-19. Angewandte Chemie

berbasis terhadap kebutuhan siswa dan berpusat pada siswa, 6) Transformasi pembelajaran yang berbasis teknologi, 7) Penyusunan rancangan program-pro- gram sekolah yang relevan dengan lingkungan dan industri, 8) Meng- hadirkan kebebasan inovasi dalam eko- sistem sekolah, 9) Perubahan pola pikir yang berkemajuan dalam pencapaian cita-cita luhur bangsa yang majemuk dan multikultural.37

Pada kurikulum merdeka belajar ini berkesinambungan dengan pembe- lajaran berdiferensiasi, guru harus dapat menerapkan pembelajran berdife- rensiasi. Pembelajaran diferensiasi ada- lah serangkaian keputusan yang masuk akal yang dibuat oleh guru dan berorien- tasi pada siswa. Guru harus dapat memahami bahwa setiap anak terlahir dengan bakat dan kemampuannya masing-masing.38 Guru harus dapat mengkontraksi pemenuhan pembelaja- ran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dalam penerapannya, guru mau- pun pihak sekolah diberikan kebebasan untuk menerapkan materi yang diang- gap paling esensial guna mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai de- ngan kemampuan yang dimiliki siswa- nya. Peran guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi sangatlah vital untuk menstimulasi dan mengarah-

International Edition, 6(11), 951–952., 9(1), 34–

46.

37 Wijaya, Sumantri, dan Nurhasanah,

“Implementasi Merdeka Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Terdiferensiasi Di Sekolah Dasar.”

38 Yusuf, M., & Arfiansyah, W. (2021).

Konsep “Merdeka Belajar” dalam Pandangan Filsafat Konstruktivisme. AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan Dan Keislaman, 7(2), 120–

133. https://doi.org/10.53627/jam.v7i2.3996

(12)

kan siswa untuk mendapatkan potensi- nya39.

Pembelajaran berdiferensiasi pa- da penelitian yang dilakukan Siman- juntak & Listiani mengukur kesiapan belajar melalui kegiatan pre-test kepada siswa, mengkonfirmasi materi yang diberikan, dan memberikan pengalaman belajar pada siswa melalui pembe- lajaran berbasis produk, tidak hanya mengenakan soal-soal latihan yang bersifat tertutup

Ada beberapa keterampilan yang harus dikuasai oleh guru pada imple- mentasi pembelajaran berdiferensiasi ini yaitu: 1) guru harus menciptakan suasana belajar yang dapat menstimulus siswa dalam pembelajaran. 2) guru memiliki keterampilan dalam menum- buhkan rasa ingin tahu siswa yang men- cakup konsep materi, proses penye- lesaian materi, strategi penyelesaian masalah, dan evaluasi yang digunakan dalam proses pembelajaran. 3) guru bisa mendesain dan menata lingkungan belajar yang nyaman, aman dan mampu memotivasi siswa dalam mengikuti setiap proses pembelajaran yang ber- kesesuaian dengan gaya belajar dan mi- nat serta bakat siswa.40

Dalam penerapannya, pendidi- kan yang berpusat pada siswa akan lebih menekankan pada aspek proses dan efek dari proses belajar tersebut yang didapat oleh siswa. Guru harus memiliki

39 Usman Usman dkk., “Pemahaman Salah Satu Guru di MAN 2 Tangerang Mengenai Sistem Pembelajaran Berdiferensiasi pada Kurikulum Merdeka,” Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran (JRPP) 5, no. 1 (23 Juni 2022), https://doi.org/10.31004/jrpp.v5i1.4432.

40 Mila Handiyani dan Tatang Muhtar,

“Mengembangkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi:

sikap teladan, bisa menjadi orang tua, menjadi problem solver dalam segala kendala pengetahuan serta wacana bagi orang orang yang ada disekitarnya.41

Untuk memenuhi kebutuhan ke- mampuan siswa yang berbeda, diper- lukan cara yang beragam. Setidaknya ada 3 jenis cara, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferen- siasi produk. Pertama diferensiasi konten memiliki ruang lingkup analisis kesiapan belajar yang mengacu pada materi yang akan diajarkan, guru sebagai fasilitator dapat menjaga minat siswa dan memberikan kesempatan bagi siswa selama proses pembelajaran sehingga siswa dapat terlibat aktif, kemudian peran guru dalam membuat pemetaan kebutuhan belajar siswa yang dilandaskan pada indikator profil belajar sehingga dapat memberikan kesempatan bagi siswa secara natural dan efisien sesuai dengan metode yang dibutuhkan. Kedua adalah diferensiasi proses dimana guru dapat menganalisis mengenai pembelajaran yang akan dilakukan siswa baik secara mandiri maupun kelompok.

Dalam hal ini, guru perlu mem- pertimbangkan siapa saja yang mem- butuhkan bantuan dan pertanyaan pemandu dalam melakukan pembelajar- an sebelum siswa melakukan pembe- lajaran secara mandiri. Diferen-siasi proses meliputi kegiatan berjen-jang,

Sebuah Kajian Pembelajaran Dalam Perspektif Pedagogik-Filosofis,” Jurnal Basicedu 6, no. 4 (16

Mei 2022): 5817–26,

https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3116.

41 Usman Dkk., “Pemahaman Salah Satu Guru Di MAN 2 Tangerang Mengenai Sistem Pembelajaran Berdiferensiasi Pada Kurikulum Merdeka.”

(13)

menyediakan pertanyaan peman-du, membuat agenda individual, memfa- silitasi durasi waktu bagi siswa dalam menyelesaikan tugasnya, mengembang- kan gaya belajar visual, auditori, mau- pun kinestetik, dan membuat kelompok sesuai dengan kemampuan dan minat dari masing-masing murid.42

Ketiga adalah diferen-siasi produk, dimana produk yang dimaksud disini adalah output dari pembelajaran yang telah dilakukan seperti karangan, pidato, presentasi, dan lain-lain. Difere- nsiasi produk ini bertujuan agar pemahaman siswa dapat lebih luas dan menjadi tantangan kreativitas dan ekspresi dari pembelajaran yang di- inginkan siswa.pada diferensiasi produk ini, peran guru harus memenuhi eks- pektasi siswa, diantara-nya guru me- nentukan indikator pekerjaan yang ingin dicapai, produk tersebut harus memuat konten, merencanakan proses pengerjaannya, dan merancang output yang diharapkan dari produk tersebut.43 Kesimpulan

Berdasarkan kajian diatas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik mer- deka belajar adalah: 1) Pembelajaran berbasis proyek penguatan profil pelajar pancasila yang memiliki tujuan dalam mengembangkan soft skill dan karakter sesuai minat bakatnya. 2) Fokus pada materi esensial, sehingga ada waktu untuk pembelajaran men- dalam untuk kompetensi dasar seperti

42 Khurriyati, Y., Setiawan, F., &

Mirnawati, L.B. (2021). Dampak Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Siswa MI Muhammadiyah 5 Surabaya. Jurnal Ilmiah

“PendidikanDasar”.http://jurnal.unissula.ac.id/

index.php/pendas/article/view/11360/5052

literasi dan numerasi. Dan 3) Flek- sibilitas guru untuk melakukan pem- belajaran yang terdiferensiasi berda- sarkan gaya belajar dan kemampuan para siswa. Dengan demikian siswa dapat lebih kreatif, inovatif dan ber- kembang sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki.

Daftar Pustaka

Ade Ayu Sri Wahyuni (2022), “Literature

Review: Pendekatan

Berdiferensiasi dalam Pembelajaran IPA,” Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 12, No. 2,

Juni 2022

https://ejournal.tsb.ac.id/index .php/jpm/article/view/562.

Afista, Yeyen, Ali Priyono, and Saihul Atho Alaul Huda. 2020. Analisis Kesiapan Guru Pai Dalam Menyongsong Kebijakan Merdeka Belajar.JoEMS:Journal of Educatio n and Management Studies. 3(6):53–

60.https://www.ojs.unwaha.ac.

id/index.php/joems/article/vie w/338

Anita Jojor, Hotmaulina Sihotang. 2022.

Analisis Kurikulum Merdeka dalam Mengatasi Learning Loss di Masa Pandemi Covid-19 (Analisis Studi Kasus Kebijakan Pendidikan). EDUKATIF: Jurnal Ilmu Pendidikan. 4(4): 5150 – 5161.

Ananda, A.P & Hudaidah. 2021.

Perkembangan Kurikulum Pendidikan Indonesia Dari Masa Ke Masa. SINDANG: Jurnal

43 Novi Andri Nurcahyono dan Jaya Dwi Putra, “Hambatan Guru Matematika Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Di Sekolah Dasar,” Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan 6, no. 3 (18 November 2022): 377–84.

(14)

Pendidikan Sejarah Dan Kajian Sejarah, Vol 3 (2)

Ahmad Muzawir Saleh, “Problematika Kebijakan Pendidikan Di Tengah Pandemi Dan Dampaknya Terhadap Proses Pembelajaran Di Indonesia”

(OSF Preprints, 22 Agustus 2020),

https://doi.org/10.31219/osf.i o/pg8ef.

Adnyani, N. W. (2021). Penerapan Media Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini “Merdeka Belajar” di Era Belajar di Rumah. Pratama Widya: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(1), 13–28

Ainia, D. K. (2020). “Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan Relevansinya

Bagi Pengembangan

Pendidikan Karakter.” Jurnal Filsafat Indonesia, 3(3), 95–101 Butarbutar, poltak efrisko. (2020).

Kurikulum Merdeka Belajar.

Https://Www.Kompasiana.Co m/Poltakbutarbutar8687/5e6b 5006097f36798e4ca

062/Kurikulum-Merdeka- Belajar.

Faiz, Aiman dkk. (2020). “Konsep Merdeka Belajar Pendidikan Indonesia Dalam Perspektif Filsafat Progresivisme.” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran

12(2), 2442-2355.

https://ejournal.unisbablitar.ac .id/index.php/konstruktivisme /index

Danandjaja, J. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta:

Antropologi Indonesia

Dewi Rahmadayanti dan Agung Hartoyo,

“Potret Kurikulum Merdeka, Wujud Merdeka Belajar Di Sekolah Dasar,” Jurnal Basicedu 6, no. 4 (7 Juni 2022): 7174–87, https://doi.org/10.31004/basi cedu.v6i4.3431.

Fernandes, R. 2019. Relevansi Kurikulum 2013 dengan Kebutuhan Peserta Didik di Era Revolusi 4.0. Jurnal Socius:

Journal of sociology research and education, vol 6 (2).

Harjali-Harjali, "Strategi Guru Dalam Membangun Lingkungan Belajar Yang Kondusif: Studi Fenomenologi Pada Kelas- Kelas Sekolah Menengah Pertama Di Ponorogo," strategi guru,lingkungan belajar yang kondusif, 201723, no. 1 (2017-12-15

2017),http://journal.um.ac.id/i ndex.php/pendidikan-dan pembelajaran/article/view/10 147/4835

Hadiansyah, R.R., dkk. 2020. Dinamika Perubahan Kurikulum Di Indonesia. Seminar Nasional - Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Arah Manajemen Pada Masa Dan Pasca Pandemi Covid- 19.

Ismail Marzuki, M.Luthfi Oktarianto.

2022. Pendampingan

Pembelajaran dengan Paradigma Baru Bagi Sekolah Penggerak Terkait Asesmen Pembelajaran. Jurnal Cemerlang: Pengabdian Pada Masyarakat. 4(2): 300-309.

https://www.ojs.stkippgrilubu klinggau.ac.id/index.php/JPM/

article/view/1632

Ineu Sumarsih, Teni Marliyani, Yadi Hadiansyah, Asep Hernawan, Prohantini. 2022. Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu.

6(5): 8248-8258.

Khurriyati, Y., Setiawan, F., &

Mirnawati, L.B. (2021).

Dampak Pembelajaran Daring

(15)

Terhadap Hasil Belajar Siswa MI Muhammadiyah 5 Surabaya. Jurnal Ilmiah

“PendidikanDasar”.http://jurn al.unissula.ac.id/index.php/pen das/article/view/11360/5052 Kurnia, Devi. (2022). “Analisis

Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi Dalam Kurikulum Merdeka Pada Materi Tata Surya Di Kelas VII SMP, Universitas Riau.” Jurnal Tunjuk Ajar. 5, 278–290.

https://jta.ejournal.unri.ac.id/i ndex.php/JTA/article/view/80 12.

Maulida,T., dkk. 2020. Hubungan

Pengembangan Dan

Perkembangan Kurikulum Terhadap Tujuan Pendidikan.

Seminar Nasional - Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Arah Manajemen Pada Masa Dan Pasca Pandemi Covid-19

Mila Handiyani dan Tatang Muhtar,

“Mengembangkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi:

Sebuah Kajian Pembelajaran Dalam Perspektif Pedagogik- Filosofis,” Jurnal Basicedu 6, no.

4 (16 Mei 2022): 5817–26, https://doi.org/10.31004/basi cedu.v6i4.3116.

Nadiem Anwar Makarim, Pedoman Penerapan Kurikulum dalam

Rangka Pemulihan

Pembelajaran (Jakarta:

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2022).

Novi Andri Nurcahyono dan Jaya Dwi Putra, “Hambatan Guru

Matematika Dalam

Mengimplementasikan

Kurikulum Merdeka Di Sekolah

Dasar,” Wacana Akademika:

Majalah Ilmiah Kependidikan 6, no. 3 (18 November 2022):

377–84.

Sastra Wijaya, Mohammad Syarif Sumantri, dan Nina Nurhasanah, “Implementasi Merdeka Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Terdiferensiasi Di Sekolah DasaR,” Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang 8, no. 2 (15 Desember 2022): 1495–1506, https://doi.org/10.36989/dida ktik.v8i2.450.

Syamsir Kamal. 2021. Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri Barabai.

JULAK: Jurnal Pembelajaran &

Pendidik. 1(1).

https://www.ojs.stkippgri- lubuklinggau.ac.id/index.php/J PM/article/view/1632

Steven J Taylor, Robert Bogdan, and Marjorie L DaVault, Introduction to Qualitative Research Methods, 4th Edition,

a Guidebook and

Resource(2016).https://books.

google.co.id/books?hl=id&lr=&

id=pONoCgAAQBAJ&oi=fnd&pg

=PR11&dq=introduction+to+Q ualitative+research+methods+

4th+edition+steven+J+taylor&o ts=Qizedu3D5V&sig=KISqYgKx kDoXiux1QMITlBpNImw&redir _esc=y#v=onepage&q&f=false.

Sherly Sherly, Edy Dharma, dan Humiras Betty Sihombing, “Merdeka belajar: kajian literatur,” dalam UrbanGreen Conference Proceeding Library, 2021, 183–

90.

Tri Wahono, “Penguatan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Agama

Hindu Pada Sistem

(16)

Pembelajaran Blok Implementasi Merdeka Belajar,” Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu 27, no. 2 (26 September 2022): 175–83, https://doi.org/10.54714/wid yaaksara.v27i2.189.

Tiwikrama, S. A., Afad, M. N., & Hakim, M.

L. (2021). Merdeka Belajar Dari Rumah: Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Lokalitas Dimasa Pandemi Covid-19.

Angewandte Chemie

International Edition, 6(11), 951–952., 9(1), 34–46

Ujang Cepi Barlian, Siti Solekah, dan Puji Rahayu, “Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam

Meningkatkan Mutu

Pendidikan,” JOEL: Journal of Educational and Language Research 1, no. 12 (27 Juli 2022): 2105–18.

Usman Usman dkk., “Pemahaman Salah Satu Guru di MAN 2 Tangerang Mengenai Sistem Pembelajaran Berdiferensiasi pada Kurikulum Merdeka,” Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran (JRPP) 5, no. 1 (23 Juni 2022), https://doi.org/10.31004/jrpp.

v5i1.4432.

Wiwin Herwina. Optimalisasi Kebutuhan Siswa dan Hasil Belajar dengan Pembelajaran Berdiferensiasi. 2021.

Perspektif Ilmu Pendidikan.

35(2). 175-182.

http://journal.unj.ac.id/unj/in dex.php/pip/article/view/220 57/11386

Wiyogo, Andri. 2020. Dampak Kurikulum Merdeka Terhadap Guru Dan Siswa. Jurnal Pendidikan Tambusai21(1):1–

9.

Widyastono, Herry. (2015).

Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah dari

Kurikulum 2004,2006 ke Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Wijaya, Sumantri, dan Nurhasanah,

“Implementasi Merdeka Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Terdiferensiasi Di Sekolah Dasar.”

Yusuf, M., & Arfiansyah, W. (2021).

Konsep “Merdeka Belajar”

dalam Pandangan Filsafat Konstruktivisme. AL-MURABBI:

Jurnal Studi Kependidikan Dan Keislaman, 7(2), 120–133.

https://doi.org/10.53627/jam.

v7i2.3996

Referensi

Dokumen terkait

Table Title Item Font Font Type Font Size Title Cambria Regular 11 Author names Cambria Regular 11 Author affiliation/email Cambria Regular 11 Abstract/Keywords Cambria Regular