Eksistensi Budaya Ter-Ater di Desa Pakisan Sebagai Sumber Belajar Kelas IV Tema Indahnya Kebersamaan di SDN Pakisan 01 Bondowoso" benar-benar karya saya sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya belum pernah saya kirimkan kepada instansi manapun dan bukan merupakan hasil jiplakan. EKSISTENSI BUDAYA TER-ATER SEBAGAI SUMBER BELAJAR KELAS IV TEMA INDAH KERJASAMA SDN PAKISAN 01. Skripsi ini berjudul “Eksistensi Budaya Ter-Ater di Desa Pakisan sebagai Sumber Belajar Kelas IV Tema Indahnya Persatuan di SDN Pakisan 01 Bondowoso”.
Eksistensi Budaya Ter-Ater di Desa Pakisan Sebagai Sumber Belajar Kelas IV Tema Keindahan Masyarakat di SDN Pakisan 01 Bondowoso; Halaman Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kurnia Tri Handayani; Departemen Ilmu Pendidikan; Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; Universitas Jember. Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Apa yang dimaksud dengan budaya ter-ater di desa Pakisan; dan (2) Bagaimana pemanfaatan budaya ter-ater sebagai sumber pengajaran topik indahnya persatuan di kelas IV SDN Pakisan 01 Bondowoso. Tujuan dari penelitian ini adalah; (1) Mempelajari budaya Ter-Ater di desa Pakisan; dan (2) Mendeskripsikan pemanfaatan budaya ter-ater sebagai sumber pengajaran topik indahnya persatuan di kelas IV SDN Pakisan 01 Bondowoso.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses munculnya budaya ter-ater disebabkan oleh adanya migrasi penduduk Madura ke daerah Pakisan. Budaya ter-ater ini dijadikan sebagai sumber belajar berbasis lingkungan di sekolah dasar (SD) yang digunakan dalam bentuk materi pembelajaran untuk siswa kelas IV sekolah dasar (SD) dengan topik 1 Indahnya kebersamaan pada subtopik 1. keberagaman budaya orang-orang saya di pelajaran 1.
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana pemanfaatan budaya ter-ater sebagai sumber belajar topik indahnya keterhubungan di kelas IV SDN Pakisan 01 Bondowoso. Untuk mendeskripsikan pemanfaatan budaya ter-ater sebagai sumber pengajaran pada topik indahnya keterhubungan di Kelas IV SDN Pakisan 01 Bondowoso. Bagi para guru, kami berharap penelitian ini dapat dijadikan referensi sebagai sumber pengajaran pada topik indahnya koneksi di IV. kelas sekolah dasar.
Bagi sekolah, diharapkan penelitian ini dapat memberikan dampak positif terhadap pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPS di sekolah dasar. Bagi peneliti lain, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan masukan untuk penelitian selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Warsita mengungkapkan bahwa sumber belajar berasal dari berbagai sumber baik berupa orang, data atau benda yang dapat digunakan untuk memudahkan belajar bagi siswa.Demikian pula menurut Mulyasa (2004:48), ia mengungkapkan segala sesuatu yang dapat dijadikan oleh siswa. lebih mudah memperoleh berbagai pengetahuan, informasi dan pengalaman dalam keterampilan proses belajar mengajar. Informasi sumber belajar merupakan komponen pembelajaran yang dirancang dan dapat digunakan serta dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Begitu pula Sudjana dan Rivai (2009:76) menyatakan bahwa sumber belajar adalah sumber daya yang dapat dipergunakan secara langsung dan tidak langsung, seluruhnya atau sebagian, untuk kepentingan proses belajar mengajar.
Penggolongan sumber belajar menurut pendapat Sudjana & Rivai meliputi media atau bahan, orang, teknik atau mode, peralatan, lingkungan dan pesan. Sumber belajar yang berbeda dipandang sebagai suatu sistem yang saling berhubungan, menjadi satu kesatuan dan saling mempengaruhi satu sama lain (Sudjana & Rivai. Berdasarkan pendapat para ahli, sumber dalam penelitian ini adalah sesuatu yang berisi pesan-pesan yang disajikan dalam materi pembelajaran dengan memanfaatkan budaya yang ada di sekitar. siswa sebagai sumber belajar yaitu budaya lokal di Desa Pakisan sebagai sumber belajar.
Kearifan budaya lokal ini dapat dikembangkan sebagai sumber belajar melalui proses pembelajaran tematik yaitu tema indahnya keterhubungan pada kelas IV SDN Pakisan 01 yang dimana sekolah dasar ini berada pada lingkungan budaya masyarakat yang menggunakan budaya lokal, sehingga sumber belajar dapat digali dari budaya lokal masyarakat itu sendiri. Penerapan ini sangat penting karena berkaitan dengan permasalahan sumber belajar di SDN Pakisan 01 yaitu terbatasnya sumber belajar siswa yang masih terfokus pada buku topik siswa.
METODE PENELITIAN
- Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian
- Metode Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
- Prosedur Penelitian
Data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara mendalam dan observasi partisipatif berupa keberadaan budaya lokal di Desa Pakisan yang dapat dijadikan sumber belajar yang terdiri dari proses penciptaan, waktu pembuatan. pelaksanaan, penyerahan barang, wadah penyerahan barang, pelaku, penerima dan nilai budaya -ater. Adanya budaya ter-ater merupakan adanya budaya membagi makanan kepada sanak saudara dan tetangga terdekat yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Desa Pakisan yang kita jumpai pada saat acara slametan, hajatan, bulan sapar dan hari raya lainnya. bulan Sora. Sumber belajarnya adalah dengan memasukkan budaya lokal sebagai sumber belajar siswa pada topik Indahnya Keterhubungan subtopik 1 pembelajaran 1 mata pelajaran IPS IV. kelas sekolah dasar.
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data lisan berupa informasi tentang gambaran budaya ter-ater di desa Pakisan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada informan yaitu masyarakat desa Pakisan. Pemateri yang dipilih adalah masyarakat asli desa Pakisan yang sudah lama tinggal di desa Pakisan. Observasi kolaboratif dilakukan untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai keberadaan budaya tradisional di desa Pakisan.
Peneliti analisis domain mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang budaya ter-ater di Desa Pakisan Kota Bondowoso. Keberadaan budaya ter-ater di Desa Pakisan yang dimasukkan dalam analisis komponen kemungkinan mempunyai faktor-faktor yang menyebabkan kelangsungan budaya ter-ater. Peneliti kemudian melakukan analisis data melalui wawancara untuk mendapatkan konfirmasi atas temuan peneliti.
Apabila analisis data ini selesai maka peneliti akan mempunyai gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang ada. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, karena terlibat langsung dalam pengumpulan data dan analisis data (Mutrophin, 2017:280). Selain instrumen utama, diperlukan instrumen pendukung yang terdiri dari teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data sebagai objek penelitian, namun jika data sudah terkumpul maka diperlukan teknik analisis data. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dari hasil observasi budaya rutin yang dilakukan masyarakat Desa Pakisan. Ia kemudian mulai menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis Spradley yaitu domain, taksonomi, komponen dan tema budaya, menunjukkan bahwa data tersebut didasarkan pada Kurikulum 2013 dengan budaya tertentu yang dapat dijadikan sumber pengajaran di sekolah dasar.
PENUTUP
Kesimpulan
Ter-ater di desa Pakisan sebagai sumber belajar topik indahnya keterhubungan untuk Kelas IV SDN Pakisan 01 Bondowoso. Tujuan: Untuk mengetahui proses terbentuknya budaya ter-ater yang dilakukan oleh masyarakat Desa Pakisan Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso. Format: Wawancara mendalam. Tujuan: Untuk mengetahui waktu pelaksanaan budaya ter-ater di Desa Pakisan Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso.
Budaya ter-ater dilakukan pada saat perayaan (khitanan dan pernikahan), penebusan (kematian, 7 bulan, aqiqah, pekarangan) dan hari-hari keagamaan, misalnya Idul Fitri, Idul Adha, bulan Sorah (Tahun Baru Islam). ) dan bulan Safari. Tujuan: Untuk mengetahui penyampaian budaya lokal yang dilakukan oleh masyarakat Desa Pakisan, Kecamatan Tlogosari, Kabupaten Bondowoso. Format: Wawancara mendalam. Penyampaian suatu peristiwa budaya lokal secara individu tergantung pada acara yang dibawakan oleh pelaku budaya tersebut.
Tujuan : Untuk mengetahui tentang wadah barang budaya lokal yang dilakukan oleh warga Desa Pakisan Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso Bentuk : Wawancara mendalam. Acara Idul Fitri dan Idul Adha atau yang sering disebut dengan rantang telasan (barisan Idul Fitri) merupakan wadah barang. Tujuan: Untuk mengetahui pelaku dan penerima penganiayaan yang dilakukan warga Desa Pakisan Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso.
Tujuan: Untuk mengetahui nilai-nilai budaya yang dianut masyarakat Desa Pakisan Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso. Nilai-nilai yang terkandung dalam budaya ter-ater adalah kerukunan, kebersamaan, berbagi, rasa syukur dan amal. PMBT Proses munculnya budaya ter-ater di Desa Pakisan disebabkan adanya migrasi penduduk Madura ke daerah Pakisan.
WBHBT Malam slametan kematian Ter-teran (orang yang meninggal pada tanggal 7, 40, 100, tahunan dan 1000), ucapan selamat bulanan ke 7, selamat. NNBT Nilai-nilai yang terkandung dalam budaya ter-ater adalah kerukunan, kebersamaan, saling berbagi, rasa syukur dan amal.
KOMPETENSI INTI (KI)
KOMPETENSI DASAR (KD) Bahasa Indonesia
INDIKATOR Bahasa Indonesia
TUJUAN PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
METODE PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Guru menjelaskan cara mencari isi cerita yang masih memuat gagasan pokok/gagasan pokok dan gagasan pendukung. Guru memberikan wawasan saling menghargai keberagaman budaya, suku sebagai identitas bangsa dan agama Indonesia serta menanamkan nilai-nilai budaya lokal pada diri siswa. Guru meminta siswa mengangkat tangan untuk melihat siapa yang hendak memainkan alat musik tersebut di depan kelas.
Guru meminta siswa menjelaskan bagaimana bunyi alat musik tersebut (disapu, dipukul, diguncang, ditiup, dipetik, digores, dan sebagainya). Siswa diminta melakukan kegiatan investigasi dengan menggunakan benda-benda yang menghasilkan suara di dalam kelas. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja siswa setelah bekerja sama sehingga tercipta bunyi-bunyian yang terdengar bagus.
SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
PENILAIAN
- Teks Bacaan Budaya Ter-Ater
- Alat Musik Daerah
- Bahasa Indonesia
Budaya ter-ater merupakan budaya membagi-bagikan makanan kepada sanak saudara, tetangga terdekat dan orang-orang yang dihormati. Ide pokok merupakan gagasan utama dalam bacaan, dapat berupa kalimat utama maupun paragraf utama. Penting untuk diingat bahwa gagasan utama adalah isi atau inti suatu paragraf, yang terletak di akhir, awal, awal atau akhir, atau sepanjang paragraf.
Budaya ini telah dianut oleh masyarakat desa Pakistan secara turun temurun, walaupun terdapat perbedaan suku, suku dan agama, namun mereka saling menghormati dan tetap menjaga budaya tradisional tersebut. Budaya ter-ater rutin dilakukan sebagai wujud menjaga kerukunan, kekeluargaan, rasa berbagi, bersedekah, dan wujud rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan keselamatan dan memberikan kebahagiaan. Jelaskan asal usul alat musik, cara memainkannya, dan cara menghasilkan bunyi.
1Tuliskan informasi tentang keberagaman budaya, suku, dan agama 1 teman di kelas berdasarkan hasil wawancara secara lengkap. 1Tuliskan sebagian besar informasi tentang keberagaman budaya, suku, dan agama teman 1 di kelas berdasarkan hasil wawancara yang cukup lengkap. 1 Tuliskan sedikit informasi tentang keberagaman budaya, suku, dan agama teman di kelas berdasarkan hasil wawancara yang tidak lengkap.
1 Belum mampu menuliskan informasi tentang keberagaman budaya, suku, dan agama teman di kelas berdasarkan hasil. Siswa yang belum mengetahui cara menemukan gagasan pokok dan gagasan pokok dapat diberikan latihan tambahan melalui teks lain dengan bantuan guru atau diajarkan melalui teman sebayanya dengan tujuan agar lebih mudah dipahami.