• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Lampiran 1 JADWAL KEGIATAN LAPORAN TUGAS AKHIR - poltekkes-malang.ac.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Lampiran 1 JADWAL KEGIATAN LAPORAN TUGAS AKHIR - poltekkes-malang.ac.id"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1 JADWAL KEGIATAN LAPORAN TUGAS AKHIR

No Kegiatan 18-Sep Oktober

2018 18-Nov Desember 2018

Januari 2019

Februari

2019 Maret 2019 Apr-19 Mei 2019 Juni 2019 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

Informasi penyelenggaraan Proposal LTA

2 Informasi

Pembimbing

3

Proses

Penyusunan dan bimbingan Proposal LTA

4

Pengumpulan proposal kePanitia/

Pendaftaran seminar Proposal ke Panitia

5 Seminar

Proposal

6

Revisi dan persetujuan Proposal oleh penguji

7

Mengambil kasus dan penulisan laporan

8 Pendaftaran

ujian LTA

(2)

9 Pelaksanaan

ujian LTA 10 Revisi laporan

LTA

(3)

Lampiran 2 Surat Pengantar Bakesbangpol

(4)

Lampiran 3 Surat Permohonan Pelaksanaan Studi Pendahuluan

(5)

Lampiran 4 Surat Balasan izin Pelaksanaan Studi Pendahuluan

(6)

Lampiran 5 Surat Permohonan Pelaksanaan Studi Kasus Laporan Tugas Akhir

(7)

Lampiran 6 Surat Balasan izin Pelaksanaan Studi Kasus Laporan Tugas Akhir

(8)

Lampiran 7 Pernyataan Kesediaan Membimbing

(9)

Lampiran 8 Lembar Konsultasi

(10)

Lampiran 9

(11)

Lampiran 10 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

(12)

Lampiran 11 RENCANA KEGIATAN (POA)

No. Kunjungan Tujuan Kegiatan Tempat Instrumen

1. Kala I  Kemajuan persalinan sesuai waktu, yaitu 1 cm setiap jam pada

primigravida dan 1-2 cm setiap jam pada

multigravida

 Lama kala I berlangsung 12 jam pada primigravida dan 8 jam pada

multigravida

 Keadaan ibu dan janin baik, ditandai dengan:

Kesadaran ibu composmentis

 Anamnesa

 Pemeriksaan fisik

 Melakukan

penapisan ibu bersalin

 Observasi DJJ, his, dan nadi setiap 30 menit

 Pemeriksaan dalam, tekanan darah, dan suhu setiap 4 jam atau jika ada indikasi (ketuban pecah, ibu memiliki dorongan kuat meneran)

 Mempersiapkan perlengkapan, bahan, dan obat-

obatan untuk

persiapan pertolongan kelahiran bayi

 Mendokumentasikan dalam lembar

PMB Suhartiningtyas

 Panduan wawancara

 Format asuhan kebidanan pada ibu bersalin

 Lembar penapisan

 Lembar observasi

 Lembar partograf

 Buku KIA

 Timbangan

 Tensimeter

 Stetoskop

 Jam tangan/stopwatch

 termometer

 Metlin

 Funandoskope/doppler

 Penlight

 Hammer refleks.

(13)

TTV ibu dalam batas normal DJJ dalam batas normal (120-

160x/menit)

observasi dan partograf

2. Kala II  Lama ibu meneran mulai pembukaan lengkap hingga bayi lahir tidak lebih dari 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada

multigravida

 Bayi lahir selamat dengan AS 7- 10

 Tidak terjadi laserasi perineum derajat 3-4

 Memastikan

pembukaan lengkap

 Pertolongan

persalinan sesuai APN 60 langkah sampai lahirnya bayi

 Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

PMB Suhartiningtyas

 kacamata google

 masker

 skoret

 head cap

 sepatu boots

 bak instrumen

 2 pasang handscoen steril

 spuit 3 cc

 2 ampul oksitosin 10 IU

 ½ kotcher

 gunting episiotomi

 2 klem arteri

 gunting tali pusat

 benang tali pusat/penjepit tali pusat

 kasa

 kateter nelaton

 bengkok

(14)

 Jika dilakukan episiotomi, maka luka episiotomi terarah

 Bayi tidak mengalami hipotermi (selimuti dan beri topi bayi) 3. Kala III  Kontraksi

uterus baik

 Plasenta lahir lengkap dalam waktu 15 menit

 Perdarahan 100-200 cc

 Manajemen aktif kala III sesuai pedoman APN

 Melakukan

penjahitan jika terdapat laserasi

PMB Suhartiningtyas

 bak instrumen

 1 pasang handscoen steril

 spuit 3 cc

 lidocain 1%

 pinset anatomis

 klem arteri

 needle horder

 jarum, catgut

 gunting benang

 deppers

 kasa

 bola tampon

 bengkok

 lampu sorot 4. Kala IV  Total

perdarahan

 Membersihkan serta merapikan ibu

PMB Suhartiningtyas

 Larutan klorin 0,5%

 Lembar partograf

(15)

tidak lebih dari 500 cc

 Kontraksi uterus baik

 Tidak terjadi perdarahan

 Ibu dan bayi dalam kondisi baik ditandai dengan:

Kesadaran ibu composmentis TTV ibu dalam batas normal TTV bayi dalam batas normal

 Bayi terhindar dari

hipotermi, infeksi, dan komplikasi lain

dan tempat

persalinan

 Observasi tekanan darah, nadi, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua

 Observasi suhu setiap jam pada 2 jam pertama

 Melakukan

pemeriksaan dan observasi bayi baru lahir selama 2 jam pertama

 Tensimeter

 Stetoskop

 Termometer

 Jam tangan/stopwatch

 timbangan bayi

 metlin

 penlight

(16)
(17)

Lampiran 12 Format Pengkajian Ibu bersalin

I. PENGKAJIAN 1.1 Data Subyektif

Tanggal : ...

Pukul : ...

Tempat : ...

Nomor Rekam Medik : ...

1.1.1 Identifikasi klien Nama klien (inisial)

: ... Nama suami (inisial)

: ...

Umur : ... Umur : ...

Suku/kebangsaan : ... Suku/kebangsaan : ...

Agama : ... Agama : ...

Pendidikan : ... Pendidikan : ...

Pekerjaan : ... Pekerjaan : ...

Penghasilan : ... Penghasilan : ...

Alamat : ... Alamat : ...

1.1.2 Keluhan utama

...

1.1.3 Riwayat kesehatan ibu.

a. Riwayat kesehatan yang lalu

...

b. Riwayat kesehatan sekarang

...

c. Riwayat kesehatan keluarga

...

1.1.4 Riwayat menstruasi

a. Menarche : ... tahun

b. Siklus menstruasi : ... hari (teratur / tidak) c. Lama : ... hari

d. Banyak darah : ...

e. Konsistensi : ...

f. Dismenorhea : ...ya/tidak (sebelum/selama/sesudah menstruasi)

g. Flour albus : ... ya/tidak (sebelum/selama/sesudah menstruasi)

warna... bau... gatal...

h. HPHT :……….

1.1.5 Riwayat Pernikahan

a. Status pernikahan : sah / tidak

b. Menikah ke : ...

c. Usia pertama menikah : ...

d. Lama perkawinan : ...

(18)

1.1.6 Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

1.1.7 Riwayat kontrasepsi yang digunakan

1) Jenis Kontrasepsi : ...

2) Mulai Memakai : ...

3) Oleh : ...

4) Keluhan : ...

5) Alasan Berhenti/ganti cara : ...

6) Oleh : ...

1.1.8 Riwayat kehamilan sekarang

HPHT : ... HPL : ...

Usia kehamilan : ... minggu

Diagnosa : G ... P ... Ab ...

ANC teratur / tidak, frekuensi ... kali, di ...

Keluhan/komplikasi selama kehamilan

...

Riwayat merokok / minum-minuman keras / minum jamu / Status imunisasi TT : T0/T1/T2/T3/T4/T5

Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir ... kali

Obat yang diminum selama hamil : tablet penambah darah / kalsium / asam folat / multivitamin

1.1.9 Pola Aktivitas Terakhir (1) Pola nutrisi

Makan Terakhir : Tanggal : Pukul:

Minum Terakhir : Tanggal : Pukul:

Macam : ……… ………

Jumlah : ……… ………

Keluhan : ……… ………

(2) Pola eliminasi BAB Terakhir BAK Terakhir

Frekuensi : ……… ………

Jumlah : ……… ………

(3) Pola aktivitas : ……… ………

(4) Istirahat/tidur : ……….………

(5) Personal Hygiene :

Kebiasaan mandi : ……kali/hari

Kebiasaan menganti pakaian dalam : ………..

1.1.10 Data Psiko, Sosial, dan Budaya

usia kehamilan Penyulit jenis Penolong tempat BBL/PBLjenis kelamin penyulit ASI Penyulit

Hamil ke Kehamilan Persalinan Nifas

(19)

...

1.2 Data Obyektif

1.2.1 Pemeriksaan Umum

a. Kesadaran : ...

b. Tekanan darah : ... mmHg.

c. Suhu : ...° C

d. Nadi : ... kali /menit (teratur/ tidak teratur) e. Pernafasan : ... kali /menit

f. BB (Sebelum hamil) : ...kg (Sekarang) : ...kg g. TB : ...cm

h. LILA : ...cm

1.2.2 Pemeriksaan Khusus

a. Kepala : Kebersihan : ...

b. Muka : Wajah : Pucat/ Sianosis Edema wajah : ...

c. Mata : Kelopak Mata : ...

Conjugtiva : Pucat/ merah muda/ hiperemi Sklera : Putih/ Ikterus/

d. Mulut dan gigi : karies/stomatitis/ pendarahan gusi/

Lidah : bersih/ kotor e. Hidung :

Sekret : ...

Kebersihan : ...

f. Telinga : Kebersihan : ...

g. Leher : Pembesaran Vena Jugularis: ...

h. Puting susu : menonjol/tidak, bersih/tidak

Colostrum : ...

i. Abdomen

Bekas luka operasi : ...

Leopold I : ...

Leopold II : ...

Leopold III : ...

Leopold IV : ...

TBJ :………..

Auskultasi DJJ : Frekuensi : ... kali / menit His : Frekuensi: ( ..../ .../ ...) Kandung kemih : penuh/tidak

j. Pengeluaran pervaginam : ...

Varises : ...

Oedema : ...

Kebersihan : ...

Anus (Hemoroid) : ...

k. Ekstremitas atas dan bawah

Oedem : ...

Varises : ...

(20)

1.2.3 Pemeriksaan dalam

v/v : Lendir-darah / air ketuban / darah segar Ø : ... cm

Ketuban : + / - ( Jika Pecah Jernih / Mekonial/

Darah / kering pada tanggal ... jam ...)

Bagian Terdahulu : ...

Bagian Terendah : ...

Moulage : 0 / 1 / 2 / 3 Hodge : I / II / III / IV

Bagian Berdenyut di sekitar bagian terendah janin : Ada /Tidak Bagian Kecil di sekitar bagian terendah janin : Ada /Tidak 1.2.4 Pemeriksaan penunjang

...

II. INTEPRETASI DATA

DX : Ny. ….G ... P….Ab….. UK ... minggu T/H/I dalam persalinan kala ...

DS : ...

DO : ………

Masalah Aktual :

...

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL Tanggal / Jam :

DS : ………

DO : ………

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Tanggal : ... Pukul : ...

No Diagnosa Tindakan/ kebutuhan segera

V. INTERVENSI

Dx : Ny. … G ... P…. Ab….. UK ... - ... Minggu T/H/I Punggung ... Letak ... dengan persalinan Kala .... Fase ....

Tujuan : Sesuaikan dengan masalah yang ada KH : Sesuaikan dengan tujuan asuhan

(21)

Intervensi :

1. ………...

Rasional : ………...

2. ………...

Rasional : ………...

Intervensi Masalah

1. .………...………

2. ………...……

VI. IMPLEMENTASI

Tanggal ………….. Pukul : ……….

1. ………...…………...

2. ………...………...

VII. EVALUASI

Tanggal ………….. Jam ………..

S : ...

O : ...

A : ...

P : ...

(22)

Lampiran 13 PENAPISAN IBU BERSALIN

DETEKSI KEMUNGKINAN KOMPLIKASI GAWAT DARURAT

No. KETERANGAN YA TIDAK

1. Riwayat Bedah sesar

2. Perdarahan pervaginam selain dari lendir bercampur darah ( Blood Show )

3. Kehamilan kurang bulan ( 37 minggu )

4. Ketuban pecah dengan mekonium yang kental 5. Ketuban pecah bercampur dengan meconium disetai

tanda-tanda gawat janin 6. Ketuban pecah lama > 24 jam

7. Ketuban pecah dengan kehamilan < 37 minggu 8. Tanda-tanda atau gejala-gejala infeksi

9. Ikterus 10. Anemia berat

11. Tekanan Darah > 160 / 110 ( PEB ) 12. Tinggi Fundus Uteri > 40cm

13. Gawat janin dengan DJJ < 100 atau > 180 / menit

14. Primipara pada persalinan faseaktif dengan palpasi kepala janin masih 5/5

15. Presentasi bukan belakang kepala (sungsang,lintang, dsb) 16. Tali Pusat menumbung

17. Presentasi Ganda ( majemuk ) 18. Tanda dan gejala syok

19. Tanda dan gejala partus lama

20. Tanda dan gejala persalinan dengan Fase laten yang memajang (fase laten > 8 jam,kontraksi teratur > 2 kali dalam 10 menit ) Partograf mengarah garis waspada 21. Penyakit kronis : kencing manis, jantung, asma berat,

TBC, dan kesulitan bernafas (Sumber : JPNKR,2017)

(23)

Lampiran 14 KSPR

(24)

Lampiran 15 Lembar Observasi

(25)
(26)

Lampiran 16 Partograf

(27)
(28)

Lampiran 17 SOP Pengurangan Rasa Nyeri Non-Farmakologi dengan Effleurage

PROTAP PROSEDUR GAMBAR

Pengertian Penatalaksanaan nyeri secara non farmakologi adalah metode yang tidak memerlukan pemberian obat pada penatalaksanaanya.

Indikasi Ibu inpartu

Tujuan Untuk meningkatkan kenyamanan dalam menghadapi nyeri persalinan

Persiapan

Tempat

Ruangan dalam kondisi bersih dan memasang sampiran untuk menjaga privasi pasien.

Persiapan

Alat

Alat

1. Tempat tidur 2. Selimut 3. Bantal 4. Baby oil

Pelaksanaan Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengurangan rasa nyeri non- farmakologis dengan effleurage:

1. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan 2. Pastikan privasi ibu terjaga selama tindakan

dilakukan.

Langkah-langkah dalam melakukan pengurangan rasa nyeri non-farmakologis dengan effleurage:

3. Posisikan setengah duduk dengan kaki fleksi membentuk sudut 45 derajat.

4. Beritahu ibu untuk menarik nafas dalam melalui hidung dan mengeluakan lewat mulut sampai ibu merasa rileks.

5. Tuangkan baby oil pada kedua telapak tangan.

6. Saat timbul kontraksi, minta ibu menarik nafas dalam dan berikan sentuhan dengan pola seperti kupu-kupu dengan cara kedua telapak tangan bergerak melingkari abdomen, dimulai dari abdomen bagian bawah diatas simphisis pubis, kemudian kearah samping perut sampai ke fundus uteri, ketika sentuhan sampai di fundus, minta ibu ekspirasi pelan-pelan, dan kemudian telapak tangan turun ke umbilicus dan kembali ke abdomen bagian bawah diatas simphisis pubis, secara kontinyu selama kontraksi.

7. Jika dilakukan dengan satu telapak tangan, lakukan dengan cara melingkari abdomen dimulai dari abdomen bagian bawah diatas simphisis pubis,

Gambar. Posisi setengah duduk

Gambar. Effleurage dengan dua tangan

Gambar. Effleurage dengan satu tangan

(29)

kemudian kearah samping perut sampai ke fundus uteri kemudian turun kembali ke abdomen bagian bawah diatas simphisis pubis.

(Sumber : Bobak, 2005)

(30)

Lampiran 18 60 LANGKAH

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No Kegiatan

1 I. Mengenali tanda gejala kala II

1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran

Ibu merasakn tekanan yang semakin meningkat pada rektum Perineum tampak meninjol

Vulva dan sfingter ani membuka

2 II. Meyiapkan pertolongan persalinan

Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan tatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir.

Untuk resusitasi siapkan tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 kain/handuk bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm di atas tubuh bayi.

3 Pakai celemek plastik

4 Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dann air bersih mengalir, kemudia keringka tangan denggan atau handuk pribadi yang bersih dan kering

5 Pakai sarung tanggan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam

6 Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunkan tangan dengan memakai sarung tangan DTT atau steril ) pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik

7 III. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik Bersihkan vulva dan perineum dengan hati-hati (jari tidak menyentuh vulva dan perineum) dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.

 Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang

 Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia

 Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendamdalam larutan klorin 0,5% langkah 9)

8 Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.

 Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap, maka lakukan amniotomi.

9 Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit.

Cuci kedua tangan dengan air mengalir setelah sarung tangan dilepaskan.

(31)

10 Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat uterus relaksasi untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit).

 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf

11 IV. Meyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran

Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, serta bantu ibu dalam menentukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya

 Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang ada

 Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar

12 Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi konraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).

13 Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran

 Bimbing agar ibu dapat meneran secara benar dan efektif.

 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai.

 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)

 Anjurkan ibu untuk beristirahat saat tidak berkontraksi, dan berikan cukup asupan makan dan minum

 Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu

 Berikan asupan cairan peroral (minum)

 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai

 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida)

14 Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

15 V. Persiapan pertolongan kelahiran bayi

Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.

16 Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu

(32)

17 Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan 18 Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

19 VI. Persiapan pertolongan kelahiran bayi

Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva, maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi kepala bayi fleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan untuk meneran secara efektif atau bernafas cepat dan dangkal.

20 Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan kelahiran bayi.

 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi

 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut

21 Tunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan lahirnya bahu

22 Setelah kepala melakukan putar paksi luar, pegang secara biparietal.

Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan kearah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

Lahirnya badan dan tungkai

23 Setelah kedua bahu lahir, geser tangan atas kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan, dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas (jempol berada di dada) untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.

24 Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang kedua mata kaki.

25 VII. Penanganan bayi baru lahir Lakukan penilaian (selintas)

 Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan?

 Apakah bayi bergerak dengan aktif?

Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-megap lakukan langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir) 26 Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.

27 Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.

28 Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik

(33)

29 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir. Suntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas bagian antero lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).

30 Setelah 2 menit pasca persalinan, klem tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari tali pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama

31 Pemotongan dan pengikatan tali pusat.

 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut.

 Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya

 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan 32 Letakkan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit. Luruskan bahu bayi

sehingga bayi menempel di dada/perut ibu . Berikan topi dan selimuti bayi.

Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.

33 VIII. Penatalaksanaan aktif kala III

Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

34 Letakkan satu tangan di fundus ibu untuk menentukan kontraksi awal, setelah itu jika muncul kontraksi pindah tangan ke tepi atas simfisis. Tangan yang lain memegang tali pusat.

35 Saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah dorso kranial secara hati-hati untuk mencegah inversio uteri. Pertahankan dorso kranial selama 30-40 detik. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik atau sampai kontraksi berkurang, hentikan penegangan tali pusat terkendali (PTT) dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas.

 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.

Mengeluarkan plasenta

36 Lakukan PTT dan dorongan dorso kranial hingga plasenta terlepas (ditandai dengan semburan darah, tali pusat memanjang, dan uterus globuler), minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir.

 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta

 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:

 Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM

 Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan

 Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya

 Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi perdarahan,segera lakukan plasenta manual

(34)

37 Saat plasenta muncul diintroitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta (searah jarum jam) hingga selaput ketuban terpilin dan kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.

 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal

Rangsangan taktil (masase) Uterus

38 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi.

 Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase

39 IX. Menilai perdarahan

Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan terutama wewenang bidan jika berada pada derajat dua (mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum).

 Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan

40 Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu (pars maternal yaitu, kotiledon) maupun bayi (pars fetali yaitu, selaput amnion) dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta kedalam kantung plastik atau tempat khusus.

41 X. Asuhan pasca persalinan

Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.

Evaluasi

42 Pastikan kandung kemih kosong

43 Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh dan bilas di air DTT tanpa melepas sarung tangan, kemudian keringkan dengan handuk

44 Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi 45 Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

46 Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.

47 Pantau konsisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernapas baik (40- 60x/menit) serta suhu tubuh normal memakai termometer aksila (36,5- 37,5ºC).

 Jika bayi sulit bernapas, merintih, atau retraksi, diresusitasi dan segera merujuk ke rumah sakit.

 Jika bayi napas terlalu cepat, segera dirujuk.

(35)

 Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Kembalikan bayi kulit-ke-kulit dengan ibunya dan selimuti ibu dan bayi dengan satu selimut.

Kebersihan dan Keamanan

48 Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

49 Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI, anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya

50 Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah dekontaminasi 51 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai.

52 Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%

53 Celupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

54 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering

55 Pakai sarung tangan bersih/ DTT untuk memberikan vitamin K1 1 mg intra muscular (IM) di 1/3 paha kiri anterolateral. Beri salep/tetes mata pencegahan (eritromisin 0,5% atau Tetrasiklin 1%), dan lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir.

56 Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan (1 jam setelah kelahiran bayi), pastikan kondisi bayi baik. Pernafasan normal (40-60 kali/menit) dan temperature tubuh normal memalui termometer aksila (36,5-37,5°C) setiap 15 menit 57 Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan suntikan Hepatitis B (HB0

Uniject 0,5 ml) di paha kanan antero lateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan.

58 Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

59 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

Dokumentasi

60 Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

(36)

Lampiran 19 Catatan Kesehatan Ibu Bersalin dan Bayi Batu Lahir

(37)

Lampiran 20 Lembar Konsultasi

Referensi

Dokumen terkait