Tugas Perkembangan Remaja, Perkembangan Psikologis/Emosional, dan Perkembangan Reproduksi serta Seksualitas dan Pacaran Sehat. Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, bukan sekedar bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi dan prosesnya (Widyastuti, 2009). Promosi (edukasi) kesehatan reproduksi di kalangan remaja seringkali dimaknai sebagai pendidikan seks, dimana sebagian besar masyarakat di Indonesia masih menganggap tabu mengenai hal tersebut.
Bahkan terdapat lembaga pendidikan formal tingkat sekolah menengah yang masih enggan memberikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada siswanya. Diperkirakan remaja di seluruh dunia berjumlah 1,2 miliar atau 18% dari total populasi global (WHO, 2014). Menurut data yang diperoleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengenai status kesehatan reproduksi remaja, ditemukan bahwa 33,3% remaja perempuan dan 34,5% remaja laki-laki berusia 15 hingga 19 tahun mulai berkencan ketika mereka berusia di bawah 15 tahun. tahun.
Kegiatan Penyuluhan
Metode
Media
Materi (terlampir)
Tugas Perkembangan Remaja, Perkembangan Psikolologis/Emosional, Perkembangan Organ Reproduksi
Seksualitas dan Pacaran sehat
Proses pembuahan merupakan pertemuan sel telur dan sel sperma untuk bersatu dan membentuk zigot, yang kemudian menjadi embrio seperti embrio janin. Namun dokter umumnya menghitung awal kehamilan dari hari pertama haid terakhir (LMP), yaitu sekitar 2 minggu sebelum pembuahan terjadi. Di dalam indung telur wanita terdapat banyak sel telur, namun setiap bulannya terdapat satu sel telur di dalam kantung (folikel) yang siap matang.
Setelah matang, sel telur dilepaskan dari folikel sehingga terjadi ovulasi yang dirangsang oleh hormon LH (leutenizing hormone). Dalam kondisi tertentu, tidak hanya satu sel telur yang matang dan berovulasi, dan inilah sebabnya terjadi kehamilan ganda. Setelah keluar dari ovarium, sel telur berada di tuba falopi dan perlahan menuju rahim.
Umur sel telur di tuba falopi hanya 24 jam, sehingga jika tidak ada sel sperma yang membuahinya maka akan mati dan tidak terjadi kehamilan. Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron yang bertugas menebalkan lapisan rahim dengan nutrisi dan aliran darah sehingga siap berperan sebagai 'rumah' bagi sel telur yang telah dibuahi. Jika tidak ada sperma yang dapat membuahi sel telur, maka sel telur akan berpindah menuju rahim dan dimusnahkan.
Lapisan dinding rahim yang menebal mulai mengalami proses sekresi, sehingga keluarlah darah menstruasi. Jika hanya satu sperma yang berhasil mencapai tuba falopi dan menembus sel telur, maka akan terjadi pembuahan. Namun dulu, sel telur yang telah dibuahi biasanya bertahan di saluran tuba selama 3-4 hari.
Dalam waktu 24 jam setelah dibuahi, sel telur akan cepat membelah menjadi banyak sel. Proses pembelahan ini berlanjut seiring pergerakan sel telur dari tuba falopi menuju rahim. Dalam waktu 3 minggu, sel-sel yang menempel pada dinding rahim mulai berkembang menjadi tunas, dan sel saraf pertama bayi sudah mulai terbentuk.
Masalah Kesehatan Reproduksi 1. Penyakit/Infeksi Menular Seksual
Nyeri dan bengkak di sekitar testis Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus. Herpes genital merupakan penyakit seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sering disebut HSV. Kutil kelamin atau genital warts merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus yang dikenal dengan nama human papillomavirus (HPV).
Kehamilan yang tidak diinginkan adalah kehamilan yang terjadi baik karena waktunya yang tidak tepat (salah) maupun karena kehamilan yang tidak diinginkan (tidak diinginkan). Mengenai organ reproduksinya, ia belum siap untuk berhubungan badan atau hamil, sehingga jika hamil ia berisiko mengalami tekanan darah tinggi (karena tubuhnya tidak kuat). Meski lebih mahal dibandingkan nilon, celana dalam berbahan katun memiliki banyak manfaat, termasuk melancarkan sirkulasi udara di organ reproduksi.
Bagi wanita yang memakai celana berbahan katun akan terhindar dari keputihan, sedangkan bagi pria yang memakai celana dalam berbahan katun akan terhindar dari penyakit kulit pada organ reproduksi seperti panu. Bagi pria pun, terlalu banyak mengeluarkan keringat tidak baik bagi kesehatan kulit hingga organ reproduksi. Untuk menjaga kesehatan organ reproduksi pria dan wanita, sebaiknya organ reproduksinya dikeringkan dengan handuk setelah buang air kecil dan besar.
Jangan menggunakan tisu untuk mengeringkan organ reproduksi karena terdapat zat pemutih yang dapat menempel pada organ reproduksi wanita dan pria. Membersihkan organ reproduksi dengan produk kebersihan kewanitaan ternyata dapat mendorong tumbuhnya bakteri dan jamur penyebab keputihan. Tingkat keasaman yang tidak memadai justru menyebabkan bakteri jahat menumpuk di organ reproduksi.
Jika tangan Anda tidak dibersihkan dari kuman lalu Anda menyentuh organ reproduksi Anda, maka kuman yang menempel di tangan Anda bisa saja berpindah ke organ reproduksi Anda. Untuk menjaga kebersihan organ reproduksi wanita dan pria, cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar. Jika tangan Anda dipenuhi kuman dan bakteri lalu Anda mengonsumsi makanan, Anda rentan terkena diare.
Hak-hak seksual & reproduksi
Jika Anda mengalami diare berkepanjangan disertai sakit perut, Anda bisa mengonsumsi obat sakit perut akibat diare. Bahaya tidak mencuci tangan setelah buang air besar bukan hanya ketika selesai buang air besar dan menyentuh Mr P atau Ny. V maka kuman dan bakteri akan berpindah ke Mr P atau Ny. V. Pencucian Alat Reproduksi yang Benar. Banyak sekali orang yang salah mencuci alat kelaminnya, cara yang salah ini justru dapat menimbulkan berbagai jenis masalah kesehatan alat kelamin.
Kuman dan bakteri yang ada di alat kelamin terlempar ke belakang, bukan dari belakang ke depan. Jika Anda mencuci alat kelamin dari belakang ke depan, akibatnya adalah masuknya bakteri dari anus ke alat kelamin. Hal ini sebenarnya berbahaya karena kuman tersebut sudah terdapat pada alat kelamin dan akan menimbulkan infeksi, baik itu infeksi saluran kemih, infeksi penyebab penyakit kelamin dan masih banyak lagi yang lainnya.
Setiap perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang diperlukannya agar ia sehat dan aman selama hamil dan melahirkan, serta mempunyai bayi yang sehat. Setiap remaja, baik laki-laki maupun perempuan, berhak atas informasi yang akurat dan benar tentang reproduksi agar dapat berperilaku sehat dalam menjalani kehidupan seks yang bertanggung jawab. Setiap laki-laki dan perempuan berhak memperoleh informasi yang mudah, lengkap dan akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.
Setelah mendapat informasi dan mengetahui manfaat serta tujuan penelitian yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Remaja Sebelum dan Sesudah Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di SMP Negeri 2 Nguling Kabupaten Pasuruan”. Ini. Setelah mendapat informasi dan mengetahui manfaat serta tujuan penelitian yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Remaja Sebelum dan Sesudah Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di SMP Negeri 2 Nguling Kabupaten Pasuruan”. Anak-anak kami berkewajiban untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dengan ketentuan jika mereka dirugikan dengan cara apa pun dan kapan pun, mereka berhak untuk menarik persetujuan ini.
DATA UMUM
Pada masa remaja, sebagian besar remaja mulai berkencan. Menurut Anda apa arti kencan yang sehat? Menurut Anda, pendidikan kesehatan reproduksi remaja merupakan hal yang tabu dan tidak boleh dikhususkan untuk remaja. Untuk melindungi diri kita dari HIV/AIDS, kita harus menghindari orang yang tertular penyakit ini.