• Tidak ada hasil yang ditemukan

LABORATORIUM BETON

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "LABORATORIUM BETON "

Copied!
96
0
0

Teks penuh

Hasil optimal kuat tarik belah beton pada perendaman 28 hari dalam air terjadi pada beton serat bundel kosong 3% dan 1,5% Mpa oleh produsen perekat Admixture (78). Hal ini menunjukkan bahwa beton yang dicampur dengan ijuk tambah dari tandan kosong sawit dan penghasil lem additive (78) mengalami peningkatan kuat tarik beton dibandingkan dengan beton biasa, jadi beton dengan campuran tandan kosong sawit dan penghasil lem aditif ( 78) dapat digunakan pada struktur bangunan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Rumusan Masalah

Bolehkah penambahan gentian kelapa sawit kosong dan campuran konkrit AM 78 kepada campuran konkrit boleh meningkatkan atau mengurangkan kekuatan tegangan konkrit.

Ruang Lingkup Penelitian

Persentase aditif beton AM 78 yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1,5% dari berat semen yang digunakan pada umur 28 hari. Uji kuat tarik belah beton normal dan beton dengan penambahan serat kosong ijuk dan Aditif Beton AM 78.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Pembahasan

Beton nonstruktural, yaitu beton yang hanya terdiri dari campuran semen, air dan agregat serta bahan tambah (admixtures) bila diperlukan. Beton struktural, yaitu beton yang menggunakan campuran semen, air, agregat dan bahan tambah jika diperlukan serta baja tulangan (reinforcement).

Bahan Penyusun Campuran Beton

  • Semen Portland
  • Agregat
    • Agregat Halus
    • Agregat Kasar

Semen Portland adalah semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling terak semen Portland, yang secara khusus disusun dari kalsium silikat hidrolik dan digiling bersama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan dapat ditambahkan dengan bahan tambahan lainnya (SNI. Beton pilihan Proporsi campuran harus didasarkan pada campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang sama.

Gambar 2.1 Klasifikasi agregat berdasarkan sumber material (Mulyono,  2003).
Gambar 2.1 Klasifikasi agregat berdasarkan sumber material (Mulyono, 2003).

Bahan tambah

  • Serat Tandan Sawit

Nilai acak diambil untuk masing-masing campuran, baik pada beton standar maupun beton yang menggunakan zat aditif dan aditif. Setiap lapisan harus dipadatkan dengan cara ditusuk 25 kali dengan tongkat stainless steel.

Pengujian Kuat Tarik Belah

Gaya P bekerja pada kedua sisi silinder sepanjang L dan gaya ini didistribusikan pada luas penutup silinder (π.D.L), lambat laun beban bertambah, sehingga nilai maksimum tercapai dan silinder robek oleh gaya tarik horizontal (Gunawan, Sunarmasto dan Yunanto, 2014). Tegangan tarik yang terjadi pada saat sampel dibelah disebut tegangan tarik belah yang dihitung dengan persamaan berikut (SNI.

Penelitian Terdahulu

Sedangkan menurut (Tjokrodimulyo, 1996), tujuan utama penambahan serat pada beton adalah untuk meningkatkan kuat tarik beton, karena kuat tarik beton sangat rendah. Kuat tarik yang sangat rendah mengakibatkan beton mudah retak, yang pada gilirannya mengurangi daya tahan beton.

Metode Penelitian

Lokasi Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Bahan dan Peralatan 1. Bahan

  • Peralatan

Serat yang digunakan pada penelitian ini memiliki diameter ± 0,3 mm dan dipotong-potong dengan panjang ± 1–5 cm dengan perbandingan 1%, 2% dan 3% dari berat agregat halus yang digunakan. Serat yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari pabrik kelapa sawit di Adolina, Batang Terap, Kec. Admixture yang digunakan dalam penelitian ini adalah Admixture Adhesive Manufacturer 78 (Am 78) dengan persentase 1,5% dari berat semen.

Persiapan Penelitian

Pemeriksaan Agregat

Pemeriksaan Agregat Halus

  • Kadar Air Agregat Halus
  • Kadar Lumpur Agregat Halus
  • Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
  • Berat Isi Agregat Halus
  • Analisa Saringan Agregat Halus

Dari hasil penelitian diperoleh data pada tabel 3.1 untuk mengetahui kadar air agregat halus yang diperiksa. Berdasarkan Tabel 3.2 pemeriksaan kadar lumpur agregat halus dilakukan dengan cara mencuci sampel menggunakan air, kemudian disaring menggunakan saringan No. Berdasarkan standar ASTM C 128 dalam hal daya serap yang baik adalah dibawah 2% dan nilai daya serap agregat halus yang diperoleh memenuhi syarat.

Dari hasil penyelidikan diperoleh data pada Tabel 3.4 sehingga diketahui berat satuan agregat halus yang diteliti. Berdasarkan tabel 3.4 yang menjelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan, diperoleh hasil berat jenis agregat halus dengan rata-rata 1,34 gr/cm3. Dari hasil penelitian diperoleh data pada Tabel 3.5 dan batas gradasi agregat halus pada Gambar 3.2, sehingga diketahui modulus kehalusan agregat halus.

Berdasarkan Tabel 3.5 dijelaskan bahwa kajian analisis saringan agregat halus ini menggunakan nomor saringan yang telah ditentukan berdasarkan SNI, yang nantinya akan membuat grafik zona gradasi agregat yang diperoleh dari nilai kumulatif agregat. Berdasarkan Gambar 3.2 menjelaskan hasil analisis saringan agregat halus pada Tabel 3.5 diperoleh nilai modulus halus sebesar 2,76 dan dari grafik hasil pengujian diketahui bahwa agregat halus yang diuji masuk dalam zona 2 (pasir sedang) . seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Tabel 3.1: Data-data hasil penelitian kadar air halus.
Tabel 3.1: Data-data hasil penelitian kadar air halus.

Pemeriksaan Agregat Kasar

  • Kadar Air Agregat Kasar
  • Kadar Lumpur Agregat Kasar
  • Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
  • Berat Isi Agregat Kasar
  • Analisa Saringan Agregat Kasar

Berdasarkan Tabel 3.6 dijelaskan bahwa hasil pemeriksaan kadar air agregat kasar diperoleh kadar air rata-rata 0,5%. Berdasarkan ASTM C 117 yang tertera pada Tabel 3.7, hasil pemeriksaan kadar lumpur agregat kasar dilakukan dengan cara mencuci sampel menggunakan air, kemudian disaring menggunakan saringan No. Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat diperoleh data pada tabel 3.8 untuk mengetahui berat jenis dan nilai serapan agregat halus yang diteliti.

Pada Tabel 3.8 terdapat 3 macam berat jenis, yaitu berat jenis sampel semu, berat jenis SSD dan berat jenis sampel semu. Berat jenis total terpenuhi jika nilai Berat Jenis Sampel Kering < Berat Jenis SSD < Berat Jenis Sampel Semu. Eksperimen menunjukkan bahwa rata-rata berat jenis sampel kering adalah 2,676 g/cm3, rata-rata berat jenis SSD adalah 2,696 g/cm3 dan rata-rata berat jenis semu adalah 2,730 g/cm3.

Dari hasil penelitian diperoleh data pada Tabel 3.10 sehingga modulus kehalusan agregat kasar diketahui. Pemeriksaan analisis ayakan agregat kasar ini menggunakan nomor ayakan yang telah ditentukan berdasarkan SNI dari hasil persentase berat kumulatif yang lolos ayakan, sehingga pasir masih dalam kisaran kerikil maksimal 40 mm.

Tabel 3.7: Data-data hasil penelitian kadar lumpur agregat kasar.
Tabel 3.7: Data-data hasil penelitian kadar lumpur agregat kasar.

Perencanaan Campuran Beton

Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Material

  • Pembuatan Benda Uji
  • Perawatan Beton
  • Pengujian Kuat Tarik Belah

Dari hasil uji abrasi agregat dengan mesin Los Angeles diperoleh nilai abrasi sebesar 14,92% yang kemudian digunakan untuk menghitung persentase campuran beton. Setelah beton dikeluarkan dari cetakan, beton dikeringkan dengan cara direndam dalam air sampai dilakukan uji kuat tekan yaitu pada umur 28 hari. Spesimen ditempatkan dalam arah memanjang pada tester dan kemudian beban tekan diterapkan secara seragam dari atas sepanjang silinder.

Perencanaan Campuran Beton

  • Metode Pengerjaan Mix Design

Berdasarkan tabel 4.5 menjelaskan besarnya berat sisa agregat kasar yang dibutuhkan untuk masing-masing ayakan dalam 1 benda uji yaitu ayakan 1,5 dari 0,28 kg, ayakan 3/4 dari 1,99 kg, ayakan 3/8 dari 2,67 kg dan ayakan no. 4 dari 0,86 kg. Berdasarkan analisis ayakan untuk 50 benda uji, diperoleh bobot masing-masing ayakan pada Tabel 4.8 dan Tabel 4.9. Berdasarkan Tabel 4.8 dijelaskan bahwa besarnya berat sisa agregat kasar yang dibutuhkan untuk masing-masing ayakan pada 12 benda uji adalah ayakan 1,5" sebesar 3,32 kg, ayakan 3/4" sebesar 23,93 kg, ayakan 3/8 ayakan 32,09 kg dan ayakan no.4 sebesar 10,28 kg dan total agregat kasar yang tertahan untuk 12 benda uji adalah 69,62 kg.

Fraksi berat agregat halus dan agregat campuran ditentukan dengan memilih kelompok ukuran butir agregat terbesar yaitu 40 mm dengan nilai slump 60-180 mm dari nilai faktor air-semen 0,44 pada Gambar 4.2. Proporsi campuran berdasarkan kondisi agregat dalam kasus kejenuhan kering permukaan semen, air, agregat halus dan agregat kasar dihitung dalam m3 campuran.

Tabel 4.2: Perencanaan campuran beton (SNI 03-2834-2000).
Tabel 4.2: Perencanaan campuran beton (SNI 03-2834-2000).

Pembuatan Benda Uji

Setiap pengambilan dari loyang harus bisa mewakili adonan, isi 1/3 cetakan dengan adonan kemudian padatkan dengan cara dilubangi dengan batang besi diameter 16 mm, dengan jumlah lubang sebanyak 25 buah, lanjut selama 2/3 dan 3/3 atau sampai cetakan penuh, lalu pukul bagian luar cetakan dengan palu karet untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam adonan, setelah itu permukaan cetakan diratakan dan ditutup dengan kaca agar penguapan air dari beton segar. Uji subsidence dilakukan dengan kerucut Abrams dengan cara mengisi kerucut Abrams dengan 3 lapis beton segar, setiap lapisan sekitar 1/3 dari isi kerucut di setiap lapisan ditusuk 25 kali, batang harus masuk ke dasar setiap lapisan setelah pengisian selesai, ratakan permukaan kerucut lalu angkat cetakan dengan jarak waktu 300mm. Selesaikan seluruh pekerjaan pengujian dari awal pengisian hingga pelepasan cetakan tanpa henti dalam waktu tidak lebih dari 2,5 menit, ukur tinggi campuran, selisih tinggi kerucut dan campuran adalah nilai slump.

Berdasarkan Tabel 4.10, perbandingan nilai slump antara beton normal, beton dengan 1% berkas serat kosong dan beton pabrikan perekat Admixture dengan tambah 2% serat kosong dan beton pabrikan perekat Admixture dengan 3% berkas serat kosong dan pabrikan perekat Admixture dimana pada beton normal nilai slump tertinggi adalah 7 cm, sedangkan beton dengan campuran serat kosong bundel dan bahan tambahan perekat pabrikan (78) mengalami penurunan nilai slump.

Tabel 4.10 : Lanjutan.
Tabel 4.10 : Lanjutan.

Pengujian Kuat Tarik Belah Beton

  • Kuat Tarik Belah Beton Normal

Pengujian beton serat klaster buah kosong 1% dan perekat pabrikan Admixture 1,5% (78) dilakukan pada saat beton berumur 28 hari dengan jumlah sampel sebanyak 3 buah. Hasil kuat tarik belah beton serat tandan kosong 1% dan pabrik admixture per hari dapat dilihat pada Tabel 4.12. Tabel 4.12 menjelaskan hasil uji kuat tarik belah beton serat tandan buah kosong 3% dan bahan perekat additive per hari.

Hasil kuat tarik belah beton serat bundel kosong 2% dan aditif perekat pabrikan per hari dapat dilihat pada tabel 4.13. Tabel 4.13 menjelaskan hasil uji kuat tarik belah beton serat bundel kosong 2% dan aditif produsen perekat per hari. Pengujian beton berbahan dasar kosong serat 3% dan perekat pabrikan Admixture 1,5% (78) dilakukan pada saat beton berumur 28 hari dengan 3 sampel.

Hasil kuat tarik belah 3% serat beton pabrikan tandan buah kosong dan penambahan lem per hari dapat dilihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14 menjelaskan hasil uji kuat tarik beton serat hampa 3% dari tandan buah dan bahan tambahan perekat per hari.

Tabel 4.11: Hasil pengujian kuat tarik belah beton normal.
Tabel 4.11: Hasil pengujian kuat tarik belah beton normal.

Pembahasan

Dari hasil Gambar 4.6 terlihat bahwa persentase peningkatan kuat tekan beton terjadi akibat penambahan klaster serat kosong dan Additive Adhesive Manufacturer (78) 28 hari. Perbandingan kuat tarik belah beton normal dengan beton yang menggunakan serat tandan kosong 1% dan penambahan serat tandan kosong 1,5% 1,5% dan penambahan serat tandan kosong 1,5% 3% dan campuran campuran kosong persentase produsen perekat mengalami peningkatan. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut terjadi adalah karena persentase serat tandan kosong yang benar-benar digunakan untuk meningkatkan kuat tarik belah beton, dan kecocokan serat tandan kosong dengan bahan pembuat lem Admixture (78) membuat kuat tarik belah beton lebih tinggi lagi.

Persentase tertinggi terdapat pada beton dengan variasi 3% bundle serat kosong dan 1,5% additive adhesive manufacturer (78) sebesar 39,2% pada umur 28 hari. Persentase tertinggi terdapat pada beton dengan variasi 3% bundle serat kosong dan 1,5% additive adhesive manufacturer (78) sebesar 39,2% pada umur 28 hari.

Gambar 4.7: Grafik persentase kenaikan kuat tarik belah beton 28 hari.
Gambar 4.7: Grafik persentase kenaikan kuat tarik belah beton 28 hari.

Kesimpulan

Saran

Pengaruh penambahan tandan kosong kelapa sawit terhadap kuat tekan dan kuat tarik retak beton.

1993). TATA CARA PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN BETON NORMAL

LABORATORIUM BETON

Pencocokan Agregat Kasar 1,5” Sampel I Sampel II Berat rata-rata sampel SSD di udara (berat sampel SSD. Kering permukaan jenuh) A. Pencocokan Agregat Halus No.4 Sampel I Sampel II Rata-rata Berat sampel SSD di udara (berat sampel SSD) . permukaan jenuh kering) B.

GAMBAR L1: DOKUMENTASI PERSIAPAN PENELITIAN
GAMBAR L1: DOKUMENTASI PERSIAPAN PENELITIAN

Gambar

Gambar 2.1 Klasifikasi agregat berdasarkan sumber material (Mulyono,  2003).
Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian  Perendaman Benda Uji Masing – masing pada umur 28 Hari
Tabel 3.2: Data-data hasil penelitian kadar lumpur agregat halus.
Tabel 3.3: Data-data hasil penelitian berat jenis dan penyerapan agregat halus.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tugas akhir ini kami tulis dengan judul PENGARUH PEMBERIAN CACAHAN PLASTIK HDPE (HIGH DENSITY POLY-ETHYLENE) SEBAGAI SERAT TERHADAP KUAT LENTUR BETON SERAT untuk