• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS) BAGI FASILITATOR TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2023

N/A
N/A
TIM KERJA DIKLAT SDM

Academic year: 2024

Membagikan "KURIKULUM PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS) BAGI FASILITATOR TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2023"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 KURIKULUM PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA

ELIMINASI MASALAH ANAK STUNTING (BKB EMAS) BAGI FASILITATOR TINGKAT KABUPATEN

TAHUN 2023

A. RASIONAL

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagaimana diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, memiliki tugas untuk melaksanakan pengendalian penduduk dan menyelenggarakan keluarga berencana. Dalam melaksanakan tugas yang diberikan terkait Program Bangga Kencana, BKKBN harus dapat mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas, dan persebaran penduduk dan lingkungan hidup, serta meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa tenteram, harapan masa depan yang lebih baik atau mandiri dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.

Merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, BKKBN diberi mandat untuk berkontribusi secara langsung terhadap 2 (dua) dari 7 (tujuh) agenda Pembangunan/Prioritas Nasional (PN) pada RPJMN IV 2020-2024, yaitu untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Berkualitas dan Berdaya Saing, serta mendukung Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan. Dalam PN meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Berkualitas dan Berdaya Saing, BKKBN harus dapat berperan dalam Program Prioritas (PP) dan Kegiatan Prioritas (KP) Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, utamanya pada KP-2 Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat.

Dalam menunjang pencapaian target KP tersebut, BKKBN diamanat untuk mendukung proyek prioritas penurunan stunting.

Dengan adanya amanat melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting (PPS) sebagai dasar hukum pelaksanaan

(2)

2 PPS di BKKBN, Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar tentunya akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, serta produktivitas dan kreativitas di usia produktif. Di Indonesia, angka prevalensi stunting masih cenderung tinggi yaitu 30,8 persen pada tahun 2018, dan menjadi 21,6 % pada tahun 2022 (sumber data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022) pemerintah harus tetap memberikan perhatian serius terhadap isu ini, terutama agar anak- anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Salah satu hal yang juga perlu mendapat perhatian diantaranya yaitu perlunya peningkatan pemahaman orangtua mengenai pengasuhan yang baik dan menjaga kesehatan lingkungan.

Salahsatu cara penanganan masalah stunting berfokus pada program lama BKKBN yang disadari belum sepenuhnya berjalan efektif yakni program kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB). Program Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan program dalam rangka pembinaan keluarga untuk mewujudkan tumbuh kembang balita secara optimal. Sasaran dari BKB adalah keluarga/orang tua yang memiliki anak balita usia 0-5 tahun.

Menurut data yang dihimpun newsiga.bkkbn.go.id, dari total 1771 jumlah Poktan BKB yang terdapat di NTT, terdapat 1027 poktan BKB yang belum dimuktahirkan. Hal ini tentu menandakan poktan BKB di NTT tidak berjalan efektif padahal salahsatu upaya konkrit menurunkan angka stunting adalah melalui terselenggaranya kegiatan BKB secara berkualitas dan simultan.

Poktan BKB sendiri pada akhirnya dibagi lagi kedalam dua bentuk yakni BKB Holistik Integratif (HI) dan BKB Eliminasi Masalah Anak Stunting (EMAS). BKB EMAS berfokus pada Baduta yang merupakan fase terpenting dan sangat krusial

(3)

3 bagi tumbuh kembang anak pada masa-masa yang akan datang sebagaimana yang tercatat dalam teori-teori tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Seiring dengan pembaharuan tersebut, apalagi jika ditarik lagi dengan agenda negara saat ini dalam memerangi angka stunting, maka perlu ada peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan SDM BKKBN di Kelompok Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Anak Stunting (BKB EMAS) dalam rangka menjamin penyelenggaraannya secara efektif dan berkualitas. Atas dasar tersebut diatas Perwakilan BKKBN Provinsi NTT menyelenggarakan Pelatihan Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Anak Stunting (BKB EMAS) tingkat kabupaten/kota yang akan difasilitasi oleh para fasilitator yang telah memperoleh sertifikat pelatihan BKB EMAS ditingkat Provinsi.

B. PESERTA

Peserta yang akan mengikuti Pelatihan Teknis Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Anak Stunting (EMAS) bagi Fasilitator Tingkat kabupaten harus sudah terkonfirmasi menyatakan kesediaan untuk mengikuti kegiatan ini. Surat pemanggilan peserta disampaikan kepada peserta minimal 1 (satu) minggu sebelum kegiatan dilaksanakan. Peserta yang akan mengikuti pelatihan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan penyelenggara yang dalam hal ini adalah Perwakilan BKKBN Provinsi NTT. Sasaran peserta Pelatihan Teknis BKB EMAS adalah sebagai berikut :

1. Perwakilan OPD KB yang bertanggungjawab terkait BKB EMAS 2. PKB/PLKB

3. Kader BKB EMAS

C. URAIAN TUGAS

Tugas yang akan dilakukan oleh peserta setelah mengikuti Pelatihan Teknis BKB EMAS bagi Fasilitator Tingkat kabupaten sebagai berikut:

(4)

4 1. Melakukan sosialisasi kepada SDM terutama pengelolah poktan BKB untuk meningkatkan pengelolaan kegiatan BKB EMAS ditempatnya masing- masing;

2. Mengaktifkan kembali aktivitas BKB EMAS ditempatnya masing-masing;

3. Mengembangkan materi kelas BKB EMAS sesuai dengan kearifan lokal setempat;

D. TUJUAN PELATIHAN

Tujuan pelatihan BKB EMAS dijabarkan atas dua (2) yakni tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Pelatihan Teknis Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Anak Stunting (EMAS) Tingkat kabupaten bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta dalam Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan dan Pencegahan Stunting melalui Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB).

2. Tujuan Khusus

a. Menjelaskan tentang kebijakan dan program Pelatihan Teknis BKB EMAS;

b. Menjelaskan Penerapan Delapan Fungsi Keluarga Dalam masa 1000 Hari Pertama Kehidupan;

c. Mempraktikkan cara menjaga kesehatan Fisik dan mental Ibu dan Anak Baduta;

d. Mempraktikkan Pembiasaan PHBS bagi ibu hamil dan baduta;

e. Mempraktikan Stimulasi perkembangan Anak pada masa 1000 HPK;

f. Menjelaskan peran ayah dan anggota keluarga lainnya dalam masa 1000 HPK;

g. Mempraktikkan Pengasuhan yang tanggap terhadap kebutuhan anak dalam masa 1000 HPK;

(5)

5 E. KEMAMPUAN YANG DIHARAPKAN

Setelah mengikuti Pelatihan Teknis BKB EMAS, peserta diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memiliki wawasan tentang kebijakan dan program Pelatihan Teknis BKB EMAS;

2. Memiliki keterampilan dalam penerapan Delapan Fungsi Keluarga Dalam masa 1000 Hari Pertama Kehidupan;

3. Memiliki keterampilan cara menjaga kesehatan Fisik dan mental Ibu dan Anak Baduta;

4. Memiliki keterampilan Pembiasaan PHBS bagi ibu hamil dan baduta;

5. Memiliki keterampilan Stimulasi perkembangan Anak pada masa 1000 HPK;

6. Memiliki keterampilan peran ayah dan anggota keluarga lainnya dalam masa 1000 HPK;

7. Memiliki keterampilan Pengasuhan yang tanggap terhadap kebutuhan anak dalam masa 1000 HPK;

8. Memiliki keterampilan Teknik Fasilitasi dan Teknik Penyuluhan Kelompok BKB

F. PENGALAMAN BELAJAR

Pada pelatihan BKB EMAS diharapkan mampu menghadirkan pengalaman belajar bagi para peserta pelatihan akan poin-poin penting dibawah ini

1. Mempelajari Kebijakan dan Program BKB EMAS

a. Membahas kebijakan dan program Pengembangan Anak Usia Dini b. Membahas strategi kelas pengasuhan BKB

c. Membahas program BKB EMAS

d. Membahas pengelolaan kelompok kegiatan (Poktan) BKB

2. Mempelajari Penerapan Delapan Fungsi Keluarga dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)

a. Membahas konsep dasar delapan fungsi keluarga

(6)

6 b. Membahas konsep dasar 1000 HPK

c. Membahas penerapan nilai-nilai delapan fungsi keluarga dalam 1000 HPK

3. Mempelajari kesehatan fisik dan mental ibu pada masa 1000 HPK

a. Membahas cara menjaga kesehatan fisik dan mental ibu selama masa kehamilan

b. Membahas cara menjaga kesehatan fisik dan mental ibu pascapersalinan

c. Mempraktikkan cara menjaga kesehatan fisik dan mental ibu hamil dan pascapersalinan.

4. Mempelajari Kesehatan Fisik dan Mental Anak Bawah Dua Tahun (Baduta) a. Mempraktikkan cara menjaga kesehatan fisik baduta selama

masa 1000 HPK

b. Mempraktikkan cara menjaga kesehatan mental baduta selama masa 1000 HPK.

5. Mempelajari Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi Ibu Hamil dan Baduta

a. Membahas Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) b. Membahas kesehatan dan keselamatan lingkungan

c. Membahas cara menjaga kesehatan diri d. Mempraktikkan PHBS

6. Mempelajari Stimulasi perkembangan anak pada masa 1000 HPK

a. Membahas pertumbuhan dan perkembangan anak sejak janin hingga baduta

b. Membahas pemantauan pertumbuhan dan perkembangan Baduta c. Membahas deteksi tumbuh kembang Baduta

d. Mempraktikkan stimulasi perkembangan anak selama periode 1000

(7)

7 HPK.

7. Mempelajari peran ayah dan anggota keluarga lainnya dalam masa 1000 HPK

a. Membahas pentingnya peran ayah dan anggota keluarga lainnya dalam masa 1000 HPK

b. Membahas peran ayah dan anggota keluarga lainnya dalam mendukung ibu selama masa 1000 HPK

8. Mempelajari Pengasuhan yang tanggap terhadap kebutuhan anak

a. Membahas konsep pengasuhan yang tanggap terhadap kebutuhan anak selama masa 1000 HPK

b. Menerapkan pengasuhan yang tanggap terhadap kebutuhan anak selama masa 1000 HPK

9. Mempelajari Building Learning Commitment

a. Membahas konsep Building Learning Commitment b. Mempraktikan perkenalan dan komunikasi

c. Mempraktikan menumbuhkan motivasi dan membangun kerjasama d. Mempraktikan menyampaikan harapan dan kekhawatiran

e. Mempraktikan pembentukan dewan perwakilan peserta

10. Mempelajari Penyusunan Rencana Tindak Lanjut

a. Membahas konsep dasar Rencana Tindak Lanjut (RTL) Pelatihan b. Memetakan mitra-mitra dan stakeholder potensial dalam

pengembangan program

c. Mempraktikkan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL)

(8)

8 G. STRUKTUR DAN ISI MATERI

Secara lengkap struktur dan isi materi , dengan penjabaran sebagai berikut:

NO MATERI PELAJARAN L D M A JML

MATERI DASAR

1 Kebijakan dan Program BKB EMAS 2 2

MATERI INTI

2 Penerapan Delapan Fungsi Keluarga dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)

2 2

3 Kesehatan Fisik dan Mental Ibu pada masa 1000 HPK 2 2

4 Kesehatan Fisik dan Mental Anak Bawah Dua Tahun (Baduta)

2 2

5 Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi Ibu Hamil dan Baduta

2 2

6 Stimulasi Perkembangan anak pada masa 1000 HPK 2 2

7 Peran Ayah dan Anggota Keluarga lainnya pada masa 1000 HPK

2 2

8 Pengasuhan yang Tanggap Terhadap Kebutuhan Anak 2 2

MATERI PENUNJANG

9 Building Learning Commitment 1 1

10 Rencana Tindak Lanjut 1 1

11 Pretest dan Post test 2 2

Jumlah Jam Pelajaran 18 2 20

Catatan:

(9)

H. STRATEGI PELATIHAN

EVALUASI PASCA PELATIHAN (H+1 BULAN) PRA PELATIHAN

(H-2 MINGGU)

Pelaksanaan Pelatihan 20 JP (4 Hari Efektif)

Pengkondisian Peserta

Pembekalan Teoritis (Learning & Deepening)

Pembekalan Praktis (Applying)

Pretes Postes

Tes

(Measuring)

Persiapan administrasi dan edukatif 1. Penyelenggara:

Penentuan fasilitator, Penentuan peserta, Pemanggilan peserta,

Persiapan materi dan media pembelajaran.

2. Peserta :

Koodinasi dengan OPDKB,

Menyiapkan surat tugas dan administrasi lainnya.

BLC Penugasan

1. Kebijakan dan Program Bina Keluarga Balita EMAS

2. Penerapan Delapan Fungsi Keluarga dalam Masa 1000 HPK 3. Kesehatan Fisik dan Mental Ibu pada masa 1000HPK

4. kesehatan fisik dan mental anak bawah dua tahun (baduta)

5. Pembiasaan PHBS bagi Ibu Hamil dan Baduta

5. Stimulasi Perkembanagn Anak pada masa 1000 HPK

6. Peran ayah dan anggota keluarga lainnya pada masa 1000 HPK 7. Pengasuhan yang Tanggap terhadap Kebutuhan Anak 9. RTL

Monitoring RTL Pembinaan Peserta Evaluasi Pascadiklat Pelaporan hasil pelatihan

(10)

10 I. PENILAIAN

Selama pelatihan akan dilakukan beberapa penilaian : 1. Penilaian terhadap peserta

a. Untuk mengukur tingkat pengetahuan dilakukan melalui aspek Measuring yaitu dengan pretes dan postes.

b. Untuk mengukur sikap peserta dilakukan melalui aspek Deepening berupa keaktifan peserta dalam pertemuan tatap muka.

c. Untuk mengukur keterampilan peserta dilihat dari aspek Applying berupa praktik/penugasan secara mandiri maupun kelompok

2. Penilaian terhadap pengajar

Selama pelatihan teknis peserta akan diberikan kesempatan untuk menilai pengajar dengan menggunakan formulir penilaian pengajar (fasilitator) sesuai formulir yang telah disediakan.

3. Penilaian penyelenggaraan diklat

Untuk mengukur proses penyelenggaraan diklat, peserta ditugaskan mengisi formulir evaluasi penyelenggaraan diklat sesuai formulir yang telah disediakan.

J. KRITERIA KEBERHASILAN

Ukuran keberhasilan dalam pelatihan ini setiap peserta harus memenuhi kriteria sebagai berikut.

Minimal kelulusan dengan nilai 70,01, dengan rincian:

1. Bobot Measuring berupa postes sebesar 40%;

2. Bobot Deepening berupa kehadiran dan keaktifan sebesar 40%;

3. Bobot Applying berupa penugasan 20%.

K. RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA PELATIHAN (RBPMP) RBPMP terlampir per mata pelatihan bersama paket bahan ajar

(11)

11 L. PENUTUP

Demikian kurikulum ini dibuat untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan Pelatihan Teknis Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Anak Stunting (EMAS) bagi Fasilitator Tingkat Kabupaten.

Referensi

Dokumen terkait