• Tidak ada hasil yang ditemukan

lan Bab 11.rtf - Direktori File UPI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "lan Bab 11.rtf - Direktori File UPI"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Lanjutan bab 11 1.4

a.

dV

K dT T C T dV

T p dT C TdS

T V

V

v

 = +

 

∂ + ∂

=

Penurunannya :

Anggap S=S(T,V), maka untuk proses infinitesimal

dV

V dT S T ds S

T V

 

 

∂ + ∂

 

 

= ∂

Ingat : V

V V

T C Q T

T S  =

 

= ∂

 

 

untuk proses reversibel dan dari M-3 :

V

T

T

P V

S 

 

= ∂

 

 

,

yang setelah diisikan menghasilkan :

dV

T dT P T dS C

V

V

 

∂ + ∂

=

Pemakaiannya :

- Artinya : Kalau dari suatu sistem Cv=f(TV) dan persamaan keadaan diketahui, S=S(TV) diketahui pula

- Untuk proses non-reversibel berlaku tanda TdS>…..

- Rumus diatas memungkinkan kita menghitung ∆S pada proses isotermik atau isokhorik reversibel, menghitung ∆T pada proses isentrop atau isokhorik reversibel, ataupun ∆V pada proses isentrop atau isotermik reversibel.

- Bahkan menghitung kalor pada proses isotermik atau isokhorik reversibel, ada Cv dan persamaan keadaan sistem diketahui (lebih-lebih sebagai fungsi T dan V)

Contoh : 1 Mol gas van der walls dikompressi secara isotermik, hingga volumnya tingga separo dari volume semula; hitunglah kalor yang terlibat dalam proses ini.

{ dV

T T P T dV

T P dT C Tds

V V

V

 

= ∂

 

 

∂ + ∂

=

0

Untuk gas Van Der Walls :

V

2

a b V P RT −

= −

, maka :

b V

R T

P

V

= −

 

 

maka

Q

T0

= ∫

if

TdS

(karena proses bersifat isotermik reversibel) =

2 1

0

0

RT Ln

b V

b RT V

b V RT

f

dV

i

i

f

=

= −

= ∫ −

= negatif, berarti sistem mengeluarkan kalor.

Bagaimana QT0 untuk gas ideal ?

- Apabila diterapkan pada gas ideal, rumus TdS tersebut menjadi TdS = CvdT + PdV (bujktikan sendiri).

Catatan :

Rumus seperti (11.3) menyatakan bahwa fungsi yang diferensialnya terdapat dalam ruas kiri, dinyatakan sebagai fungsi T dan V, maka dapat diintegrasikan apabila Cv dan

T

V

P 

 

diketahui sebagai fungsi T dan V. Integrasik akan dapat berlangsung segera. Tetapi, apabila Cv dan atau

T

V

P 

 

tidakdiketahui sebagai funsi T dan V, peneylesaian integralakan lebih sukar/panjang,

karena variabel perlu dialihkan dahulu.

Besaran seperti

T

V

P 

 

meliputi koordinat P,V dan T maka dapat diketahi dari persamaan keadaan.
(2)

b.

dP CpdT T VdP T

T V dT Cp

TdS

p

P

β

=

 

 

− ∂

=

Penurunannya :

S=S(T,P), maka

dP

P dT S T dS S

T P

 

 

∂ + ∂

 

 

= ∂

, dan

dP

P T S T dT

T S TdS

T P

 

 

∂ + ∂

 

 

= ∂

Ingat : p

P

T C T S  =

 

dan dari M-4 :

P

T

T

V P

S 

 

− ∂

=

 

 

, maka

T dP T V CpdT TdS

P

 

 

− ∂

=

Pemakaian : diperlukan informasi tentang Cp dan persamaan keadaan sistem, lebih-lebih sebagai fungsi T dan P.

- Kalor yang terlibat dalam

ekspansi kompresi

isotermik pada To :

∫ = −    ∂ ∂   

=

f

i P

f

T i

dP

T T V

dS T

Q

0 0

0 dengan

T

P

V 

 

iambil dari persamaan keadaan.

- Kalor yang terlibat dalam

n pendingina

Pemanasan

isobarik pada P0 :

( ) T P dT

C Q

f

i

= .

- Proses isentropik :

∫ = ∫

if

   ∂ ∂   

P f

i

dP

T V T

Cp dT

; dengan rumus ini kita dapat menghitung

perubahan T pada proses isentrop dimana tekanan dinaikkan/diturunkan, atau kita dapat menghitung perubahan tekanan yang terjadi pada proses isentrop dimana suhu sistem dinaikkan/diturunkan.

- Apabila pada sistem ideal rumus (11.4) diatas menjadi TdS = CPdT-VdP - Rumus (11.4) memberi informasi tentang S=S(P,T)

Contoh : sejumlah raksa bersuhu 273 K. tekanan luarnya diperbesar dari 0 atm menjadi 1000 atm secara isotermik (reversibel). Kalau V = 15 mL, β = 178 x 10-6 1/K, dan K = 3,88 x 10-6 1/atm, tentukanlah jumlah kalor yang terlibat dalam proses ini, dan tentujkan juga usaha yang harus dilakukan.

Karena isotermik reversibel, maka T0dS = dQ = 0

dP . T T V

P

 

 

− ∂

= T V dP

QT

0 0

β

. Dengan menganggap bahwa volume raksa hanya sedikit sekali berubah, maka QT0 ≈ -T0 vβ(Pakhir-Pawal)

QT0 = -(173 K)(15x10-6)(1000 atm)(1.01 x 105 Pa/atm)(178x10-6 K-1) = -73,7 J (Kalor ini keluar sistem)

Kitqa dapat mengerti bahwa kalor ini keluar, karna benda ditekan, menerima energi mekanis, hingga menjadi panas. Tetapi karena proses berlangsung isotermik, maka kalor ini harus keluar.

= PdV

WT

0 , yang dapat dihitung kalau persamaan keadaan sistem diketahui, karena bukan demikian halnya, maka diadakan perubahan sebagai berikut :
(3)

P dP dT V

T dV V

T P

 

 

∂ + ∂

 

 

= ∂

untuk proses isotermik menjadi

dP PA P dP

dV V

T

T

 = −

 

= ∂

0 maka :

( )

∫ ≈ + ∫ = + −

+

=

f

i f i

f

T

PVk dP Vk

i

PdP Vk P P

W

2 2

2 1

0

=+(15x10-6m3)3,88x10-6 1/atm)1/2(1000atm)2(1,01x105 Pa/atm) = +2,94 J.

Dalam percobaan ini, kita masukkan 2,94 J ke dalam sistem, sistem kemudian mengeluarkan 73,7 J, maka menurut hukum ke-1, energi dalam sistem telah berkurang sebanyak (73,7-2,94) J = 70,76 J

c.

Cv dP

V dV dP Cp P Cv T V dV

Cp T TdS

V

P

+ β

= β

 

 

∂ + ∂

 

 

= ∂

Penurunannya adalah

S=S(V,P) maka

dP Pakai aturan rantai

P dV S V dS S

V P

=

 

 

∂ + ∂

 

 

= ∂

, maka

P dP T T

T S V dV

T T

T S TdS

V V

P P

 

 

 ∂

 

∂ + ∂

 

 

 ∂

 

= ∂

Maka :

dP

P Cv T V dV

Cp T TdS

V P

 

 

∂ + ∂

 

 

= ∂

Pemakaian :

- Untuk gas ideal berlaku :

V T nR

p V

T

P

=

=

 

 

, dan

P T nR

p P

T

V

=

=

 

 

, maka rumus

(11.5) menjadi

P CvT dP V

CpT dV

TdS = +

atau

P Cv dP V Cp dV

dS = +

- Rumus (11.5) diatas dipakai dalam soal menyangkut perubahan volum dan atau perubahan tekanan pada proses isontrop ataupun non-isentrop

Referensi

Dokumen terkait