• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lana Najiah NIM - repository iiq - IIQ Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Lana Najiah NIM - repository iiq - IIQ Jakarta"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Qira'at merupakan mazhab membaca Al-Qur'an yang digunakan oleh salah satu Imam Al-Qur'an sebagai mazhab yang berbeda dengan mazhab lainnya. Perbedaan bacaan Al-Qur'an mengenai substansi ucapan atau kalimat terkadang mempengaruhi makna ucapan atau kalimat tersebut, dan terkadang tidak. Seringkali Ibnu ``Âsyuri hanya mendukung satu qirâ‟ât saja, atau ia mengkompromi antar qirâ‟ât hanya dengan bacaan yang berbeda.

Perbedaan qirâ'ât Al-Qur'an mengenai isi lafazh atau frasa tersebut terkadang mempengaruhi makna lafazh atau frasa tersebut, dan terkadang tidak. Dengan demikian, perbedaan qirâ'ât Al-Qur'an dalam hal ini terkadang mempengaruhi istinbath hukumnya dan terkadang tidak. Al-Quran dengan berbagai qirâ'âtnya merupakan bacaan suci yang bersifat tauqîfî dan hanya didasarkan pada sistem narasi.

Oleh karena itu, ia terus memohon kepada Allah SWT untuk memperbanyak variasi qirât Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya melalui Malaikat Jibril (AS). Guru qira'at mengajarkan bacaan Al-Qur'an sesuai mushhaf yang dikirim ke negara tersebut.9. Sekitar akhir abad ke-2 H, peradaban Islam berhasil melahirkan banyak ulama qirât yang menguasai jenis-jenis sejarah qirât menurut mushaf Al-Qur'an yang terbagi.

Dengan menjelaskan perbedaan qirâ‟ât tersebut, Ibnu „Âsyûr merasa turut menjaga otentisitas Al-Qur'an dari sisi qirâ‟ât. Menurut Ibnu „Âsyûr, ilmu qirâ‟ât merupakan ilmu yang berdiri sendiri dalam arti mempunyai sejarah penyusunan dan kodifikasinya. Bagaimana model tafsir ayat ahkâm Ibnu „Âsyûr terkait perbedaan qirâ‟ât.

Pembatasan dan Perumusan Masalah

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tinjauan Pustaka

Kerangka Teori

Kumpulkan terlebih dahulu ayat-ayat ahkâm yang terdapat perbedaan qirâ'ât dalam tafsir At-Tahrîr wa at-Tanwîr. Kedua, mengkaji pengucapan qirâ‟ât berdasarkan kaidah qirâ‟ât yang ada dan menyimpulkan hasil penelitiannya.

Analisa Penelitian

Dalam menelusuri implikasi keberagaman ayat qirâ‟ât versus ayat ahkâm dalam penafsiran At-Tahrîr wa at-Tanwîr, akan digunakan beberapa langkah yang akan dilakukan penulis melalui analisis literatur, yaitu:. 13 Untuk mengetahui cara Ibnu ‘Âsyûr dalam menafsirkan ayat ahkam, penulis akan menjelaskan salah satu contoh ayat ahkam yang mempunyai qirâ‟ât berbeda di dalamnya:. Qirâ‟ât jumhur ulama membacanya dalam bentuk mufrad atau tunggal yaitu “al-miskîn” yang berarti satu orang miskin.31.

Meskipun qirât yang berbeda ini berasal dari kosa kata yang sama, namun menimbulkan sedikit perbedaan penafsiran. Qirât pertama dalam tafsir ayat ini mengandung makna bahwa orang yang tidak dapat berpuasa, baik karena tua, sakit, maupun karena sudah tua, wajib membayar fidya kepada orang miskin sesuai dengan hari tidak berpuasanya. , yang berdasarkan firman Allah SWT: “ayyâman ma’dûdât”. Manfaat membacanya dalam bentuk jamak adalah untuk menjamin pemahaman bahwa fidyah imbalan puasa yang terlewat diberikan kepada beberapa orang miskin, bukan hanya satu orang miskin saja.32.

Berbeda dengan qirâ‟âti kedua yang artinya jika seseorang tidak dapat berpuasa, karena usia tua, sakit atau. 32 Muhammad Al-Habsy, Al-Qirâ‟ât al-Mutawatirah wa atsruhâ fî ar-Rasm al-„Utsmânî wa al-Ahkâm es-Syari‟ah, (Beirut: Dâr Al-Fikr, 1999), hal. Dari contoh di atas, penulis menyimpulkan bahwa Ibnu Âsyur menggunakan qirâ‟ât dalam penafsiran ayat-ayat yang berkaitan dengan hukum.

Sistematika Penulisan

Namun pada kesempatan lain karena adanya qira'ât yang berbeda tersebut, maka Ibnu 'Âsyûr hanya mendukung satu qira'ât, dan pada kesempatan lain Ibnu 'Âsyûr berkompromi antara dua qira'ât yang bacaannya berbeda. Dilihat dari tafsir Ibnu 'Âsyûr dan mufassir lainnya, Ibnu 'Âsyûr termasuk salah satu mufassir yang menyertakan qirâ'ât dalam setiap tafsirnya. Ibnu 'Âsyûr seringkali hanya menyebutkan berbagai qirâ'ât yang terkandung dalam ayat yang dijelaskan tanpa menjelaskan panjang lebar penjelasan terkait qirâ'ât tersebut, seperti yang dilakukan beberapa mufasir lain seperti Wahbah Az-Zuhailî, Abu Hayyân, Al-Qurthubî dan lain-lain. .

Namun Ibnu 'Âsyûr merupakan seorang mufassir yang mempunyai peranan penting dalam mensosialisasikan keberagaman qirâ'ât, mengembangkan makna dan i'rab dalam penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an. Melalui kajian ini kita dapat membuka wawasan kita dalam memahami pengaruh qirâ'ât terhadap penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an. Maka ikutlah para mantan mufassir untuk lebih mensosialisasikan keberagaman qirâ'ât yang masih sangat jarang diketahui umat Islam pada umumnya.

Lakukan penelitian lebih lanjut terhadap qirâ'ât yang terdapat dalam penjelasan Ibnu 'Âsyûr pada ayat-ayat lain seperti: teologi, akhlak, sosial dan lain-lain sehingga dapat ditemukan gambaran lebih lanjut mengenai peranan dan implikasi qirâ'ât dalam penafsiran ayat tersebut. Alquran yang nantinya akan menghasilkan produk hukum. Atar, Hasan Dhîâ' ad-Dîn, al-Ahruf as-Sab'ah wa Manzilah al-Qirâ'ât minhâ, Bairut: Dâr al-Basyâ'ir al-Islâmîyah, 1988, Cet. Bâzamûl, Muhammad ibn 'Umar, Al-Qirâ'ât wa Âtsaruhâ fî at-Tafsîr wa al-ahkâm, Jilid I, Rîâdh: Dâr al-Hijrah, 1413 H, Cet.

Ad-Dimasyqî, Ibrâz al-Ma’anî min Hirz al-‘Amânî fî al-Qirâ’ât as-Sab’ li al-Imâm asy-Syâthibî, Mesir: Maktabah Mushthafâ Albânî al-Halabî wa Aulâduhu, t.t. Ad-Dimasyqî, Abi al-Khair Muhammad bin Muhammad, masyhur disebut Ibn al-Jazarî, An-Nasyr fî al-Qirâ'ât al-'Asyr, Juz II, t.tp.: t.p., t.t. Fahrudin, Ali, Pengaruh Qirâ'ât dalam Penafsiran Ayat-ayat Relasi Gender, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2006.

El-Habsy, Muhammed, El-Qirâ'at el-Mutawatirah ue atsruhâ fî ar-Rasm el-'Utsmani ue el-Ahkam es-Syari'ah, Bejrut: Dâr El-Fikr, 1999. El-Husshari, Mahmûd Khalîl, El-Qirâ'at al-'Ashr min asy-Syâthibiyyah we ad-Durrah, Kairo: Maktabah Es-Sunneh, 2003. Ibn Muxhahid, Ahmad ibn Mûsâ, Kitâb es-Sab'ah fî el-Qirâ'ât, tahqîf Syauki Dahahid , Kairo: Dâr al-Ma'ârif, 1400 H, Set.

Qirâ'ât Sab'ah di Indonesia", Makalah disampaikan pada Seminar: Qirâ'ât Sab'ah dan Tafsir Bahasa Indonesia yang diselenggarakan oleh IPQAHDKI. Al-Kadhi, 'Abdul-Fattâh, Al-Budûr ez-Zâhirah fî al-Qirâ 'at al-'Asyr al-Mutawatirah min Tharikah esh-Syâthibiyah wa ad-Durî, Beirut: Dâr al-Kitâb al-'Arabi, 1981.

Referensi

Dokumen terkait