MODUL
PENANGANAN LONGSORAN
PADA STRUKTUR JALAN
PENGERTIAN LERENG DAN LONGSORAN
DISAMPAIKAN OLEH IR.KAMALUDDIN LUBIS..MT PADA PERKULIAHAN MEKANIKA TANAH 2
(LANJUT)
SETELAH MENGIKUTI MATA KULIAH INI, DIHARAPKAN PESERTA MAMPU MEMAHAMI
TENTANG :
PENGERTIAN LERENG DAN
LONGSORAN PADA STRUKTUR JALAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR HASIL BELAJAR
SETELAH MENGIKUTI MATA KULIAH INI, MAHASISWA DIHARAPKAN MAMPU
MENJELASKAN :
1. PENGERTIAN LERENG DAN LONGSORAN 2. STABILITAS LERENG TERHADAP
LONGSORAN
3. PERGERAKAN LONGSORAN
4. FAKTOR PENYEBAB LONGSORAN
MODUL
1. Modul 1 : Pengertian Lereng dan Longsoran
2. Modul 2 : Survey Lereng dan Longsoran serta Manajemen Lereng
3. Modul 3 : Investigasi Lereng dan Longsoran Jalan
4. Modul 4 : Prinsip-prinsip Penanganan Lereng dan Pemilihan Metoda Penanganan
5. Modul 5 : Implementasi Penanganan Lereng
terhadap Bahaya Longsor
PENGERTIAN “LERENG”
LERENG adalah permukaan bumi/tanah yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan bidang horisontal.
Lereng dapat terbentuk :
secara alamiah karena proses geologi atau
karena dibuat (rekayasa) oleh manusia.
Bentuk-bentuk Lereng (1)
Bentuk-bentuk Lereng (2)
Lereng berbatu yang
Longsor
Lereng/Talud Badan Jalan
cukup landai
terlalu curam
badan jalan
badan jalan 1 : 2
1 : 2 1
2
Kemiringan Lereng
Jenis tanah
Kemiringan Lereng
Timbunan tanah biasa
Tebing galian tanah (tidak terganggu)
Tebing galian batu/cadas
1: 2 1: 1
2 : 1
4 : 1
Kurva keruntuhan pada suatu lereng badan jalan
lapis permukaan lapis pondasi atas lapis pondasi bawah bahu jalan
longsor
beban bahu jalan
beban lalulintas
le re ng /ta lu d ba da n ja la n
tanah dasar
badan jalan
Lereng/
Talud Badan
Jalan
tembok penahan
badan jalan tinggi
subgrade berm
1,00 m 1 : 2
1 : 2
kaki timbunan
Lapis Pondasi Atas
Lapis Pondasi Bawah
Tanah Dasar
Lereng/Talud Badan Jalan
P P
Timbunan Badan Jalan
Timbunan Badan Jalan semula
diberi berm keras
keras kaki timbunan
kaki timbunan
berat penyeimbang
(counter weight)
PENGERTIAN “LONGSORAN” (1)
LONGSORAN adalah merupakan bagian dari gerakan tanah/
batuan yang menyebabkan berpindahnya/pergeseran massa tanah dari daerah energi potensial tinggi ke daerah dengan potensial rendah, atau perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, tanah atau material campuran tsb, bergerak ke bawah/keluar lereng.
Longsoran adalah pergerakan masa batuan, bahan
rombakan dan tanah pada suatu lereng yang berpindah
tempat karena gravitasi dan terganggunya keseimbangan
gaya yang bekerja antara beban berat sendiri tanah/batuan
dan kemampuannya dalam menahan beban (Cruden, 1991)
PENGERTIAN “LONGSORAN” (2)
Longsoran tanah diakibatkan oleh penurunan kuat geser yg diakibatkan oleh naiknya tegangan air pori (pore pressure)
Longsoran batuan diakibatkan oleh berkurangnya kuat geser yang diakibatkan oleh ketidak-selarasan batuan (rock discontinuity pattern)
Longsoran kombinasi antara longsoran tanah dan batuan yang tergantung dari posisi keberadaannya, secara memanjang jalan dan secara stratifikasi
perlapisan yang terbentuk.
Tipical dan jenis longsoran
1 2 3
4 5 3
6
7 6
5
Tipical dan jenis longsoran
1. Longsoran Rayapan (Creepflow)
2. Longsoran Translasi (Translational Slide)
3. Longsoran Rotasi (Rotasional Slide)
4. Longsoran Aliran Tanah Lumpur (Earthflow)
5. Longsoran Runtuhan Debris (Debris Avalance)
6. Longsoran Lereng Batuan (Rockfall)
7. Longsoran Lereng Menyebar (Spread Landslide)
Longsoran (landslide) dapat merupakan salah satu jenis bencana alam bila frekuensi kejadiannya cukup sering
terjadi dan skalanya besar serta mempunyai dampak sangat signifikan terhadap beberapa hal, misalnya :
1) Merusak bangunan fasilitas umum dan masyarakat (tempat peribadatan, sekolah, pasar dsb).
2) Merusak bangunan infrastruktur (jalan dan jembatan, kawasan permukiman dan sistim jaringan irigasi)
3) Menimbulkan korban jiwa serta material yang tidak sedikit
4) Mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat seperti kegiatan usaha untuk kehidupan
5) Memutus hubungan antara dua atau lebih wilayah sehingga menyebabkan suatu daerah terisolasi.
Stabilitas lereng terhadap longsoran (1)
Faktor lain yang menjadi trigger atau pemicu longsoran :
Kondisi topografi dan morfologi yang mempunyai kemiringan lereng curam (>25%)
Didominasi oleh material kolovium dari lapukan breksi vulkanik tufaan yang mengandung mineral lempung andosol dan latosol
Memiliki sifat peka thp perubahan karakteristik propertis, misal :
1) mudah mengalami kejenuhan karena sifatnya yang higrokopis (menyerap air) dan akan berdampak pada berkurangnya kuat geser tanah serta mudah mengalami erosi.
2) perubahan sifat karakteristik propertisnya akan dapat
berkembang krn mengalami penjenuhan akibat hujan yang cukup tinggi (> 1500 mm) & akibat mengalami proses oksidasi.
3) perubahan karakteristik propertis material di pegunungan pada daerah tropis, dapat memicu terjadinya longsoran.
Stabilitas lereng terhadap longsoran (2)
Dalam usaha untuk mencapai tingkat stabilitas lereng adalah melalui kajian terhadap keberadaan lereng yang
implementasinya dilakukan dengan identifikasi dan mitigasi terhadap potensi longsoran yang dapat terjadi.
Beberapa cara dalam melakukan kajian lereng untuk
mengetahui tingkat stabilitasnya adalah dengan mempelajari data sekunder, seperti :
1) kajian tehadap peta geologi mencakup penyebaran tanah/
batuan dan kondisi sifat karakteristik dan propertis tanah dan batuan,
2) kajian satuan geologi batuan asal yang terbentuk, struktur geologi (pelipatan, patahan dan sesar), topografi/morfologi meliputi kajian countour yang membentuk kondisi lereng (kemiringan dan ketinggian lereng)
Stabilitas lereng terhadap longsoran (3)
3) kajian geo-hidrologi meliputi pola aliran air permukaan, dan pola keberadaan distribusi sungai
4) kajian terhadap curah hujan yang meliputi besar dan lama durasinya.
5) Kajian terhadap jenis tanah dan batuan yang membentuk dan menempati lereng tersebut.
6) Kajian terhadap ke-gempa-an yang tentunya meliputi besaran magnitutnya dan lama serta frekuensinya.
Stabilitas lereng terhadap longsoran (4)
Lereng buatan dapat dibagi lagi menjadi dua tipe :
1. lereng timbunan dan
2. lereng galian.
Pergerakan lereng berdasarkan jenisnya dapat dikategorikan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2- 2 dan Gambar 2- 3).
Lereng alam, pergerakan lerengnya dikelompokkan sebagai longsoran (“landslide”).
Pergerakan lereng dengan tipe keruntuhan lereng pada umumnya terjadi akibat kurang tepatnya
perencanaan maupun pelaksanaan konstruksi lereng
Stabilitas lereng terhadap longsoran (5)
Gambar 2-2. Pergerakan Lereng Ditinjau dari Jenis pada Lereng Buatan
Stabilitas lereng terhadap longsoran (6)
Gambar 2-3. Pembagian tipe longsoran pada lereng buatan kombinasi antara lereng Galian dan Timbunan
Stabilitas lereng terhadap longsoran (7)
Keruntuhan lereng Galian:
A : Permukaan B : Galian dalam C : Melebar dalam Keruntuhan lereng Timbunan:
D : Permukaan
E : Timbunan dalam
F : Pondasi timbunan
Pergerakan lereng dengan tipe keruntuhan lereng umumnya sangat berkaitan dengan kondisi geologinya, disebut juga keruntuhan geologi.
Faktor geologi yang dominan adalah lereng yang terdapat pada deposit serpih dan material porous (breksi, batu pasir, dll.) yang menumpang pada lereng serpih, lihat Gambar 2-4
Keruntuhan lereng dapat juga terjadi akibat
bentuk topografinya (cut & fill) yang merupakan hasil aktifitas keruntuhan lereng terdahulu atau terintegrasi dengan longsoran alamnya.
Stabilitas lereng terhadap longsoran (8)
Gambar 2-4. Beberapa Tipe Lereng yang mengalami Pergerakan Material Serpih
Stabilitas lereng terhadap longsoran (9)
Jenis Longsoran dan Jenis pergerakan Longsoran
NO JENIS LONGSORAN JENIS PERGERAKAN
A. LONGSORAN LERENG TANAH
1. Longsoran Aliran Tanah (Earth Mud flows)
•
- Longsoran Aliran Tanah Lumpur (Earthflow)
•
- Longsoran Runtuhan Debris (Debris Avalance) Sedang (>1,5m/th) Cepat (>3m/th) 2. Longsoran Rotasi (Rotasional Slide) Sedang 3. Longsoran Translasi (Translational Slide)
-
- Longsoran Rayapan Tanah (Creepflow)
-
- Longsoran Rayapan Blok Bongkahan material
-
- Longsoran Rayapan Menyebar (Spread
-
Landslide)
Lambat (<1,5m/th) Lambat
Sedang 4. Longsoran Aliran Bahan Rombakan (Debris Flow) Cepat B. LONGSORAN LERENG BATUAN
1. Longsoran Runtuhan Batuan (Rockfall) Cepat
2. Jungkiran Batuan (Rock Topping) Cepat
3. Runtuhan Baji (Wedge/Jatuhan) Cepat
A. Longsoran Lereng Tanah (1)
A.1. Longsoran Aliran Tanah (Earth Mud Flows)
Tidak terbentuk alur air,
tanah, batuan dan tumbuhan walaupun bergerak
sepanjang lereng dan umumnya terjadi pada
lereng yang relative tegak serta tidak dijumpai
keruntuhan pada bagian
bawah lereng.
Tipe Pergerakan Longsoran tanah
(earth flow) Sedang
A.1.1. Longsoran Aliran Tanah Lumpur
A. Longsoran Lereng Tanah (2)
Ciri-ciri aliran lumpur :
1 Aliran lumpur terdiri dari tanah
sangat jenuh yang mudah mengalir (seperti air) kearah bawah.
2 Aliran jenuh air ini sering terjadi tanpa ada tanda-tanda terlebih dahulu setelah hujan lebat,
3 Selain itu aliran lumpur sering terjadi pada tanah yg mengandung tanah dan lanau tanpa atau dengan
lempung.
4 Dapat terjadi baik di atas maupun di
bawah jalan
1.2. Longsoran Runtuhan Debris (bahan rombakan)
Ciri-ciri Longsoran Debris :
1) Longsoran debris (bahan rombakan) ini terjadi karena fragmen batuan yang
menyusun lereng mengalami
degradasi seiring dengan perubahan waktu
2) Degradasi dapat terjadi karena
gangguan mekanik atau iklim yang juga dipicu adanya proses oksidasi yang merubah karakteristiknya secara fisik dan kimia
A. Longsoran Lereng Tanah (3)
Tipe Pergerakan Keruntuhan Lereng Debris
Cepat
2. Longsoran Aliran Tanah Berjenjang (Rotasi)
Ciri-ciri :
Terjadi pada material baik
tanah maupun debris batuan yg dikenal dengan tanah colluvial dan belum mengalami .
Umumnya terjadi pada
konsolidasi Unconsolidated materials (such as soil and debris).
Umumnya terjadi pada terjadi pada lereng dengan kemiringan sedang sampai tegak
A. Longsoran Lereng Tanah (4)
A. Longsoran Lereng Tanah (5)
Ciri-ciri Longsoran Rotasi :
1 Seperti halnya Aliran Tanah Lumpur tetapi material
longsoranya cenderung
merupakan bongkahan tanah 2 Material longsoran pada suatu
saat terhenti dengan dan
berpotensi sebagai beban pada lereng dibawahnya, sehingga terjadi longsoran susulan
berantai atau menjadi
Longsoran Rotasi
Tipe Pergerakan Longsoran Rotasi
Sedang
Ciri-ciri :
Pergerakan lereng berupa tanah atau batuan pada bidang lereng yang
merupakan material lemah dan umumnya terjadi pada lereng dengan kemiringan sedang sampai tegak
material dengan geologi batuan dasar yang
mempunyai nilai kuat geser rendah.
A. Longsoran Lereng Tanah (6)
3. Longsoran Translasi atau Plannar
3.1 Longsoran Rayapan Tanah
Longsoran lereng translasi ini seperti halnya longsoran rayapan hanya perbedaannya pada bagian kaki lereng terdapat material
longsor yang volumenya dapat semakin meningkat secara signifikan bila dibagian atas lerng mengalami gangguan, misalnya akibat
adanya beban diatasnya baik beban timbunan maupun lereng yang mengalami penjenuhan
A. Longsoran Lereng Tanah (7)
Ciri-ciri Longsoran Translasi
1 Di lereng bagian atas telah mengalami keruntuhan dan dicirikan adanya retak- retak memanjang
2 Pergerakan longsoran cukup cepat dan mendorong material dibawahnya
3 Pada bagian kaki lereng teridentifikasi
adaya tumpukan material
Tipe Pergerakan Longsoran Translasi
Sedang
3.2 Longsoran Rayapan Blok Bongkahan Material
Longsoran Rayapan terjadi dengan pergerakan lambat karena lapisan material berada diatas lapisan tanah/batuan yangkedap air. Longsoran rayapan ini umumnya mencakup daearh yang luas dan semakin
mengalami jenuh maka akan semakin bergerak
A. Longsoran Lereng Tanah (8)
Longsoran Aliran Tanah Lambat (Creep Flow) Lambat
3.3 Longsoran Rayapan Menyebar
Longsoran juga dapat bersifat menyebar dan banyak secara horizontal yang umumnya terjadi pada daerah yang didominasi material dengan butiran halus seperti pasir dan tanah lempung atau lanau.
Material longsor bergerak sesuai dengan arah aliran air dan pada kondisi deras, maka akan mengikis lapisan lempung lanau pasiran tersebut selanjjtnya terbawa arus air.
Aliran air yang membawa butiran halus timbul karena air yang teridentifikasi mengalir di lapangan tertahan oleh lapisan yang kedap air
A. Longsoran Lereng Tanah (9)
Tipe Pergerakan Longsoran Menyebar
(spread landslide) Sedang
Ciri-ciri
Pergerakan material
longsor cukup cepat pada konsisi lereng yang hampir vertical. Jenis material
ynag bergerak berupa
batuan. Yang dapat terjadi tipe jatuh bebas, runtuhan dan menggelundung.
Kejadian pada lereng batuan yang
kemiringannya hampir
B. Longsoran Batuan (1)
Tipe Pergerakan Longsoran Jatuhan Batuan
Cepat
Tipe Pergerakan Longsoran Jungkiran Batuan
Cepat
Runtuhan Batuan
Bilamana perlapisan batuan tersusun dan mempunyai kemiringan atau inclinasi tertentu serta teridentifikasi adanya joint kekar yang melemah antar fragment batuan, maka
akan berpotensi terjadinya luncuran yang juga sebagai runtuhan bongkah batuan (blok rocks)
Bilamamana perlapisan batuan sulit teridentifikasi tetapi dijumpai adanya indikasi beberapa joint kekar yang melemah, maka akan berpotensi mengalami runtuhan batuan (Rock Fall)
Jungkiran Batuan (Rock Topping)
Pemicu seperti :
Adanya aliran air disela-sela joint kekar pada lerengnya
Hilangnya ikatan antar fragment batuan karena butiran halus hilang terbawa oleh air.
Terdapat kondisi joint kekar vertikal yang mulai melemah.
Terdapat pola joint kekar horizontal yang memisahkan blok fragment batuan
Terdapat beberapa tempat yang sudah mulai runtuh karena oleh air atau getaran
Longsoran Runtuhan Baji (Wedge/Jatuhan)
Wedge/jatuhan (di atas atau di bawah jalan) adalah longsoran batuan dengan bidang keruntuhan adalah bentuk baji (wedge). Longsoran Wedge ini biasanya terjadi sepanjang bidang keruntuhan (distingtif) yang terbebtuk oleh adanya
perpotongan 2 (dua) atau lebih joint kekar yang mengalami perlemahan sehingga
keserasian (discontinuity pattern) yang berupa joint kekar tersebut menurun.
Faktor Penyebab Longsor (1)
A. Faktor penyebab ditinjau dari peristiwa 1. Gangguan Luar
1. Getaran yang ditimbulkan oleh antara lain: gempa bumi, peledakan, kereta api, dapat mengakibatkan gerakan tanah.
2. Pembebanan tambahan, terutama disebabkan oleh aktivitas manusia, misalnya adanya bangunan atau timbunan di atas tebing.
3. Hilangnya penahan lateral, dapat disebabkan antara lain oleh pengikisan (erosi sungai, pantai), aktivitas manusia (penggalian).
4. Hilangnya tumbuhan penutup, dapat menyebabkan timbulnya alur pada beberapa daerah tertentu menyebabkan erosi yang dapat memicu
gerakan tanah.
5. Kondisi lahan (berhubungan dengan zona distribusi air tanah).
6. Kondisi muka air tanah (fluktuasi, arah aliran, kecepatan aliran, kualitas dan temperatur air tanah), untuk itu perlu dilakukan pengamatan
terhadap pola aliran seperti diperlihatkan pada Gambar 2- 18.
Faktor Penyebab Longsor (2)
Gambar 2- 18. Pengamatan terhadap distribusi pola aliran air
2. Faktor penyebab ditinjau dari peristiwa Gangguan Dalam
1)
Naiknya berat massa tanah batuan : masuknya air ke dalam tanah menyebabkan terisinya rongga antarbutir sehingga massa tanah bertambah.
2)
Pelindian bahan perekat, air mampu melarutkan bahan pengikat butir yang membentuk batuan sedimen. Misalnya perekat dalam batu pasir yang
dilarutkan air sehingga ikatannya hilang.
3)
Naiknya muka air tanah : muka air dapat naik karena rembesan yang masuk pada pori antar butir tanah. Tekanan air pori naik sehingga kekuatan gesernya turun.
4)
Pengembangan tanah : rembesan air dapat menyebabkan tanah mengembang terutama untuk tanah lempung tertentu, jika lempung semacam itu terdapat di bawah lapisan lain.
5)
Surut cepat ; jika air dalam sungai atau waduk menurun terlalu cepat,
maka muka air tanah tidak dapat mengikuti kecepatan menurunnya muka air.
6)
Pencairan sendiri dapat terjadi pada beberapa jenis tanah yang jenuh air,
seperti pasir halus lepas hila terkena getaran (dikarenakan gempa bumi,
getaran seperti kereta api dan sebagainya).
Faktor Penyebab Longsor (3)
FK = S/ t
mdimana:
FK = faktor keamanan thd longsoran >1,3
S = kuat geser tanah
t m = tegangan geser yang bekerja
B. Faktor Penyebab dari
penentuan Faktor Keamanan Lereng
B.1 Gangguan Luar
Gambar 2- 19. Gangguan Kemantapan Lereng Karena Tegangan Horisontal Menurun
Faktor Penyebab Longsor (4)
Gambar 2- 20. Perubahan Tegangan Sebelum dan Sesudah Pembebanan
Faktor Penyebab Longsor (5)
Gambar 2- 21. Gangguan Kemantapan Lereng Karena Tegangan Vertikal Meningkat
Faktor Penyebab Longsor (6)
Gambar 2- 22. Retakan Susut Yang Terisi Air, Meningkatkan Tegangan Geser
Teg Tanah
Rekahan di isi air
Faktor Penyebab Longsor (7)
Gambar 2- 23. Gangguan Kemantapan Lereng Karena Tegangan Siklik
Faktor Penyebab Longsor (8)
Gambar 2- 24. Peta Gempa 2010, Penentuan Magnitude Beban Gempa (Siklik) untuk periode 50 tahun dengan periode waktu 1 detik
Faktor Penyebab Longsor (9)
B.2. Gangguan Dalam
Tabel 2- 1. Perlapisan Atartifikasi Tanah dan Batuan (McGown dan Cook, 1997)
Faktor Penyebab Longsor (10)
Gambar 2- 25. Sistim stratifikasi Tanah.Batuan didaerah Tropis sesuai dengan kondisi selama mengalami proses pelapukan
Faktor Penyebab Longsor (11)
Gambar 2- 26. Kondisi Stratifikasi Tanah antara terbentuk sebagai Perlapisan Endapan Sedimen dan Perlapisan
Lapukan ditempat sebagai Tanah Residual
Faktor Penyebab Longsor (12)
Gbr 2- 27. Kondisi Struktur geologi yang berkembang
Faktor Penyebab Longsor (13)
Gambar 2- 28. Perubahan Karakertistik Propertis Bataun yang ditunjukkan adanya perlemahan pada joint kekarnya yang dapat menjadi fractures.
Faktor Penyebab Longsor (14)
Gambar 2- 29. Longsoran Tanah akibat penjenuhan lereng
Faktor Penyebab Longsor (15)
Gambar 2- 32, Proses terangkutnya tanah yang membentuk sedimentasi endapan
Faktor Penyebab Longsor (16)
Gambar 2- 33. Diagram Pelarutan
Faktor Penyebab Longsor (17)
Gambar 2- 34. Hubungan antara PI dan LL beberapa tanah lempung
Faktor Penyebab Longsor (18)
Tabel 2- 3. Tingkat keaktifan tipikal untuk berbagai jenis unsur yang
terkandung dalam mineral lempung
Faktor Penyebab Longsor (19)
Mineral Aktifitas, A Perilaku
Kwarsa 0 Tidak aktif
Kalsit 0.2 Tidak aktif
Kaolinit 0.4 Tidak aktif
Ilit, Klorit dan Campuran Mineral 0.9 Normal
Ca Monmorilonit 1.5 Aktif
Na Monmorilonit >5 Aktif
Tabel 2- 4. Permeabilitas Relatif Mineral Lempung Utama
Kaolinit Ilit Monmorilonit
Permeabilitas
Relatif Tinggi Medium Rendah
Laju Konsolidasi Tinggi Medium Rendah
Faktor Penyebab Longsor (20)
B.4 Kondisi Lereng Lereng Tanah
Gambar 2- 35. Perubahan Kekuatan Geser Tanah Sepanjang Bidang Longsoran
Faktor Penyebab Longsor (21)
Gambar 2- 36. Perubahan Kekuatan Geser Tanah Pada Waktu Hujan Akibat Peningkatan Muka Air Tanah &
Penjenuhan Perlapisan Tanah
Faktor Penyebab Longsor (22)
Gambar 2- 37. Peningkatan Tekanan Air Pori Pada Bidang Longsoran Karena Perubahan Muka Air Tanah Bebas Waktu Pengisian Air Waduk
Faktor Penyebab Longsor (23)
Gambar 2- 38. Ilustrasi stabilitas lereng terhadap galian pada bagian mahkota dan kaki lereng
(Graphic by Rex Baum, U.S. Geological Survey.)
Faktor Penyebab Longsor (24)
Gambar 2- 39. Ilustrasi stabilitas lereng terhadap penambahan beban pada mahkota dan kaki
lereng (Graphic by Rex Baum, U.S. Geological Survey)
Faktor Penyebab Longsor (25)
Gambar 2- 40. Pengaruh muka air tanah (tinggi dan rendah) terhadap kontribusi terhadap
stabilitas lereng.
Faktor Penyebab Longsor (26)
LATIHAN KASUS-1
Terdapat Longsoran CADAS PANGERAN di Provinsi Jawa Barat, pada ruas jalan
Nasional Bandung-Sumedang. Pada sisi kiri jalan terdapat Bukit yang cukup tinggi yang mengalami longsoran berkali-kali, dan pada sisi kanan jalan terdapat jurang yang cukup dalam, namun masih cukup stabil, kecuali terdorong oleh longsoran bukit tersebut.
Longsoran bukit terjadi tahun 2005 berupa tanah lanau yang basah. Ruas jalan ini merupakan jalur lintasan berat dan rame, termasuk untuk angkutan batu bara.
Penanganan yang telah dilaksanakan anttara lain :
1. Pada sisi bukit yang longsor dibangun tembok penahan dengan pondasi bored piles tahun 2006
2. Bangunan penahan tersebut sengaja masih dimungkinkan untuk dilewati longsoran yang kemudian akan diangkut secara rutin keluar lokasi.
3. Dan ternyata masih mengalami longsor lagi pada bukit tersebut.
4. Pada lokasi yang berdekatan sekitar 300 m terdapat penanganan longsoran yang jenis tanahnya mengandung batu, dan pada sisi jurang telah dibangun cantilever.
PERTANYAAN :
1. Sebutkan jenis lereng yang ada pada lokasi longsoran CADAS PANGERAN tersebut ?
2. Sebutkan jenis longsoran yang ada, baik longsoran I maupun longsoran II di bukit tersebut?
3. Sebutkan penyebab terjadinya longsoran tersebut ?
4. Hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam penanganan selanjutnya, baik permanen maupun penanganan antisipatif/preventif ?
LATIHAN KASUS-2
Longsoran AEK LATONG di Sumatera Utara, pada ruas jalan Nasional terjadi sejak tahun 1990an. Pada sisi kanan jalan terdapat Bukit yang cukup tinggi dan pada sisi badan jalan (kanan) terdapat tampungan air yang dialirkan dengan gorong-gorong pada posisi
terendah. Pada setiap musim hujan terjadi pergeseran bukit tersebut yang mendorong badan jalan, sementara pada sisi sebelah kiri jalan terdapat jurang yang curam dan dalam serta badan jalan pada sisi jurang sering terjadi longsor ke dalam jurang.
Menurut hasil inventarisasi permasalahan didapat data dan penjelasan antara lain :
1. Ruas jalan tersebut terletak pada patahan dari pegunungan bukit barisan
2. Di atas bukit terdapat persawahan
3. Gorong-gorong yang ada kapasitasnya kurang mencukupi utk mengalirkan tampungan air sebelah sisi kanan secara cepat.
4. Badan jalan setiap tahun dialokasikan pemeliharaan rutin jalan dengan menimbun badan jalan sampai hasil solusi penanganan permanen ditetapkan.
5. Karena kondisi jalan yang tanjakannya curam >18%, sehingga pada musim hujan, kendaraan berat mengalami kesulitan untuk lewat.
PERTANYAAN :
1. Sebutkan jenis lereng yang ada pada lokasi longsoran AEK LATONG tersebut ?
2. Sebutkan jenis longsoran yang ada, baik longsoran di bukit maupun pada badan jalan ?
3. Sebutkan penyebab terjadinya longsoran tersebut ?
4. Hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam penanganan darurat maupun dalam penyiapan alternatif penanganan permanen ?